You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar belakang Beban kendaraan yang dilimpahkan kelapisan perkerasan melalui roda-roda kendaraan selanjutnya di sebarkan kelapisan-lapisan di bawahnya dan akhirnya diterima oleh tanah dasar. Dengan demikian tingkat kerusakan kontruksi perkerasan selama pelayanan tidak saja di tentukan oleh kekuatan dari lapisan perkerasan tetapi juga oleh tanah dasar. Daya dukung tanah dasar dipengaruhi oleh jenis tanah ,tingkat kepadatan kadar air kondisi dranase dll. Daya dukung tanah dasar (subgrade) pada perencanaan lentur dinyatakan dengan nilai CBR (California Beraing Ratio). Dimana CBR adalah perbandingan antara beban yang dibutuhkan untuk penetrasi,contoh tanah sebesar 0,1/0,2 dengan beban yang di tahan batu pecah standar pada penetrasi 0,1/0,2 jadi harga CBR adalah nilai yang menyatakan kwalitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100 % dalam memikul beban lalulintas. Berdasarkan cara mendapatkan contoh tanahnya, CBR dapat di bagi atas : 1. CBR lapangan 2. CBR lapangan rendaman 3. CBR rencana titik Dalam laporan praktikum perkerasan jalan ini akan di bahas mengenai cara menentukan nilai CBR lapangan dengan menggunakan data Dynamic Cone Penetrometer (DCP) . 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan laporan praktikum perkerasan jalan ini adalah sebagai berikut : 1. Mendapatkan nilai CBR lapangan 2. Mengetahui dan bisa mengoperasikan alat DCP 3. Mengetahui cara mengolah data dari DCP sehingga di hasilkan nilai CBR lapangan sesuai dengan kondisi tanah saat itu

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan

BAB II CARA PENGGUNAAN DCP 2.1. Maksud Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Alat ini digunakan untuk menentukan nilai CBR ( California Bering Ratio ) sub grade, sub base atau base coarse suatu system perkerasan secara cepat dan praktis sebagai pekerjaan Quality Control pembuatan jalan. DCP mulai digunakan di indonesia sejak tahun 1985/1986 pemeriksaan dengan alat DCP menghasilkan data kekuatan tanah sampai 90 cm di bawah tanah dasar.

Gambar 2.1. Dynamic Cone Penetrometer (DCP) 2.2. Spesifikasi DCP 1) Konus 2) Palu penumbuk 3) Mistar : Baja khusus diameter 20 mm, sudut kemiringan 300 : berat 8 kg, tinggi jatuh 575 mm : 10 cm

4) Batang penetrasi : diameter 16 mm Hasil pemeriksaan dapat dapat dinyataka dengan : 1. Penetrabilitas Skala penetrometer (SPP) yaitu mudah atau tidaknya melakukan penetrasi kedalaman tanah. Dinyataka dalam cm / tumbukan 2. Tahanan Penetrasi Skala (SPR) yaitu sukar atau tidaknya melakukan penetrasi kedalaman tanah. Dinyatakan tumbukan / cm Data lapangan umunya dalam SPP, tetapi dalam analisa data dipergunakan SPR

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan

2.3. Cara Pemakaian 1) Letakkan Alat DCP yang telah dirakit diatas permukaan tanah atau sirtu secara vertical 900 , jika terjadi penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan pengukuran yang relative besar. 2) Baca posisi awal penunjukan mistar ukur ( X0 ) dalam satuan mm. Penunjukkan X0 tidak perlu tepat pada angka nol karena nilai X0 ini akan diperhitungkan pada nilai penetrasi. Masukkan nilai X0 pada format kolom ke 2 ( pembacaan mistar ), untuk tumbukan N = 0 kolom ke 1. 3) Angkat palu penumbuk sampai menyentuh pemegang. Lalu lepaskan sehingga menumbuk landasan penumbuk, tumbukkan ini menyebabkan konus menembus lapisan material uji. 4) Baca posisi penunjukkan mistar ukur ( X1 ) terjadi penetrasi. Masukkan nilai X1 ini pada format kolom ke 2 ( pembacaan mistar mm ) Untuk tumbukkan N = 1 ( baris ke 2 ) Isilah kolom ke 3 ( penetrasi mm ) pada format data yaitu selisih antara X1 dan X0 ( X1 X0 ). Kemudian isi kolom ke 4 pada format data besarnya nilai
25 X1 X1 X 2

5) Ulangi prosedur 3 dan 4 berulang kali sampai batas kedalaman lapisan yang akan diperiksa. Masukkan data X2, X3, X4, Xn Pada kolom ke 2 blanko data sesuai dengan baris n = 2. n = 3, n = 4, .. n = n. 6) Isilah kolom ke 3 ( penetrasi mm ) pada format data yaitu selisih antara X1 dengan X0 ( 1 = 2,3,4, n ) 7) Korelasi dengan nilai CBR diperoleh dengan mempergunakan kertas transparan seperti pada gambar 2.1. kertas transparan tersebut digeser-geserkan dengan tetap menjaga sumbu grafik pada kedua ganbar sejajar, sehingga diperoleh garis kumulatif tumbukan (data SPP) berimpit dengan salah satu garis pada kertas transparan. Nilai yang ditunjukkanoleh garis tersebut merupakan nilai CBR lapangan pada kedalaman tersebut.

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan

Gambar 2.2 Grafik korelasi antara DCP dan CBR lapangan

BAB III

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan

HASIL DCP DAN PENENTUAN CBR Pekerjaan Tanggal Pengujian Lokasi No./Titik : 1 DATA LAPANGAN TUMBUKAN PEMBACAAN PENETRASI MISTAR (N) ( mm ) ( mm ) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Pekerjaan Tanggal Pengujian Lokasi No./TITIK : 2 DATA LAPANGAN TUMBUKAN PEMBACAAN PENETRASI MISTAR (N) ( mm ) ( mm ) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 40 150 275 400 469 537 556 576 600 0 110 235 360 429 497 516 536 560 NILAI CBR % GRAFIK CBR (%) 10 8,9 8,3 17,2 19,1 80 79 72 30 135 170 225 295 374 449 550 635 0 105,0 140,0 195,0 265,0 344,0 419,0 520,0 605,0 : Pengujian CBR : 23 Oktober 2010 : Gerbang barat NILAI CBR % GRAFIK CBR (%) 0 12,1 40,5 25,3 19,4 17,2 18,5 13,5 15 Kritis Maksimum : Pengujian CBR : 23 Oktober 2010 : Gerbang utama

Kritis Maksimum

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan

Pekerjaan Tanggal Pengujian Lokasi No./TITIK : 3

: Pengujian CBR : 13 Oktober 2010 : Tugu

DATA LAPANGAN TUMBUKAN PEMBACAAN PENETRASI MISTAR (N) ( mm ) ( mm ) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pekerjaan Tanggal Pengujian Lokasi Garfik hasil pemeriksaan alat DPC 50 165 210 250 300 356 450 465 535 596 725 0 115 160 200 250 306 400 415 485 546 675 NILAI CBR % GRAFIK CBR (%) 13,5 39 40 31 29 16,2 100 21 25,5 11,7

Maksimum Kritis

: Pengujian CBR : 23 Oktober 2010 : Gerbang utama

Pekerjaan

: Pengujian CBR

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan

Tanggal Pengujian Lokasi Garfik hasil pemeriksaan alat DPC

: 23 Oktober 2010 : Gerbang barat

Pekerjaan Tanggal Pengujian Lokasi Garfik hasil pemeriksaan alat DPC

: Pengujian CBR : 23 Oktober 2010 : Tugu

BAB V

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan

PENUTUP 3.1.Kesimpulan Dari bab III dapat diketahui nilai CBR lapangan kritis dan maksimum dari tiap titik diantaranya : 1. Titik 1 (gerbang utama) nilai CBR lapangan kritis berada di tumbukan ke 1 pembacaan mistar 135 mm dengan nilai 12,1% dan nilai CBR maksimum berada di tumbukan ke 2 pembacaan mistar 170 mm dengan nilai 40,5%. 2. Titik 2 (gerbang barat) nilai CBR lapangan kritis berada di tumbukan ke 3 pembacaan mistar 400 mm dengan nilai 8,3% dan nilai CBR maksimum berada di tumbukan ke 6 pembacaan mistar 556 mm dengan nilai 80%. 3. Titik 3 (tugu) nilai CBR lapangan kritis berada di tumbukan ke 10 pembacaan mistar 725 mm dengan nilai 11,7% dan nilai CBR maksimum berada di tumbukan ke 7 pembacaan mistar 465 mm dengan nilai 100%. prakatikum perkerasan jalan ini dapat di simpulkan bahwa nilai CBR lapangan yang diperoleh dari data DCP, nilai tertinggi berada pada lokasi tugu dimana korelasi nilai CBR diperoleh dengan mempergunakan kertas transparan seperti gambar 2.1 diperoleh nilai CBR sebesar 100% pada tumbukan ke 7 pembacaan mistar 465 mm dan nilai CBR lapangan terkritis berada di lokasi gerbang barat dengan nilai 8,3% pada tumbukan ke 3 pembacaan mistar 400mm. 3.2 Saran Korelasi penentuan nilai CBR dari data DCP dengan mempergunakan kertas transparan ini sebaiknya dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari hasil test CBR dengan nilai DCP dari lokasi yang berdekatan dengan lokasi dimana CBR tersebut dilaksanakan.

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan

You might also like