Professional Documents
Culture Documents
Menurut kriteria WHO penderita dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi bila tekanan darah sistolik sama atau lebih besar dari 160 mmHg, tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 95 mmHg.
Hipertensi Primer
Defek pada penanganan garam Kelainan membran plasma (ex : gangguan pompa Na K) Defek pada gen yang mengkode RAA system Reaktivitas p.d. thp vasokonstriktor Penyebab pe vasokonstriksi : behaviour & life style neurogenik hormonal diet
Hipertensi Sekunder
Hipertensi Kardiovskuler aterosklerosis, vaskulitis, coartasio aorta Hipertensi Renal oklusi parsial arteri renalis atau penyakit pd jaringan ginjal Hipertensi Endokrin feokromositoma, sindrom conn, tyrotoxicosis Hipertensi Neurogenik Defek pada pusat kontrol, pe tekanan intrakranial
2. Hipertensi sekunder 5%
a. Penyakit ginjal: penyakit ginjal khronis, gagal ginjal khromis, stenosis a. renalis, ginjal polikistik. b. Gangguan sistem endokrin: sindrom Cushing, sindrom Conn, Phaeochromocytoma c. Sebab vaskuler: Koartasio aorta d. Sebab neurogen: psikhogen, meningkatnya tekanan intrakranial
Merokok Mikroalbuminuria (GFR<60 mL/mnt) Obesitas (BMI 30) Umur (pria>55 tahun, wanita>65 tahun) Physical inactivity Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskuler dini Dislipidemia DM Stress Asupan garam berlebih RAS Lingkungan
Gejala Klinis
Hipertensi biasanya tidak mempunyai tanda dan gejala tidak menyadari 1/3 dari org hipertensi tidak mengetahui bahwa mereka hipertensi. Cara mengetahuinya hanya dengan mengukur tekanan darah. Tetapi jk tekanan darah terlalu tinggi, maka akan menimbulkan : Sakit kepala yang parah Fatigue Masalah penglihatan Nyeri dada Susah bernafas Denyut jantung irreguler Adanya darah pada urin
Hb/Ht
CT Scan
BUN / kreatinin
Urinalisa
Glucosa
EKG
Foto toraks
Elektrolit
Profil lipid
HT
HT
DM
Lifestyle Modifications
Not at Goal Blood Pressure (<140/90 mmHg) (<130/80 mmHg for those with diabetes or chronic kidney disease)
Stage 1 Hypertension
(SBP 140159 or DBP 9099 mmHg) Thiazide-type diuretics for most. May consider ACEI, ARB, BB, CCB, or combination.
Stage 2 Hypertension
(SBP >160 or DBP >100 mmHg) 2-drug combination for most (usually thiazide-type diuretic and ACEI, or ARB, or BB, or CCB)
Not at Goal Blood Pressure Optimize dosages or add additional drugs until goal blood pressure is achieved. Consider consultation with hypertension specialist.
Dimulai dengan pengobatan non farmakologi (Pre hipertensi) pengobatan farmakologi pada hipertensi stage I
Monoterapi
Dosis kecil yang dapat dititrasi mencapai dosis maksimal tekanan darah < 160/100 mmHg
Terapi kombinasi Target TD diperkirakan tidak tercapai dengan monoterapi Terdapat kondisi medik yang mengharuskan pencapaian target TD lebih HT St II
Modifikasi
Rekomendasi
Penurunan berat badan(BB) Adopsi pola makan DASH Diet rendah sodium
Pelihara berat badan normal (BMI 18.5 24.9) Diet kaya dengan buah, sayur, dan produk susu rendah lemak Mengurangi diet sodium, tidak lebih dari 100meq/L (2,4 g sodium atau 6 g sodium klorida)
2-8 mmHg
Aktifitas fisik
Regular aktifitas fisik aerobik seperti jalan kaki 30 menit/hari, beberapa hari/minggu
Limit minum alkohol tidak lebih dari 2/hari (30 ml etanol [mis.720 ml beer], 300ml wine) untuk laki-laki dan 1/hari untuk perempuan
4-9 mmHg
2-4 mm Hg
ACE-I
DIURETIK
ARB
CCB
Hipertensi kronik pada kehamilan golongan metildopa Hipertensi akut berat pada preeklamsia hidralazin atau labetalol, parenteral. Diuretik tiazid KI pada hipertensi dengan penyakit gout
Beta Blocker KI pada penyakit paru obstruksi atau A-V blok berat.
Perjalanan penyakit berbeda-beda. Bila hipertensi sedang, pasien dapat bertahan berpuluh-puluh tahun. Bila keras, bisa payah jantung dalam waktu 1 tahun 35% penderita hipertensi meninggal karena penyakit jantung, 20% karena uremi, 15% karena kecelakaan cerebrovaskuler (CVA).