You are on page 1of 27

ISI I. SKENARIO Seorang atit angkat besi sedang berlatih mengangkat barbel.

Dia melakukan kesalahan gerakan sehingga barbel terjatuh menimpa tungkai atas yang menjadi bengkok, tidak bisa digerakkan, dan terasa sakit. Tiga bulan kemudian tungkainya kembali normal, menjadi lurus kembali, dan dapat digerakkan seperti biasa. II. IDENTIFIKASI MASALAH 1. Apa saja yang terlibat dalam proses mengangkat barbel ? 2. Apa yang dimaksud dengan kesalahan gerakan ? 3. Faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan gerakan ? 4. Mengapa tungkai atas bengkok ? 5. Apa sebab tungkai atas tidak bias digerakkan ? 6. Bagaiman proses rasa sakit pada tungkai atas yang bengkok ? 7. Mengapa perlu 3 bulan untuk pulih ? 8. Faktor apa yang mempengaruhi tungkai kembali lurus ? 9. Bagaiman proses tungkai kembli normal ? 10. Apa yang harus dilakukan agar tungkai kembali dapat digerakkan ? III. HIPOTESIS

Otot, Rangka, Sendi dalam keadaan normal

Kesalahan gerakan

Otot, Rangka, Sendi dalam keadaan abnormal Proses remodeling selama 3 bulan Otot, Rangka, Sendi dalam keadaan kembali normal

IV.

LEARNING ISSUES A. Tulang a. Anatomi Macam-macam tulang berdasarkan Lokasi

c. B. Sendi C. Otot

Macam-macam tulang berdasarkan Bentuk Komposisi tulang Fungsi tulang Remodelling Struktur tulang Macam-macam sendi berdasarkan struktur Macam-macam sendi berdasarkan gerakan

b. Fisiologi

Histologi

a. Anatomi c. V. Klasifikasi otot berdasarkan lokasi Klasifikasi otot Mekanisme kontraksi-relaksasi Energi untuk melakukan kontraksi-relaksasi Calsium Pulse b. Histologi Fisiologi

LEARNING OUTCOMES A. TULANG a. Anatomi Macam-macam Tulang Berdasarkan Lokasi I. Rangka Aksial A. Tengkorak Tengkorak tersusun dari 22 tulan: 8 tulang Kranial dan 14 tulang fasial. 1. Kranium : membungkus dan melindungi otak Tulang Frontal membentuk dahi, langit-langit rongga nasal, dan langit-langit orbita (kantong mata) Tulang Parietal menbentuk sisi dan langit-langit kranium Tulang Oksipital belakang kranium Tulang Temporal membentuk bagian dasar dan bagian sisi dari kranium Tulang Etmoid adalah struktur penyangga penting dari rongga nasal dan berperan dalam pembentukan orbita mata membentuk bagian dasar dan bagian

Tulang sphenoid berbentuk seperti kalelawar dengan sayap terbentang. Tulang ini membentuk dasar anterior kranium dan berartikulasi kearah lateral dengan tulang temporal dan kea rah anterior dengan tulang etmoid dan tulang frontal

Osikel Auditori fungsinya dalam proses pendengaran Tulang Wormian adalah tulang kecil, yang jumlahnya bervariasi dan terletak dalam sutura

2. Tulang-tulang wajah Tulang-tulang wajah tidak bersentuhan dengan otak. Tulang tersebut disatukan sutura yang tidak dapat bergerak, kecuali pada mandibula atau tulang rahang. Tulang-tulang Nasal membentuk penyangga hidung dan berartikulasi dengan septum nasal Tulang-tulang palatum membentuk bagian posterior langitlangit mulut (langit-langit keras), bagian tulang orbital, dan bagian rongga nasal. Tulang-tulang zigomatik (malar) membentuk tonjolan pada tulang pipi. Tulang-tulang Maksilar membentuk rahang atas Tulang Lakrimal berukuran kecil dan tipis, serta terletak diantara tulang etmoid dan maksila pada orbita. Tulang lakrimal berisi suatu celah untuk lintasan duktus lakrimal, yang mengalirkan airmata ke rongga nasal. Tulang Vomer membentuk bagian tengah dari langit-langit keras di antara palatum dan maksila , serta turut membentuk septum nasal Konka nasal inferior (turbinatum) Mandibula tulang rahang bagian bawah

3. Tulang hioid Tulang berbentuk tapal kuda yang unik karena tidak berartikulasi dengan tulang lain. Tulang hioid ini ditopang oleh ligamen dan otot dari prosesus stiloideus temporal.

4. Sinus Paranasal Terdiri dari ruang-ruang udara dalam tulang tengkorak yang berhubungan dengan rongga nasal. B. Vertebrata

Kolumna Vertebrata menyangga berat tubuh dan melindungi medulla spinalis. Kolumna ini terdiri dari vertebrata-vertebrata yang di pisahkan diskus fibrokartilago intervertebral. a. Ada tujuh tulang vertebra serviks, 12 vertebra toraks, 5 vertebra lumbal, dan 5 tulang vertebra sakrum, ysng menyatu menjadi sakrum dan tiga sampai lima tulang koksigeal yang menyatu menjadi tulang koksiks. b. Ke-31 pasang saraf spinal keluar melalui foramina (foramen) intervetebralis di antara vertebra yang letaknya bersebelahan. C. Sternum dan Tulang Iga 1. Sternum (tulang dada) terbentuk dalam tiga bagian : manubrium atas, badan (galadiolus), dan prosesus sifoid. 2. Tulang Iga. Ke-12 pasang tulang igabarartikulasi ke arah posterior dengan faset tulang iga pada prosesus transversa di vertebrata toraks. 7 pasang iga sejati, 3 pasang iga semu, 2 pasang iga melayang.

II. Rangka Apendikular Rangka Apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang lengan serta tungkai. A. Setiap Girdel Pektoral memiliki dua tulang-klavikula dan scapula-dan berfungsi untuk melekatkan tulang lengan ke rangka aksial. 1. Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi;tepi vertebrata(medial), tepi superior, dan tepi lateral. 2. Klavikula (tulang kolar) adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral, berartikulasi dengan prosesus akromion pada scapula dan secara medial dengan manubrium pada takik klavikular untuk membentuk sendi sternoklavikular. B. Lengan Atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah, dan tulang tangan. 1. Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. 2. Tulang-tulang dari lengan bawah adalah ulna pada sisi medial dan tulang radius di sisi lateral (sisi ibu jari) yang di hubungkan dengan suatu jaringan ikat fleksibel, membran interoseus.

Ada 3 macam tulang yang menyusun tangan : 1. Tulang Pergelangan Tangan (Karpus) Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang karpal interguler yang tersusun dalam dua barisnya terdiri dari empat tulang. Barisan tulang karpal proksimal yang terdiri dari navicular (skafoid), lunatum, trtrikuetral (triangular), dan pisiform. Barisan tulang karpal distal yang terdiri dari : Trapezium, Trapezoid, Kapitatum, Hamatum. 2. Tangan Tangan tersusun dari lima tulang Metakarpal dimana semua tulang metakarpal berukuran serupa kecuali tulang metakarpal pertama pada ibu jari. Setiap tulang metakarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan barisan distal tulang kapal pergelangan tangan kepala tulang metakarpal membentuk buku jari yang menonjol pada tangan. 3. Tulang-Tulang Jari (phalanges) Setiap jari memiliki tiga tulang yaitu proksimal, tulang medial, dan tulang distal, kecuali ibu jari yang hanya memiliki tulang proksimal dan medial saja. C. Girdel Pelvis Mentransmisikan berat trunkus ke bagian tungkai bawah dan melindungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri dari dua tulang panggul

(disebut juga ossa koksa, tulang tanpa nama, atau tulang pelvis) yang bertemu pada sisi anterior simfisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior dengan sakrum. D. Tungkai Bawah Secara anatomis, bagian proksimal dan tungkai bawah antara girdel pelvis dan lutut adalah paha; bagian antara lutut dan pergelangan kaki adalah tungkai. 1. Femur dalam bahasa latin yang berarti paha, adalah tulang terpanjang, terkuat dan terberat dari semua tulang pada rangka dan tubuh. 2. Tulang Tungkai adalah tulang tibia medial daan tulang fibula lateral. 3. Pergelangan kaki dan kaki tersusun dari 26 tulang yang di atur dalam tiga rangkaian.

Tarsal terdiri dari 7 buah tulang. Tulang yang terbesar adalah atau biasa disebut tumit. Tarsal membentuk artikulasio dengan metatarsol, yaitu kelima jari kaki. Falang adalah tulang penyusun jari. Seperti pada jari tangan, terdapat dua buah falanges pada masing-masing ibu jari dan 3 buah falanges pada jar lain. Diantara falanges terdapat sendi engsel yang memungkinkan gerak satu bidang. Ibu jari kaki tidak sefleksibel ibu jari tangan. Hal ini disebabkan pada ibu jari kaki tidak memiliki sendi karpometakarpal seperti yang dimiliki ibu jari tangan. Pada ibu jari tangan terdapat sendi pelana yang membuat ibu jari tangan lebih bebas bergerak dari pada ibu jari kaki. III. Persendian Terjadi saat permukaan 2 tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya.

Macam-macam Tulang Berdasarkan Bentuk Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi 5 yaitu tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, tulang irregular, dan tulang sesamoid. Tulang panjang ditemukan di tungkai. Tulang berelongasi dan berbentuk silindris, serta terdiri dari epifisis dan diafisis. Fungsi tulang ini adalah untuk menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan. Tulang pendek adalah tulang pergelangan tangan (karpal) dan tulang pergelangan kaki (tarsal). Tulang tersebut berstruktur kuboidal atau bujur, dan biasanya ditemukan berkelompok untuk memberikan kekuatan dan kekompakan pada area yang pergerakannyaterbatas. Sebagian besar tulang pendek adalah tulang cancellus, yang dikelilingi lapisan tipis tulang kompak. Tulang pipih ada pada tulang tengkorak, iga, dan tulang dada (sternum). Struktur tulang yang mirip lempeng ini memberikan suatu permukaan yang luas untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan. Dua lempeng tulang kompak (dikenal sebagai tabula luar dan tabula dalam pada cranium) membungkus lapisan berongga (diples). Tulang irregular adalah tulang yang bentuknyatidak beraturan dan tidak termasuk kategori di atas; meliputi tulang vertebra dan tulang osikel telinga. Strukturnya sama dengan tulang pendek yaitu tulang cancellus yang ditutupi lapisan tulang kompak yang tipis. Tulang sesamoid adalah tulang kecil bulat yang masuk ke formasi tulang patella (tempurung lutut), yang persendian atau bersambungan dengan kartilago, ligament, atau lainnya. Salah satu contohnya adalah merupakan tulang sesamoid terbesar

Tulang Panjang

Tulang Ireguler

Tulang Pipih

Tulang Pendek

Tulang Sesamoid

Komposisi Tulang Tulang terdiri dari : 1) Sel-sel : Osteosit, Osteoblas, Osteoklas 2) Matriks Ekstraselular Tersusun dari serat-serat kolagen organik & garam-garam anorganik (fosfor dan kalsium). Serat-serat kolagen tertanam pada substansi dasar. Substansi dasar tulang terdiri dari sejenis proteoglikan. Garam-garam tulang dlm bentuk Kristal kalsium fosfat disebut hidroksiapit. Persenyawaan antara kolagen & Kristal hidroksiapit bertanggung jawab atas daya renggang dan daya tekan tulag yang besar.

b. Fisiologi Fungsi Tulang 1. Tulang memberikan topangan dan bentuk pada tubuh 2. Tulang membantu pergerakan. Tulang berartikulasi dengan tulang lain pada persendian dan berfungsi sebagai pengungkit . Jika otot-otot (yang tertanam pada tulang) berkontraksi, kekuatan yang diberikan pada pengungkit menghasilkan gerakan. 3. Perlindungan. Sistem rangka melindungi organ-organ lunak yang ada dalam tubuh. 4. Pembentukan sel darah (hematopoiesis). Sumsum tulang merah, yang ditemukan pada orang dewasa dalam tulang sternum, iga, badan vertebra, tulang pipih pada cranium, dan pada bagian ujung tulang panjang, merupakan tempat produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit darah. 5. Tempat penyimpanan mineral. Matriks tulang tersusun dari sekitar 62% garam anorganik, terutama kalsium fosfat dan kalsium karbonat dengan jumlah magnesium, klorida, florida, sitrat yang lebih sedikit. Rangka mengandung 99% kalsium tubuh. Kalsium dan fosfor disimpan dalam tulang agar bisa ditarik kembali dan dipakai untuk fungsi-fungsibtubuh. Zat tersebut kemudian diganti melalui nutrisi yang diterima.

10

Remodelling Tulang Sel dan matriks tulang tidak mampu memperbaiki diri sendiri secara langsung tanpa bantuan dari jaringan yang berhubungan. Perbaikan hampir dimulai bersamaan dengan saat terjadinya cedera.

1. Jika tulang mengalami fraktur, reaksi pertama adalah pembentukan hematoma (gumpalan darah yang besar). Pembuluh darah pada area cedera mengalami hemoragi dan pembekuan. 2. Hematoma kemudian diinvasi dengan cara meregenerasi pembuluh darah, osteoblas, dan osteoklas dari periosteum dan endosteum. a. Makrofag dalam darah mengeluarkan bekuan dan fragmen jaringan mati (debris). b. Osteoblas mengeluarkan matriks tulang yang rusak. 3. Pembelahan sel yang cepat dari periosteum dan endosteum mengisi dan mengelilingi fraktur serta membentuk kalus eksternal (melingkari cedera) dan kalus internal (dalam rongga sumsum tulang) kartilago hialin. 4. Fraktur kemudian diperbaiki melalui proses osifikasi endokondrial dan osifikasi intramembranosa yang berlangsung pada fragmen kartilago kecil dalam kalus eksternal dan internal. 5. Kalus tulang yang terbentuk kemudian mengalami reorganisasi dan diganti dengan tulang lamela kompak. 6. Dengan demikian, tulang sembuh dan kembali ke struktur tulang aslinya. c. Histologi Struktur Tulang 1. Tulang Rawan (Kartilago) Merupakan bentuk khusus jaringan ikat yang juga berasal dari mesenkim. Terdiri dari sel dan matriks ekstraselular yang terdiri dari serat jaringan ikat & substantia fundemantalis. Tulang rawan bersifat nonvaskular, mendapat nutrient dengan difusi melalui substantia fundamentalis. Selnya berupa kondrosit dan kondroblas yang menyintesis matriks ekstraselular. Kartilago berfungsi untuk membentuk penyokong structural yang kuat jaringan lunak, memberikan kelenturan tanpa distorsi, dan tahap terhadap tekanan. a. Tulang Rawan Hialin o Paling banyak ditemukan dan berfungsi sebagai model kerangka bagi kebanyakan tulang o Diganti oleh tulang sewaktuosifikasi endokondral

11

o o

Mengandung serabut kolagen tipe II Pada dewasa, terdapat di permukaan sendi tulang, ujung iga, hidung, laring, trakea, dan bronki

b. Tulang Rawan Elastik o Serupa dengan tulang rawan hialin tapi lebih banyak mengandung serat-serat elastik yang bercabang di dalam matriks dan sangat lentur o c. Bersifat sangat lentur, ditemukan di telinga luar, tuba auditorius, epiglottis, dan laring Fibrokartilago o Ditantai dengan adanya berkas-berkas padat serat kolagen tipe I yang berselang seling dengan matriks tulang rawan o Memberikan daya rengang, menahan beban, dan ketahanan terhadap kompresi o 2. Tulang Merupakan bentuk khusu jaringan ikat yang terdiri dari sel serat dan matriks ekstraselular. Karena pengendapan mineral dalam matriks, tulang mengalami klasifikasi. Sehingga tulang menjadi keras dan dapat menahan beban lebih besar disbanding tulang rawan. a. Tulang kompak (Tectus Osseus Compactus) Terdapat pada lapisan luar tulang panjang. Sebagian besar tulang kompak terdiri dari osteon. b. Tulang Spongiosa/Konselosa (Tectus Osseus Spongiosus) Berada di permukaan dalam tulang kompak di dekat rongga sumsum. Ditemukan di diskus invertebralis, simfisis pubis, dan sendi-sendi tertentu

12

B. SENDI

Macam-macam Sendi Berdasarkan Struktur 1) Persendian Fibrosa Pada persendian jenis ini tidak terdapat rongga sendi, tetapi tulangtulang dipersatukan oleh jaringan fibrosa. Persendian sindesmosis berarti persendian dengan jaringan fibrosa yang mempersatukan medium yang memungkinkan terjadinya yang terdapat pada kuda. Persendian suture berarti pertautan antara tulang-tulang tengkorak, yang dipersatukan oleh jaringan fibrosa pada awal pertumbuhan, tetapi dapat mengalami asifikasi setelah dewasa. Persendian Gomfosis berarti artikulasi gigi yang terdapat di dalam rongga-nya yaitu mandibela dan maksila (yang juga premaksila untuk hewan nonruminansia). 2) Persendian Kartilaginosa Persendian dipersatukan oleh ini tidak mempunyai (tulang rongga sendi. Tulang-tulang kartilago rawan). Persendian pergerakan kecil. Suatu contoh persendian sindesmosis ialah pertautan normal antara tulang-tulang splint dan cannon,

sinkondrisis

13

(persendian kartilago hialin) adalah suatu persendian yaang tak dapat bergerak, yang medium pemersatunya berupa kartilago. Suatu contoh persendian sinkondrosis adalah persatuan antara diafisis dan epifisis dari tulang yang masih muda.

Osifikasi yang normal dari kartilago epifisis menghasilkan suatu fusi


tulang, yang disebut sinostosis. Fusi tulang tersebut dapat juga terjadi dalam keadaan patologis pada jenis persendian yang lain. Persendian simfisis (fibrokartilaginosa), yaitu persendian-persendian dan alur median tertentu, dipersatukan oleh cakram pipih dari fibrokartilago, seperti yang terdapat antara tulang-tulang pelvis yang berdekatan, dan antara badan-badan vertebra yang berdekatan. 3) Persendian Sinovial (Diartrodial) Struktur umum dari kebanyakan persendian sinovial adalah sama, dan ini mencakup: permukaan srtikulasi, kartilago artikular, rongga artikular, kapsul persendian, dan ligamentum.

Permukaan artikular adalah suatau lapisan khusus dari tulang yang


kompak pada permukaan-permukaan mengalami artikular dengan tulangtulang yang lain. Kartilago artikular adalah suatu lapisan kartilago hialin yang menutupi permukaan artikular. Permukaan lainnya dari tulang ditutupi oleh periosteum. Macam-macam Sendi Menurut Gerakannya 1. Sendi sinartosis (sendi mati), sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Sendi jenis ini antara lain adalah : a. Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh: sutura sagital dan parietal. b. Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin. Contoh: lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang anak. 2. Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas) Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan kompresi. Sendi jenis ini antara lain adalah: a. Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadi sedikit gerakan. Contoh: simpisis pubis

14

b. Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh: ditemukan pada tulang yang bersisihan seperti radius dan ulna, serta tibia dan fibula c. Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang 3. Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi synovial Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinofial. Klasifikasi persendian synovial terdiri dari: a. Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Contoh: sendi panggul dan bahu b. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu arah. Contoh: sendi lutut dan siku. c. Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan tulang kedua dan dapat berputar ke semua arah. Contoh: tulang atas, persendian bagian kepala d. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contoh: sendi antara tulang radius dan tulang karpal e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari. f. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia. Misalnya: Persendian intervertebra, dan persendian antara tulang-tulang karpa dan tulang-tulang tarsal. ( Setiadi,2007 )

15

C. O TOT a. Anatomi Menurut letaknya, otot otot tubuh dibagi menurut beberapa golongan : 1. Otot bagian kepala 2. Otot bagian leher 3. Otot bagian dada 4. Otot bagian perut 5. Otot bagian punggung 6. Otot bagian bahu dan lengan 7. Otot bagian panggul 8. Otot bagian anggota gerak 1. Otot Bagian Kepala 1) Otot Pundak Kepala a. b. 2) Muskulus frontali, berfungsi mengerutkan dahi dan menarik dahi mata Muskulus oksipitalis, terletak di bagian belakang berfungsi menarik kulit belakang Otot Wajah a. Otot mata dan otot bola mata sebanyak 4 buah b. Muskulus obligus okuli/ otot bola mata yang terdapat di sekeliling mata berfungsi untuk memutar mata c. d. Muskulus oblikularis okuli/ otot lingkar mata yang terletak di sekeliling mata, berfungsi sebagai penutup mata Muskulus levator palpebra superior, pada kelopak mata yang fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata keatas pada waktu membuka mata 3) Otot Mulut dan Bibir a. Muskulus tringularis dan muskulus oblikularis oris, berfungsi menarik sudut mulut ke bawah b. Muskulus quadratus labii superior/ otot bibir atas yang mempunyai origo pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu yang merupakan kelanjutan pada otot lehet. Berfungsi menarik bibir ke bawah atau memberi mimik muka kebawah d. Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Fungsinya menahan makanan waktu mengunyah

16

e. Muskulus zigomatikus/ otot pipi, fingsinya untuk mengangkat dagu mulut keatas waktu tersenyum 4) Otot Pengunyah a. Muskulus maseter, mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka b. Muskulus temporalis, menarik rahang bawah keatas dan kebelakang c. 5) Muskulus pterigoid internus dan eksternus, menarik rahang bawah kedepan Otot Lidah a. b. 2. Muskulus genioglosus, berfungsi mendorong lidah kedepan Muskulus stiloglosus, berfungsi menarik lidah keatas dan kebelakang mmm Otot Bagian Leher 1) Muskulus Platisma terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir kebawah, dan mengerutkan kulit bibir 2) 3) Muskulus sternokleido mastoid, terdapat disamping kiri dan kanan leher, berfungsi menarik kepala kesamping kanan dan kiri serta memutar kepala Muskulus Longisimus kapitalis, terdiri dari spelinius dan semispinalis kapitis, ketiganya terdapat dibelakang leher dengan fungsi untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala 3. Otot Bagian Bahu 1) 2) 3) 4) 5) 6) Muskulus deltoid (Otot segitiga) fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar Muskulus sub skapularis (otot depan tulang belikat), fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus ke dalam Muskulus supraspinatus (otot atas balung tulang belikat) fungsinya mengangkat tangan Muskulus Infraspinatus (Otot bawah balung tulang belikat) fungsinya memutar lengan keluar Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar) fungsinya memutar lengan kedalam Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil) fungsinya memutar lengan keluar

17

4.

Otot Bagian Dada 1) Muskulus pektiralis mayor (otot dada besar) fingsi dapat memutar lengan kedalam dan menengahkan, menarik lengan melalui dada dan merapatkan lengan kedalam 2) 3) Muskulus pektoralis minor (otot dada kecil) fungsi menarik tulang belikat dan menekan bahu Muskulus sub klavikula (otot bawah selangka) fungsi menetapkan tulang selangka disendi disebelah tulang dada dan menekan sendi bahu kebawah dan kedepan 4) Muskulus seratus minor (otot gergaji depan) berpangkal di Iga 1-9 dan menuju kesisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah 5) Otot dada sejati, yaitu otot-otot sela iga luar dan tot-otot sela iga dalam, fungsinya mengangkat dan menurunkan iga pada waktu bernafas

5.

Otot Bagian Perut 1) 2) 3) 4) 5) 6) Muskulus abdominalis internal(dinding perut) Muskulus alba, yaitu garis tengah dinding perut Muskulus abdominalis eksternal Muskulus obliqus eksternus abdominis Muskulus obliqus internus abdominis Muskulus transversus abdominis

6. Otot Bagian Punggung 1) Otot yang menggerakkan lengan a. Trapezius (otot Keruding) pada semua ruas-ruas tulang punggung yang berpangkal pada tulang kepala belakang dengan fungsi mengangkat dan menarik sendi bahu b. Muskulus latimus dorsi (otot punggung lebar) berpangkal pada ruas tulang punggung yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang punggung dan iga 3 di bawah, fungsi menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan kedalam. c. Muskulus rumboid (otot belah ketupat) berpangkal dari taju duri, dan tulang leher, ruas tulang punggung, dari sini menuju kepinggir tengah tulang belikat. Fungsi ketengah menggerakkan tulang belikat keatas dan

18

2)

Otot antara ruas-ruas tulang iga dan tulang belakang a. Muskulus seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah) untuk menarik tulang iga kebawah waktu bernafas b. Muskulus seratus posterior superior ( otot gergaji depan atas) untuk menarik tulang iga keatas waktu bernafas

3)

Tulang punggung sejati a. Muakulus interspinalis transfersi dan muskulus semispinalis, fungsinya untuk sikap dan pergerakan tulang belakang b. Muskulus memelihara c. sakrospinalis dan (muskulus erektor spinal) fungsinya dan menjaga kedudukan kolumna vertebra

pergerakan dari ruas tulang belakang Muskulus quadratus lumborum, terletak di krista illiaka dan os kosta

7. Otot Lengan Atas 1) Otot-otot Ketul (Fleksor) a. Muskulus biseps braki (otot lengan berkepala 2) memiliki 2 sendi dan 2 caput atau kepala, fungsi membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan b. Muskulus brankialis (otot lengan dalam) berpangkat di bawah otot segitiga yang fungsinya membengkokkan lengan bawah siku. c. 2) Muskulus korakobrakialis, berpangkal prosesus karakoid dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi mengangkat lengan Otot-otot kedang (extensor) Muskulus triseps braki (otot lengan berkepala 3) 8. Otot Lengan Bawah 1) Otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengatulan diatas sendi siku, sendi-sendi tangan, sendi-sendi jari dan sebagian dalam gerak silang hasta, Terbagi menjadi: a. Muskulus extensor karpi radialis longus b. Muskulus extensor karpi radialis brevis c. Muskulus extensor karpi ulnaris d. Digitonim karpi radialis e. Muskulum extensor policis longus 2) Otot-otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan, otot-otot ini berumpul pada :

19

a. Otot-otot disebelah telapak tangan Otot silang hasta bulat (Muskulus pronator teres) berfungsi membengkokkan lengan bawah siku Otot-otot ketul untuk tangan dan jari tanganis (i) Muskulus palmalis ulnalis yang berfungsi mengetulkan lengan (ii) Muskulus palmalis longus, muskulus fleksor karpi radialis, muskulus fleksor digitor sublimis yang berfungsi fleksi jari ke 2 dan kelingking (iii) Muskulus fleksor digitorum profundus berfungsi fleksi jari 1,2,3,4 (iv) Muskulus fleksor policis longus berfungsi fleksi ibu jari Otot-otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari: (i) Muskulus pronator teres aquadretus, fungsinya pronasi tangan (ii) Muskulus spinator brevis, fungsinya supinasi tangan b. Otot-otot disebelah tulang pengumpil, yang fungsinya membengkokkan lengan disiku, pembengkokan tulang kearah tulang pengumpil atau tulang hasta c. 3) Otot-otot disebelah punggung atas, fungsinya meluruskan jari tangan Otot-otot tangan, terdapat otot-otot tangan pendek yang terdapat diantara tulang-tulang tapak tangan atau membantu ibu jantung tangan (thenar) dan anak jantung tangan (hipotenar) 9. Otot Bagian Panggul 1) Sebelah depan bagian dalam dari ranggul : a. Muskulus psoas mayor b. Muskulus illiakus c. Muskulus psoas minor 2) Sebelah belakang bagian luar : a. Muskulus gluteus maksimus, merupakan otot terbesar yang terdapat disebelah luar panggul yang membentuk bokong. Fungsinya antagonis dari illiopsoas yaitu rotasi fleksi dan endorotasi femur b. Muskulus gluteus medius dan minimus, terdapat dibagian belakang dari sendi panggul dibawah gluteus maksimus. Funginya abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian medius eksorotasi femur 10. Otot Tungkai Atas

20

Otot tungkai atas mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu : 1. Otot abduktor, yang terdiri dari: a. Muskulus abduktor meldanus sebelah dalam b. Muskulus abduktor brevis sebelah tengah c. Muskulus abduktor longus sebelah luar Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis, fungsinya yaitu menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur 2. Muskulus ekstensor (quadriseps femoris) atau otot berkepala empat a. Muskulus rektus femoralis b. Muskulus vetus lateralis eksternal c. Muskulus vetus medialis internal d. Muskulus vestus intermedial e. Otot fleksor femoralis terdapat dibagian belakang paha terdiri dari : (1) Biseps femoralis (otot berkepala 2) fungsinya membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah (2) Muskulus semi membranous (otot seperti selaput) fungsinya membengkokkan tungkai bawah (3) Muskulus semi membranous (otot seperti urat) fungsinya membengkokkan urat bawah serta memutar kedalam (4) Muakulus sektortorius (otot penjahit) fungsinya eksorotasi femur yang memutar keluar pada waktu lutut mengetul sarta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar 11. Otot Tungkai Bawah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki Muskulus ekstensor talangus longus, yang fungsinya meluruskan jari telunjuk ketengah jari, jari manis dan kelingking kaki Otot kedang jempol, fungsinya meluruskan ibu jari kaki Urat arkiles (tendo arkiles), fungsinya meluruskan kaki disendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus), fungsinya membengkokkan empu kaki Otot tulang betis belakang (Muskulus Tibialis Posterior), fungsinya membengkokkan kaki disendi tumit dan telapak kaki sebelah ke dalam

21

7.

Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki (muskulus ekstensor falangus 1-5)

b. Histologi Tubuh kita mempunyai tiga macam jenis otot. Otot-otot itulah yang berpengaruh terhadap gerakan organ-organ tubuh. Tiga jenis otot tersebut adalah sebagai berikut. 1. Otot Kerangka/Otot Lurik Otot kerangka adalah otot yang melekat pada kerangka. Bagian tubuh kita yang berdaging merupa-kan otot kerangka. Otot ini disebut juga otot lurik, karena jika dilihat dari samping, serabut otot ini memperlihatkan suatu pola serat melintang atau bergaris. Irisan melintang otot ini memperlihatkan beribu-ribu serabut otot. Serabut-serabut itu tersusun dalam berkas-berkas yang sejajar, dan terikat sesamanya oleh jaringan penyambung yang dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Ukuran diameter otot ini 50 mikron dengan panjang 2,5 cm. Contoh otot kerangka adalah otot bisep dan trisep, yang terletak pada lengan atas. Otot ini berbentuk silindris panjang, mempunyai inti banyak yang terletak di tepi. Cara kerja otot ini dan kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah kesadaran kita. Gerakan otot kerangka cepat dan kuat, tetapi mudah lelah. Otot kerangka dapat berkontraksi bila diberikan rangsangan karena diinervasi oleh saraf sadar atau motoris. Rangsangan tersebut bisa berupa panas, kimia, mekanis, dan elektris. Sumber energi untuk kontraksi otot adalah ATP. 2. Otot Polos Setiap serabut otot polos adalah sel tunggal, berbentuk gelendong dengan satu inti yang terletak di tengah. Sel-sel itu tersusun dalam lembaran. Jika kita lihat di bawah mikroskop cahaya, otot polos tidak memperlihatkan pola lurik melintang. Permukaannya polos. Sel-selnya mengandung filamen tipis maupun tebal aktin dan miosin, dan filamen tersebut tersusun menjadi fibril kontraktil. Otot polos ini dapat berkontraksi secara spontan, terutama dikendalikan oleh neuron motor dari sistem saraf simpatik dan parasimpatik. Kerja otot polos jauh lebih lambat daripada otot kerangka. Otot polos memerlukan waktu 3-180 detik untuk bekontraksi. Perbedaan lain dari otot kerangka adalah kemampuannya untuk tetap berkontraksi pada berbagai panjang. Otot ini bekerja terus-menerus dan tidak dipengaruhi oleh kesadaran

22

dan tidak mudah lelah. Otot polos terdapat pada organ dalam selain jantung, misalnya lambung, usus, ginjal. 3. Otot Jantung Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung saja. Otot jantung terdiri atas serabut lurik. Miofibril otot jantung bercabang-cabang dan mitokondrianya lebih banyak daripada yang terdapat pada serabut otot kerangka. Bentuk otot jantung seperti gelendong dengan inti berjumlah banyak dan terletak di tepi. Cara kerja otot jantung adalah secara terus-menerus dengan ritme atau irama yang tetap, dan tidak dipengaruhi oleh kesadaran, serta tidak mudah lelah. Coba bayangkan jika kerja otot jantung ini terhenti, hanya dalam waktu 1 menit saja, apa yang akan terjadi?

c.

Fisiologi Mekanisme Kontraksi-Relaksasi Tahap-tahap kontraksi otot rangka a. Pelepasan muatan oleh neuron motorik b. Pelepasan transmiter (asetilkolin) di end-plate motorik c. Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotinik d. Pengikatan konduktansi Na + dan K+ di membrane end-plate e. Pembentukan potensial end-plate f. Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut ototg.Penyebaran g. depolarisasi ke dalam di se panjang tubulus T h. Pelepasan Ca2+ dari sistema terminalis retikulum sarkoplasma serta difusi Ca2+ ke filamen tebal dan filamentipis i. j. Pengikatan Ca2+ ke troponin C, sehingga membuka tempat pengikatan miosin di molekul aktin Pembentukan ikatan silang antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen tipis pada filamen tebal,sehingga menghasilkan gerakan2

Tahap-tahap relaksasi otot rangka a. Ca2+ dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma

23

b. Pelepasan Ca2+ dari troponinc.Penghentian interaksi antara aktin dan miosin ( Ganong, 2008 ) Energi untuk melakukan kontraksi-relaksasi Karena ATP yang tersimpan dalam otot biasanya akan habis setelah sepuluh kali kontraksi, maka ATP harus dibentuk kembali untuk kelangsungan aktivitas otot melalui sumber lain. 1. Kreatinin fosfat (CP), senyawa berenergi tinggi lainnya, merupakan sumber energi yang langsung tersedia untuk memperbaharui ATP dari ADP (CP+ADP ATP + kreatin) a. CP memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung saat ATP tambahan dibentuk melalui mekanisme glukosasecara aerob dan anaerob. b. CP menyediakan energi untuk sekitar 100 kontraksi dan harus disintesis ulang dengan cara memperoleh lebih banyak ATP (ATP+Kreatin ADP + CP) c. ATP tambahan terbentuk dari metabolisme glukosa dan asam lemak melalui reaksi anaerob dan aerob. 2. Reaksi anaerob (jalur glikolisis) a. Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai oksigen dengan menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob, langkah pertama dalam respirasi selular. b. Glikolisis berlangsung dalam sarkoplasma, tidak memerlukan oksigen dan melibatkan pengubahan suatu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. c. Glikolisis anaerob berlangsung cepat tetapi tidak efisien karena hanya menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa. Glikolisis dapat memenuhi kebetuhan ATP untuk kontraksi oto dalam waktu singkat jika persediaan oksigrn tidak mencukupi. d. Pembetukan asam laktat dalam glikolisis anaerob i. Tanpa oksigen, asam piruvat diubah menjadi asam laktat. ii. Jika aktivitas yang dilakukan sedang dan singkat, persediaan oksigen yang ada akan menghalangi akumulasi asam laktat. iii. Asam laktat berdifusi ke luar dari otot dan dibawa ke hati untuk disintesis ulang menjadi glukosa.

24

3. Reaksi aerob (memakai oksigen) a. Saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk yang terbentuk melalui glikolisis anaerob anaerob mengalir ke mitokondria sarkoplasma untuk masuk dalam siklus asam sitrat (trikarboksilat) untuk oksidasi. b. Jika ada oksigen, glukosa terurai dengan sempurna menjadi karbon dioksida, air dan energi (ATP). c. Reaksi aerob berlangsung lambat tetapi efisien, menghasilkan energi sampai 36 mol ATP per mol glukosa.. 4. Oxygen debt. Saat terjadi aktivitas berat yang singkat, penguraian ATP berlangsung dengan cepat sehingga simpanan energi anaerob menjadi cepat habis. Sitem respiratorik dan pembuluh darah tidak dapat menghantar cukup oksigen ke otot untuk membentuk ATP melalui reaksi aerob. a. Asam laktat berakumulasi, mengubah pH, dan menyebabkan keletihan serta nyeri otot. b. Oksigen ekstra yang harus dihirup setelah aktivitas berat disebut Oxygen debt. Volume oksigen yang dihirup tetap berada di atas volume normal sampai semua asam laktat dikeluarkan, baik dioksidasi ulang menjadi asam piruvat dalam otot atau disintesis ulang menjadi glukosa dalam hati Calsium Pulse o Dalam keadaan istirahat konsentrasi ion calcium di dlm sarcoplasma adl kurang dr 10-7 M. kadar ini terlalu kecil utk menginduksi kontraksi. o Arus listrik dr tubulus T ke sisterna akan menyebabkan pelepasan ion calcium shg konsentrasinya dpt meningkat smp 2 x 10-4 M. Peristiwa ini disebut calcium pulse yg rata2 berlangsung kurang lebih selama 1/50 1/20 detik, pada otot jantung 1/3 detik oleh karena lamanya aksi potensial otot jantung o Kontraksi terjadi pd wkt calcium pulse, & akan berlangsung terus selama kadar Calcium di dlm sarcoplasma cukup tinggi. o Kemudian ion calcium ini akan dipompa oleh pompa kalsium ke dalam sisterna. Konsentrasi di dlm sisterna dpt ditingkatkan sampai 2000 kali disebut Ca Pump.

25

Relaksasi otot akibat Ca pump, Ca++ yang terikat triponin lepas sehingga troponin berikatan kembali dengan tropomiosin menjadi troponin tropomiosin kompleks kembali, keadaan ini akan menggeser kembali tropomiosin kedalam posisi aktif site filamen actin sehingga tidak memungkinkan kepala cross bridge menempel (inter aksi) dengan filamen aktin (tidak memungkinkan power stroke) indra filamen aktin kembali ke posisi semua (relaksasi)

26

DAFTAR PUSTAKA Guyton, Arthur C. and Hall, John E. 2006. Textbook of medical Physiology. Pennsylvania 11th Edition. Elsevier Inc Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC William F., Ganong,MD. 1983. Fisiologi Kedoteran edisi 10. Jakarta . Penerbit Buku Kedokteran EGC http://www.slideshare.net/hakuba/persendian#btnNext diakses tanggal 21 November 2012 pukul 17.44

27

You might also like