You are on page 1of 26

BOOKLET BAKTI SOSIAL

Pengobatan, Khitan, dan Bedah Minor

Sukoharjo, 7-8 Juli 2012 LKMI Berbagi untuk Kesehatan Masyarakat yang Lebih Baik
LKMI HMI Cabang Surakarta Fakultas Kedokteran UNS Tahun 2012

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

PENGOBATAN
ANAMNESIS Anamnesis adalah pengambilan data /informasi subyektif yang dilakukan oleh dokter kepada pasien atau keluarga pasien melalui serangkaian wawancara yang berkaitan dengan keluhan utama pasien.

PEMERIKSAAN VITAL SIGN A. SUHU TUBUH Suhu tubuh normal menurut umur UMUR Bayi baru lahir 2 tahun 12 tahun Dewasa SUHU ( Celcius ) 36,1 37,7 37,2 37 36 SUHU (Fahrenheit ) 97 100 98,9 98,6 96,8

Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di mulut (oral), anus (rectal), ketiak (axilla) dan telinga ( auricular ) . Masing- masing tempat mempunyai variasi suhu yang berlainan. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4 C (0.7 F) lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila lebih rendah 0.6 C (1 F) dari pada oral . Di Puskesmas biasanya yang sering dipergunakan adalah pemeriksaan suhu aksila.

B. DENYUT NADI Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu temporalis, karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior.

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

2 C. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH Tabel tekanan darah No 1 2 3 4 5 USIA Bayi Anak 7 - <> 10 - <> Laki- laki Perempuan Usia tengah Usia lanjut Tekanan Sistole (mm Hg ) 65 115 87 117 124 136 124 127 120 140 160 Tekanan Diastole (mm Hg ) 42 80 48 64 77 84 63 74 80 80 90

D. PEMERIKSAAN FREKUENSI PERNAPASAN Frekuensi napas normal tergantung umur : Usia baru lahir sekitar 35 50 x/menit usia 2-12 tahun 18 26 x/menit dewasa 16 20 x/menit. Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut Apnea : Bila tidak bernapas .

CONTOH PENULISAN RESEP a. Sediaan bentuk puyer/pulveres R/ Acetosal 100 mg Sacch. Lact. q.s m.f. pulv dtd no.X 3 dd I p.c --------------------------- b. Sediaan bentuk kapsul R/ Acetosal 100 mg Codein HCl 10 mg Luminal 15 mg m.f. pulv dtd no.X da in caps 3 dd I p.c

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

3 ---------------------------

R/ Acetosal 100 mg Codein HCl 10 mg Luminal 15 mg m.f. caps dtd no.X 3 dd I p.c ---------------------------

c. Sediaan paten bentuk kapsul R/ Tetracyclin caps. 250 mg no. XVI 4 dd I p.c ---------------------------

d. Sediaan bentuk cair R/ Ac. Boric. 3 Aq. Dest. Ad 100 cc m.f.sol S.u.e obat cuci mata ---------------------------

e. Sediaan paten bentuk cair R/ Calapol Susp. fl I 3 dd cth ---------------------------

f. Sediaan obat tetes/guttae sebagai obat dalam R/ Selfigon drops fl. I 3 dd gtt X ---------------------------

g. Sediaan obat tetes/guttae sebagai obat luar R/ Catalin fl. I

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

4 2 dd gtt. I i.o.u ---------------------------

R/ Otolin ear drops fl I 4 dd gtt. III A.D --------------------------- DAFTAR OBAT AINS
Nama obat Piroksikam Indikasi Penyakit inflamasi sendi:osteoarthritis, rheumatoid spondilitis, gangguan otot skelet, gout akut. Meringankan influenza yang disertai gejala demam, pilek, bersin, sakit kepala dan batuk. Menghilangkan rasa sakit, inflamasi rheumatoid arthritis, reumatik lain. Analgesik Dosis 10-20 mg/hr Kontra indikasi Hipersensitivitas, tukak lambung, hamil, minum antikoagulan. Efek samping Gangguan saluran cerna, pusing, tinnitus, nyeri kepala, eritem kulit.

Alpara

Sirup: anak (612th) 3x1: kaplet Dewasa: 1-2 kaplet 100-150 mg/3xpemberian Pasien alergi AINS, tukak lambung Dyspepsia, pusing, ruam, tinnitus.

Voltadex

Antalgin Asam mefenamat

3x500 mg 250-500 mg/2-3x pemberian/hari

Tukak lambung Hamil, anak <14 th, pemberian tidak > 14hr

Allopurinol

Pirai kronik

200-400 mg/hr

Paracetamol

Antipiretik

Dewasa: 1tablet/kaplet 34x sehari Anak 6-12th: 1tablet/kaplet 34x sehari

Alergi allopurinol, seranngan gout akut Penderita kerusakan hati

Dyspepsia, iritasi mukosa lambung, hipersensitivitas eritem, bronkokontriksi. Reaksi kulit, alergi, gangguan saluran cerna. Alergi, nekrosis hati

ANTIBIOTIK

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

5
Nama obat Amoxicillin Indikasi Infeksi saluran nafas, saluran kemih dan kelamin, infeksi antara lain: Salmonella, Shigella, kulit, luka sellulitis, furunkulosis. Dosis Dewasa dan anak BB>20 kg: 250500 mg/3x pemberian/hr Bayi dan anak <20kg: 25-75 mg/kgBB/hr 3x pemberian Kontra indikasi Pasien yang alergo thd penisilin Efek samping Alergi (urtikaria, pruritus, angioderma, diare, mual, muntah)

ANTIHIPERTENSI
Nama obat Captopril Indikasi Penghambat ACE, efektif untuk hipertensi ringan, sedang, berat, gagal jantung kongestif Hipertensi dengan fungsi ginjal normal Dosis 25-100 mg/2x pemberian/hr Tablet 12,5 :25 :50 mg Kontra indikasi Hamil trimester 2 dan 3 Efek samping Batuk kering, rash

Hct

12,5-25 mg/1x pemberian/hr Tablet 25: 50 mg

Nifedipin

PJK, angina pectoris Lebih efektif >tiazid (Hct) untuk hipertensi gangguan fungsi ginjal atau gagal jantung.

Furosemid

15-30 mg/3x pemberian/hari Tablet 5:10 mg 20(1x)-80 mg/2x pemberian/hari

Wanita hamil dan menyusui Penyakit ginjal dengan anuria, koma hepatic, defisiensi elktrolit, wanita hamil trimester pertama, ibu menyusui

Hipokalemi, meningkatkan efek toksin obat digitalis, hiperkalsemi, hiperglikemi, hiperurisemia, hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia. Hipotensi, reflek simpatis kuat ex. Takikardi, palpitasi. Hipokalemi, meningkatkan efek toksin obat digitalis, hiperkalsemi, hiperglikemi, hiperurisemia, hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia.

OBAT SALURAN NAFAS


Nama obat GG Indikasi Ekspektoran Dosis Sirup:100mg/5ml Dewasa: 2-4 x 100-400 mg/hr 3x1 Anak 6-12 th:1/2 kaplet atau sdt Kontra indikasi Hipersensitif terhadap GG Efek samping Dosis besar: kantuk, mual, muntah

Dextral

Ekspektoran

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

6
sirup Dewasa: 1 kaplet/1sdt sirup Dewasa: 10-30 mg/3-4x 1 hr Anak 2-5 th:2x1,5 tablet Anak 5-10 th: 3x2 tablet

DMP Bronkris

Antitusif Batuk influenza, batuk karena radang saluran nafas. Asama bronchial, bronchitis, emfisema Bronkodilator pada asma bronchial, bronchitis akut atau kronis Mukolitik pada bronchitis

Hipersensitif terhadap DMP Tukak lambung

Mengantuk, mual, pusing Mual, muntah, diare, gangguan pencernaan.

Salbutamol

Teosal

Dewasa; 1 tablet, 3x sehari Anak 6-12 th: tablet, 3x sehari 4-8 mg/3x sehari

Hipertiroidisme, tirotoksikasi, tukak lambung

Mual, muntah, palpitasi, takikardi, sakit kepala Mual, peninggian transaminase serum

Bromheksin

Tukak lambung

OBAT SALURAN CERNA


Nama obat Vosea Indikasi Gastroparesis akut dan kambuh, menghilangkan rasa panas refluk esofagitis, mual, muntah metabolic o.k. obat, radiasi sesudah operasi Dosis Dewasa: 3xsehari -1 tablet atau 1-2 sdt sirup Anak: max. mg/kgBB sehari dibagi 3 dosis Anak <6th: max 0,1 mb/kgBB dosis tunggal Kontra indikasi Efek samping Diare, kantuk, sembelit, gejala ekstrapiramidal, gelisah, lelah, iritabilitas, urtikaria

ANTI INFEKTIKUM, KOMBINASI


Nama obat Primadex forte Indikasi Gastroenteritis, disentri, typoid, kolera, sistisis, uretritis, otitis media, sinusitis, meningitis, osteomielitis Dosis Dewasa: 2xsehari 2 tablet (interval 12 jam) atau 2 tablet forte forte Anak 1-5 th: 2x sehari Kontra indikasi Hipersensitivitas, diskrasia darah, gangguan fungsi hati dan ginjal, bayi baru lahir, hamil Efek samping

OBAT ANTI DIABET

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

7
Nama obat Glibenclamid Indikasi DM tipe II Dosis 5-20 mg/1-2x sehari Kontra indikasi DM juvenile, prekoma, koma diabetic, gangguan funsi ginhal berat, wanita hamil Efek samping Mual, muntah, nyeri epigastrik, sakit kepala

DIURETIK OSMOTIK
Nama obat Isosorbit Indikasi Glaucoma Dosis 1-3 g/kgBB, 2-4x sehari Kontra indikasi Efek samping

OBAT LUAR
Nama obat Bedak salycyl Hidrocortison zalf Tetes mata erlamycetin Indikasi Dosis Kontra indikasi Efek samping

Iritis, uveitis, konjungtivitis, keratitis, infeksi oleh bakteri lain

2 tetes 3-4 kali sehari ke mata

Hipersensitif terhadap chloramphenicol

Iritasi lokal

Tetes telinga erlamycetin

ANTI JAMUR
Nama obat Griseofulvin Indikasi Infeksi jamur di kulit, rambut, kuku Dosis Anak: 10 mg/kgBB/hr Dewasa: 5001000 mg/hr dosis tunggal Kontra indikasi Efek samping Jarang, sakit kepala, atralgia, neuritis perifer, demam, mual

HIPNOTIK SEDATIF
Nama obat Diazepam Indikasi Dosis Kontra indikasi Efek samping

VITAMIN
Nama obat Vit C Vit B1 Vit B6 Vit B12 Vit B Compex Indikasi Dosis Kontra indikasi Efek samping

Sakaneuron

Pencegahan dan pengobatan kekurangan vit B, letih, lesu Penguat saraf

1-2 tablet/kaplet, 3x sehari

Dewasa: 3x

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

8
pada kehamilan, laktasi dan masa pertumbuhan sehari 1 kaplet

INJEKSI Nama obat Neuroboram

Indikasi Neuromialgium

Adrenalin Xylo Della

Syok anafilaktik

Dosis Tiap ml injeksi: vit. B1 100mg vit. B12 200 mg 0,33 cc

Kontra indikasi

Efek samping

BEDAH MINOR
Bedah minor (operasi kecil) dipakai untuk tindakan operasi yang ringan, biasanya dikerjakan dengan anestesi lokal. Sebagai contohnya adalah pengangkatan tumor-tumor jinak atau kista pada kulit, ekstraksi kuku, penanganan luka, dll. Prinsip dasar : 1. Asepsis dan antisepsis Asepsis adalah tindakan yang dimaksudkan untuk menjauhkan mikroorganisme penyebab infeksi ke medan operasi. Antisepsis adalah tindakan untuk membunuh mikroorganisme dengan bahan kimia untuk mencegah sepsis. Bahan-bahan kimia yang sering dipakai yaitu iodine tincture 3-5%, alkohol 70%, hibiscrub, savlon, hibitane, betadine, atau pisohex. 2. Sterilisasi Adalah suatu usaha untuk membuat suatu benda atau ruangan menjadi bebas kuman, yaitu dengan membunuh kuman maupun spora yang menempel pada benda atau ruang operasi tersebut. Ada 3 cara sterilisasi yang sering digunakan, yaitu : a. Pemanasan b. Kimiawi c. Radiasi 3. Instrumen a. Pemegang jarum/needle holder

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

Gambar 1a. needle holder

Gambar 1b. cara memegang needle holder

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

10

b. Pinset anatomis dan Pinset chirurgis Berguna untuk memegang dan menahan jaringan pada waktu diseksi atau menjahit. Pinset bergigi tajam, yang dapat dipaki untuk memegang jaringan yang hanya memerlukan tekanan minimal misalnya : subkutis, otot, fascia, tetapi tidak digunakan untuk struktur yang mudah berlubang seperti pleura dan peritoneum. Pinset anatomis digunakan untuk memegang jaringan saat menjahit.

Gambar 2a. macam-macam pinset

Gambar 2b. cara memegang pinset(kiri)

c. Scalpel/bistouri Skalpel adalah pisau tajam yang digunakan untuk operasi atau diseksi anatomi. Skalpel dapat di pakai berulang bila pisau yang di gunakan dapat dilepas dengan gagangnya. Bila terpisah pisaunya dinamakan blade.

Gambar 3a. macam-macam scalpel d. Gunting praerer e. Guntung preparasi metzenbaum f. Gunting benang

Gambar 3b. cara memegang scalpel

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

11

Gambar 4. Alat-alat minor set ( macam-macam gunting) g. Desinfeksi klem dan duk klem h. Klem pean bengkok dan lurus i. Klem mosquito j. Kait penahan luka/retractor

Gambar 5. Alat-alat minor set ( macam-macam klem )

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

12

Gambar 6. Alat-alat minor set yang sering digunakan k. Benang Terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu : - Absorbable (dapat diserap oleh jaringan tubuh), contoh : catgut dan vicryl. Benang ini umumnya digunakan untuk menjahit jaringan yang letaknya profunda. - non absorbable (tidak dapat diserap jaringan tubuh), contoh : nylon, dacron, dan teflon. Benang ini umumnya digunakan untuk menjahit kulit. l. Jarum Jarum yang digunakan dalam bedah minor bentuknya melengkung dengan ukuran yang berbeda-beda. Menurut lengkungnya, dikenal jarum yang berarti lengkung jarum tersebut sebesar lingkaran. Ukuran yang lain 3/8, , dan seterusnya maksimal 5/8. Menurut panjangnya (daam mm) dikenal jarum 12 yang artinya panjang jarum tersebut 12 mm. Sehingga jika jarum berukuran - 6 maka jarum tersebut berlengkung lingkaranm dengan panjang dari ujung ke ujung 6 mm.

Gambar 7. Macam-macam jenis ukuran jarum. 4. Anestesi Ada 2 macam anestesi yaitu anestesi umum dan local. Anestesi local dibedakan lagi menurut tempat diberikan obat anestesi, yaitu anestesi spinal, epidural, paravertebral, blok cabang saraf, infiltrasi, dan permukaan kulit (topical). Setiap anestesi harus memenuhi 2

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

13 syarat yaitu:menghilangkan reflex dan melemaskan otot, sedang pada naestesi umum diperlukan untuk menghilangkan kesadaran. Untuk bedah minor yang dipakai adalah anestesi local. Macam-macam obat anestesi local: Prokain Obat anestesi local yang dipakai saat ini. Untuk anestesi infiltrat dipakai larutan 1%, anestesi blok 2%, anestesi lumbal 4%, jumlah prokain yang masih aman dipakai adalah 2mg. daya mati rasanya cukup tinggi. Lidokain Bekerja lebih cepat dan daya mati rasanya lebih lama dibandingkan dengan prokain Kokain Untuk anestesi topical, tidak untuk disuntikkan karena bersifat toksik Tetrakain Lebih toksik dari kokain dan terutama dipenuhi sebagai anestesi lumbal. Mati rasanya dapat bertahan sampai 2 jam.

1.

2. 3. 4.

5. Jenis tindakan a. Insisi Dimulai dengan membuat sayatan lurus pada massa tumor misalnya pada abses. Arahnya sejajar dengan garis langer, sehingga akan terbentuk jaringan parut yang halus karena kolagen kulit terarah dengan baik. b. Eksisi Merupakan tindakan pengangkatan massa tumor. Indikasinya antara lain untuk kista epidermoid (klavus) dan kista dermoid. Klavus merupakan tumor jinak yang keras, biasanya tumbuh pada kulit telapak kaki maupun tangan. Biasanya timbul karena tusukan benda asing yang menyebabkan epitel kulit masuk ke bawah epidermis atau sisa sel yang berasal dari embrio. Klavus tampak seperti benjolan keras dan sakit bila ditekan atau dipijakkan. Ekisisi dilakukan dengan membuat sayatan berbentuk elips dengan sumbu panjang sesuai dengan arah ketegangan kulit. c. Ekstirpasi
Tindakan pengangkatan seluruh masa tumor beserta kapsulnya. Indikasi:ateroma, fibroma, lipoma

6. Macam-macam jahitan a. Simpul tunggal - Lakukan penusukan dari jarak -1 cm di tepi masing-masing luka dan sekaligus mengambil sebagian jaringan subkutan dengan teknik penusukan jarum yang tegak lurus pada arah atau garis luka. - Simpul diletakkan di tepi salah satu tempat tusukan di sebelah tepi luka - Benang dipotong kira-kira sepanjang 0,5-1 cm.

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

14

Gambar 11. Langkah-langkah menjahit luka b. Donati Jahitan ini memungkinkan adaptasi yang lebih baik dari tepi luka. c. Intrakutan Dilakukan untuk mengurangi kejadian bekas luka terutama digunakan pada anakanak atau luka pada daerah wajah (alasan kosmetika). Umumnya jahitan intrakutan menggunakan benang atramatik dengan bahan dari nilon sehingga mudah ditarik. Penggunaan benang absorbable memungkinkan, tetapi perlu diwaspadai reaksi abrobsi tersebut dapat menimbulkan keloid. - Jahitan Intrakutan Terkubur Jahitan ini menggunakan benang yang non-absorbable dan simpul ini bertujuan merapatkan jaringan dibawah kulit sebelum dilakukan penjahitan di kulit.

d. Kontinyu Dipakai dengan tujuan yang sama seperti pada jahitan intrakutan. e. Kontinyu biasa Jarang digunakan karena jika terbentuk pus harus membongkar semua jahitan. f. Kontinyu festoon Biasanya digunakan untuk penutupan peritoneum atau penutupan kulit. g. Simpul Jelujur Terkunci Awal dari jahitan ini mirip dengan simpul tunggal namun kemudian jahitan dilanjutkan tanpa memotong benang.

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

15

h. Matras Vertikal dan Horizontal Simpul jahitan matras terdapat dua jenis, yakni Matras Vertikal dan Matras Horizontal. Matras Vertikal sebenarnya merupakan modifikasi dari simpul tunggal namun ditempatkan lebih lebar dan dalam, hasilnya pun lebih kuat.

i. Matras Horizontal Dilakukan dengan menusukkan jarum dan kemudian dikeluarkan di tepi luka sisi berlawanan dan kemudian ditusukkan di sisi yang sama dengan sisi di mana jarum keluar.

j.

Jahitan Angka 8 Jahitan ini digunakan untuk mengikat jaringan yang ada di bagian lebih bawah, misal fascia, otot, dsb. Jarum dimasukkan agak dalam kemudian dikeluarkan di tepi luka yang berlawanan dan tidak sejajar dengan tempat masuk jarum. Kemudian jarum dimasukkan kembali sejajar dengan tempat keluarnya yang pertama dan kemudian keluar lagi sejajar dengan tempat jarum masuk pertama kali dan kemudian diikat.

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

16

SIRKUMSISI
PENGERTIAN Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian/seluruh preputium penis dengan tujuan tertentu. INDIKASI - Agama - Sosial - Medis: o Pymosis (preputium tidak dapat ditarik ke belakang atau tidak dapat membuka) o Parapymosis (preputium tidak dapat ditarik ke depan) o Kondiloma akuminata (permukaan kulit bertangkai akibat virus HPV) o Pencegahan terjadinya tumor (mencegah menumpuknya smegma yang diduga kuat bersifat karsinogenik) KONTRAINDIKASI Absolut: Hipospadia : meatus uretra externus terletak lebih ke proksimal dari permukaan ventral penis. Penanggulangannya dengan ordektomi dan ureoplasti. Epispadia : meatus uretra externus terletak pada bagian dorsal batang penis. Relatif: hemophilia (gangguan pembekuan darah), infeksi lokal, infeksi umum, diabetes mellitus KOMPLIKASI Perdarahan, hematoma, infeksi. PERALATAN (minimal) o Gunting jaringan lurus (tajam-tumpul) o Gunting jaringan bengkok o Klem arteri lurus o Klem arteri bengkok o Pinset anatomis o Pinset jaringan o Pemegang jarum (needle holder) o Jarum jahit kulit o Gunting perban o Benang plain catgut ukuran 3.0 o Semprit 3 ml atau 5 ml

1 buah 1 buah 3 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 rol 1 buah

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

17

PERLENGKAPAN o Kapas o Kassa steril o Plester o Kain penutup steril yang berlubang ditengahnya (duk) o Sarung tangan streril o Larutan NaCl 0,9% atau aqua destiled o Savlon HC o Sufratul o Kassa depper o Tempat sampah o Meja/ bed operasi o Meja peralatan o Nampan steril o Mangkuk steril o Alkohol spray o Tissue

1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 rol

Semua peralatan yang steril diletakkan dalam nampan steril pada meja peralatan, yaitu minor set, kassa depper, alkohol, povidone iodine, dan cat gut. Peralatan nonsteril, seperti spuit dalam kemasan, plester, lidokain, handscoen dan duk yang masih dibungkus, kassa steril, sufratul, salep antibiotik, tissue, serta alkohol spray diletakkan di meja peralatan. Alat yang digunakan dalam operasi dipersiapkan dengan sterilisasi. Sterilisasi ialah usaha untuk membuat suatu benda atau ruang menjadi bebas kuman, yaitu dengan membunuh kuman dan sporanya yang menempel pada benda tersebut. Pada saat ini banyak macam cara sterilisasi yang digunakan, antara lain: 1. Cara fisis Dengan autoclave digunakan uap panas dengan tekanan 750, temperatur 121o C dan lama 13 menit. Panas kering: dengan menggunakan oven (temperatur lebih dari 160 oC, waktu 1 jam). Direbus: terutama dikerjakan dalam keadaan tidak ada autoclave. Cara ini kurang baik karena biasanya spora tidak ikut mati. Dibakar: dilakukan pada keadaan darurat. Dengan cara ini, bakteri dan spora dapat mati tetapi bila dilakukan terus-menerus akan merusak alat terutama yang tajam. 2. Cara Kimia Banyak macam bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi, tetapi umunya cara ini kurang dipercaya.

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

18

OBAT-OBATAN o Lidokain HCl 2% (tanpa atau dengan campuran adrenalin) o Larutan antiseptik (larutan sublimate, povidone iodine 10%, dan alkohol 70%) o Salep antibiotik (kloramfenikol atau tetrasiklin 2%) o Analgetik oral (antalgin atau paracetamol) o Antibiotik oral (ampisilin atau amoxicillin) o Adrenalin 1:1000 ANATOMI PENIS

TUGAS-TUGAS: OPERATOR: Bertindak sebagai pemimpin operasi Menilai kelayakan operasi Melakukan tundakan anestesi, insisi, hemostasis, sampai hecting Mengatasi penyulit yang terjadi Follow up pasca khitan

Bekerja pada zona steril ASISTEN 1: Mitra kerja operator di meja steril Melakukan tindakan aseptik dan antiseptik Mempersiapkan alat pada tiap tahapan operasi

Memelihara lapangan operasi agar tetap bersih dari darah dan material yang tidak diperlukan Melakukan balutan setelah operasi selesai ASISTEN 2:

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

19 Bekerja di zona nonsteril Mempersiapkan pasien sebleum operasi Menata tempat operasi Mempersiapkan keperluan selama dan setelah operasi

TAHAP-TAHAP SIRKUMSISI 1. Persiapan Operasi Persiapan operator/asisten: Memakai pakaian bersih, jika perlu memakai pakaian bedah minor Mencuci tangan dengan antiseptik Menggunakan sarung tangan steril selanjutnya dilarang memegang benda nonsteril hanya boleh memegang alat steril. Apabila ada asisten 2 maka asisten 2 tidak perlu menggunakan sarung tangan. Teknik menggunakan sarung tangan: Memakai sarung tangan kanan terlebih dahulu Memegang bagian dalam sarung tangan yang dilipat keluar dengan tangan kiri(bagian luar tidak boleh tersentuh) dan masukkan tangan kanan ke dalam sarung tangan Rapikan dengan cara jari-jari tangan kiri ikut masuk menyusuri jari-jari tangan kanan dalam handscoen(skin to skin) sampai tepi Ambil sarung tangan kiri dengan tangan kanan Masukkan tangan kiri dengan dibantu oleh tangan kanan dan bagian luar handscoen(glove to glove).

Operator di sebelah kanan pasien. Persiapan pasien Sebaiknya mandi dan buang air kecil terlebih dahulu Cukur rambut pubis jika ada dan bersihkan dengan air sabun Pasien dimotivasi untuk berdoa(membaca hafalan surat Al Quran atau doa lain)

Periksa apakah pasien tersebut mempunyai riwayat alergi terhadap obat atau penyakit tertentu. Sebelum dilakukan sirkumsisi, kita tentukan tidak ada kontraindikasi untuk melakukan sirkumsisi. Hal ini diketahui dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Persiapan alat dan obat-obat sirkumsisi Persiapan alat dan obat-obatan penunjang hidup bila terjadi syok anafilaksis 2. Asepsis dan Antisepsis a) Pasien sudah mandi dan membersihkan alat genitalia dengan sabun b) Bersihkan alat genitalia dengan alkohol 70% untuk menghilangkan lapisan lemak c) Pegang dan tarik sedikit ujung prepusium dengan kasa steril oleh tangan kiri.

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

20 d) Usapkan iodine povidon 10% ke seluruh permukaan penis dan daerah sekitarnya dengan tangan kanan e) Perhatikan pola pengusapan yang melingkar keluar dan tidak mengusap bagian yang sudah diusap sebelumnya Pengusapan iodin povidon maupun alkohol dimulai dari ujung distal penis, diteruskan ke pangkal (proksimal) secara melingkar mengarah keluar seperti pola obat nyamuk (sentrifugal), tunggu sekitar 2 menit. f) f. Jika ingin mengulang gantilah kassa/kapas yang baru dan lakukan cara yang sama. g) Dengan cara yang sama, usapkan juga alcohol 70%. h) Tutuplah lapangan operasi dengan duk bolong steril. 3. Anestesi Dilakukan anastesi lokal dengan menggunakan lidokain 2%. 1. Infiltrasi

Tujuan : memblok impuls dari syaraf syaraf yang mempersarafi daerah sekitar insisi. Keuntungan : keberhasilan cukup tinggi, relatif lebih mudah. Kerugian : Penyuntikan berulang ulang sehingga anak kesakitan, waktu lebih lama, dan resiko terjadi hematom lebih besar. Tekhnik : Tarik dan regangkan batang penis Suntikkan jarum miring 15 derajat terhadap batang penis dengan lokasi 1/3-2/3 proksimal batang penis secara subcutis. Aspirasi, masukkan cc lidokain Penyuntikkan di jam 11,1,5,7, dan frenulum. Masase untuk mempercepat penyebaran obat Kegagalan anestesi biasanya karena penyuntikan hanya masuk ke mukosa saja, tidak masuk ke tunika albugenia. 2. Blok Tujuan : memblok semua impuls sensoris dari batang penis melalui nervus pudendus

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

21 Kerugian : keadaan anestesi sering tidak tercapai karena penyuntikan tidak melewati fasia bach. Tekhnik : Identifikasi pangkal penis, symphisis ossis pubis (SOP) Suntikan jarum tegak lurus di atas pangkal penis, di bawah SOP sampai menembus facia bach dengan tanda tanda : Sensasi menembus kertas Jika jarum ditarik ke atas, batang penis sedikit terangkat Bila obat disuntikkan tidak terjadi edema Aspirasi, masukkan obat 1 cc Jarum sedikit dicabut, miringkan jarum 30 derajat ke kanan tusukkan lagi sedikit, aspirasi masukkan obat 1 -2 cc, begitu pula dengan sebelah kiri. Massase daerah pangkal penis. 4. Pembersihan Glans Penis Buka glans penis sampai sulcus corona penis terpapar. Bila ada perlengketan, bebaskan dengan klem arteri atau dengan kassa steril. Bila ada smegma, bersihkan dengan kassa yang mengandung larutan sublimate. Membebaskan perlengketan 1. Tekhnik klem Lepaskan perlengketan preputium dengan permukaan glands penis dengan klem mosquito. Caranya, tarik preputium ke proksimal kemudian klem dibuka sambil didorong ke arah perlengketan. Cara ini dilakukan berulang-ulang kearah proksimal dan lateral sampai terlihat sulkus korona glandis dan pangkal mukosa prepusium di sekeliling sulkus korona glan penis. Keuntungan tehnik ini adalah dapat membebaskan perlengketan dengan cepat sedangkan keurangannya adalah dapat menyebabkan lecet didaerah gland dan mukosa. Yang harus diperhatikan dalam tehnik ini bahwa ujung klem harus benar-benar tumpul. Perlepasan dengan klem ini tidak boleh dipaksakan sebab glands penis dapat robek. Bekas perlengketan ini kemudian diolesi antiseptic ( betadine). Sering dijumpai adanya smegma. 2. Tekhnik kassa Cara ini lebih baik karena kemungkinan melukai penis lebih kecil disbanding dengan klem. Cara ini lebih sulit dibanding menggunakan klem. Caranya sama, preputium ditarik dengan tangan kiri ke arah proksimal sampai meregang sehingga terlihat perlengketan, tangan kanan memegang kasa steril untuk membebaskan perlengketan. Kemudian daerah perlengketan didorong dengan kasa dan didorong ke

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

22 arah proksimal sehingga perlengketan terlepas sedikit demi sedikit. Keuntungan tehnik ini adalah minimnya resiko lecet atau trauma pada gland penis, namun kerugiannya adalah prosesnya memakan waktu relatif lama. Yang harus diperhatikan dari beberapa tehnik diatas adalah perlengketan sekeliling perbatasan mukosa dan gland penis harus benar-benar bebas / lepas seluruhnya. Ciri perlengketan sudah lepas adalah sudah terlihat batas mukosa-batang penis dan sulkus korona glandis secara utuh, terlihat sebagai sudut tumpul yang melingkar sepanjang lingkaran penis. Membersihkan smegma Membersihkan smegma menggunakan kassa yang ditekan dan didorong. Jika sulit, basahi kasa dengan povidone iodine. Jika dengan cara ini smegma masih sulit terlepas, dapat diatasi dengan klem mosquito dengan cara menjepit gumpalan smegma satu persatu, kemudian bersihkan dengan kasa yang telah dicelup iodin povidon 10%. 5. Pengguntingan dan Penjahitan o Pasang klem pada preputium diarah jam 6,11,1, dengan ujung klem mencapai 1,5 cm dari sulcus corona penis. Tujuannya sebagai pemandu tindakan dorsumsisi dan sarana hemostatis. o Lakukan dorsumsisi dengan menggantung kulit dorsum penis pada jam 12 menyusuri dari distal ke proksimal sampai dengan 0,3 sampai 0,5 cm dari corona. o Pasang jahitan kendali, dengan menjahit batas ujung dorsumsisi agar pemotongan kulit selanjutnya lebih mudah dan simetris. o Gunting secara melingkar (tindakan sirkumsisi) dimulai dari dorsal pada titik jahitan jam 12 melingkari penis, sisakan mukosa sekitar 0,5 cm. Pada sisi frenulum, pengguntingan membentuk huruf V di kiri kanan klem. Pemotongan harus simetris dan sama panjang antara kulit dari mukosa. o Atasi perdarahan yang timbul dengan jepitan klem, kemudian lakukan jahitan hemostatis dengan benang catgut. o Lakukan penjahitan aproksimasi kulit dengan mukosa, jahit kiri dan kanan glans, biasanya masing-masing 2-3 simpul. Prinsipnya adalah dengan

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

23 mempertemukan pinggir kulit dan pinggir mukosa.

o Jahit mukosa distal frenulum (jam 6) dengan jahitan angka 8 atau 0. o Setelah penjahitan selesai, gunting mukosa frenulum disebelah distal dari jahitan sebelumnya, dan bersihkan dengan iodine 10% lalu beri salep kloramfenikol 2%.

HEMOSTASIS
1. Penekanan/depper Hanya bisa dilakukan pada perdarahan pembuluh darah kecil. Untuk pembuluh darah besar dilakukan penjepitan/pengekleman atau bahkan ligasi. 2. Pengekleman Sebelum diklem, harus dipastikan sumber perdarahan dengan mendep lokasi perdarahan. Posisi klem diusahakan tegak lurus supaya bagian yang terjepit seminimal mungkin. 3. Ligasi Dilakukan jika setelah pengekleman masih terjadi perdarahan 4. Kauterisasi Pembuluh darah yang terbuka dibakar untuk menimbulkan obstruksi Perdarahan yang besar umumnya terjadi pada: Jam 6 pada sisi mukosa frenulum Jam pada bawah kulit frenulum Antara jam 11 dan jam1 6. Pembalutan o Bersihkan dengan betadine dan olesi dengan salep antibiotik o Balut dengan sufratul secara melingkar o Balut dengan kassa steril kering ujung kain kasa dipilin sebagai tempat fiksasi supra pubic dengan menggunakan plester (Balutan Suspensorium) atau biarkan berbentuk cincin (Balutan Ring) o Tambahkan fiksasi dengan plester ke arah inguinal dextra et sinistra o Jangan sampai penis terpuntir saat membalut

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

24

7. Pemberian Obat-obatan o Analgetika : Antalgin 500mg PO 3dd1 Asam Mefenamat 500mg PO 3dd1 o Antibiotika : Amoksisilin 500mg PO 3dd1 Eritromisin 500mg 3dd1 o Roboransia : Vitamin B Complex Vitamin C o Pemberian obat-obatan ini dapat dimulai 2-3 jam sebelum sirkumsisi 8. Observasi Observasi 15 menit setelah khitan. Dilihat adakah tanda-tanda perdarahan. Apabila ada, segera ditangani. Apabila tidak ada, pasien diberi obat yang harus diminum dan diedukasi. 9. Perawatan Pasca Khitan o Luka operasi sebaiknya tetap kering, minimal selama 3 hari o Perawatan untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan o Pelepasan kassa pembalut pada hari ke- 3 o Setelah luka kering, tidak perlu dibungkus kassa. o Penggunaan celana dari bahan nilon sangat tidak dianjurkan agar luka operasi tetap kering 10. Pesan kepada orang tua pasien/Edukasi o Anak jangan terlalu aktif, perbanyak istirahat o Jangan terkena debu / kotoran lain o Hati hati dengan perdarahan post sircumsisi, bila ada segera kontrol o Usahakan balutan tetap kering. Luka dalam 3 hari jangan kena air o Bila selesai kencing hapus sisa air kencing dengan tisue atau kasa o Perbanyak dengan makan dan minum yang bergizi terutama yang banyak mengandung protein, tidak ada larangan makan o Control pada hari ke 3 atau ke- 4 pasca operasi 11. Follow Up Follow up dilakukan 3 hari pasca sirkumsisi. Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan sama. Yang dilakukan : mengangkat perban (lihat Bedah Minor), observasi adanya perdarahan, infeksi atu pun tanda-tanda peradangan. Tangani masing-masing masalah kalau ada. Jahitan tidak perlu diangkat. Jika sudah mengering tidak perlu diperban lagi, jikamasih basah bisa dilakukan perban ulang. Olesi lagi dengan salep atibiotik. ____ oOo_____

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

25

Disusun Oleh: Bidang 3 LKMI angkatan 2007-2008 Nisa Ucil, Utami, Timur, Sukma, Zahra Diedit Oleh: Bidang 2 LKMI angkatan 2010 (Coraega Puji)

CATATAN :

Booklet Bakti Sosial: Pengobatan, Khitan, Bedah Minor

You might also like