You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

A. Sejarah Perkembangan Biologi Sel


Biologi sel merupakan salah satu cabang biologi yang keberadaannya relatif baru dibandingkan dengan cabang ilmu-ilmu biologi yang lain. Pada mulanya, materi biologi sel dibahas secara umum dalam sitologi dan secara terintegrasi pada beberapa cabang ilmu-ilmu biologi seperti histologi. Namun, dalam tahap perkembangannya, kajian-kajian mengenai sel semakin berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi. Kumpulan dari berbagai hasil kajian yang berkenaan dengan sel dengan segala aspeknya dihimpun dalam suatu ilmu yang kini dikenal dengan nama Biologi Sel. Jauh sebelum Robert Hooke mempopulerkan istilah mengenai sel, beberapa ahli filsafat Yunani telah mengemukakan pandangannya yang berkenaan dengan penyusun tubuh makhluk hidup. Aristotles dan Paracelcius telah mengemukakan bahwa tubuh semua hewan dan tumbuhan tersusun atas elemen-elemen sederhana. Elemen-elemen sederhana tersebut secara bersama-sama membentuk struktur makroskopis makhluk hidup (De Robertis et al., 1979). Belakangan, elemen-elemen sederhana tersebut dikenal dengan istilah sel (dari bahasa Yunani, yaitu Cella atau Cellula yang berarti ruang atau kamar kecil). Sebuah sel dapat berperan sebagai suatu organisme yang dikenal sebagai organisme uniseluler atau organisme bersel satu, misalnya berbagai jenis protozoa. Selain itu, sel dapat tersusun berkelompok dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis jaringan dan membentuk organ. Selanjutnya, beberapa organ membentuk sistem organ dan pada akhirnya beberapa sistem organ, secara bersama-sama membentuk suatu organisme. Organisme yang dibentuk dinamakan organisme multiseluler. Sel merupakan massa protoplasma yang berbatas membran dengan sistem organisasi yang sangat kompleks. Sel bukan merupakan suatu bangun statis, melainkan sebuah struktur yang sangat dinamis. Berbagai jenis aktivitas hidup yang berlangsung di dalam tubuh suatu organisme pada dasarnya berlangsung di dalam sel dengan mekanisme sistem yang sangat harmonis. Aktivitas satu sel menunjang aktivitas sel yang lain membentuk suatu sistem yang sangat harmonis untuk menunjang sebuah kehidupan yang fungsional.

Biologi Sel

Pemahaman mengenai sel dengan berbagai aspeknya tidak terlepas dari hasil karya dan kerja keras berbagai ahli ilmu pengetahuan. Robert Hooke (1665) merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah sel berdasarkan hasil temuannya melalui pengamatan sayatan sumbat gabus. Ia melaporkan bahwa sumbat gabus terdiri atas ruang-ruang kecil yang diberi nama sel. Marcello Malphigi (1628-1694), seorang berkebangsaan Italia merupakan orang pertama yang menggunakan mikroskop dalam mengamati sayatan jaringan pada organ-organ tertentu, seperti otak, hati, ginjal, limfa, dan paru-paru. Selain itu, dia juga mengamati perkembangan embrio ayam. Dari hasil pengamatannya, dia menyimpulkan bahwa jaringan tersusun atas unit-unit struktural yang ia sebut utricles. Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang yang berkebangsaan Belanda merupakan orang pertama yang meneliti organisme mikroskopis seperti berbagai jenis bakteri, meliputi bakteri basil dan bakteri spiral; Protozoa; dan Rotifera. Selain itu, ia merupakan orang pertama yang menemukan sperma pada manusia, katak, anjing, kelinci, dan ikan. Selain itu, ia juga mengamati pergerakan sel-sel darah di dalam kapiler kaki katak dan daun telinga pada kelinci. Rene Dutrochet (1776-1847), seorang yang berkebangsaan Perancis, melaporkan bahwa semua hewan dan tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel globular. Pada tahun 1831, Robert Brown (1773-1858), seorang yang berkebangsaan Inggris, melaporkan bahwa sel-sel epidermis tumbuhan, serbuk sari, dan kepala putik mengandung suatu struktur yang konstan yang disebut inti. Pada tahun 1840, Johannes E. Purkinye (1787-1869), seorang yang berkebangsaan Cekoslovakia, memperkenalkan istilah protoplasma. Beberapa pemenang hadiah Nobel untuk bidang Biologi Sel serta bidangbidang lain yang menunjang perkembangan biologi sel ditunjukkan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1. Pemenang hadiah Nobel dan sumbangannya terhadap perkembangan Biologi Sel (Sheeler & Bianchi, 1983).

Biologi Sel

Tahun 1906 1908 1915 1922 1926 1930 1933 1935 1936 1946 1947 1948 1952 1953

Nama K. Landstainer S. Ramon Y. E. Metchnikoff P. Ehrlick R. Wilstatter A.V. Hill O. Mayerhoff T. Svedberg K. Landstainer T.H. Morgan H. Spemann H. Dale O. Loewi H.J. Miller C.F. Cori G.T. Cori A. Tisellius A. Morten R. Synge H.A. Krebs F.A. Lipman L. Pauling G.W. Beadle E.L. Tatum J. Lederberg F. Sanger

Kontribusi Mempelajari organisasi sistim saraf, khususnya struktur sel-sel saraf Fagositosis bakteri selama infeksi, prosedur pewarnaan bakteri, & studi mengenai imunitas Mempelajari klorofil dan pigmen-pigmen lain pada tumbuhan Metabolisme pada jaringan otot, hubungan antara metabolisme otot dengan asam laktat Sifat-sifat koloid, khususnya protein Pengelompokan darah pada manusia dan mempelajari aglutinin seluler Peranan kromosom dalam pewarisan sifat-sifat menurun Peranan organizer selama perkembangan telur Mempelajari transmisi impuls-impuls saraf Mempelajari mutasi gen yang dihasilkan melalui penyinaran sinar X Mempelajari metabolisme glikogen Mempelajari sifat-sifat kimia protein, perkembangan elektroporesis Perkembangan prosedur kromatografi untuk pemisahan substansi-substansi biologis Mempelajari siklus asam trikarboksilat atau siklus Krebs Mempelajari mengenai Koenzim A Mempelajari ikatan kimia, khususnya mengenai ikatan peptida pada protein. Mempelajari mengenai organisasi dan aksi gen pada bakteri, konsep satu gen satu enzim Analisis struktur protein Mempelajari sintesis ARN dan ADN Mempelajari mengenai tumbuhan; siklus Calvin asimilasi CO2 pada

1954 1958

1959 1961

S. Ochoa A. Kornberg M. Calvin

Biologi Sel

1962

1962 1963

1964 1965

1969

1970

J.D. Watson F.H.C. Crick M. Wilkins M.F. Perutz J.C. Kendrew J. Eccles A. Hodgkins A. Huxley K. Bloch E. Lynen F. Jacob A. Lwoff J. Monad M. Delbruch H.D. Herskey S.E. Luria L.F. Leloir J. Axelrot U. von Euler B. Katz E.A. Sutherland M. Edelman R.R. Porter C.B. Anfinsen S. Moore W.H. Stein A. Claude C. de Duve G. Palade H.O. Smith D. Nathens P. Mitchel H. Temin R. Dulbecco D. Baltimore P. Berg F. Sanger

Mempelajari mengenai struktur gen, model ADN heliks ganda Mempelajari mengenai struktur protein globular, khususnya mioglobin dan hemoglobin Peranan ion sodium dan potasium dalam penghantaran impuls saraf sepanjang membran sel saraf Mempelajari mengenai metabolisme kolesterol dan asam-asam lemak Menemukan gen-gen yang mengatur aksi gen-gen lain; konsep operon Mempelajari mengenai virus sebagai vektor penyakit

Mempelajari peranan gula nukleotida dalam sintesis karbohidrat Mempelajari mekanisme penyimpanan dan pelepasan neurohumorf dalam transmisi impuls saraf Mekanisme aksi hormon; peranan cAMP Mempelajari mengenai imunoglobulin Mempelajari ribonuklease; komposisi asam amino pada protein Isolasi dan karakterisasi dari organel-organel sub seluler dan partikel-partikel lain. Engineering; menemukan enzim-enzim restriksi; dan membuat pemetaan urutan DNA Mempelajari mengenai bioenergetika Mempelajari mengenai interaksi virus tumor dan sel, menemukan reverse transcriptase Mempelajari mengenai gen splicing; menentukan urutan-urutan nukleotida dari gen.

1971 1972

1974

1975

1980

Biologi Sel

B. Teori Sel
Pada tahun 1938, Mathias J. Schleiden (1804-1882), seorang ahli pengetahuan berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh tumbuhan tersusun atas sel. Secara terpisah, pada tahun 1839 Theodore Schwann (1810-1882) yang juga seorang ahli pengetahuan berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh hewan tersusun atas sel. Dari kedua pernyataan tersebut, melahirkan suatu slogan yang populer dengan istilah Teori Sel (Sheeler & Bianchi, 1983; Villee et al., 1985). Secara sederhana teori sel menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, sel merupakan kesatuan fungsional dari makhluk hidup, dan sel merupakan kesatuan hereditas dari makhluk hidup . Namun, dalam lingkup yang lebih kompleks, teori sel mengandung makna (Villee et al., 1985), yaitu: Semua makhluk hidup terdiri atas sel; Sel yang baru dibentuk, berasal dari pembelahan sel sebelumnya; Semua sel memiliki kemiripan yang mendasar dalam hal komposisi kimia dan aktivitas metabolismenya; 4. Aktivitas dari suatu organisme dapat dimengerti sebagai aktivitas kolektif, dan interaksi-interaksi dari unit-unit seluler bergantung satu dengan yang lainnya. Pada tahun 1859, Rudolf Virchow (1821-1902) seorang yang berkebangsaan Jerman, mengemukakan bahwa semua sel berasal dari sel yang telah ada sebelumnya. Pernyataan tersebut terkenal dengan slogan omnis cellulae e cellula (Sheeler & Bianchi, 1983). Pada tahun 1861, W. Schultze menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik dari kehidupan . Protoplasma adalah substansi hidup yang berbatas membran dimana di dalamnya terdapat inti atau nukleus (Karp, 1984). 1. 2. 3.

C. Sifat, Keistimewaan dan Organisasi Sel


Seperti telah diuraikan oleh Schleiden dan Schwann, sel-sel dapat dianggap sebagai unit-unit kehidupan. Dapat diduga bahwa semua bentuk kehidupan, terlepas dari sifatnya, mempunyai dasar seluler. Sel-sel bersifat semiotonom, hal ini dapat

Biologi Sel

ditunjukkan dengan cara mengisolasi sel-sel dari organisme multiseluler dan dan menumbuhkannya di luar organisme tersebut. Sejumlah percobaan menunjukkan bahwa sel-sel dari organisme manapun, termasuk manusia, dapat dibudidaya di luar tubuh (in vitro) dengan kondisi tertentu yang memungkinkannya tetap hidup, sampai lama setelah organisme asalnya mati. Misalnya, sel-sel manusia telah dibudidayakan untuk kurun waktu puluhan tahun, dan dapat disiapkan bagi peneliti dengan hanya mengambilnya dari freezer. Aktivitas organisme multiseluler ternyata merupakan refleksi sifat-sifat sel-sel yang menyusunnya. Organisme mengambil makanan, mencerna, mengasimilasi, dan melepaskan bahan yang tidak diperlukan. organisme mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida. Di dalam tubuh organisme, kadar garam diatur sedemikian rupa agar tetap dalam keadaan homeostasis; organisme tumbuh, berkembang biak, bergerak, dan juga bereaksi terhadap rangsangan dari luar, menggunakan energi untuk mengadakan aktivitas. mewariskan sifat-sifat genetik kepada keturunannya, dan akhirnya mati. Suatu organisme merupakan jumlah atau kumpulan bagian-bagiannya, dan aktivitasnya merupakan jumlah aktivitas sel-sel yang menyusunnya. Namun, dapat pula dikatakan bahwa organisme adalah jauh lebih dari sekedar kumpulan sel-selnya.

D. Bentuk dan Ukuran Sel


1. Bentuk Sel Sel mempunyai bentuk yang sangat bervariasi, baik di antara sel-sel yang menyusun tubuh makhluk hidup yang sama maupun yang menyusun makhluk hidup yang berbeda. Beberapa sel tidak memiliki bentuk yang tetap, tetapi berubah-ubah sesuai dengan aktivitasnya. Sel amoeba dan sel darah putih termasuk contoh tipe sel yang bentuknya dapat berubah-ubah. Sel-sel yang lain memiliki bentuk yang khas atau tetap, atau bentuk-bentuk peralihan yang spesifik untuk setiap jenis makhluk hidup. Misalnya, spermatozoa pada manusia memiliki bentuk yang tetap. Namun demikian, sperma pada manusia memiliki bentuk yang berbeda dengan sperma pada mencit. Bentuk-bentuk sel terutama bergantung pada (i) adaptasi fungsionalnya, (ii) tekanan permukaan, (iii) viskositas protoplasma, (iv) tekanan mekanik oleh sel-sel yang ada disekitarnya, dan (v) rigiditas dari membran plasma. Selain itu, mikrotubuli

Biologi Sel

memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan bentuk dari suatu tipe sel (De Robertis et al., 1975). Umumnya sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan berbentuk polihedral. Akan tetapi, bila diisolasi dalam lingkungan cair, maka ia dapat berubah menjadi bentuk yang bulat. Bentuk bulat merupakan bentuk dasar dari sel. Macam-macam bentuk sel antara lain berbentuk gepeng, bentuk kubus, dan bentuk selindris. Umumnya bentuk-bentuk tersebut dijumpai pada sel-sel epitel. Sel darah merah pada manusia memiliki bentuk bikonkaf; sel-sel otot berbentuk memanjang; sel-sel bakteri memiliki bentuk yang bulat, spiral atau bentuk batang; sel-sel xylem dan floem pada tumbuhan mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga memungkinkan melaksanakan fungsinya sebagai jalur angkutan untuk berbagai jenis substansi. Sel-sel saraf memiliki bentuk yang sesuai untuk melaksanakan fungsinya dalam menghantarkan impuls-impuls saraf (Sheeler & Bianchi, 1983).

Biologi Sel

Gambar 1.1 Sel-sel darah merah pada manusia (a), Sel-sel Permukaan kulit manusia (b), sel epitel selindris bersilia (c), otot polos (d), Sel-sel saraf spinal, (e)dan sel-sel saraf spinal (f) Sel-sel kerucut dan batang pada retina (Thorpe, 1984).

Gambar 1.2 2.

Berbagai bentuk sel bakteri. (a) Bakteri bentuk kokus, (b) Bakteri bentuk spiral, dan (c) Bakteri bentuk batang (Sheeler & Bianchi, 1983). Ukuran Sel

Sel memiliki ukuran yang sangat bervariasi, tergantung pada tipe sel. Pada umumnya, sel hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan sedikit

Biologi Sel

pengecualian seperti sel telur pada burung unta yang memiliki diameter hingga beberapa cm. Pada umumnya, mata manusia tidak mampu memisahkan dua titik yang dipisahkan kurang dari 0,1 mm atau 100 m. Sementara itu, umumnya sel memiliki ukuran yang lebih kecil dari 0,1 mm. Tabel 1.2 Batas-batas pengamatan sistem biologi pada berbagai tingkat dimensi (De Robertis et al., 1975). Dimensi Bidang Struktur
Organ Jaringan Bakteri Komponenkomponen sel, virus Susunan atom

Metode
mata dan lensa sederhana Mikroskop cahaya Mikroskop cahaya Mikroskop polarisasi, mikroskop elektron

> 0,1 mm atau 100 Anatomi m 100 m - 10 m Histologi 10 m - 0,2 m atau 200 nm 200 nm - 1 nm Morfologi, Submikroskopis, Ultra struktur, Biologi molekuler < 1 nm Molekul dan atom

Difraksi sinar X

Komponen-komponen seluler tidak dapat diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya. oleh sebab itu, untuk mengamati komponen-komponen seluler, diperlukan alat bantu berupa mikroskop elektron. Beberapa besaran yang biasa digunakan dalam mempelajari sel ditunjukkan pada tabel 1.3. Tabel 1.3 Besaran-besaran yang biasa digunakan dalam mempelajari sel (Sheeler & Bianchi, 1983). 1 meter 1 meter 1 centimeter 1 milimeter 1 mikro meter 1 nanometer (m) (m) (cm) (mm) (m) (nm) = = = = = = 39,4 inci 100 centimeter 10 milimeter 1000 mikrometer atau mikron 1000 nanometer atau milimikron 10 Amstrong (in) (cm) (mm) (m) (m) ()

Sel hewan yang terkecil memiliki diameter 4 m. Sel yang terkecil adalah Pleuro Pneumonia Like Organism (PPLO) atau mikroplasma dengan diameter berkisar 0,1 m. sedangkan makhluk hidup yang terkecil adalah virus dengan diameter berkisar 0,02 m. Sel pada jaringan manusia dengan pengecualian beberapa sel saraf, memiliki volume berkisar 200 m3 sampai 15.000 m3 (De Robertis et al., 1975).

Biologi Sel

10

E. Organisme Uniseluler ke Multiseluler


1. Virus dan Viroid Virus yang bersifat nonseluler mempunyai susunan yang kurang kompleks jika dibandingkan dengan sistem seluler pada prokariota dan eukariota. Sebagai kelompok, virus bersifat heterogen, namun semua virus mempunyai kesamaan dalam sifat-sifat dasar tertentu. Semua virus adalah parasit intraseluler yang obligat. Ini berarti bahwa virus tidak dapat menjadi banyak jika berada dalam sel inang. Inangnya mungkin berupa sel bakteri, tumbuhan atau hewan. Hal ini tergantung pada jenis virusnya. Selain itu virus dapat berada dalam dua keadaan yang berbeda, mungkin berada dalam sel inang, atau di luar batas suatu sel. Di luar sel, virus berada sebagai partikel yang disebut virion, seringkali bersama-sama dengan beberapa protein. Pada stadium infeksi, bahan genetik dilepaskan dari tempatnya ke dalam sel, yang dapat mempunyai berbagai sifat, tergantung pada tipe virusnya serta kondisi pada waktu itu, tergantung pada tipe virusnya serta kondisi pada waktu itu. Pada beberapa keadaan, jika di dalam sel inang bahan genetik virus mengatur pembentukan partikel virus baru, menyebabkan kematian sel. Struktur virus ditunjukkan pada Gambar 1.3.

Biologi Sel

11

Gambar 1.3 Struktur virus (Campbell, Reece dan Mitchell, 2000) Dalam 20 tahun terakhir ini suatu tipe baru agen yang mempunyai daya infeksi diisolasi dari sejumlah tumbuhan dan ditemukan bahwa ukurannya lebih kecil dan lebih sederhana daripada virus. Agen ini disebut viroid, yang paling dikenal adalah viroid umbi pada kentang (Potato Spindle Tuber Viroid, PSTV) yang menyebabkan umbi kadang kelihatan retak. 2. Prokariota PPLO (Pleuropneuonia-like organism), yang juga disebut mikoplasma, menyebabkan berbagai penyakit pada manusia dan hewan. PPLO merupakan organisme terkecil (diameter 0,1 m). PPLO lebih kecil dari beberapa macam virus yang besar. Diameter sel PPLO adalah berkisar 0,1 m. Permukaan PPLO diselubungi oleh membran yang mengandung protein dan lipid. Jika dilihat dengan mikroskop, yang dapat diamati adalah komplemen genetik, terdiri atas benang spiral rangkap DNA yang sirkular, dan sejumlah ribosoma. Ribosoma mengandung susunan struktural minimal yang diperlukan sel viable dan hidup bebas dan mungkin menunjukkan suatu bentuk intermediat antara virus dan bakteri. Gambar 1.4 menunjukkan struktur mikoplasma.

Biologi Sel

12

Gambar 1.4 Skema PPLO Kelompok prokariota mencakup bakteri dan mikroplasma. Bakteri merupakan organisme yang paling sederhana. Mereka pada umumnya berbentuk bola atau batang, dan berukuran beberapa mikrometer. Gambar 1.5 menunjukkan struktur umum suatu bakteri. Dari luar ke dalam secara berturut-turut terlihat bahwa bakteri terdiri atas: dinding sel, selaput plasma, dan sitoplasma yang di dalamnya terdapat nukleoid dan ribosom. Selaput plasma pada tempat-tempat tertentu melipat-lipat dan membentuk suatu bangunan yang disebut mesosom.

Gambar 1.5 Skema struktur umum bakteri (Sheeler dan Bianchi, 1983) Dinding sel bakteri mengandung mukopeptida yang digunakan untuk mengelompokkan bakteri. Bagan yang tertera menunjukkan hubungan antara marga bakteri dengan sel induknya.

Biologi Sel

13

Kadar senyawa mukopeptida bakteri gram positif lebih tinggi dari pada bakteri gram negatif. Pada beberapa jenis bakteri di luar dinding sel masih terdapat suatu struktur tambahan yang disebut kapsula. Dinding sel dan kapsula berperan antara lain sebagai pelindung. Mesosom yang juga disebut kondrioid berperan sebagai alat pengatur pembelahan dan fotosintesis bagi bakteri fotosintetik. Lipatan selaput plasma bersamasama dengan ribosoma berperan untuk mensintesis protein. Nukleoid merupakan kumpulan bahan informasi genetik yang terdapat pada bakteri. Pada saat bakteri membelah, bahan informasi genetik dibagi ke sel anakan tanpa mengalami perubahan menjadi kromosom. Beberapa jenis bakteri memiliki alat gerak yang disebut flagela. Alat gerak yang sederhana ini berasal dari granula basal yang terdapat di sitoplasma. Di tengahnya terdapat sebuah filamen yang terdiri dari senyawa protein yang disebut flagelin. Jenisjenis yang lain ada yang mampu melakukan fotosintesis. Kelompok ini digolongkan ke dalam jenis Cyanobacteria yang juga disebut ganggang (alga) biru-hijau. Cyanobacteria hidup soliter atau membentuk koloni berupa benang-benang (Gambar 1.6 a,b, dan c). Struktur cyanobacteria dari luar ke dalam sebagai berikut: seludang gelatin, dinding sel, selaput plasma yang melipat-lipat membentuk lamelasoma dan mengandung pigmen fotosintetik. Di dalam selaput plasma terdapat sitoplasma yang mengandung ribosoma dan nukleoid.

Biologi Sel

14

Gambar 1.6 (a) Untaian Anabaena (b) Skema penampang suatu mikoplasma; 1. seludang gelatin; 2. dinding sel; 3. selaput plasma; 4. lamelasoma; 5. ribosoma;6. nukleoid; 7. fikobilosoma; (c) Mikrograf elektron suatu mikroplasma (Sheeler dan Bianchi, 1983). 3. Eukariota Eukariota berbeda dengan prokariota, mereka memiliki karyon atau nukleus. Di dalam nukleus inilah terkandung sebagian besar DNA. Sel-sel eukariota mencakup sel-sel tumbuhan dan sel-sel manusia, ukuran sel eukariota lebih besar dari sel prokariota, seperti terlihat pada Gambar 1.7.

Biologi Sel

15

Gambar 1.7 Perbandingan sel eukaryota, bakteri, PPLO, dan virus (Albert et al., 1984)

Pada sel eukariota dapat dijumpai, antara lain dinding sel, kloroplas, dan vakuola sentral yang besar (khusus sel tumbuhan), membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, mikrobodi, dan mitokondria. Perbandingan sel prokariota dan eukariota ditunjukkan pada tabel 1.4.

Tabel 1.4

Perbandingan struktur antara sel Prokariota dan sel eukariota (Keeton, 1980; Weler, 1982, Karp, 1984, Thorpe, 1984, Villee et. al., 1985).

Biologi Sel

16

Karakterist ik
Dinding sel Membran plasma

Sel Prokariota
Pada umumnya ada dan secara kimia heterogen Ada, umumnya tanpa sterol Sebagai barrier semipermiabel dan sebagai tempat berangsungnya reaksireaksi kimia yang menghasilkan energi menggantikan fungsi organel Tidak ada Tidak ada

Sel Eukariota
Hanya terdapat pada sel tumbuhan dan secara kimia homogen Ada, mengandung sterol. Sebagai barrier semipermiabel, tetapi reaksi-reaksi yang menghasilkan energi berlangsung di dalam organel mitokondria. Ada Ada

Nukleulus Nukleus DNA Kromosom Ribosom Flagella Gerak amuboid Badan golgi RetikulumEndoplasma Lisosom Mikrobodi Mitokondria Apparatus Fotosintesis Pembelahan Organel tanpa komponen membran

Telanjang Informasi genetik lebih sedikit Tunggal, bebas dalam sitoplasma, hanya tersusun atas asam nukleat Hanya satu tipe, kecil Jika ada tidak mengandung mikrotubul, sederhana, suatu agregat protein Tidak dapat berlangsung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Fungsi mitokondria diambil alih oleh oleh membran plasma Dapat memiliki pigmen fotoSintesis (klorofil) dan sejenisnya tetapi tidak terdapat di dalam kloroplas A mitosis Ada, hanya ribosom

Berkombinasi dengan protein. Informasi genetik lebih kompleks Multiple, tersusun atas asam nukleat dan protein Ada dua tipe, besar dan kecil Jika ada mengandung mikrotubul, kom-pleks Dapat berlangsung Ada Ada Ada Ada Ada Ada Hanya terdapat pada sel tumbuhan. Pigmen fotosintesis terdapat di dalam kloroplas. Mitosis dan miosis Ada, terdiri atas mikrofilamen, filamen ribosom mikrotubul intermediat,

Biologi Sel

17

Sitoplasma Mesosom Sistim saluran dan vesikula

Tidak mengandung organelorganel berbatas membran Ada Tidak ada pada bakteri dan algae biru-hijau

Komunikasi intra sitoplasma Reproduksi Duplikasi kromosom

Kurang penting Umumnya sebagai organisme aseksual. Fenomena seksual hanya diistilahkan dengan konyugasi Diduplikasi sebelum pembelahan, kemudian dipisahkan ke dalam dua sel anak tanpa melalui proses miosis atau mitosis. Duplikat kromosom dilekatkan pada membran sel dan dipisahkan melalui per-tumbuhan membran sel di antara dua titik perle-katan. Kondensasi kromosom dan spindel mitosis tidak ada. Tidak ada Tidak ada

Mengandung organel berbatas membran Tidak ada Membran sitoplasma membentuk sistim saluran yang saling berhubungan dengan vesikula-vesikula yang membawa substansi-substansi dari suatu bagian sel ke bagian lainnya, dan dari bagian dalam sel ke lingkungannya. Sangat penting Sebagai organisme aseksual seksual dan

Duplikasi pada periode di antara mitosis. Kromosom yang diduplikasi mengalami proses kondensasi sebelum dipisahkan dan duplikatduplikat kromosom ditarik oleh spindel mitosis yang meng-andung mikrotubul selama mitosis.

Vakuola Sentriol

Ada, biasanya pada tumbuhan dewasa dan pada sel hewan kecil atau tidak ada. Ada pada sel hewan dan tidak ada pada sel tumbuhan.

Jurang yang memisahkan antara virus dan prokariota seluler adalah besar. Walaupun terdapat prokariota yang ukurannya sangat kecil dan mengadakan reproduksi di dalam sel-sel lain (misalnya Rickettsia, Chlamydias, dan Mycoplasma), semuanya merupakan unit kehidupan yang diliputi membran dan lengkap dengan semua komponen intraseluler untuk berlangsungnya reaksireaksi metabolik, duplikasi, pengambilan energi, dan penggunaannya.

Biologi Sel

18

Penggolongan organisme dalam prokariota dan eukariota adalah akibat pengamatan sel-sel dengan menggunakan mikroskop elektron, yang menunjukkan pertama kali sifat dan struktural sel bakteri. Pengamatan yang teliti terhadap sel-sel bakteri, tumbuhan, dan manusia menunjukkan adanya 2 kelompok pada organisme seluler. Makin diteliti semakin diperoleh dukungan terhadap konsep tentang adanya 2 tipe sel yang berbeda. Di pihak prokariota terdapat berbagai bentuk bakteri dan suatu kelompok yang umumnya disebut ganggang biru-hijau (bakteri biru-hijau atau Cyanobacteria). Ganggang ini adalah nyata prokariota dalam susunannya, namun padanya terdapat alat fotosintetik yang berbentuk membran yang mempunyai banyak persamaan dengan komponen-komponen struktural kloroplast pada tumbuhan tingkat tinggi. Antara prokariota dan eukariota terdapat banyak perbedaan pokok, namun juga ada kesamaannya. Pada kedua tipe sel, protoplasma yang hidup dikelilingi oleh membran yang merupakan barier permeabel selektif antara bagian yang hidup dan yang tidak hidup. Membran ini tersusun oleh lipida dan protein, sangat mirip satu sama lain pada semua tipe sel. Fungsi membran sel dapat sangat berbeda satu sama lain. Pada sel-sel prokariota, membran sel adalah tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang menghasilkan energi, sedangkan pada sel-sel eukariota reaksi-reaksi yang sama dengan itu hanya terjadi pada organel tertentu, misalnya mitokondrion. Perkecualian mikoplasma (PPLO), semua sel prokariota mempunyai dinding sel yang mempunyai fungsi penting. Walaupun sel-sel pada kebanyakan eukariota (algae, fungi, dan tumbuhan tingkat tinggi) juga dibatasi oleh dinding sel, susunan kimia dinding-dinding pada prokariota dan eukariota berbeda. Baik sel-sel prokariota, maupun sel-sel eukariota, mengandung daerah-daerah sitoplasma dan inti. Daerah inti mengandung bahan genetik sel. Dari daerah inti, informasi diteruskan untuk mengatur aktivitas sintesis di dalam sel. Sifat proses penyimpanan dan penggunaan informasi dalam kedua macam sel itu sangat mirip. Namun ada beberapa perbedaan dasar antara inti-intinya. Sel-sel prokariota mengandung jumlah DNA yang jauh lebih sedikit. Pada mikoplasma DNA mempunyai panjang 0,25 mm, sedang pada ganggang hijau-biru 3 mm. Walaupun ada beberapa macam sel eukariota, seperti khamir, yang hanya mempunyai sedikit lebih banyak

Biologi Sel

19

DNA (4,6 mm pada khamir) daripada yang terdapat pada ganggang biru-hijau, kebanyakan sel eukariota, juga mikroorganisme eukariota, mengandung beberapa kali lebih banyak informasi genetik. DNA pada sel-sel eukariota sangat terikat pada berbagai tipe protein, membentuk suatu kromosom yang kompleks struktural; sebaliknya DNA pada sel-sel prokariota terdapat pada kromosom yang telanjang, yang hanya tersusun oleh DNA itu sendiri. Pada sel-sel eukariota, suatu membran yang disebut membran inti, terdapat menyelubungi inti, sedang pada sel-sel prokariota semacam itu tidak ada. LATIHAN Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cermat 1. Dalam hal apakh sel yang ditemukan R. Hooke berbeda dengan sel yang di kenal sekarang ini ? 2. Jelaskan mengapa virus tidak dapat dikategorikan sebagai sel, namun di sisi lain dapat dianggap sebagai makhluk hidup. 3. Jelaskan minimal lima faktor yang berpengaruh terhadap bentuk sel ! 4. Manakah yang lebih kompleks aktivitas biokimia yang berlangsung di dalam sebuah sel amuba dibandingkan dengan sel-sel di dalam tubuh kalian ? 5. Buatlah sebuah ringkasan tentang perbedaan sel prokariota dan sel eukariota dengan mengacu pada tabel 1.4 !

You might also like