You are on page 1of 7

Ririn Vidiastuti (06111010015)

Kimia Anorganik II

SISTEM KRISTAL Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklin, dan triklin. 1. Sistem Kristal Kubus Sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta memiliki sudut ( = = ) sebesar 90. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (face-centered Cubic/ FCC). Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut: Kubus sederhana, pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) kubus. Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan terdapat satu atom pada pusat kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna biru). Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna merah).

Sistem ini disebut juga sistem regular, bahkan dikenal sebagai kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya. System ini memiliki tiga kelas, di mana unsur simetrinya berbeda : a. Kelas spinel atau holohedral, contoh : magnetit,intan, spinel, dll. b. Kelas pirit, contoh : pirit. c. Kelas tetrahidrit, contoh : zinc blende Sistem kubus ini terbagi menjadi tiga, yaitu : 1. Sistem kubik pemusatanruang (DCC) 2. Sistem kubik pemusatansisi (FCC) 3. Sistem kubik sederhana (SC)

Ririn Vidiastuti (06111010015)


Kimia Anorganik II

2.

Sistem Kristal Tetragonal

Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama (a = b c) dan semua sudut ( = = ) sebesar 90. Pada sistem kristal tetragonal ini hanya memiliki dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan. Pada bentuk tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana, dimana masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) tetragonalnya. Sedangkan pada tetragonal berpusat badan, mirip pula dengan kubus berpusat badan, yaitu memiliki 1 atom pada pusat tetragonal (ditunjukkan pada atom warna biru), dan atom lainnya berada pada pojok (sudut) tetragonal tersebut.

1. Sistem ini memiliki kesamaan dengan system isometrik dimana sistem ini juga memiliki 3 sumbu Kristal yang masing-masing tegak lurus. 2. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang yangsama sedangkan sumbuc berlainan, dapat lebih panjang maupun lebih pendek(umumnya lebih panjang). Contoh : Zerkon, Skeelit, Kasiterit, Rutil, Idokras/ Vesuvianit, kalkopirit, melilit, dll Sistem kristal tetragonal dapat dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu : 1. Kelas Ditetragonal Dipyramidal 2. Kelas Tetragonal Trapezohedral 3. Kelas Ditetragonal Pyramidal 4. Kelas Tetragonal Scalahedral 5. Kelas Tetragonal Dipyramidal 6. Kelas Tetragonal Disphenoidal 7. Kelas Tetragonal Pyramidal

Ririn Vidiastuti (06111010015)


Kimia Anorganik II

3.

Sistem Kristal Ortorombik

Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana, body center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah), berpusat muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru), dan berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-beda (a b c), dan memiliki sudut yang sama ( = = ) yaitu sebesar 90.

Sistem ini dikenal juga dengan sebutan orthorombis dan mempunyai 3 sumbu kristal yang saling tegak lurusdengan yang lainya. Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Contoh: Topaz, Selestin, Staurolit, Anhidrit, Barit, Aragonit, Brukit, Enstatit, Lawsonit, Olivin, Silimanit, dll Sistem orthorombik dibagi menjadi tiga kelas simetri,yaitu : 1. Kelas orthorombik dipiramidal 2. Kelas orthorombik disphenoidal 3. Kelas orthorombik piramidal

Ririn Vidiastuti (06111010015)


Kimia Anorganik II

4.

Sistem Kristal Monoklin

Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana dan berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau). Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda (a b c), serta sudut = = 90 dan 90.

Monoklin hanya memiliki satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b, sedangkan sumbu b tegak lurus dengan dengan c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu ini mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang yang paling panjang dan sumbu b yang paling pendek. Sumbu a dan b ini disebut sumbu klino dan sumbu orto. Contoh : Ortoklas, Augit, Gipsum, Klorit, Diopsida, Vepidot, Monazit, Muskovit, Sfen, Talk, dll

5.

Sistem Kristal Triklin

Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini memiliki panjang rusuk yang berbeda (a b c), serta memiliki besar sudut yang berbeda-beda pula yaitu 90.

Ririn Vidiastuti (06111010015)


Kimia Anorganik II

Pada sistem ini memiliki tiga sumbu yang tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainanya. Pada dasarnya ketiga sumbu itu memiliki panjang yang berbeda-beda. Contoh: Plagioklas, Kianit, Rodonit, Mikroklin, Wolastonit, dll Sistem triklin terbagi m e n j a d i 2 k e l a s , y a i t u : 1. Kelas pinakoid 2. Kelas pedial

6.

Sistem Kristal Rombohedral atau Trigonal

Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b c). sedangkan sudut-sudutnya adalah = = 90dan =120.

Kebanyakan ahli memasukan sistem ini dalam sistem heksagonal, demikian pula cara pengambarannya memiliki kemiripan atau sama. Perbedaannya pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segi 6 kemudian dibuat segitiga dengan menggabungan dua titik sudut yang melewati satu sudutnya. Mempunyai 3 sisi perputaran sumbu. Sistem trigonal terbagi menjadi lima kelas sistem, yaitu : 1. Kelas Hexagonal Scalenohedral 2. Kelas Trigonal Trapezohedral 3. Kelas Ditrigonal Pyramidal 4. Kelas Rhombohedral 5. Kelas Trigonal Pyramidal

7.

Sistem Kristal Heksagonal

Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa = enam), maka system ini memiliki 6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua nilai sudut yaitu 90 dan 120 ( = = 90dan =120) , sedangkan pajang rusuk-rusuknya adalah a = b c. Semua atom berada

Ririn Vidiastuti (06111010015)


Kimia Anorganik II

pada sudut-sudut (pojok) heksagonal dan terdapat masing-masing atom berpusat muka pada dua sisi heksagonal (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).

Perpotongannya simetri membentuk sudut 120 o antar bagian positif tiap sumbu. Pada sistem ini tidak ada perbedaan antara sumbu positif dan negatif untuk setiap sumbu a membuat sebuah sudut 60o menjadi sistim trigonal dan sistim heksagonal. Perbedaanya adalah bahwa pada kristal kristal yang bersistim trigonal sumbu c merupakan sumbu simetri bernilai tiga (3-fold symmetry), sedangkan pada sistem

heksagonal sumbu c merupakan sebuah sumbu simetribernilai 6 (6-fold symmetry). Contoh sistem heksagonal : Kuarsa, Apatit, Beril, Nefelin, Turmalin, dll. Contoh sistem trigonal: Brusit, Kalsit, Korundum, Dolomit , dan sebagainya Terdapat tujuh kelas dalam sistem ini, yaitu ; 1. Kelas Dihexagonal Dipyramidal 2. Kelas Hexagonal Trapezohedral 3. Kelas Dihexagonal Pyramidal 4. Kelas Ditrigonal Dipyramidal 5. Kelas Hexagonal Dipyramidal 6. Kelas Trigonal Dipyramidal 7. Kelas Hexagonal Pyramidal

Ririn Vidiastuti (06111010015)


Kimia Anorganik II

You might also like