Professional Documents
Culture Documents
APPENDISITIS AKUT
1. Anamnesis
A. Identitas pasien Nama Jenis Kelamin Status Umur Pekerjaan Alamat Agama No. RM : Tn.N : Laki-laki : Belum Menikah : 21 tahun : Pelajar : Alastuwo, Karanganyar : Islam : 11.62.XX
Pasien datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS. Perut terasa kembung, disertai mual dan kadang muntah, demam (+) naik turun pada malam hari, nyeri perut menjalar ke ulu hati, pusing (-), tidak disertai keluhan batuk/pilek, BAB normal, BAK normal.
- Riwayat demam typhoid : disangkal - Riwayat demam berdarah : disangkal - Riwayat Hipertensi : disangkal - Riwayat DM : disangkal - Riwayat Gastritis : disangkal - Riwayat penyakit Alergi : disangkal
Neuro penurunan kesadaran (-) Nyeri menjalar (+) sulit tidur (-)
Pulmo
sesak nafas (-) batuk berdahak lama (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis Kesan umum : kompos mentis Vital Sign : TD Nadi Respirasi Suhu
Kepala : mesochepal, simetris, oedema palpebra (-/-), oedem fasialis(-/-) konjungtiva anemis (-/-)
Leher : peningkatan JVP (-), PKGB (-)
Jantung
Paru Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-), fremitus (+/+) N Palpasi : fremitus (+/+) N, ketinggalan gerak(-) Perkusi : sonor di seluruh lapang paru Auskultasi : Suara dasar vesikuler Suara tambahan : Ronkhi (-/-) Whezing (-/-)
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, tidak terlihat massa Palpasi : Jantung tidak teraba kuat angkat Perkusi : Kanan atas : SIC II LPS dextra Kanan bawah : SIC iV LPS dextra; Kiri atas : SIC II LPS Sinistra Kiri Bawah : SIC V LMC Sinistra Auskultasi : Bunyi jantung I-II irama reguler, bising jantung ()
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Inspeksi Supel,distended (-) Darm Countur (-) darm steifung (-) tidak ada sikatrik Perkusi Timpani Nyeri ketok costo vertebra (-) Rovsing sign (-) Obturator Sign (-) Auskultasi Peristaltik dbn Inspeksi Supel, peristaltik (+)
Rebound sign(+)
Hemoglobin Eritrosit Hematokrit MCV MCH MCHC Leukosit Trombosit Limfosit Monosit Granulosit
:16 gr/dL : 5,23 x 106 uL : 48,1 % : 92 pf : 30,6 pg : 33,3 % : 4,8 x103 uL : 153.000 uL : 31,2 % : 4,3 % : 64,5%
DIAGNOSA KLINIS Apendiksitis Akut TERAPI : Medicamentosa : Infus RL 20 tpm Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam Inj. Ranitidin 1 A/12jam Inj. Ketoprofen 1A/8 jam (k/p) Parasetamol 500 mg 3x1 tab (k/p) Operatif : Apendiktomi
PEMBAHASAN
APPENDISITIS AKUT
ETIOLOGI
Appendisitis akut adalah peradangan pada apendik vermiformis yang menyebabkan penyakit akut abdomen1,
DEFINISI
Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah abstruksi lumen ( Wilson & Goldman, 1989 ) Obstruksi ini biasanya disebabkan karena timbunan tinja yang keras (fekalit), hiperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, striktur, benda asing dalam tubuh, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan terjadinya sumbatan.. Penyebab lain yang diduga menimbulkan apendisitis adalah ulserasi mukosa apendiks oleh parasit E. histolytica.1,2 Kemungkinan etiologi pada pasien ini adalah adanya obstruksi lumen oleh fekalit
PATOGENESIS
Patogenesis apendisitis berawal di jaringan mukosa dan kemudian menyebar ke seluruh lapisan dinding apendiks. Jaringan mukosa pada apendiks menghasilkan mukus (lendir) setiap harinya. Terjadinya obstruksi menyebabkan pengaliran mukus dari lumen apendiks ke sekum menjadi terhambat.
peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan terhambatnya aliran limfe
GAMBARAN KLINIS
nyeri samar (nyeri tumpul) di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilikus. mual, Muntah nafsu makan menurun kemudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik setempat terkadang apendisitis juga disertai dengan demam derajat rendah sekitar 37,5 -38,5 derajat celcius.2,3,4
Pada pasien ini terdapat nyeri di daerah epigastrium, mual sampai kadang muntah dan nyeri perut kanan bawah
PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi : pada daerah perut kanan bawah Pemeriksaan uji apabila ditekan akan psoas dan uji terasa nyeri. Dan bila obturator : Uji psoas tekanan dilepas juga dilakukan dengan akan terasa nyeri. Nyeri rangsangan otot psoas tekan perut kanan lewat hiperektensi sendi bawah merupakan Pemeriksaan colok panggul kanan atau kunci diagnosis dari dubur : Jika saat fleksi aktif sendi apendisitis. Pada dilakukan pemeriksaan panggul kanan, ini dan terasa nyeri, Inspeksi : abdominal penekanan perut kiri kemudian paha kanan maka kemungkinan swelling, distensi perut. bawah akan dirasakan ditahanpositif bila nyeri pada perut kanan apendiks yang terdapat nyeri. bawah. Ini disebut meradang terletak Sedangkan pada uji didaerah pelvis. tanda Rovsing (Rovsing obturator dilakukan Sign). Dan apabila gerakan fleksi dan tekanan di perut kiri endorotasi sendi bawah dilepaskan juga panggul pada posisi akan terasa nyeri pada terlentang. Positif bila perut kanan bawah.Ini nyeri. disebut tanda Blumberg (Blumberg Sign).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi : terdiri dari Laboratorium : terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT-scan. Pada pemeriksaan pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktif (CRP). Pada ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit terjadi inflamasi pada apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan antara10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil CT-scan ditemukan bagian yang menyilang dengan apendikalit diatas 75%, sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum serta perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta yang meningkat.1,6 adanya pelebaran sekum.3,5
Dari pemeriksaan darah rutin terdapat leukositosis dan hasil USG terrdapat gambaran apendikolith paa pasien ini
PROGNOSIS
TATA LAKSANA
Bila dari hasil diagnosis positif apendisitis akut, maka tindakan yang paling tepat adalah segera dilakukan appendiktomi. Apendektomi dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu cara terbuka dan cara laparoskopi. Apabila apendisitis baru diketahui setelah terbentuk massa periapendikuler, maka tindakan yang pertama kali harus dilakukan adalah pemberian/terapi antibiotik kombinasi terhadap penderita. Antibiotik ini merupakan antibiotik yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob. Setelah gejala membaik, yaitu sekitar 6-8 minggu, barulah apendektomi dapat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mansjoer, A., Suprohaita., Wardani, W.I., Setiowulan, W., editor., Bedah Digestif, dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, Cetakan Kelima. Media Aesculapius, Jakarta, 2005, hlm. 307-313. [2] Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., Usus Halus, Apendiks, Kolon, Dan Anorektum, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005,hlm.639-645. [3] Zeller, J.L., Burke, A.E., Glass, R.M., Acute Appendicitis in Children, JAMA, http://jama.ama-assn.org/cgi/reprint/298/4/482, 15 Juli 2007, 298(4): 482. [4] Simpson, J., Humes, D. J., Acute Appendicitis, BMJ, http://www.bmj.com/cgi/content/full/333/7567/530, 9 September 2006, 333: 530-536. [5] Mittal, V.K., Goliath, J., Sabir, M., Patel, R., Richards, B.F., Alkalay, I., ReMine, S., Edwards,M., Advantages of Focused Helical Computed Tomographic Scanning With Rectal Contrast Only vs Triple Contrast in the Diagnosis of Clinically Uncertain Acute Appendicitis, Archives of Surgery, http://archsurg.ama-assn.org/cgi/content/full/139/5/495, Mei 2004, 139(5): 495-500 [6] Grace, Pierce. A., Neil R. Borley., At a Glance, Edisi 3. Erlangga, Jakarta, 2007, hlm.106-107.