You are on page 1of 5

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A.

Kesimpulan Pelaksanaan Kerja Praktek selama tiga bulan di Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang telah memberikan pengalaman dan pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan suatu proyek. Ada beberapa hal yang dapat diambil kesimpulan selama Kerja Praktek antara lain : 1. Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang dilaksanakan dalam rangka mengoptimalkan kinerja instansi pemerintah yang menangani administrasi serta keamanan eksporimpor barang. 2. Pelaksanaan pengawasan terhadap suatu proyek konstruksi adalah

suatu hal yang sangat penting. Pengawasan dilakukan supaya pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan rencana, pedoman pelaksanaan konstruksi yang ada, spesifikasi teknis, dan gambar rencana proyek tersebut. Pada proyek ini dilaksanakan pengawasan terhadap mutu bahan, pengawasan pelaksanaan pekerjaan, pengendalian waktu serta evaluasi kemajuan pekerjaan. Pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan pelaksanaan proyek ini adalah Konsultan Manajemen Konstruksi yaitu CIRIAJASA CM. 3. Pada proyek ini tidak dilakukan uji laboratorium untuk mengawasi

mutu material yang digunakan, pengawasan hanya dilaksanakan dengan pengamatan langsung di lapangan. Sebelum masuk ke lokasi proyek, material diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Proyek, apakah telah sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Penolakan material yang datang

112

113

biasanya dikarenakan kualitas material yang dikirim dan ukurannya tidak sesuai dengan permintaan. 4. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan didasarkan / berpedoman pada

gambar bestek, apabila terjadi perubahan rencana gambar dimintakan persetujuan owner melalui konsultan perencana dan konsultan pengawas. 5. meliputi : a). Pembersihan tanah lapangan dan meratakan tanah lapangan. b). Pembangunan direksi keet, gudang, barak pekerja serta fasilitas penunjang lainnya beserta sarana dan prasarananya. c). Pekerjaan galian, urugan dan pemadatan. 6. Pondasi tiang pancang yang dipakai dalam proyek ini adalah tiang Pekerjaan persiapan merupakan langkah awal sebuah proyek yang

pancang beton precast prestressed concrete pile. Keuntungan pemakaian precast prestressed concrete pile antara lain: a). Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi. b). Tiang pancang tahan terhadap karat. c). Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi. 7. Loading test biasa disebut juga dengan uji pembebanan statik, merupakan bagian yang cukup penting untuk mengetahui respon tiang pada selimut dan ujungnya serta besarnya daya dukung ultimitnya. Yang terpenting adalah agar dari hasil nilai uji pembebanan statik, seorang praktisi dalam rekayasa pondasi dapat menentukan mekanisme yang terjadi, misalnya dengan melihat kurva beban penurunan, besarnya deformasi plastis tiang, kemungkinan terjadinya kegagalan bahan tiang, dan sebagainya. Pengujian hingga 200% dari beban kerja dilakukan pada tahap verifikasi daya dukung. 8. Sesudah tiang uji dipersiapkan ( dipancang atau dicor ), perlu

ditunggu terlerbih dahulu selama 7 hingga 30 hari sebelum tiang dapat diuji. Hal ini penting untuk memungkinkan tanah yang telah terganggu kembali

114

keadaan semula, dan tekanan air pori akses yang terjadi akibat pemancangan tiang telah berdisipasi. 9. Pile cap mempunyai dimensi dan jumlah titik tiang pancang yang

berbeda berdasarkan beban yang dipikulnya sesuai dengan Gambar Rencana. 10. Untuk memastikan FAS (Faktor Air Semen) sesuai dengan

perencanaan, sebelum beton segar dituangkan terlebih dahulu dilakukan kontrol slump menurut syarat-ayarat dalam Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.4.53.1989) dan Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982). Pengadukan harus dilakukan di dalam suatu mesin pengaduk (concrete mixer truck) dari tipe yang disetujui dan berputar pada kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat mesin tersebut. Beton untuk elemen-elemen struktur harus menggunakan beton readymix. 11. Perawatan pada beton dilakukan setelah beton mencapai final

setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan, agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan beton K300 ini dilakukan minimal minimal selama 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab. Fungsi utama dari perawatan beton adalah untuk menghindarkan beton dari : a). b). c). Kehilangan air-semen yang banyak pada saat-saat setting time Kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari pertama. Perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar.

concrete.

115

B. Saran Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada proyek ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kontraktor Pelaksana maupun Pengawas sebaiknya lebih

meningkatkan pengawasan dan koreksi pelaksanaan pekerjaan, karena masih banyak pekerja yang tidak memakai perlengkapan pengaman saat melakukan pekerjaan yang mana hal itu merupakan salah satu prosedur pelaksanaan proyek. 2. Untuk pekerjaan pengukuran, Kontraktor Pelaksana hendaknya

menyediakan ahli ukur yang berpengalaman sehingga setiap saat siap untuk mengadakan pengukuran ulang jika diperlukan. 3. Kedisiplinan terhadap waktu sebaiknya lebih diperhatikan,

sehingga pelaksanaan pekerjaan setiap harinya tidak memerlukan waktu lembur sampai malam hari yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatan para pekerja. 4. Fasilitas untuk pekerja lebih diperhatikan terutama pada saat turun

hujan sehingga tidak mengganggu pelaksaan pekerjaan. 5. 6. Segera melakukan perbaikan apabila terdapat fasilitas yang rusak. Clening service perlu diadakan untuk menjaga kondisi tempat kerja

tetap bersih dan nyaman. Demikian pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang dapat disampaikan penulis selama Kerja Praktek.

116

DAFTAR PUSTAKA
DPU, 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2, Departemen Pekerjaan Umum Dan Tenaga Listrik, Dirjen Cipta Karya, Bandung. DPU, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. DPU, 1998. Syarat-Syarat Kelayakan Beton Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Marsono, 1999. Manajemen Konstruksi, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Pengelola Tugas Akhir, 2001. Pedoman Penyusunan Laporan Kerja Praktek, Usulan Tugas Akhir Dan Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

You might also like