Professional Documents
Culture Documents
,SpKepJ
Ketika ginjal mengalami kerusakan maka ginjal tidak dapat membersihkan tubuh dari sisa-sisa metabolisme. Sisa-sisa metabolisme dan kelebihan air menumpuk dan lama kelamaan menjadi banyak di dalam darah yang disebut uremia. Kondisi uremia membuat seorang pasien berada di kondisi yang megancam nyawa. Salah satu penatalaksanaan yang digunakan adalah dialisa
Jenis Hemodialisa
Hemodialisis (HD)
terapi pengganti ginjal pada pasien gagal
ginjal akut, gagal ginjal kronis, dan gagal ginjal terminal melalaui mesin
Indikasi Dialisa
semua pasien dengan Laju Filtrasi Goal (LFG) kurang dari 15 mL/menit LFG kurang dari 10 mL/menit dengan gejala uremia/malnutrisi dan LFG kurang dari 5 mL/menit walaupun tanpa gejala dapat menjalani dialisis. terdapat komplikasi akut seperti oedem paru, hiperkalemia, asidosis metabolik berulang, dan nefropatik diabetik.
Kontra indikasi
Menurut Thiser dan Wilcox (1997) kontra indikasi dari hemodialisa adalah
hipotensi yang tidak responsif terhadap
pada hemodialisa, akses vaskuler sulit, instabilitas hemodinamik dan koagulasi. Kontra indikasi hemodialisa yang lain diantaranya adalah penyakit alzheimer, demensia multi infark, sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan lanjut
Komplikasi
Kram otot
Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu
berjalannya hemodialisa sampai mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat dengan volume yang tinggi.
Hipotensi
Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian
dialisat asetat, rendahnya dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan.
Aritmia
Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama
dialisa, penurunan kalsium, magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia pada pasien hemodialisa.
primer dapat diakibatkan dari osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang kurang cepat dibandingkan dari darah, yang mengakibatkan suatu gradien osmotik diantara kompartemen-kompartemen ini. Gradien osmotik ini menyebabkan perpindahan air ke dalam otak yang menyebabkan oedem serebri. Sindrom ini tidak lazim dan biasanya terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa pertama dengan azotemia berat.
Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting
yang perlu dimonitor pada pasien yang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar
Perdarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi
trombosit dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
Ganguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual
dan muntah yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.
Infeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler. Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat
Tingkat dan kompleksitas masalah-masalah yang timbul selama hemodialisa akan beragam diantara pasien-pasien dan tergantung pada beberapa variabel. Untuk itu sebelum proses hemodialisa, perlu dikaji terlebih dahulu tentang
Diagnosa penyakit
- Tahap penyakit
- Usia - Masalah medis lain
Diagnosa Keperawatan
Resiko cedera Resiko kelebihan volume cairan Resiko infeksi Resiko deficit volume cairan Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh. Intoleransi aktivitas Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Kerusakan integritas kulit Gangguan pertukaran gas.
Tindakan Keperawatan
Monitor intake dan output cairan secara ketat Lakukan pengukuran TD, nadi. Perhatikan adanya edema perifer/sakral. Pernapasan gemericik, dispnea, ortopnea, distensi vena leher, perubahan EKG menunjukan hipertrofi ventrikel. Perhatikan adanya penurunan kesadaran. Batasi pemasukan peroral cairan indikasi, pemberian jangka waktu memungkinkan cairan sepanjang periode 24 jam
Evaluasi keluhan nyeri, kebas / kesemutan; perhatikan pembengkakan ekstremitas distal pada jalan masuk. Kaji kulit sekitar akses vaskuler, perhatikan kemerahan, pembengkakan, hangat lokal, eksudat, nyeri tekan. Monitoring suhu. Perhatikan adanya demam, mengigil, hipotensi. Timbang tiap hari sebelum/ sesudah dialisa dilakukan. Monitoring TD, nadi, dan tekanan hemodinamik bila tersedia selama dialisa. Monitoring pemerikasaan laboratorium sesuai indikasi :
Evaluasi
bunyi nafas jelas kadar natrium dalam batas normal. Mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan oleh berat badan dan tanda vital stabil, turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada perdarahan
Job Purpose
To improve outcomes for patients with CKD, by improving service and quality Education of patients re BP/glycaemic control, medication compliance, supporting lifestyle changes To enhance links with primary care in managing the CKD population in the community Primary care visits, educational sessions, meet the team sessions To provide education to those in primary care who are dealing with this patient group GP practice visits, awareness sessions,
contactable resource
Job Purpose
To support medical personnel Back to back clinics with Nephrologists To develop clinical expertise Participate in delivery of research and evidenced based care To be proactive in developing the role Teaching/supervising members of MDT including medical students, pre/post registration nurses with regard to the complexities of CKD patient management
Assess for fluid overload Maintain highly accurate inflow and outflow records When PD starts the outflow may be bloody or blood tinged This clears within a week/two Effluent should be clear and light yellow
Social Financial Burden Caregiver Burden Roles and Relationships Affection/Sexual Function Appearance
Quality of Life
The Surprise Question: Would I be surprised if this patient dies in the next year?
Estimate of prognosis is based upon
patients age, functional status, medical condition, including comorbidity and recent sentinel events, and this surprise question
Clinical performance measures for quality care for dying dialysis patients
Estimate of prognosis
including preferences for life-sustaining treatments and preferred site of death Pain and symptom assessment and management Timely referral to hospice
Death
Remember
Care of patients on dialysis requires expertise not only in the medical maintenance of patients on dialysis but also in the palliative care that focuses on management of pain and other symptoms, advance care planning and attention to ethical, psychosocial and spiritual issues related to starting, continuing withholding and stopping dialysis.
TUGAS
Ny.M, usia 45 tahun, sejak 2 tahun yang lalu telah menjalani pengobatan dialisa di sebuah unit HD di rumah sakit. Klien divonis menderita gagal ginjal karena sebelumnya pernah mengalami riwayat batu ginjal. Selama 1 tahun pertama menjalani dialisa klien tidak pernah mengalami keluhan. Klien mengalami peningkatan BB yang cukup signifikan tetapi klien mengaku tidak memiliki nafsu makan. Sejak 1 bulan terakhir klien mengeluhkan persendian yang terasa linu hingga mengganggu aktivitas sehari-hari klien. Dari pemeriksaan fisik sebelum dialisa didapatkan edema di ekstremitas bawah, daerah periorbita. TD 140/90 mmHg, N : 98x/menit, RR : 20x/menit, S : 36.50C
Tujuan :
memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan proses dialisa
Prosedur:
Lakukan pengkajian keperawatan kepada klien
Buatlah analisis data masalah keperawtan
berdasarkan hasil pengkajian Tentukan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah keperawatan Tentukan rencana intervensi keperawatan untuk klien tersebut Tentukan pendidikan kesehatan yang tepat untuk Ny.M !
Diskusi
Diskusikan dalam kelompok (1 kelompok
kecil) proses yang terjadi di dalam tubuh klien saat dialisa hingga muncul manifestasi yang dikeluhkan oleh klien dan jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan klien dengan dialisa!
hewinda@yahoo.com 085214555180