Professional Documents
Culture Documents
Keluhan utama: Datang dengan keluhan hasil USG ariari (placenta)berada di segmen bawah rahim.
datang ke RS
Riwayat 10 th yll
Anamnesis Sistem
Sistem serebrospinal : Pusing (-), nyeri kepala (-) Sistem respirasi : Sesak (-), batuk (-), pilek (-) Sistem kardiovaskuler : kebiru-biruan (-) Sistem digestivus : mual (-), muntah (-), diare (-) Sistem urogenital : nyeri saat berkemih (-) Sistem muskuloskeletal : Nyeri saat bergerak (), sulit gerak (-) Sistem integumentum : Gatal (-), kemerahan (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis Keadaan Umum Gizi Kesadaran TB/BB Vital Sign
TD N RR Suhu
Status Lokalis
Kepala
mesocephal
Mata
CA (-/-)
SI (-/-)
Pupil isokor
Hidung: dbn
Mulut
: dbn
Status Lokalis
Leher
PKGB (-/-) Kel thyroid dbn
Thorak
Paru dbn Jantung dbn
Abdomen
TFU 30 cm His (+) Puka tunggal kepala belum masuk panggul DJJ 140-145
Status lokalis
Ekstremitas Tungkai simetris (+) Akral hangat (+/+) Oedem -/- _-/-
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
Lekosit
Eritrosit Hemoglobin hematokrit Trombosit Waktu perdarahan Waktu pembekuan Gol. darah Imunoserologi HbSAg
7400
4,42 11,3 33,1 284.000 130 330 B Rh +
4000-12000
4.0-5.1 12.0-15.0 36-47 15000-400000 1 sd 5 2 sd 6
/L
jt/ul g/dL % /L Menit Menit < 41
Negative
Diagnosa Kerja
Kesimpulan
Pasien G2P1A0 Uk 38-39 minggu dengan Plasenta Previa Totalis. Berdasarkan status fisik, diklasifikasikan dalam ASA I (pasien tidak dengan penyakit sistemik ). ACC operasi dengan regional anestesi
Penatalaksanaan
Terapi operatif :
SCTP Jenis AN
Regional Anestesi Teknik AN Spinal Anastesi Bupivacaint 15 mg
Anestesi mulai
: 08:00 WIB
Operasi mulai
: 08:06 WIB
Anestesi selesai : -
WIB
Pre operatif
Pasien puasa 6 jam preoperatif. Infus RL 20 tpm Keadaan umum dan vital sign baik (TD=120/80 mmHg, N=86/, RR=20/, S=360C)
Intra operatif
Pasien OKdiposisikan di meja operasi pasang alat monitoringmonitor tensi, pulse, SpO2 diloading cairan koloid 1 flaskristaloid (RL) 2030 tpm/m Posisi dudukanestesiobat lewat spinalBupivacaint 15 mg dengan jarum spinal ukuran 27 pada L3-L4 + O2 2 liter/menit untuk maintanence. + ephedrin 10 mg, ondansetron 8 mg, dan induksin 1 amp pada pre operasi (iv)
Cont... Selama tindakan anestesi berlangsung, tekanan darah dan nadi senantiasa dikontrol setiap 5 menit
Menit ke1 Sistole 124 Diastole 90 Pulse 124 Sp O2 98 %
5
10 15 20 25 30 35 40
120
72 98 96 100 95 88 90
77
49 68 65 67 66 56 59
110
80 70 73 82 81 85 82
98 %
98 % 98% 98% 98% 98% 98% 98%
45
50
94
96
64
66
80
85
98%
98%
Selama operasi diberikan cairan : Cairan 1 : koloid 1 flas tetesan cepat Cairan 2 : RL 20-24 tetes Cairan 3 : Drip pospargin 1 amp dan Oksid 1 amp dalam RL 1 Flas 30-50tts + Pospargin dan imeral 1 amp iv. jam 08.00-08.15 + Fentanes 2 mg, Ketorolac 30 mg, (iv) dan invitec 3 perectal (Pada saat berada di RR) jam 08.15-08.30
Lahir bayi laki-laki pada jam 08:10 BB 2850 PB 49cm AS 7-9 dengan jumlah perdarahan 300-500cc
Post operatif
Operasi berakhir pukul 08.40 WIB. Post op pasien kondisi sadar(Recovery Room)oksigenasi melalui Canul O2 2 lt/menitpemberian cairan, dan diobservasi terus dipantau setiap 05 menit dinilai saturasi oksigen, tekanan darah, dan nadi. Observasi dilakukan mulai jam 08.50TFU 2 jari atas pusat, perdarahan masih normal. jam 09.20perdarahan bertambah banyak, pasien mengeluhkan pusing, lemas, ngantuk. Dan dari hasil pemeriksaan didapatkan CA (+/+), akral hangat (+/+).
09:10
09:15 09:20 09:25 09:30 09:35 09:40
85
86 82 84 82 70 80
54
48 50 51 66 54 44
73
82 81 85 82 80 85
98%
98% 98% 98% 98% 98% 98%
09:45 09:50
86 85
53 54
70 73
98% 98%
09;55
10;00 10;05 10;10 10;15
86
82 84 82 78
48
50 51 66 54
82
81 85 82 80
98%
98% 98% 98% 98%
10;20
10;25 10;30 10;35
80
80 79 72
44
53 54 48
85
70 73 82
98%
98% 98% 98%
10;40 10;45 10;50 10;55 11;00 11;05 11;10 11;15 11;20 11;25 11;30 11;35 11;40 11;45 11;50 11;55 12;00 12;05
68 71 78 73 80 87 86 85 86 98 89 92 88 89 91 93 93 90
45 51 66 54 44 49 53 54 48 50 51 66 54 44 53 54 48 50
81 85 82 80 85 80 70 73 82 81 85 82 80 85 70 73 82 81
98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98% 98%
Cont...
Cairan ke 4 : Koloid (Gelafusin, tetesan cepat) 2 jalur Cairan ke 5 : drip pospargin dan induksin 1 ampul dalam RL Cairan ke 6 : RL 1 flas 120 tts/menit Cairan ke 7 : RL 1 flas Cairan ke 8 : RL 1 flas Cairan ke 9 : RL 1 flas Jam 10:40 diberi suntikan efedrin IV tensi dibawah 80mmhg Jam 11:15 keluhan pusing (-), lemas (-), CA (+/+) Jam 11.30 suntik indexon 1 amp dan di transfusi PRC 1 Kolf.
ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum).
usia kehamilan 20 minggu, segmen bawah uterus akan terbentuk serta mulai melebar dan menipis
bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai membuka.
Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus
Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. Darah yang keluar berwarna merah segar, berbeda dengan darah yang disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna kehitaman
Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahannya tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu,
Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan dimulai
Perdarahan uterus keluar melalui vagina tanpa rasa nyeri Perdarahan biasanya terjadi pada akhir trimester kedua ke atas Perdarahan pada plasenta previa sifatnya berulang-ulang karena terjadi pergeseran antara plasenta dengan dinding rahim Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi tanpa suatu sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian terjadi berulang. pada palpasi abdomen sering ditemui bagian terbawah janin masih tinggi di atas simfisis dengan letak janin tidak dalam letak memanjang Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman.
Penanganan AKTIF segera dan penanganan pasif harus ditinggalkan, jika terdapat salah satu dari keadaan dibawah ini :
Penurunan kondisi ibu Perdarahan akti Umur kehamilan > 36 mingg Taksiran berat janin > 2500 gram Gawat janin pada janin yang viable Kontraksi uterus yang tidak berespon pada pengobatan
SEKSIO CAESARIA seksio sesaria diindikasikan untuk plasenta previa totalis baik janin mati atau hidup, plasenta previa lateralis dimana pembukaannya kurang dari 4 cm atau serviks belum matang, plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan plasenta previa dengan gawat janin
Fisiologi Kehamilan
Vagina
Selama kehamilan peningkatan Uterus bertambah vaskularisasi dan hyperemia, sehingga besar pada vagina terdapat tanda Chadwicks dipertahankannya folikel akan menyebabkan meningkatnya hormon progesteron Akan mengalami pembesaran dan menghasilkan air susu diiringi dengan meningkatnya umur kehamilan
Ovarium
Payudara
Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
Volume darah
Semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah postpartum terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga sampai kelima.
Sel darah putih dan merah meningkat disertai dengan hemodilusi dan anemia maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapi 4 kali dari angka normal
Traktus urinarius
TM I dan III ibu hamil sering BAK
Metabolisme
Meningkat sehingga asupan penting pada masa kehamilan
Klasifikasi Anestesi
1. Anastesi Lokal 2. Anestesi Umum 3. Anestesi Regional a. Anestesi epidural b. Anestesi spinal
ANESTESI SPINAL
Adalah pemberian obat anastesi ke dalam ruang subracknoid.
Pemberian obat Lokasi pemberian obat pada subarachnoid ( L2-3, l3-l4 atau L4-5) Efek obat cukup cepat Durasi 60 90 menit Volume : 3 ml Secara teknis lebih mudah Blok motoris kuat Efek hemodinamik kuat Jarum spinocan23- 27 G Obat yang digunakan sebagai anastesi : bupivacain, lidodex dan catapres
Indikasi anastesi spinal Bedah ekstremitas bawah Bedah panggul Bedah obstetric-ginekologi Bedah urologi Bedah abdomen bawah
Kontraindikasi
Relatif
- Infeksi sistemik -Infeksi sekitar tempat suntikan -Kelainan neurologis -Kelainan psikis -Bedah lama -Penyakit jantung -Hipovolemia ringan
Absolut
- Pasien menolak - Infeksi pada tempat suntikan -Hipovolemia berat, syok -Koagoulapati atau mendapat terapi koagulan
Masukan obat
Komplikasi intraoperatif
Kardiovaskular
Hipotensi Bradikardia henti nafas Penurunan kesadaran paralisis motor jika tidak diobati bisa menyebabkan henti jantung
Komplikasi postoperatif
Gastrointestinal
Neurogenik
Nyeri punggung
Farmakologi Obat
Buvanest
Komposisi : Bupivakain Indikasi : anestesi infiltrasi, blok serabut saraf, anestesi epidura dan anestesi intratekal. Dosis : Peripheral nerve block 5 mL to maximal., Epidural block 10-20 mL., Caudal block 15-30 mL
Ephedrin
Indikasi : untuk unresponsive syok karena pergantian cairan Dosis : 10-25 mg/ IV Kontraindikasi : disfungsi hati, hipertensi, galukoma, diabetes, gangguan jantung, gangguan ginjal
Farmakologi Obat
Ketorolac
Indikasi : penatalaksanaan terhadap nyeri akut sedang sampai berat. Dosis :10-30mg tiap 4 sampai 6 jam.
Ondancentron
Indikasi : untuk menangani mual dan muntah pasca bedah Dosis : 4 mg IM sebagai dosis tunggal dan 4 mg IV secara perlahan-lahan Kontraindikasi: jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi ondancentron
Farmakologi Obat
Pospergin
Komposisi : Methylergometrin maleat Dosis : penyempurnaan persalinan kala 3 1ml, intra uteri atau perdarahan tetap berlangsung ulangi dengan interval 2-4 jam Kontraindikasi : hamil, kala permulaan persalinan, penyakit vascular, penyakit hati dan ginjal yang parah.
Induxin
Komposisi : oksitosin Dosis : pencegahan alat terapi perdarahan pasca persalinan 5 ui. Sectio caesarea 5 ui perlahan setelah anak lahir Kontraindikasi : kontraksi hipertonik, gangguan vascular berat
Wassalamualaikum wr wb