Professional Documents
Culture Documents
=
=
2
1
2
11
1
1
o
o
n
i
n
n
r
Keterangan :
11
r = Koefisien korelasi tingkat keajegan tes
=
n
i 1
2
o = Jumlah varians skor tiap tiap soal
2
o = Varians total
n = Banyaknya soal
3.4. Langkah langkah Penelitian
Langkah langkah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi pendahuluan, yaitu untuk memperoleh informasi mengenai subjek
penelitian serta menjajaki mungkin tidaknya diadakan penelitian.
2. Menetapkan percontoh yaitu kelompok kelas A adalah II
E
dan kelompok kelas B
adalah kelas II
G
.
3. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Pada termin pertama dengan materi relasi, kelompok kelas A diajar dengan
metode pemecahan masalah dan kelompok B dengan menggunakan metode
ekspositori. Kemudian tes hasil belajar diberikan kepada kedua kelompok itu.
Pada termin waktu kedua dengan materi pemetaan, kelompok kelas A diajar
dengan menggunakan metode ekspositori dan kelompok kelas B dengan
menggunakan metode pemecahan masalah. Kemudian kedua kelompok kelas
diberikan tes hasil belajar.
Perlakuan Eksperimental
Metode Pemecahan
Masalah
Metode Ekspositori
Termin I
Termin II
Kelas A
Kelas B
Kelas B
Kelas A
Mean Kolom Mean Kolom
Kegiatan belajar mengajar pada kelas eksposotori adalah sebagai berikut :
Setelah keadaan kelas dikuasai, guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan
dipelajari secara sekilas kemudian guru melaksanakan langkah langkah seperti
dibawah ini.
a. Guru memberikan informasi pada bagian yang diperlukan, misalnya pada saat
permulaan pelajaran, pada topik yang baru, pada waktu memberikan contoh dan
sebagainya.
b. Guru menerangkan konsep serta aturan tentang konsep konsep tersebut
c. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya, bagian mana yang belum dimengerti.
d. Guru memberikan contoh contoh soal selanjutnya meminta siswa untuk
menyelesaikan soal soal di papan tulis atau di buku.
e. Siswa mencatat materi yang telah disampaikan yang mungkin telah dilengkapi
dengan soal soal pekerjaan rumah.
f.
Kegiatan belajar mengajar pada kelas pemecahan massalah adalah sebagai berikut..
a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3
atau 4 orang.
b. Guru menentukan permasalahan sebagai topik.
c. Guru menjelaskan tujuan Instruksional Khusus.
d. Guru menjelaskan pelaksanaan pemecahan masalah.
e. Siswa mengidentifikasi maslah dan merumuskan hipotesis
f. Siswa mengambil data yang relevan dengan masalah.
g. Siswa mengujikan atau membuktikan hipotesis dari data yang diperoleh.
h. Guru melakukan tindak lanjut dengan membuat kesimpulan pemecahan masalah
dan memberikan tugas kepada siswa untuk mencatatnya.
4. Mengadakan tes pokok bahasan
5. Mengoreksi hasil tes siswa
6. Menyusun data penelitian dan mengolahnya.
7. Menganalisis data, kemudian menguji hipotesis dan membuat kesimpulan.
3.5. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Nalaisis data menggunakan Analisis varians (ANAVA). Teknik ANAVA ini dapat
digunakan jika memenuhi dua syarat yaitu data harus berdistribusi normal dan kedua
variansi sama. Oleh karena itu sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas data dan kesamaan dua varians.
3.5.1. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing masing
kelompok berdistrubusi normal, dengan langkah langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis
2. Mencari bilangan baku Z
1
, Z
2,
...., Z
n
dengan menggunakan rumus :
S
X X
Z
i
i
=
Keterangan :
Z
i
= Bilangan baku
S = Simpangan Baku
X = Rata rata nilai percontoh
X
i
= Data hasil pengamatan
3. Menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Z
i
) = P
(Z Z
i
)
4. Menghitung proporsi Z
1
, Z
2
, ..., Z
n
yang lebih kecil atau sama dengan Z
i
. Jika
proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka
( )
n
Z Z Z Z banyaknya
Z S
i n
i
s
=
, , ,
2 1
5. Menghitung selisih F(Z
i
) S(Z
i
), kemudian menentukan harga mutlaknya.
6. Mengambil harga yang paling besar antara harga harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar L
0
.
7. Membuat daftar tabel sebagai berikut :
X
1
Z
1
F (Z
1
) S (Z
1
) F (Z
1
) S (Z
1
)
8. Menguji hipotesis
Kriteria Uji, tolak H
o
jika L
o
> L
3.5.2. Kesamaan dua Varians
Setelah diketahui masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan
uji kesamaan dua varians. Langkah langkah uji kesamaan dua varians dengan
menggunakan uji Coehran adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis
Rumusan hipotesis sebagai berikut :
H
o
: percontoh berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama
H
1
: percontoh berasal dari populasi yang mempunyai varians yang tidak sama.
2. Menentukan variansi masing masing peubah
terbesar F
hit
2
1
o =
=
k
i 1
2
1
o
Keterangan :
k = Banyaknya peubah
2
1
o = Variansi masing masing peubah dengan i = 1, 2, 3, ......
3. Merumuskan hipotesis
Kriteria uji, tolak H
o
jika F
hit
> F
tab
3.5.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan ANAVA
1. Merumuskan hipotesis
Rumusan hipotesis sebagai berikut :
2 1
: =
o
H : Rata rata prestasi belajar matematika siswa melalui pembelajaran
dengan metode pemecahan masalah sama dengan yang
pemebelajarannya menggunakan metode ekspositori.
2 1
: =
o
H : Rata rata prestasi belajar matematika siswa melalui pembelajaran
dengan metode pemecahan masalah tidak sama dengan yang
pemebelajarannya menggunakan metode ekspositori.
2 1
: s
o
H : Rata rata prestasi belajar matematika siswa melalui pembelajaran
dengan metode pemecahan masalah lebih kecil atau sama dengan yang
pembelajarannya menggunakan metode ekspositori.
2 1
: >
o
H : Rata rata prestasi belajar matematika siswa melalui pembelajaran
dengan metode pemecahan masalah lebih besar dengan yang
pembelajarannya menggunakan metode ekspositori.
2. Mencari jumlah simpangan kuadrat tiap tiap skor dari mean keseluruhan. Indeks
ini disebut jumlah kuadrat keseluruhan dengan rumus.
( )
=
N
X
X X
2
2 2
1
3. Mencari bagian jumlah kuadrat keseluruhan yang disebabkan oleh penyimpangan
mean kelompok dari mean keseluruhan. Indeks ini disebut junlah kuadrat antar
kelompok, dengan rumus :
( ) ( ) ( )
+ + =
N
X
n
X
n
X
X
b
2
2
2
2
1
2
1 2
4. Mencari bagian jumlah kuadrat keseluruhan yang disebabkan oleh penyimpangan
tiap tiap skor dari mean kelompok masing masing. Indeks ini disebut jumlah
kuarat didalam kelompok, dengan rumus :
( ) ( )
+ + =
2
2
2 2
2
1
2
1 2
1
2
n
X
X
n
X
X X
n
5. Menguji signfikansi-f
Tabel hasil rangkuman analisis variansi untuk dua kelompok
Sumber
Variansi
Jumlah
Kuadrat (SS)
Derajat
Bebas (df)
Kuadrat
Mean (Ms)
F Taraf
Signifikansi
Diantara
kelompok
(b)
Didalam
kelompok
(u)
Keseluruhan
(t)
6. Mencari kuadrat mean antar kelompok dan kuadrat didalam kelompok. Nilai ini
diperoleh denggan jalan membagi jumlah kuadrat antar kelompok dan jumlah
kuadrat didalam kelompok dengan derajat babas masing masing. Hasilnya
adalah kuadrat mean.
7. Mencari hasil akhir prosedur analisis variansi, yaitu rasio-F :
u u
b b
u
b
df SS
df SS
MS
MS
F
/
/
= =
(Furchan, 1082 : 220 224)
8. Membandingkan F
hit
dengan F
tabel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Penelitian
Data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah nilai yang diperoleh siswa dari
hasil tes pada pokok bahasan Relasi, Pemetaan dan Grafik. Sebagaimana dijelaskan
dalam bab II, pada termin I dengan materi relasi, kelas A diajar dengan metode
pemecahan masalah dan kelompok B diajar dengan metode ekspositori, kemudian
dilakukan tes formatif 1. selanjutnya pada termin II dengan materi relasi, kelas A diajar
dengan metode ekspositori dan kelas B diajar dengan metode pemecahan masalah,
kemudian diberikan tes formatif 2. Dengan demikian nilai siswa kelas A pada tes
formatif 1 dan niali siswa kelas B pada tes formatif 2 merupakan data siswa yang diajar
dengan metode pemecahan masalah. Nialai siswa kelas A pada tes formatif 2 dan nilai
siswa kelas B pada tes formatif 1 merupakan data siswa yang diajar dengan metode
ekspositori.
Tabel 2. Data kelompok siswa yang diajar dengan metode pemecahan masalah
Metode Pemecahan Masalah
Banyak data (n
1
) 80
Nilai terendah 57,50
Nilai tertinggi 88,50
Nilai rata - rata 70,02
Tabel 3. Data kelompok siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori
Metode Ekspositori
Banyak data (n
1
) 80
Nilai terendah 41,25
Nilai tertinggi 72,50
Nilai rata - rata 59,14
4.2. Uji Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
4.2.1. Uji Persyaratan Analisis
Analisis data menggunakan analisis variansi. Berikut hasil uji persyaratan analisis
variansi.
4.4.1.1. Uji Normalitas
Rumusan hipotesis
H
o
: Percontoh berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H
1
: Percontoh ber asal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Pada lampiran 9, untuk siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemecahan
masalah, terdapat nilai L
o
= 0,1000 yang diperoleh dari nilai mutlak terbesar dari [ F(Z
1
)
S(Z
1
) ]. Pada lampiran 10 untuk siswa yang diajar dengan menggunakan metode
ekspositori, terdapat nilai L
o
= 0,0910 yang diperoleh dari nilai mutlak terbesar dari [
F(Z
1
) S(Z
1
) ]
Kriteria Uji :
Tolak H
o
jika L
o
> L
tab
, terima untuk selainnya
Untuk taraf nyata o = 0,01, L
tab
= 0,1153
Untuk nilai matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemecahan
masalah diperoleh L
0
= 0,1000 dan dengan menggunakan taraf nyata o = 0,01 diperoleh
L
tab
= 0,1153. Jadi nilai L
0
< L
tab
sehingga hipotesis nil diterima, yang berarti nilai
matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah berarti
nilai matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah
berasal dari distribusi normal.
Untuk nilai matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode ekspositori
diperoleh L
0
= 0,0910 dan dengan menggunakan taraf nyata o = 0,01 diperoleh L
tab
=
0,1153. Jadi nilai L
0
< L
tab
sehingga hipotesis nil diterima, yang berarti nilai matematika
siswa yang diajar dengan menggunakan metode ekspositori berasal dari distribusi
normal.
4.4.1.2. Uji Kesamaan Variansi
a. Rumusan hipotesis
H
0
: Percontoh berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang sama
H
1
: Percontoh berasal dari populasi yang mempunai variansi yang tidak sama
b. Rumus statistik yang digunakan
=
=
k
i
hit
terbesar
F
1
2
1
2
1
o
o
c. Kriteria uji
Terima H
0
jika F
hit
< F
tab
Untuk o = 0,01 didapat F
tab
= 0,704, sedangkan dari perhitungan diperoleh F
hit
=
0,555, berarti dengan o = 0,01 diperoleh F
hit
< F
tab
, sehingga H
0
diterima yang
berarti sampel dari populasi yang mempunyai variansi yang sama.
4.2.2. Pengujian Hipotesis
Sumber Variansi SS d.f MS F
hit
Dianatara Kelompok (b) 2368,03 1 2368,03
40,21 Didalam Kelompok (u) 4593,04 78 58,89
Keseluruhan 6961,07 79
Dengan taraf nyata 0,01 diperoleh F
tab
= 6,97 dan berdasarkan perhitungan diperoleh
F
hit
= 40,21 sehingga di dapat F
hit
= F
tab
. Dengan demikian hipoteis yang menyatakan
bahwa rata rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan
metode pemecahan masalah tidak sama dengan siswa yang diajar dengan menggunakan
metode ekspositori diterima.
Dari perhitungan tersebut juga diperoleh nilai F
hit
> F
tab
, sehingga hipotesis yang
menyatakan bahwa rata rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
metode pemecahan masalah lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan metode ekspositori diterima.
4.3. Pembahasan
Hasil perhitungan dengan analisis variansi, terhadap data hasil belajar siswa pada pokok
bahasan relasi, pemetaan dan grafik menunjukkan terdapat perbedaan antara rata rata
hasil belar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemecahan
masalah dan siswa yang diajar dengan menggunakan metode ekspositori. Dalam hali ini
rata rata hasil belajar siswa dengan metode pemecahan masalah lebih tinggi dari rata
rata hasil belajar siswa dengan metode ekspositori. Nilai rata rata hasil belajar siswa
yang diajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah adalah 70,02 dan nilai
rata rata hasil belajar siswa siswa yang diajar dengan menggunakan metode
ekspositori adalah 59,14.
Tingginya hasil belajar siswa dengan metode pemecahan masalah dibandingkan hasil
belajar siswa dengan metode ekspositori disebabkan karena pada pembelajaran yang
menggunkan metode pemecahan masalah, langkah- langkah yang digunakan seperti
mengidentifikasi malasah, merumuskan dan membuktikan hipotesis banyak membantu
pola berpikir siswa. Selain itu pada metode pemecahan maslah, siswa mempunyai
kecenderungan untuk mengingat pengalaman belajar, karena siswa sendiri yang
langsung menghadapi masalah dan menyelesaikannya, Hal ini didukung oleh pendapat
Sriyono (1991), yang menyatakan metode pemecahan masalah merupakan metode yang
dilakukan dengan cara langsung menghadapi masalah, mengetahui dengan sejelas
jelasnya dan menemukan kesukaran kesukarannya, sehingga dapat dipecahkan.
Penggunaan metode ekspositori dalam proses pembelajaran, memberikan hasil belajar
yang lebih kecil dibandingkan dengan metode pemecahan masalah. Hasil yang
diperoleh tersebut disebabkan kurangnya kegiatan siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Waktu proses tanya jawab berlangsung tidak semua siswa mengikuti kegiatan
tersebut, akibatnya pada saat itu guru tidak dapat mengetahui sampai sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi. Selain itu pada metode ekspositori, siswa dianggap
sebagai objek yang menerima apa yang diterangkan oleh guru, sehingga potensi dalam
diri siswa tidak dapat berkembang secara optimal. Hal ini didukung oleh pendapat
Sujana (1989) yang menyatakan bahwa dalam pengajaran metode ekspositori siswa
dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang dilaksanakan dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Penggunaan metode ekspositori dalam proses pembelajaran, memberikan hasil
belajar yang lebih kecil dibandingkan dengan metode pemecahan masalah.
2. Rata rata hasil belajar siswa dengan metode pemecahan masalah lebih tinggi dari
rata rata hasil belajar siswa dengan metode ekspositori
3. Nilai F
hit
> F
tab
, sehingga hipotesisnya bahwa rata rata hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode ekspositori
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dan kesimpulan yang diperoleh makan
disarankan kepaada para guru dan siswa beberapa hal sebagai berikut :
1. Dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya dipilih metode yang dapat
meningkatkan kemampuan dan meningkatkan aktivitas.
2. Guna memperoleh hasil maksimal, maka perlu dilakukan uji coba metode-metode
yang digunakan dalam pembelajaran.
3. Terhadap siswa yang masih kurang aktif sebaiknya diberi arahan dan nasehat.
4. Pembelajaran dengan menggunakan metode pemecahan masalah memerlukan cara
berfikir dan kreatifitas yang tinggi, sehingga memerlukan waktu yang
cukupsehingga usahakan untuk meminimalkan hal-hal yang mengganggu proses
kegiatan pembelajaran.
5. Sampaikanlah tujuan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah kepada
siswa supaya siswa dapat mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam
pembelajaran dengan metode pemecahan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, M Cholik. 1999. Seribu Pena Matematika SLTP kelas 2. Erlangga, Jakarta
199 halaman.
Djajadisastra, Jusuf. 1985. Metode metode Mengajar. Bina Aksara. Bandung. 111
halaman.
Djumanta, Wahyudin. 1999. Metematika untuk SLTP kelas II. Multi Trust. Bandung.
122 halaman.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Usaha Nasional
Surabaya. 511 halaman.
Karso. Dkk. 1955. Dasar dasar Pendidikan MIPA. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta 244 halaman.
Nasution, S. 1987. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. PT. Bina
Aksara. Jakarta. 223 halaman.
Pasaribu, LL dan B. Simanjuntak. 1990. Proses Belajar Mengajar Tarsoto. Jakarta. 19
halaman.
Roestiyah, N.K. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Bina Aksara. Jakarta. 165 halaman.
Ruseffendi, E.T. 1980. Pengajaran Matematika Modern untuk orang tua, guru, dan
SPG. Tarsito, Bandung. 454 halaman.
Sriyono. 1991. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Rineka Cipta. Semarang 286
halaman.
Sujana. 1992. Metode Statistik. Tarsito. Bandung. 485 halaman.
Tarmudji, Tarsis. 1996. Metode dan Media. Liberty. Yogyakarta. 92 halaman.