You are on page 1of 8

Sistematika

Kelompok 4 Nama Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. Fathia Nuraini Kemala Firdausi Lia Andini Ndaru Ilham

Kelompok kami membahas tentang : Kerajaan Mataram (Jawa Tengah) Wangsa Sanjaya dan Syailendra

Sumber Sejarah
Sebanyak 10 arca batu peninggalan zaman Kerajaan Mataram Kuno (Hindu) ditemukan di kompleks Taman Sriwedari, Kota Solo, Sabtu (24/12). Siti Rohyani dan Indra dari Bagian Registrasi Balai Perlindungan Peninggalan Purbakala Jawa Tengah memastikan ke-10 arca itu berasal dari abad ke-8 hingga 9 Masehi pada masa Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Arca-arca yang ditemukan itu, enam di antaranya berupa ganesha, arca dwarapala, dua arca berbentuk relief makhluk kahyangan yang biasanya ditemukan di relung dinding candi, serta satu arca berbentuk manusia dalam posisi duduk yang belum bisa diidentifikasi. Arca-arca ini berasal dari zaman Mataram Kuno di Jawa Tengah pada abad 89, karena sekitar abad ke-10 kerajaan ini pindah ke Jawa Timur. Dilihat dari detail ornamennya yang lebih rumit, mungkin arca-arca ini berasal dari masa yang hampir bersamaan dengan arca yang ditemukan di Prambanan. Arca-arca dari masa ini lebih muda usianya dari kelompok arca Hindu yang ditemukan di daerah Dieng yang ornamennya lebih sederhana.

Silsilah Kerajaan Mataram Kuno


Mpu Sindok - Raja terakhir Mataram Kuno Kunjungi DISKUSI dan INFORMASI Mpu Sindok - Raja terakhir Mataram Kuno - Sejarah dan Legenda di FORUM indonesia. Mpu Sindok - Raja terakhir Mataram Kuno Sejarah dan Legenda forum Tentang jaman dulu yang penting. Mpu Sindok, adalah raja terakhir dari Dinasti Sanjaya, yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 928-929. Diduga karena letusan Gunung Merapi, pada tahun 929 Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Ibukota baru tersebut adalah Watugaluh, di tepi Sungai Brantas, sekarang kira-kira adalah wilayah Kabupaten Jombang (Jawa Timur). Kerajaan baru ini tidak lagi disebut Mataram, melainkan disebut Medang (meski beberapa literatur masih menyebut Mataram). Mpu Sindok juga merupakan pendiri Dinasti Isyana, sehingga kerajaan baru tersebut kadang juga disebut Isyana. Mpu Sindok memiliki dua istri, salah satunya bernama Sri Parameswari Dyah Kbi, yang mungkin adalah puteri Dyah Wawa, raja terakhir Mataram di Jawa Tengah. Jadi, Mpu Sindok menjadi suksesor Kerajaan Mataram karena pernikahannya. Sebuah prasasti yang kini disimpan di Museum Calcutta (India), menyebutkan silsilah Mpu Sindok hingga Airlangga. Mpu Sindok meninggal pada tahun 947, dan digantikan oleh putrinya, Sri Isyana Tunggawijaya.

Kehidupan Sosial Kerajaan Mataram Kuno


Menelusuri jejak-jejak situs kerajaan Mataram Islam Kotagede Kotagede terletak 10 Km arah tenggara dari Kota Yogyakarta. Di tempat ini kita dapati berbagai macam perhiasan dan interior yang terbuat dari perak. Kota kuno itu adalah bekas ibukota Kerajaan Mataram yang awalnya dibuka oleh Ki Ageng Pemanahan abad 16 M. Kotagede merupakan jembatan yang menghubungkan antara tradisi Hindu - Budha dan Islam, hal itu terlihat pada peninggalan kuno kompleks masjid makam Panembahan Senopati beserta keluarganya. Sisa-sisa peninggalan Kerajaan Mataram berupa pintu gerbang masuk komplek Makam Kotagede yang berbentuk gapura paduraksa dan pohon beringin tua yang masih tumbuh kokoh sampai sekarang. Bangunan model paduraksa itu telah dikenal sejak masa Majapahit. Masyarakat Kotagede yang mayoritas beragama Islam dikenal mempunyai etos kerja yang tinggi, mereka berdagang dan membuat kerajinan tangan dari perak. Kemampuan berdagang ini meruapakan warisan turun temurun. Orang Kalang pada masa kejayaan Mataram di Kotagede menjadi konglomeratkonglomerat pribumi yang hebat. Kejayaan Kotagede di masa lampau masih dapat disaksikan hingga sekarang. Ukir-ukiran yang dipahatkan pada kerangka bangunan rumah-rumah orang Kalang menunjukkan kemewahan pada zamannya. Di makam Kotagede sumere para pepundhen Mataram antara lain : Ki Ageng Pemanahan, Panembahan Senopati, Penembahan Sedo Krapayak, Kanjeng Ratu Kalinyamat, Kanjeng Ratu Retno Dumilah, Nyai Ageng Nis, Panembahan Joyoprono, Nyai Ageng Mataram, Nyai Ageng Pati, Nyai Ageng Juru Mertani dan lain-lain.. Jika pembaca menghendaki informasi lebih lengkap, silahkan membaca buku: Tim Peneliti Lembaga Studi Jawa, Kotagede Pesona dan Dinamika Sejarahnya, (Lembaga Studi Jawa, 1997).

GERBANG MAKAM KOTAGEDE: Inilah gerbang masuk makam Kotagede, di sini nampak perpaduan unsure bangunan Hindu dan Islam.

MASJID MAKAM KOTAGEDE: Sebagai kerajaan Islam, Mataram memiliki banyak peninggalan masjid kuno, inilah masjid di komplek makam Kotagede yang bangunannya bercorak Jawa.

BANGSAL DUDA: Di sinilah tempat peziarah mendapatkan informasi dari jurukunci makam yang berasal dari Kraton Surakarta dan Kraton Yogyakarta. Di tempat ini jugalah peziarah menanggalkan pakaiannya untuk berganti pakaian peranakan jika hendak memasuki komplek makam.

RUMAH KALANG: Rumah orang Kalang yang tampak kemegahannya.

KALANG OBONG: Upacara tradisional kematian orang Kalang, upacara ini seperti Ngaben di Bali, tetapi kalau upacara Kalang Obong ini bukan mayatnya yang dibakar melainkan pakaian dan barang-barang peninggalannya.

KERAJINAN PERAK: Perak Kotagede sangat terkenal hingga ke mancanegara, kerajinan ini warisan dari orang-orang Kalang.

PENJUAL KIPO: Makanan tradisional ini sangat khas dan hanya ada di Kotagede, terbuat dari kelapa, tepung, dan gula merah.

You might also like