Professional Documents
Culture Documents
Juni 2008
Key-Vulnerabilities
Sistem Keuangan Indonesia
KECENDERUNGAN PENINGKATAN INFLASI
RISIKO PERBANKAN KHUSUSNYA RISIKO LIKUIDITAS MENINGKAT MESKIPUN MASIH DALAM BATAS AMAN
serta jumlah kredit yang meningkat tajam, NPL Gross turun dari 4,6% menjadi 4,1%. Penyisihan penghapusan kredit yang dibentuk perbankan meningkat Rp1,8 T sehingga NPL net turun dari 1,9%
KONDISI PERBANKAN
Ketahanan perbankan masih terjaga meski menghadapi tekanan dari harga minyak, harga bahan pangan, dampak krisis subprime mortgage, inflasi dan penurunan harga SUN. CAR perbankan masih cukup memadai namun harus
stabil walaupun sempat tertekan sejalan dengan har ga SUN yang turun. Namun risiko dari penurunan harga SUN terkendali karena kuatnya modal perbankan. Risiko pasar rendah karena rendahnya
STABILITAS MAKROEKONOMI INDONESIA TERJAGA NAMUN BERBAGAI TEKANAN EKSTERNAL (PERLAMBATAN GLOBAL DAN INFLASI) MEMBUAT PELAKU USAHA MEREDAM EKSPANSI USAHA DAN KONSUMSI. BIAYA PRODUKSI YANG MENINGKAT DAN DAYA BELI YANG MENURUN MENJEPIT PROFITABILITAS KORPORASI. JIKA BERLANJUT KETAHANAN SEKTOR KEUANGAN DOMESTIK DAPAT TERGANGGU
Perkembangan ekonomi global diwarnai tekanan global sebagai dampak perlambatan global (dipicu oleh krisis subprime mortgage) dan inflasi. Ekonomi AS terkena dampak pelambatan dan berdampak pada negara-negara mitra dagang, zona Eropa, emerging markets, bahkan Cina dan India
Nilai tukar selama semester I 2008 terjaga pada level sekitar Rp9.228 per dolar AS Fundamental makroekonomi domestik yang tetap terjaga di tengah peningkatan tekanan risiko eksternal, me-nyebabkan pelaku usaha meredam ekspansi usaha, konsumsi, maupun investasi. Investasi yang
ada lebih banyak berupa aliran modal portofolio dibandingkan FDI (58% vs. 42%). Menurunnya kegiatan ekonomi dan meningkatnya harga menipiskan margin sektor korporasi sehingga rentabilitas (ROA dan ROE) korporasi (khususnya perusahaan non-finansial yang telah go public) pada kuar-
tal IV 2007 masing-masing sebesar 0,14 dan 0,35, turun dibandingkan periode yg sama tahun sebelumnya sebesar 0,15 dan 0,37.
Halaman 2
Secara umum struktur DPK tidak berimbang, terkonsentrasi pada dana jangka pendek (pangsa 93,4%). Sebagian besar DPK (55,7%) dimiliki oleh perorangan, sementara deposan besar (hanya 2,6% dari total pemilik DPK) menguasai 77,0% dari total DPK. Hal ini berpotensi menimbulkan tekanan likuiditas jika terjadi penarikan secara tiba-tiba. Pertumbuhan kredit dibandingkan pertumbuhan DPK tidak imbang (31,6% vs. 14,7%) y-o-y. Akibatnya bank membiayai kredit dengan alat likuid yang dimiliki mengakibatkan rasio jumlah alat likuid terhadap non core deposit menurun tajam dari 147,7% (Des 2007) menjadi 102,5% (Juni 2008), namun masih dalam batas aman (diatas 100%).
DENGAN TIDAK ADANYA CAR BANK DI BAWAH 10% DAPAT DISIMPULKAN BAHWA PERBANKAN MASIH CUKUP KUAT MENGHADAPI RISIKO KREDIT, RISIKO SUKU BUNGA, RISIKO NILAI TUKAR, DAN RISIKO PENURUNAN HARGA SUN
Peningkatan kredit yang cukup besar menurunkan NPL gross dari 4,6% menjadi 4,1%. Nominal NPL relatif tidak mengalami perubahan karena ada penghapusbukuan dan restrukturisasi kredit oleh Bank Persero yang menyebabkan NPL Gross Bank Persero turun menjadi 5,2%. Kenaikan NPL Gross yang cukup besar terjadi pada kelompok Kantor Cabang Bank Asing menjadi 6,0% karena kartu kredit. Kenaikan penyisihan penghapusan kredit yang dibentuk bank(Rp1,8 T) sementara NPL nominal tidak berubah telah menurunkan NPL net dari 1,9% (akhir 07) menjadi 1,7% (Juni 08). Kondisi makroekonomi yang kurang menguntungkan berpotensi meningkatkan risiko kredit ke depan. Inflasi secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas kredit (NPL). Kenaikan inflasi 1% akan meningkatkan NPL
Naiknya kredit membuat Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) naik pesat. Modal hanya naik 5,1% sedangkan ATMR naik 23,6%. Akibatnya CAR turun dari 19,3% jadi 16,4%, sementara rasio modal inti terhadap ATMR masih 14,7%. Dalam stress-test terhadap bankbank besar dengan Skenario Stress-Test : Kualitas kredit menurun downgrade outstanding kolektabilitas kredit 10% ; Harga SUN menurun 15% ; Suku bunga meningkat 2% ; Nilai tukar rupiah menjadi Rp9,725/USD . Hasilnya adalah CAR bank turun rata-rata 0,4% (terendah 0,1% dan tertinggi 3,3%) dari 18,8% menjadi 18,4%.
Halaman 3
DIREKTORAT
Biro Stabilitas Sistem Keuangan, Menara Radius Prawiro Lt. 9 Phone: 62-21-3818336 ; Fax: 62-21-2311672 E-mail: bssk@bi.go.id