You are on page 1of 35

DASAR-DASAR PENGELOLAAN PENDERITA GAWAT DARURAT

Sesi 1 tanggal.3 september 2012

SUYAMTO A.Kep MPH Akper Notokusumo Yogyakarta

PENDAHULUAN
Penderita gawat darurat Penderita yang oleh suatu penyebab (penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan anestesi) jika tidak segera ditolong akan mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau meninggal

Time saving is life saving =

waktu adalah nyawa

Tindakan pada menit-menit pertama menentukan hidup atau mati penderita

Tindakan yang harus tepat, cepat & cermat

PENGERTIAN
1. Pasien Gawat Darurat Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

2.

Pasien Gawat Tidak Darurat Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
Pasien Darurat Tidak Gawat Pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak mngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat Misalnya pasien dengan ulcus tropiurn, TBC kulit, dan sebagainya. Kecelakaan (Accident) Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik. mental, sosial)

3.

4. 5.

PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD)


1.

TUJUAN Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungs kembali dalarn masyarakat sebagaimana mestinya. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang Iebih memadai.
Menanggulangi korban bencana.

2.
3.

Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat


Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu : 1. Susunan saraf pusat 2. Pernapasan 3. Kardiovaskuler 4. Hati 5. Ginjal 6. Pankreas

Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh:


1. 2. 3. 4. 5. 6. Trauma/cedera Lnfeksi Keracunan (poisoning) Degenerasi (failure) Asfiksi Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and electrolit) 7. Dan lain-lain.

Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit). Kegagalan sistem/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama

Keberhasilan Penanggulangan Pendenta Gawat Darurat (PPGD) Dalam Mencegah Kematian Dan Cacat Ditentukan Oleh:

1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat 2. Kecepatan meminta pertolongan 3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan ditempat kejadian, dalam perjalanan kerumah sakit, dan pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas atau rumah sakit.

SISTEMATIKA DALAM PPGD


Triase

Survei primer + resusitasi


Survei sekunder Stabilisasi

Rujukan / Terapi definitif

TRIASE

Survei primer dan resusitasi

Terapi definitif / rujukan RS. lain Kamar Operasi

(Quick Dx. - Quick Rx.)

ICU

Survei sekunder Stabilisasi

Cara pemilahan penderita berdasarkan : Kebutuhan terapi Sumber daya yang tersedia Terapi didasarkan pada kebutuhan : A : Airway B : Breathing C : Circulation D : Disability E : Exposure

MUSIBAH MASSAL Jumlah penderita Masalah gawat darurat

Tidak melebihi kemampuan RS PRIORITAS

Melebihi kemampuan RS PRIORITAS

Yang gawat darurat dan multi trauma

Kemungkinan survival yang terbesar

Emergency

A
Airway

B
Breathing

C
Circulation

D
Disability

E
Prioritas

Kasus

1.
2. 3. 4. 5. Dst

+
+ -

+
+ -

+
+ + -

+
-

1
2 3 4

1. 2. 3. 4. 5.

Biru : Merah : Kuning : Hijau : Hitam :

gawat darurat sangat berat gawat darurat tidak gawat, tetapi darurat tidak gawat darurat meninggal

PENILAIAN PENDERITA GAWAT DARURAT A = Airway ( + C Spine Controle ) B = Breathing C = Circulation D = Disability E = Exposure

A = AIRWAY ( + C SPINE CONTROLLE )

CARA

MENILAI

Lihat

( Look )

Dengar ( Listen ) Raba ( Feel )

A:
Airway

L I HAT

OBSTRUKSI JALAN NAPAS / TIDAK Agitasi Hipoksemia Penurunan kesadaran Hipercarbia Pergerakan dada - perut waktu bernafas ( See saw - Rocking respiration) Retraksi sela iga Sianosis : kuku, bibir

A:
Airway

DEN G A R
OBSTRUKSI JALAN NAPAS / TIDAK

Suara napas normal

Bicara normal ------ tidak ada sumbatan

Suara napas tambahan - obstruksi parsial


- Crowing / stridor - Gurgling - Suara parau ----- laring !

Suara napas hilang - Obstruksi total - Henti napas

A:
Airway

RABA

OBSTRUKSI JALAN NAPAS/TIDAK


Meraba / merasakan hembusan hawa expirasi dari lubang hidung / mulut Ada / tidaknya getaran di leher waktu bernapas - sumbatan parsial

A:
Airway

TABEL : OBSTRUKSI JALAN NAPAS


LIHAT GERAK NAPAS DENGAR SUARA TAMBAHAN RABA HAWA EKSPIRASI

SUMBATAN

Bebas Partial ringan Parsial berat Total

Normal Normal See saw See saw

(-) (+) (++) (-)

(+) (-) (+) (-)


20

A:
Airway

SEBAB OBSTRUKSI JALAN NAPAS


Lidah dan Epiglotis Muntahan, darah, sekret dan benda asing Trauma maksilofasial

A:
Airway

PENGELOLAAN OBSTRUKSI JALAN NAPAS

MAINTENANCE AIRWAY DENGAN ALAT 1. Suction (cair) 2. Oral airway 3. Nasal airway TANPA ALAT 1. Jaw Thrust 2. Oral Airway 3. Nasal Airway

DEFINITIVE AIRWAY

1. Intubasi trakhea Oral Nasal 2. Crico thyroidectomy Needle Surgical 3. Trackheostomy

PENYEBAB GANGGUAN BREATHING 1. SENTRAL Obat-obatan Radang otak Tumor Otak Trauma kepala Stroke 2. PERIFER Airway Paru Rongga Pleura Otot napas Syaraf Jantung

B:
Breathing

L I HAT
Takhipnea Perubahan status mental

Gerak napas
Sianosis

Distensi vena leher


Jejas di dada

B:
Breathing

D E NGA R
Keluhan sesak (penderita sadar) Suara napas - Normal ? - Menurun ? - Hilang ?
Suara napas tambahan

B:
Breathing

RABA
Hawa ekspirasi

Emphysema sub cutis - pneumothorax


Krepitasi / nyeri tekan Deviasi trakhea

B:
Breathing

PEMERIKSAAN TAMBAHAN Pulse Oximeter

CO2 detector, capnograf


Gas darah

Foto thorax

B:
Breathing

PENGELOLAAN
1. TERAPI SUPORTIF

Bantuan napas (ventilasi) - Tanpa alat : Mouth to mouth


Mouth to nose - Dengan alat : Bag-valve mask / tube Tehnik : Napas buatan (Controlled respiratori) Napas bantuan (Assisted Respiratory)

Oksigenasi - Variable Performance System


- Fixed Performance System

2. TERAPI CAUSAL

Apakah penderita syok ? Tanda-tanda syok


Perfusi : Nadi : Tekanan darah Perfusi perifer Perfusi ke ginjal Rate Ritme Pengisian

29

JENIS SYOK
Hipovolemik

TANDA KHAS
CVP rendah

TERAPI
- Cairan 2-4 x kehilangan volume - Bila Hb < 8 transfusi Diuretic Digitalis Beta mimetic Obat-obat aritmia

Kardiogenik

- CVP tinggi - Ada aritmia

Obstruktif

CVP tinggi

Menghilangkan obstruksi

Distributif

- Hiperdinamik dan hypodinamic stage - Febris

- Suportif

- Antibiotika - Hilangkan fokus infeksi

C:
Circulation

Apakah penderita henti jantung ? Lakukan Bantuan Hidup Dasar (Napas buatan dan pijat jantung)

1. Bagaimana kesadaran penderita. A AVPU (paling cepat) Glasgow Coma Scale (EVM) Sadar, somnolent, sopor, coma

2. Tanda-tanda neurologis lain Mata : pupil, gerak, papil Anggota gerak : Hemiplegia, paraplegia Sistem saraf, tanda vital
32

3. Penyebab gangguan kesadaran


D:
Disability

a. Gangguan pernapasan
Hipoksemia Hipercarbia

b. Gangguan sirkulasi
Syok Cardiac arrest CVA (perdarahan, thrombo emboli)

c. Trauma d. Metabolik

e. Infeksi
f. Obat-obatan g. Tumor

Penderita harus dibuka pakaiannya Penderita tidak boleh kedinginan Selimut, ruang cukup hangat Cairan infus yang sudah dihangatkan

You might also like