Professional Documents
Culture Documents
BAB II
Sistem Bilangan dan Sistem Kode
Oleh : M. Rustam
• Contoh :
101,01 = 1x22 + 0x21 + 1x20 + 0x2-1 + 1x2-2
= 4 + 0 + 1 + 0 + 0,25 = 5,25
• Contoh:
– Bilangan biner 4 bit 1100.
A3 A2 A1 A0
1 1 0 0
Pada bilangan biner tak bertanda di atas, nilai bilangan
dihitung dari A3 sampai A0. Sehingga,
1100bin = 1 X 23 + 1 X 22 + 0 X 21 + 0 X 20 = 12des
• 1 0 1 1 0 1
+ 0 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1
• 1 0 1 1 0 1
+ 0 1 0 0 1 1
1 0 0 0 0 0 0
bawaan 1 tidak digunakan
• Pada contoh tersebut, bit 1 paling depan merupakaan
bit bawaan dan tidak digunakan. Jadi 101101 + 010011
= 000000, sehingga 45 + (-)45 = 0.
07/08/09 Bab 2 Teknik Digital 37
Representasi Bilangan Biner
Komplemen Dua
• Pada suatu bilangan biner komplemen dua, harus
diperhatikan bit tandanya
• Jika bit tanda sama dengan 0, maka bit sesudahnya
merupakan bentuk bilangan biner asli
• Jika bit tanda sama dengan 1, maka bit sesudahnya
merupakan bentuk bilangan biner komplemen dua
• Contoh
0101101= +45des (101101=Biner asli)
1010011= -45des (010011=Komplemen 2)
1 0 1 1 kode Gray
07/08/09 Bab 2 Teknik Digital 48
Kode 7-Segment
• Adalah piranti yang digunakan untuk
menampilkan data dalam bentuk desimal
• Setiap segment dari peraga 7-segment
berupa LED yang susunannya
membentuk suatu konfigurasi tertentu
seperti angka 8
• Ada 2 jenis peraga 7-segment :
– Common Cathode, sinyal tinggi (1)-LED nyala
– Common Anodhe, sinyal rendah (0)-LED
nyala
07/08/09 Bab 2 Teknik Digital 49
Kode ASCII
• Singkatan dari American Standard Code for
Information Interchange
• Adalah kode biner untuk merepresentasikan
bilangan, huruf, dan simbol, sehingga biasa
disebut juga kode Alfanumerik
• Dalam komunikasi data memungkinkan terjadi
kesalahan pada bagian-bagian data. Untuk
mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan
tersebut ditambahkan Bit Paritas (Parity Bit)
yang ditempatkan sebagai MSB