You are on page 1of 3

RESUME PAK.SUYAMTO ( KEP.

JIWA) KUMPULKAN HARI KAMIS, 22 MARET 2012

B. DIMENSI TINDAKAN Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan, emosional katarsis, dan bermain peran (Stuart da Sundeen, 1987 : 131)

A. DIMENSI RESPON Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas, menghargai, simpati dan konkrit. Dimensi respon sangat penting pada awal hubungan klien untuk membina hubungan saling percaya dan komunikasi terbuka. Respon ini terus dipertahankan sampai pada akhir hubungan. a. Keikhlasan Perawat menyatakan keikhlasan melalui keterbukaan, kejujuran,

a.

Konrontasi KOnfrontasi adalah perasaa perawat tentang perilaku klien yang tidak sesuai. Konfrontasi berguna untuk meningkatkan kesadaran klien akan kesesuaian perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilaku. Konfrontasi sangat diperlukan klien yang telah mempunyai kesadaran tetapi belum merubah perilakunya.

b.

Kesegeraan Perawat sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu dengan segera

ketulusan dan berperan aktif dalam hubungan dengan klien b. Menghargai Rasa menghargai dapat diwujudkan dengan duduk diam bersama klien yang menangis, minta maaf atas hal yang tidak disukai klien. c. Empati Perawat memandang dalam pandangan klien, merasakan melalui perasaan klien dan kemudian mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien mengatasi masalah tersebut d. Konkrit perawat menggunakan terminologi yang spesifik, bukan abstrak. Fungsinya yaitu, mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien, memberikan penjelasan yang akurat dan mendorong klien memikirkan masalah yang spesifik. d. c.

Keterbukaan perawat Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama dengan pengalaman klien. Tukar pengalaman inim memberi keuntungan pada klien untuk mendukung kerjasama dan memberikan sokongan. "Emosional Catharsis" Emosional katarsis tejadi jika klien diminta untuk bicara tentang hal yang menganggu dirinya. Perawat harus megkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan masalahnya. Jika klien mengalami kesukaran dalam mengekspresika perasaannya, perawat dapat membantu dengan

mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien. Jika klien menyadari bahwa ia mengekspresikan perasaan dalam suasan menerima dan aman maka klien akan memperluas kesadaran dan penerimaan pada dirinya.

e.

Bermain Peran Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu ini berguna untuk meningkatkan kesadaran dalam berhubungan dan kemampuan melihat situasi dari pandangan orang lain. Bermain peran menjembatani antara pikirandan perilaku serta klien merasa bebas mempraktekan perilaku baru pada lingkungan yang nyaman.

2.

Komponen fisik : pengetahuan tentang fisiologi personal dan umum, juga termasuk sensasi tubuh, gambaran diri dan potensial fisik.

3.

Komponen lingkungan : Berisi tentang lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.

4.

Komponen pilosopi : perasaan tentang makna kehidupan.

C. ANALISA DIRI Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspel-aspek yang dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara terapeutik kepada klien.

Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara (Stuart dan Sundeen, 1987,h.98 99) yaitu : 1. 2. 3. Mempelajari diri sendiri. Belajar dari orang lain. Membuka diri.

Aspek-Aspek Analisa Kesadaran Diri Perawat : a. Kesadaran Diri

Proses peningkatan kesadaran diri sering menyakitkan dan tidak mudah khususnya jika ditemukan konflik dengan ideal diri. Tetapi merupakan tantangan untuk berubah dan tumbuh.

Helper yang efektif adalah mampu menjawab pertanyaan, siapa saya? Perawat adalah orang yang care akan kebutuhan pasien baik biologi, psikologik dan sosiokultural dengan melihat rata-rata penampilan yang dimilikinya. Perawat belajar tentang kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan dalam membantu pasien terhadap kontinyu sehat dan sakit. Campbell (1980) mendefenisikan kesadaran diri menurut model keperawatan secara holistik meliputi komponen psikologik, fisik, lingkungan dan pilosopi : 1. Komponen psikologi : Termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personaliti. b. Klarifikasi Nilai Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya? Kesadaran membantu perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan membantu sesuai dengan kebutuhannya. c. Eksplorasi Perasaan Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia dapat menggunakan dirinya secara terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987,h.102).

d.

Kemampuan Menjadi Model (Role Model) Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan obat,

Daftar Pustaka Cormier, L.S, Cormier W.H dan Weisser, R.J.1984. Interviewing and Helping Skills for Health Proffesionals.California : Wadsworth Health Scieness Division. Kozier B, dan Erb G.1983.Fundamental of Nursing : Concepts and Procedure (2ed).California : Addison-Wesley Publishing Company

hubungan interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien (Stuart dan Sundeen, 1987, h.102) e. Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa

Altruisme

memperhatikan diri sendiri. Perawat harus dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong orang lain? helper yang baik harus interes dengan orang lain dan siap menolong dengan cara mencintai dari manusia tersebut.

f.

Etik dan Tanggung Jawab Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab

untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan oleh anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber yang digunakan guna dipertanggung jawabkan.

You might also like