You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pertanian Lahan Kering merupakan aktifitas pertanian (budidaya tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) yang dilakukan di lahan kering. Lahan kering ini terjadi sebagai akibat dari curah hujan yang sangat rendah, sehingga keberadaan air sangat terbatas, suhu udara tinggi dan kelembabannya rendah. Lahan kering sering dijumpai pada daerah dengan kondisi antisiklon yang permanen, seperti daerah yang terdapat pada antisiklon tropisme. Daerah tersebut biasanya ditandai dengan adanya perputaran angin yang berlawanan arah jarum jam di utara garis khatulistiwa dan perputaran angin yang searah jarum jam di daerah selatan garis khatulistiwa. Lahan kering iklim basah (LKIB) yaitu daerah yang memiliki curah hujan diatas 2500 mm/tahun. Kondisi lahan kering tersebut mengakibatkan sulitnya membudidayakan berbagai produk pertanian. Faktor primer yang diperlukan tanaman untuk tumbuh adalah media tanam, air, cahaya, angin, dan nutrisi tanaman. Semua faktor yang diperlukan tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik tersebut terhambat oleh kondisi daerah lahan kering yang memiliki iklim dan cuaca ekstrim. Untuk mendukung pertanian LKIB yang berkelanjutan, pemerintah mengeluarkan Prima Tani. Prima Tani merupakan Program Rintisan Pemasyarakatan Inovasi

Teknologi Pertanian untuk memasyarakatkan inovasi hasil penelitian dan pengembangan pertanian kepada masyarakat dalam bentuk laboratorium agribisnis di lokasi yang mudah dilihat dan dikenal masyarakat petani. Tujuan utamanya adalah untuk mempercepat waktu, meningkatkan kadar dan memperluas prevalensi adopsi teknologi inovatif yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Selain itu, juga untuk menghimpun umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat-guna spesifik pengguna dan lokasi, yang merupakan informasi esensial dalam rangka mewujudkan penelitian dan pengembangan berorientasi kebutuhan pengguna.

1.2. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: Mengetahui karakteristik lahan kering iklim basah. Mengetahui strategi pemanfaatan lahan kering iklim basah secara berkelanjutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Odum (1971) lahan kering adalah bagian dari ekosistem teresterial yang luasnya relatif luas dibandingkan dengan lahan basah. Kemudian menurut Hidayat dkk (2000) lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi air atau tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Lahan kering adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan

menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya mengharapkan dari curah hujan. Contoh lahan kering berdasarkan iklim terbagi menjadi 2 yaitu : Lahan kering iklim basah (LKIB) yaitu daerah yang memiliki curah hujan diatas 2500 mm/tahun. Lahan kering iklim kering (LKIK) yaitu daerah yang memiliki curah hujan dibawah 2000 mm/tahun. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan lahan kering antara lain : tingkat kesuburan tanah relatif rendah, mudah tererosi, ketersediaan air terbatas, topografi umumnya tidak datar. Adapun solosi untuk lahan kering : Perlunya pengolahan tanah yang baik. Pemberian pupuk organik pada lahan kering. Pembuatan teras, agar permukaan tanah yang miring menjadi bertingkattingkat untuk mengurangi kecepatan air yang meresap kedalam tanah. Melakukan konservasi secara kultur teknis. Penggunaan varietas unggul yang tahan terhadap kekeringan. Melakukan pola tanam yang efektif.

BAB III PEMBAHASAN


Lahan kering dataran tinggi di Indonesia menempati luasan yang cukup besar, yaitu 66,8 juta ha, sehingga mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan komoditas tanaman (Abdurahman et al., 1999). Lahan kering beriklim basah merupakan suatu ekosistem yang mempunyai potensi untuk pengembangan tanaman hortikultura khususnya dan tanaman pangan umumnya (Partohardjono et al., 1988). Lahan kering mempunyai potensi sangat besar untuk pengembangan tanaman, akan tetapi untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman jagung yang optimal dibutuhkan input yang relatif tinggi, seperti usaha konservasi lahan, pengelolaan air, penggunaan varietas unggul yang toleran di lahan kering dan pemupukan, baik pupuk an organik maupun pupuk organik (Anon, 1992). Pemanfaatan lahan kering di daerah perbukitan dan pegunungan untuk pertanian semusim untuk menghasilkan bahan pangan banyak dijumpai dan dilakukan penduduk yang bermukim di pedesaan. Dengan pemanfaatan lahan kering di pegunungan dan perbukitan secara terus menerus tanpa memperhatikan kaidah konservasi akan menyebabkan terjadinya erosi dan penurunan kesuburan yang berat. Di negara sedang berkembang termasuk Indonesia, kerusakan lahan ini umumnya bermuara pada merebaknya kemiskinan dan kelaparan. Sedangkan secara ekologi akan mengganggu keseimbangan ekosistim terjadi kekayaan hayati yang berat (Scherr, 2003). Untuk mengoptimalkan sistem pertanian berkelanjutan dan budidaya tanaman di daerah berlahan kering beriklim basah para petani harus menggunakan kaidahkaidah yang dapat memberikan hasil optimal pada pertaniannya dan juga harus memperhatikan berbagai aspek yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kondisi lingkungan, seperti: Perlunya pengolahan tanah yang baik. Pemberian pupuk organik pada lahan kering. Pembuatan teras, agar permukaan tanah yang miring menjadi bertingkattingkat untuk mengurangi kecepatan air yang meresap kedalam tanah. Melakukan konservasi secara kultur teknis. penurunan

Penggunaan varietas unggul yang tahan terhadap kekeringan. Melakukan pola tanam yang efektif.

I.

Ruang Lingkup Prima Tani

Prima Tani di Desa Semabi diharapkan mendorong usahatani baik yang berbasis padi maupun karet. Pada usahatani berbasis padi, diharapkan produktivitas padi dan mutu beras meningkat, sedangkan keterpaduan dengan komoditas lainnya seperti sapi, ikan dan sayur-sayuran diharapkan dapat mendukung peningkatan pendapatan petani. Ruang lingkup Prima Tani di Desa Semabi meliputi sosialisasi, advokasi dan sinkronisasi, PRA dan Baseline Survei, Inovasi Kelembagaan dan Inovasi Teknologi Pertanian. Pelaksanaan kegiatan Prima Tani telah memberikan dampak perubahan yang positif dalam dinamika pembangunan pertanian di lokasi Desa Semabi, Kabupaten Sekadau. Penyelenggaraan kegiatan Prima Tani yang baru berlangsung sejak tahun 2007 hingga tahun 2009 telah memberikan dasar bagi pengembangan agribisnis berbasis padi di Desa Semabi. Meskipun demikian diperlukan tindak lanjut dan sinkronisasi pelaksanaan program pada masa mendatang agar dapat menciptakan Agro Industrial Pedesaan yang benar-benar optimal dan mandiri di Desa Semabi. Sebagai apresiasi atas kerja sama dan kerja keras berbagai pihak dalam implementasi Prima Tani di Desa Semabi perlu kami sampaikan kinerja keberhasilan penyebaran inovasi teknologi pertanian yang telah dicapai. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani), adalah suatu model atau konsep baru diseminasi teknologi guna mempercepat penyampaian informasi dan inovasi yang dihasilkan. Kegiatan Prima Tani pada intinya adalah membangun Laboratorium Agribisnis, yaitu model percontohan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) berbasis inovasi yang memadukan sistem inovasi teknologi dan kelembagaan pedesaan. Prima Tani LKDRIB Kabupaten Sekadau diharapkan mendorong usahatani baik yang berbasis padi maupun karet. Pada usahatani berbasis padi, diharapkan produktivitas padi dan mutu beras meningkat, sedangkan keterpaduan dengan komoditas lainnya seperti sapi, ikan dan sayur-sayuran diharapkan dapat mendukung peningkatan pendapatan petani. Untuk usahatani berbasis karet

diharapkan dapat mendorong peningkatan pendapatan petani melalui perbaikan sistem usahatani mulai dari pemilihan bibit karet klon unggul, budidaya, penanganan panen dan pasca panen. Sementara itu keterpaduan dengan komoditas lainnya seperti pengembangan ternak ayam, babi, ikan serta produk pengolahan seperti gula aren dan dodol durian diharapkan akan meningkatkan pendapatan petani. Ruang lingkup kegiatan Prima Tani lahan kering di Kab. Sekadau sebagai berikut : A. Sosialisasi, advokasi dan sinkronisasi Sosialisasi, advokasi dan sinkronisasi Prima Tani lahan kering Kab. Sekadau dilakukan di tingkat Propinsi dan Kabupaten. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan mengadvokasikan program Prima Tani ke stakeholder dan instansi terkait untuk memperoleh dukungan dalam mensukseskan program Prima Tani serta menjalin kerja sama dengan instansi terkait. B. PRA dan Baseline Survey PRA Kegiatan PRA dilakukan untuk memahami secara komprehensif permasalahan di pedesaan melalui partisipasi aktif dari petani atau masyarakat di lokasi Prima Tani, sebagai dasar penyusunan rancang bangun laboratorium Lapangan Agribisnis(LLA) di Semabi dan dasar untuk membuat tahapan kegiatan inovasi teknologi dan kelembagaan selama 5 tahun. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan PRA ini meliputi; 1) pemetaan lokasi, 2) Pembuatan peta transek, 3) pola curah, kalender musiman, pola tanam dan kegiatan harian petani, 4) Sejarah dan kecendrungan, 5) Diagram kelembagaan, 6) Identifikasi masalah dan peluang pengembangan agribisnis, 7) Identifikasi kebutuhan inovasi, 8) Analisis peluang Inovasi, 9) Klarifikasi masalah dan identifikasi ulang kebutuhan petani, 10) Analisis peluang kegagalan, 11) Analisis Finansial dan 12) Pemaparan Hasil PRA. Kegiatan Baseline Survey dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi awal desa Semabi sebelum dilaksanakan kegiatan Prima Tani sehingga dapat dijadikan acuan dasar dan sebagai

pembanding setelah dilakukan kegiatan Prima Tani. Informasi yang dikumpulkan melalui baseline survey meliputi kinerja teknologi pada setiap kegiatan agribisnis, kinerja kelembagaan agriibisnis pada setiap bidang kegiatan agribisnis dan lembaga pendukung agribisnis, kinerja hasil pada setiap bidang kegiatan agribisnis, kinerja sistem agribisnis dan karakteristik rumah tangga petani dan sumber daya yang dimiliki. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan bantuan kuesioner. C. Inovasi Kelembagaan Inovasi kelembagaan yang akan dilakukan melalui kegiatan Prima Tani di Lahan Kering Kab. Sekadau diantaranya : Penguatan kelompok tani padi, kelompok tani karet dan kelompok peternak melalui pertemuan kelompok tani secara berkala. Pembentukan dan pembinaan gapoktan. Membentuk Klinik Agribisnis yang berfungsi sebagai sumber informasi pertanian, lembaga percontohan inovasi pertanian bagi petani, tempat pelatihan bagi petani, lembaga konsultasi bagi petani dalam memecahkan berbagai masalah pertanian, serta sebagai layanan teknologi yang diperlukan petani. Forum pertemuan penyuluh pertanian pedesaan yang

direncanakan dilaksanakan setiap bulan. Pertemuan ini bertujuan untuk menjalin komunikasi yang lebih efektif antara penyuluh dan petani, mendiskusikan permasalahan yang dihadapi petani dalam usahataninya dan untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani. Membentuk lembaga keuangan mikro (LKM) dalam bentuk Kelompok Usaha Mandiri (KUM) untuk memudahkan akses petani terhadap lembaga permodalan. D. Inovasi Pertanian Implementasi inovasi pertanian yang akan dilakukan melalui kegiatan Prima Tani di Lahan Kering Kab. Sekadau meliputi :

Inovasi teknologi peningkatan produksi karet rakyat melalui sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait, penyuluhan mengenai teknik budidaya, penyadapan, pengolahan hasil serta pemasaran hasil produksi.

Inovasi teknologi budidaya padi melalui kegiatan PTT padi yang meliputi; penggunaan varietas unggul yang cocok untuk lokasi setempat, pengembalian sisa tanaman (jerami) dan pemberian pupuk kandang, pemupukan organik sesuai dengan rekomendasi, perbaikan tata air, pengendalian hama penyakit utama pada tanaman padi dan penanganan panen dan pasca panen secara tepat dengan introduksi alat mesin pertanian untuk meningkatkan mutu hasil beras.

Inovasi teknologi pengembangan ternak sapi bali melalui integrasi tanaman dengan ternak, introduksi hijauan makanan ternak (HMT), formulasi pakan ternak induk dan ternak potong, perbaikan kandang dengan sistem kandang kelompok,

teknologi pengendalian penyakit ternak, teknologi pembuatan biogas sederhana, serta pembuatan pupuk organik. Inovasi teknologi pemanfaatan lahan pekarangan melalui budidaya tanaman sayuran, budidaya ternak ayam buras dan pembuatan kolam ikan.

II.

Kinerja Penyebarluasan Inovasi Pertanian

Jenis teknologi yang diintroduksikan dalam pelaksanaan Prima Tani di LKDRIB Kabupaten sekadau sesuai dengan sumberdaya dan komoditas unggulan yang esksis di lokasi Prima Tani. Maka jenis teknologi yang diintroduksi mendukung pengembagan komoditas unggulan yaitu komoditas karet, padi dan ternak sapi. Teknologi inovasi unggulan Badan Litbang Pertanian yang diharapkan dapat diadopsi oleh petani antara lain : Teknologi PTT Padi, teknologi Integrasi Tanaman Ternak Sapi, Integrasi Tanaman dengan Ternak Ayam Buras, Integrasi Tanaman, Ternak dan Ikan, Teknologi Varietas dan Klon Unggul, Teknologi

varietas sayuran unggul, Teknologi budidaya sayuran, Teknologi Budidaya Ternak Sapi, Teknologi Budidaya Ternak Ayam Buras, Teknologi Pengolahan Karet, Teknologi Pengolahan Pakan Ternak dan Ikan, Teknologi Perkawinan Ternak Sapi, Ayam Buras dan Ikan, Prototipe Alsintan, Peta Karakterisasi Lahan, Teknologi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit pada tanaman, ternak, ikan dan tanaman karet, Teknologi pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, teknologi pengembangan kelembagaan pertanian (Gapoktan), dan pengembangan pemasaran hasil pertanian Inovasi teknologi peningkatan produksi karet rakyat melalui sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait, penyuluhan mengenai teknik budidaya, penyadapan, pengolahan hasil serta pemasaran hasil produksi. Rekomendasi pemupukan untuk tanaman karet digolongkan pada tanaman yang belum menghasilkan dan tanaman yang sudah menghasilkan. Inovasi teknologi budidaya padi melalui kegiatan PTT padi yang meliputi; penggunaan varietas unggul yang cocok untuk lokasi setempat, pengembalian sisa tanaman (jerami) dan pemberian pupuk kandang, pemupukan organik sesuai dengan rekomendasi, perbaikan tata air, pengendalian hama penyakit utama pada tanaman padi dan penanganan panen dan pasca panen secara tepat dengan introduksi alat mesin pertanian untuk meningkatkan mutu hasil beras. Berdasarkan kajian sumberdaya lahan yang telah dilakukan, peningkatan produktivitas lahan bisa dicapai dengan pemberian kebutuhan pupuk berimbang, penyusunan pola tanam yang tepat, jadwal tanam dengan mempertimbangkan resiko kegagalan panen akibat cekaman air, dan pemberian air irigasi. Usahatani dengan pola tanam: padi-padi-jagung, rekomendasi teknologi aplikatif yang disarankan adalah:

Tabel 1. Rekomendasi Pemupukan Awal masa tanam optimum padi musim tanam I antara tanggal 1-10 Oktober. Awal masa tanam optimum padi musim tanam II antara tanggal 10-20 Februari. Awal masa tanam optimum jagung musim tanam III tanggal 20-30 Juni. Untuk kegiatan Musim Tanam Gadu 2009 telah dilakukan introduksi varietas unggul yang merupakan salah satu komponen penerapan PTT Padi. Varietas yang diintroduksi adalah varietas Mekongga, varietas Mendawak dan varietas Indragiri. Ketiga varietas tersebut tergolong benih penjenis atau BS (Breeder Seed) dengan demikian diharapkan dapat menambah produktivitas lahan pertanian di Desa Semabi melalui keunggulan genetic yang dimiliki varietas unggul tersebut. Pemilihan varietas tersebut berdasarkan hasil uji coba pada tahun 2007 dan 2008 melalui partisipasi aktif petani setempat. Inovasi teknologi pengembangan ternak sapi bali melalui integrasi tanaman dengan ternak, introduksi hijauan makanan ternak (HMT), formulasi pakan ternak induk dan ternak potong, perbaikan kandang dengan sistem kandang kelompok, teknologi pengendalian penyakit ternak, teknologi pembuatan biogas sederhana, serta pembuatan pupuk organik. Inovasi teknologi pemanfaatan lahan pekarangan melalui budidaya tanaman sayuran, ternak ayam buras dan karamba jaring. Inovasi kelembagaan yang akan dilakukan melalui kegiatan Prima Tani di Lahan Kering Kab. Sekadau diantaranya : Penguatan kelompok tani padi, kelompok tani karet dan kelompok peternak melalui pertemuan kelompok tani secara berkala. Pembentukan dan pembinaan gapoktan. Membentuk Klinik Agribisnis yang berfungsi sebagai sumber informasi pertanian, lembaga percontohan inovasi pertanian bagi petani, tempat pelatihan bagi petani, lembaga konsultasi bagi petani dalam memecahkan berbagai masalah pertanian, serta sebagai layanan teknologi yang diperlukan petani. Forum pertemuan penyuluh pertanian pedesaan. Pertemuan ini bertujuan untuk menjalin komunikasi yang lebih efektif antara penyuluh dan petani, mendiskusikan permasalahan yang dihadapi petani dalam usahataninya

10

dan untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani. Membentuk lembaga keuangan mikro (LKM) dalam bentuk Kelompok Usaha Mandiri (KUM) sebagai dasar untuk membentuk badan hukum koperasi sehingga memudahkan akses petani terhadap lembaga

permodalan.

III.

Kontribusi Inovasi Pertanian Dalam Pembangunan Pertanian Wilayah

Pada awal palaksanaan Prima Tani, petani di Desa Semabi sebagian besar menanam padi dengan pola 1 kali setahun dengan menggunakan padi lokal. Setelah dikembagkan LLA di Desa Semabi, maka penduduk desa mulai merubah pola tanam menjadi 2 kali setahun. Terutama untuk masyarakat dengan etnis Dayak yang umumnya menanam varietas lokal sekali setahun, sekarang telah menanam 2 kali setahun dengan menggunakan varietas unggul. Pada musim gadu 2009 telah dilakukan penanaman padi oleh petani dengan menggunakan varietas unggul Ciherang, Mendawak dan Mekongga. Ketiga jenis bibit padi unggul ini merupakan komponen teknologi PTT padi yang diintroduksikan oleh Prima Tani Sekadau. Pada awalnya benih yang digunakan berasal dari pengembangan benih yang ditanam pada areal percontohan tanaman padi pada tahun 2008. Pilihan petani pada varietas Ciherang disebabkan petani pernah menanam dengan hasil yang memuaskan, mudah dijual dan sesuai selera petani. Varietas Mekongga dan Mendawak ditanam petani karena memiliki pertumbuhan seperti padi local yang sudah lama dikenali oleh petani. Selain itu hasil varietas mekongga dan mendawak di tingkat petani tanpa menggunakan pupuk dapat menghasilkan panen lebih dari 3 ton per hektar, sehingga memberikan harapan untuk dapat dijual ke kota oleh petani di lokasi Prima Tani. Selain itu varietas mendawak dan mekongga dirasakan lebih tahan serangan hama dan penyakit dibandingkan ciherang. Untuk musim gadu 2009 ini terjadi peningkatan areal tanam yang signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 20 30 hektar meningkat menjadi 105 hektar. Pada luasan areal tersebut ditanam varietas unggul ciherang,

11

mendawak dan mekongga dengan proporsi masing-masing yang sebanding antar varietas (sekitar 33,33%). Dengan demikian selain peningkatan areal tanam pada musim gadu, juga terjadi peningkatan penggunaan benih unggul oleh petani di Desa Semabi. Peningkatan produksi padi sebagai akibat peningkatan areal tanam di tahun 2009 ini secara kualitatif ditunjukkan dengan rencana penduduk Desa Semabi untuk mengundang Bupati Kabupaten Sekadau untuk melaksanakan kegiatan panen raya di Desa Semabi. Produksi padi secara signifikan juga terjadi peningkatan, yaitu dari 1,5 2 ton per hektar menjadi 3 4,5 ton perhektar dengan penerapan PTT padi di Desa Semabi, Kabupaten Sekadau. Dengan demikian terjadi peningkatan produksi sebesar 2,5 ton perhektar atau sebesar 125 %. Peningkatan produksi padi perhektar dan peningkatan areal tanam dalam satu tahun di Desa semabi secara langsung meningkatkan produktivitas lahan sawah petani di Desa Semabi. Pelaksanaan Prima Tani di Kabupaten Sekadau telah mendorong pengembangan usahatani di Desa Semabi melalui peningkatan produksi padi. Keadaan ini dibuktikan dengan adanya keinginan petani untuk membuat kios pemasaran hasil produksi mereka di Kota Sekadau. Petani telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menindaklanjuti harapan petani tersebut. Untuk Pengembangan komoditas karet, terjadi perbaikan genetik karet rakyat dengan penggunaan klon karet unggul untuk mengganti karet lokal yang masih dipertahankan petani. Penggunaan klon karet unggul masih dalam masa pertumbuhan dan akan mulai berproduksi 3-4 tahun ke depan. Untuk saat ini produksi karet masih mengandalkan tanaman karet rakyat yang sudah tua. Diharapklan penggunaan klon unggul akan meningkatkan produksi karet di Desa Semabi. Untuk ternak sapi bali, teknologi pemeliharan ternak sapi melalui dukungan perkandangan ternak sapi, hijauan makanan ternak unggul, pemberian pakan tambahan dan supplemen pakan diharapkan dapat meningkatan efisiensi produksi ternak sapi di Desa Semabi. Kerja sama dengan Pemda Kabupaten Sekadau telah terjalin melalui penerapan rekomendasi yang dihasilkan pada penyusunan rancang bangun Prima

12

tani Desa Semabi, seperti perbaikan saluran irigasi, pembuatan jalan usaha tani, pengadaan alat mesin pertanian dan sebagainya.

13

BAB V KESIMPULAN

Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani), adalah suatu model atau konsep baru diseminasi teknologi guna mempercepat penyampaian informasi dan inovasi yang dihasilkan. Ruang lingkup kegiatan Prima Tani lahan kering di Kab. Sekadau meliputi sosialisasi, advokasi dan sinkronisasi, PRA dan Baseline Survei, Inovasi Kelembagaan dan Inovasi Teknologi Pertanian. Jenis teknologi yang diintroduksikan dalam pelaksanaan Prima Tani di LKDRIB Kabupaten sekadau sesuai dengan sumberdaya dan komoditas unggulan yang esksis di lokasi Prima Tani. Maka jenis teknologi yang diintroduksi mendukung pengembagan komoditas unggulan yaitu komoditas karet, padi dan ternak sapi. Kontribusi inovasi pertanian dalam pembangunan pertanian untuk pengembangan komoditas padi, terjadi perbaikan pola tanam yang biasanya melakukan pola 1 kali setahun kini berubah menjadi 2 kali setahun dan penggunaan varietas unggul. Untuk Pengembangan komoditas karet, terjadi perbaikan genetik karet rakyat dengan penggunaan klon karet unggul untuk mengganti karet lokal yang masih dipertahankan petani. Untuk ternak sapi bali, teknologi pemeliharan ternak sapi melalui dukungan perkandangan ternak sapi, hijauan makanan ternak unggul, pemberian pakan tambahan dan supplemen pakan diharapkan dapat meningkatan efisiensi produksi ternak sapi di Desa Semabi.

14

DAFTAR PUSTAKA
Afrizon. 2009. Pengelolaan Agroekosistem Lahan Kering (diakses online: http://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/04/12/pengelolaanagroekosistem-lahan-kering/ tanggal 8 September 2013) Bagus Aribawa, Ida. 2012. ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian: Bali. (diakses online:

http://pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/ADAPTASIBEBERAPA-VARIETAS-JAGUNG-DI-LAHAN-KERING-DATARANTINGGI-BERIKLIM-BASAH.pdf pada tanggal 8 September 2013) L. M Gufroni, Ar, dll. 2009. PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN RENDAH IKLIM BASAH DI KABUPATEN SEKADAU KALIMANTAN BARAT. BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN: Kalimantan Barat. (diakses online: http://www.slideshare.net/gufroni/succes-story-

transfer-prima-tani pada tanggal 8 September 2013)

15

You might also like