You are on page 1of 6

1.c. Apa saja faktor penyebab DE?

(Indah, Tri) adanya gangguan yang menghalangi atau mengurangi aliran darah ke penis pada waktu ereksi

Agar bisa melakukan ereksi, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.

kerusakan syaraf menuju penis,

Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:

Cedera Diabetes melitus Sklerosis multiple Stroke Obat-obatan Alkohol Penyakit tulang belakang bagian bawah Pembedahan rektum atau prostat.

gangguan hormon,

Kadang disfungsi ereksi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron. Tetapi penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual (libido). masalah psikologi

Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi:


Depresi Kecemasan Perasaan bersalah Perasaan takut akan keintiman Kebimbangan tentang jenis kelamin karena akibat pemakaian obat-obatan tertentu.

Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria usia lanjut yang banyak mengonsumsi obat-obatan).

Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:


Anti-hipertensi Anti-psikosa Anti-depresi Obat penenang Simetidin Litium Kelainan pada penis

2. c. Bagaimana mekanisme hipertensi yang terjadi pada penyakit pasien di skenario ini? (Tri, Aini) Hipertensi dapat disebabkan oleh adanya faktor keturunan (genetik), ketegangan jiwa, faktor lingkungan, dan makanan (banyak garam dan kurangnya asupan kalsium). Pasien diatas terbiasa mengkonsumsi makanan terolah sejak SD, dimana makanan tersebut tidak diketahui komposisinya secara pasti, termasuk tinggi rendahnya kadar garam yang ada pada makanan tersebut. Makanan dengan kadar garam yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi, karena pengonsumsian garam yang tinggi dapat meningkatkan volume plasma, curah jantung, dan tekanan darah. Selain itu, makan makanan terolah secara terus menerus tanpa memperhatikan keseimbangan kandungan gizi yang ada didalamnya dapat menyebabkan obesitas. Penyelidikan epidemiologi membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi. Pada penyelidikan dibuktikan bahwa curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien obesitas lebih tinggi. Disamping itu, pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah, hal itulah yang menyebabkan seseorang dengan obesitas memiliki prevalensi yang lebih tinggi untuk mengalami hipertensi.

3. e. Apa saja yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja obat yang dikonsumsi oleh pasien pada skenario ini? (Ferdy, Tri) makanan, karena beberapa jenis makanan dapat berinteraksi dengan obat yang kita minum, sehingga obat tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Dampak dari obat yang berinteraksi dengan makanan dapat mengakibatkan pada hal kecil sampai dampak yang berbahaya.

kondisi fisik seseorang, faktor lingkungan

4.B. Bagaimana prinsip-prinsip obat hipertensi dengan zat gizi yang dikonsumsi oleh pasien? (Meuthia, Tri) Obat obat antihipertensi bekerja berdasarkan kategori-kategori tertentu, yaitu : Diuretika, yang menurunkan tekanan darah dengan menghabiskan natrium tubuh dan mengurangi volume darah serta barangkali juga dengan mekanisme-mekanisme lainnya. Obat simpatoplegik, yang menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi resistensi vaskular tepi, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan penyimpanan vena dalam pembuluh darah vena yang besar. (kedua efek terakhir mengurangi curah jantung). Obat ini dibagi lagi menurut tempat kerjanya pada arkus refleks simpatis. Vasodilator langsung, yang mengurangi tekanan dengan cara merelaksasi otot polos vaskular,sehingga mendilatasi pembuluh resisten dan sampai derajat yang berbedabeda meningkatkan juga kapasitan. Obat-obat yang menghambat produksi dan kerja angiotenin, dan oleh karena itu mengurangi tahanan perifer vaskular dan volume darah

Pada pengobatan hipertensi jangka panjang, ekskresi natrium setiap hari harus sama dengan jumlah natrium dari makanan yang dikonsumsi.

HIPERTENSI

Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. - Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu : Hipertensi primer (esensial) Adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999). Hipertensi sekunder Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. - Berdasarkan bentuk hipertensi,yaitu hipertensi diastolic,campuran,dan sistolik. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut.

Patofisiologi hipertensi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Faktor resiko hipertensi meliputi : - Faktor usia, sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur. - Jenis kelamin, juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada

wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause. Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi.

Komplikasi Hipertensi : Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edma.Cairan didalam paru paru menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neron-neron disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian

Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : farmakologis dan non farmakologis 1. Non Farmakologis

Mengatasi obesitas / menurunkan berat badan Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh Ciptakan keadaan rileks Melakukan Olahraga seperti jalan sehat atau senam aerobik selama 30 45 menit sebanyak 3 4 kali seminggu. Menghentikan konsumsi rokok dan alkohol
2. Farmakologis

You might also like