You are on page 1of 24

BAB I STANDAR GAMBAR TEKNIK

A. Fungsi gambar teknik mesin dan standardisasi 1. Fungsi Gambar Teknik Mesin Gambar teknik adalah bahasa teknik dan pola penyampaian informasi seperti yang telah dibahas pada bab diatas. Fungsi-fungsi gambar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu : a. Gambar Sebagai bahasa teknik Gambar teknik merupaka alat komunikasi orang teknik, atau merupakan bahasa orang-orang teknik. b. Gambar sebagai bahan informasi teknik Gambar berfungsi untuk meneruskan maksud dari perancang dengan tepat kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan sebagainya. Orang-orang yang bersangkutan bukan hanya orangorang pabrik atau orang dibengkel sendiri, tetapi juga orang-orang dalam pabrik atau bengkel sub kontrak atau orang-orang asing dengan bahasa lain. c. Gambar sebagai gagasan dan pengembangan Bila kita mempunyai suatu gagasan atau suatu ide teknik abstrak yang melintas dihati kita, misalnya membuat suatu mesin dengan energi pasang surut air laut, membuat mesin dengan energi grafitas. 2. Standardisasi a. Pengertian fungsi standardisasi

Orang-orang yang terkait dalam bidang gambar teknik mein antara lain para siswa yang sedang belajar menggambar teknik. Oleh karena itu, supaya tidak teradi kesalah pahaman dalam membaca dan membuat gambar teknik. b. Macam-macam standar Negara-negara yang sudah mebuat standar antara lain : 1) Jepang (JIS) 2) Belanda (NEN) 3) Jerman (DIN) 4) Indonesia (SII), dan 5) Standar Internasional (ISO) c. Standar ISO ISO (Internasional Standardization for Organization) bertujuan untuk menyatukan pengertian teknik, forum internasional dengan tujuan : 1) Memudahkan perdagangan nasional maupun internasional 2) Memudahkan komunikasi teknik 3) Bagi negara-negara berkembang, memberi petunjuk-petunjuk praktis pada persoalan khusus dalam bidang teknik. d. Gambar Dengan Sistem ISO Gambar teknik yang diharapkan akan memenuhi salah satu tujuan ISO, Yaitu memudahkan komunikasi teknik. Dengan kata lain, yang akan dibahas dalam buku ini yatu gambar teknik dengan sistem ISO.

B. Alat gambar dan penggunaannya 1. Alat-alat Gambar

a. Cara menentukan ukuran kertas gambar 1) Macam-macam keras gambar menurut jenisnya a) Kertas gambar untuk tata letak Untuk gambar tata letak dengan pensil dipergunakan kertas gambar putih biasa, kertas sketsa atau kertas milimeter yang bermutu baik dan dapat mudah dihapus. b) Kertas gambar untuk gambar asli Gambar asli digambar diatas kertas kalkir, karena gambar cetak biru (blueprint) atau cetak konak (contac print) dibuat langsung dari gambar tesebut. Untuk gambar pensil dipergunakan kertas kalkir kasar, sedangkan untuk gambar tinta dipergunakan kertas kalkir mengkilap. Mutu kertas yang dikehendaki adalah tahan lama dan tahan lembab, mudah untuk menggambar pensil maupun tinta dan mudah dicetak kembali. c) Film gambar Film dibuat dari polyester atau cellulose triacetate, dan dipergunakan unutk gambar yang teliti, dimana keawetannya sangat diperlukan, serta tidak boleh memuai dan menyusut. 2) Cara menentukan ukuran kertas gambar Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar. Sebagai ukuran pokok dari kertas gambar diambil ukuran A0 yang mempunyai luas 1 m2 atau 1.000.000 mm2. Karena ukuran kertas A0 mempunyai luas x . y = 1.000.000 mm2, dengan y = x
2 , maka :

x . y = 1.000.000 mm2 x.x 2 x2 = x = = 1.000.000


1.000.000 2
707106,7

= 707106,7 = 840,89 mm

= 840,89 .

2 = 1189,19 mm

Jadi ukuran pokok kertas gambar yang sudah distandar adalah ukuran A0 dangan panjang 1189 mm dan lebar 841 mm (dibulatkan). Sedangkan untuk mendapatkan ukuran kertas gambar lainnya tigga membagi dua, yaitu untuk ukuran a) A1 didapat dari A0 dibagi dua b) A2 didapat dari A1 dibagi dua c) A3 didapat dari A2 dibagi dua d) A4 didapat dari A3 dibagi dua

Tabel 2.1 Ukuran Kertas Gambar (ISO 216)


Ukuran A0 A1 A2 A3 A4 Ukuran Lebar Panjang 841 mm 1189 mm 594 mm 841 mm 420 mm 594 mm 297 mm 420 mm 210 mm 297 mm Sisi kiri 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm C 10 mm 10 mm 10 mm 10 mm 10 mm

b. Jenis-jenis pencil dan penggunaannya 1) Pencil Gambar Pensil gambar digolongkan menurut kekerasannya, yang dinyatakan oleh gabungan huruf dan angka. Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi dalam tingkat kekerasan. Tabel 2.2 Tingkat Kekerasan Pencil Lunak Sedang Keras

2B 3B 4B 5B 6B 7B Keterangan : H B HB F = Hard (keras) = Black (hitam)

B HB F H 2H 3H

4H 5H 6H 7H 8H 9H

= Half Black (setengah hitam) = Firm (teguh/kokoh) Angka di depan huruf H menunjukkan tingkat kekerasan pensil

(semakin besar angkanya, maka pensilnya semakin keras). Sedangkan angka di depan huruf B menunjukkan kelunakan pensil (semakin besar angkanya, maka pensilnya semakin lunak). 2) Rapido/trek-pen Bila diperlukan membuat gambar asli yaitu gambar yang ditinta, maka kita menggunakan rapido. Rapido ini ada dua macam, yaitu rapido dengan mata/daun dapat diatur (trekpen) dan rapido dengan ketebalan tetap (tergantung dengan ketebalan yang di inginkan dengan ukuran yang bermacam-macam.

Kemiringan

Ketegakan

Gambar 2.1 Trek-Pen 3) Cara menggunakan

Waktu digunakan, arahkan pensil dengan kemiringan 60 kearah tarikan garis , dan waktu menarik garis pensil harus sambil diputar dengan telunjuk dan ibu jari. Arah putaran Pensil

Meja gambar 600

Gambar 2.2 Arah Tarikan Garis

c. Macam-macam penggaris Untuk menggambar diperlukan bermacam-macam antara lain : 1) Penggaris/mistar garis segitiga (satu pasang) Mistar siku (900-450-450) Mistar siku (900-600-300)

Gambar 2.3 Segitiga (satu pasang)

Cara Menggunakan Segitiga (satu pasang)

Gambar 2.4 Cara Menggambar Garis Tegak Lurus

Gambar 2.5 Cara Menggambar Garis Tegak Lurus 2) Mistar T (teken hak)

Gambar 2.6 Mistar T 3) Mistar skala Untuk gambar mesin dipergunakan mistar skala dari bambu atau plastik. Pada umumnya panjang dari mistar skala ini adalah 300 mm. di samping ini terdapat pula mistar skala dengan penampang segi tiga dengan ukuran yang diperkecil

d. Macam-macam mal 1) Mal Huruf dan Angka Mal huruf dan angka yaitu penggaris yang digunakan untuk membuat huruf dan angka dengan perantaraan pen/rapido. Mal huruf dan angka dapat membuat huruf dan angka dengan ukuran : 0.25, 0.35, 0.5, 0.7, 1.4 dan 2 mm.

Gambar 2.7 Mal Huruf dan Angka

2) Mal busur

Busur derajat dibuat dari logam, yaitu aluminium atau plastic. Biasanya busur derajat ini mempunyai garis-garis pembagi dari 0 sampai dengan 180 3) Mal Elip Mal elips digunakan untuk membuat elips, misalnya gambar silinder, cincin poros, dan bentuk-bentuk elips lainnya.

Gambar 2.8 Mal Elip 4) Sablon/mal bentuk Untuk membuat gambar secara tepat dipergunakan mal-mal bentuk. Masih ada macam-macam mal bentuk, seperti misalnya untuk menggambar lambang-lambang dalam bidang elektronik, gambar mur dan lain sebagainya. e. Penghapus dan pelindung penghapus Untuk membuang garis yang salah dipergunakan penghapus dengan mutu yang baik. Ada penghapus yang dibuat dari karet dan ada penghapus yang dibuat dari plastic. Penghapus yang baik harus dapat menghilangkan garis atau gambar yang tidak diinginkan, dan tidak merusak kertasnya. Untuk menghilangkan garis atau gambar dengan tinta, harus dipakai penghapus yang khusus. f. Jangka 1) Macam-macam jangka a) Jangka besar (100-200 mm) b) Jangka sedang (50-100 mm)

c) Jangka kecil (5-50 mm) d) Jangka orleon digunaka untuk membuat lingkaran yang berdiameter 1-5 mm yang tidak dapat dibuat oleh jangka lain.

2) Menggunakan Jangka Jangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur lingkaran. Jangka mempunyai dua kaki, ujung kaki yang satu dari logam runcing yang diperkuat dengan sekrup, sedangkan pada kaki yang lain dapat diisi dengan: a) Ujung pensil b) Trek pen c) Jarum jangka, untuk membagi atau mengukur d) Devider (jangka tusuk)

Gambar 2.9 Jangka

g. Papan/Meja Gambar

Gambar 2.10 Papan/Meja Gambar Meja gambar harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang lurus, dimana tempat kepala mistar T digeser. Meja gambar dibuat dari kayu pohon cemara, kayu pohon linde, kayu lapis (polywood) atau hardboard. Ukuran disesuaikan dengan ukuran kertas. h. Mesin gambar

Gambar 2.11 Mesin Gambar Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat gambar lainnya, seperti busur derajat, panggarit-T, segi tiga, dan ukuran. Sebuah mesin gambar dilengkapi dengan mekanisma gerak seajajar yang terdiri dari 4 batang penghubung, (link). Sepasang batang penghubung dipasang secara tetap pada sebuah alat, yang dapat dipasang pula pada sebuah papan gambar. Pada sepasang lain ditempatkan sepasang penggaris lurus, dan dapat diputar pada sudut yang dikehendaki. Dengan alat-alat ini dapat ditarik garis-garis sejajar dan garis-garis tegak lurus dengan mudah.

2. Menyimpan Gambar Untuk membuat suatu unit mesin, memerlukan beratus-ratus gambar, bahkah berubu-rubu gambar yang harus dibuat. Oleh karena itu gambar harus diberi nomor (kondifikasi nomor urut). Nomor urut dibuat untuk memudahkan dalam mencari data/informasi sewaktu merakit atau mereparasi dari suatu suku cadang.

Selain gambar harus diberi nomor urut, gambar juga perlu disimpan dan diawetkan sebagai data/informasi untuk rencana-rencana baru. Penyimpanan ini dapat dilakukan dengan tiga macam : a. Disimpan dengan dibendel dengan cara gambar dikumpulkan; gambar yang mempunyai ukuran besar dilipat seuai dengan teknik melipat gambar, diurutkan sesuai dengan pengelompokannya, kemudian dibendel dalam satu file. b. Untuk menghemat tempat, ada juga gambar difoto diperkecil dan klisenya disimpan pada kartu berlubang untuk memudahkan mencari gambar yang diperlukan. c. Dewasa ini gambar dapat dibuat dengan computer, maka penyimpanan gambar pun dapat disimpan/diawetkan dalam suatu disket, flasdisk, cd, dan hard disk.

3. Melipat Kertas Gambar Gambar yang boleh dilipat adalah gambar cetakan, sedangkan gambar asli tidak boleh dilipat tetapi boleh digulung dengan diameter minimal 40 mm.

Gambar 2.12 Melipat Kertas Gambar

4. Etiket (kepala Gambar) Setiap gambar kerja yang dibuat selalu ada etiketnya. Etiket dibuat disisi kanan bawah gambar.

Gambar 2.13 Etiket gambar (Kepala gambar)

C. Huruf, Garis, dan Kontruksi Geometris 1. Huruf dan Angka a. Penulisan huruf dan angka tegak ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz [(!?:;- =+x:%&)] 1234567890 b. Penulisan huruf dan angka miring ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz [(!?:;- =+x:%&)] 1234567890

c. Ukuran Huruf Standar Permbandingan tinggi dan lebar huruf diambil dari perbandinan ukuran kertas ang distandar, yaitu :

Contoh : Jika huruf mempunyai tinggi h = 14 mm, berapa lebar hurufnya (x = lebar huruf) ? Jawab :

h:x=

atau

dengan h = 14 mm, maka : x =

= 9,899 mm

jadi lebar hurufnya adalah 9,899 mm dibulakan menjadi 10 mm

Tabel 3.1 Ukuran Huruf dan Angkah Standar Sifat Huruf dan Anggka Tinggi Huruf Tiggi huruf kecil Jarak antar huruf Jarak antar garis Jarak antarkata Tebal huruf Perbandingan Type A h (10/14) . h (2/14) . h (20/14) . h (6/14) . h (1/14) . h Type B h (7/10) . h (2/10) . h (14/10) . h (6/10) . h (1/10) . h

d. Jarak Antarkata Jika huruf standar type A, tinggi 14 mm maka jarak antarkata (6/14) . 14 = 6 mm Jika huruf standar type B, tinggi 14 mm maka jarak antarkata (6/10) . 14 = 8,4 mm e. Tebal huruf Jika kita menggunakan tinggi huruf h = 7 mm, maka : Untuk huruf type A, tebal hurufnya (1/14) . 7 = 0,5 mm Untuk huruf type B, tebal huruf atau pena yang dipakai (1/10) . 7 = 0,7 mm

2. Macam-Macam Garis dan Kegunaannya a. Garis tebal kontinu

b. Garis tipis kontinu

c. Garis kontinu bebas

d. Garis gores tipis

e. Garis sumbu

3. Kontruksi Geometris a. Membagi Gari Sama Panjang 1) Gambarkan garis A-B (sembarang) 2) Lingkarkan jangka dengan jari-jari r1 dengan titik A sebagai pusatnya 3) Dengan tidak merubah jangka (r1=r2) lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di B, sehingga berpotongan di C dan D 4) Tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A-B di E, sehingga AE=EB

Gambar 3. 1 Membagi Gari Sama Panjang b. Membagi sudut sama besar 1) Lingkaran sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai pusat dengan jari-jari sembarang R yang memotong kaki sudut AB dan AC di titik-titik P dan Q. 2) Buat dengan P dan Q sebagai pusat busur lingkaran dengan jari-jari sebarang R2 dan R3 (R2 = R3) yang sama besar. Kedua busur lingkaran tersebut berpotongan di T. 3) Tarik garis AT maka sudut BAT = sudut TAC. Gambar 3. 2 Membagi sudut sama besar
T

c. Mebagi sudut siku-siku mejai tiga bagian sama besar 1) Lingkaran sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai pusat dengan jari-jari sembarang R dan busur lingkaran ini memotong kaki sudut AB di P dan kaki sudut AC di Q. 2) Buat dengan jari-jari R dan busur Gambar 3.3Membagi siku-siku mejadi tiga bagian sama besar

lingkaran dengan titik pusat P dan Q

kedua busur lingkaran ini memotong busur yang pertama di titik-titik R dan S. 3) Tarik garis AR dan AS, maka sudut BAR = sudut RAS = sudut SAC.

d. Memindahkan sudut 1) Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan jari-jari sembarang R yang memotong kaki-kaki sudut AB dan AC di n dan m 2) Buat pula busur lingkaran dari A1 dengan jari-jari R1 (R = R1) yang memotong kaki sudut A1 C1 di m1 3) Buat busur lingkaran dari titik m dengan jari-jari r = nm 4) Buat pula busur lingkaran dengan jari-jari r1 = r dari titik di m1 busur ini memotong busur yang pertama ( jari-jari R1) di titik n 5) Tarik garis A1 n1 yang merupakan kaki sudut A1 B1Maka sudut B1 A1 C1 = sudut BAC

Gambar 3. 4 Memindahkan sudut

e. Segi lima beraturan Ditentukan lingkaran dengan pusat M 1) Tarik garis tengah melalui titik M memotong lingkaran di titik A dan titik B 2) Buat busur yang sama dari titik A dan titik B. Perpotongan busur tersebut ditarik garis memotong lingkaran di titik C dan D serta melalui titik M 3) Kemudian buat busur yang sama pada titik M dan titik B. Perpotongan busur tersebut ditarik garis hingga memotong di titik E 4) Hubungkan garis dari titik E dan titik D 5) Lingkarkan dari titik E sepanjang ED ke arah MA hingga memotong di titik F 6) Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan 7) Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan membentuk segi lima beraturan 8) f. Segienam beraturan Ditentukan lingkaran dengan pusat M 1) Tarik garis tengah melalui titik M memotong lingkaran di titik A dan titik B Gambar 3.5 Segilima beraturan

2) Buat busur yang sama dari titik A dan titik B sepanjang AM = BM memotong lingkaran 3) Hubungkan titik potong yang terdapat pada lingkaran tersebut sehingga Gambar 3.6 Segienam beraturan tergambarlah segi enam beraturan

g. Segitujuh braturan 1) Tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusatdi O 2) Tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B 3) Buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan panjang ke atas 4) Dengan cara lukisan, garis AB di bagi tuju bagian sama besar, hingga didapat 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 5) Ukur dengan jangka dari A ke 1 (A1=r2)dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di A hingga berpotongan dengan perpanjangan AB di E Gambar 3.7 Segitujuh beraturan

6) Ukur dengan jangka ari O ke E (OE=r 3) dan glingkarkan r3 tersebut dengan titik pusat di O hingga memotong garis perpanjangan OP di G 7) Tarik Garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H 8) Ukur dengan jangka dari H ke 3, ini merupakan sisi segitujuh

9) Pindahkan s=H3 ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat segitujuh beraturan.

h. Elips 1) Bagilah sumbu AB dalam 4 bagian sama panjang, maka diperoleh titik M1, M2, dan M3 2) Buatlah lingkaran 2, 2, dan 3 dengan jarijari panjang sumbu dengan titik pusat lingkaran M1, M2, dan M3 3) Ketiga lingkaran tersebut saling berpotongan di titik C, D, E, dan F 4) Tarik garis M1C, M1E, dan M3D, M3F yang memotong keliling lingkaran di titik G, H, I, dan J 5) Garis M2C dan M3D berpotongan di titik N1, sedangkan M1E dan M3F berpotongan di titik N2 6) Titik N1 dan N2 sebagai pusat dari busur lingkaran Bh dan IJ Gambar 3.8 Elips

i. Parabola 1) Buatlah garis bantu sejajar arah tegak 10 bagian dengan jarak yang sama 2) Buat juga garis bantu sejajar arah mendatar 5 bagian sama panjang

3) Jarak garis mendatar lebih lebar daripada jarak arah tegak 4) Hubungkan dari titik 0 tepi ke titik 1, 2, 3, 4, dan 5 tengah atau juga hubungkan garis dari titik 5 tengah ke titik 1, 2, 3, 4 tepi Gambar 3.9 Parabola

5) Hasil tarikan garis tersebut akan dipotongkan dengan garis tegak yaitu 01, 51 dengan garis tegak A, garis 02, 52 dengan garis tegak B, garis 03, 53 dengan garis tegak C dan garis 04, 54 dengan garis D serta sebagai puncaknya garis E5 6) Perpotongan garis-garis tersebut merupakan titik penghubung dalam pembuatan garis parabola. j. Menggambar Hiperbola 1) Buatlah sumbu X dan Y 2) Buatlah lingkaran pusat C dan bujur sangkar 3) Tarik garis menyilang melalui sudut diagonal dari bujur sangkar 4) Pada sumbu X berpotongan di V dan V1 5) Tentukan pusat putaran hiperbola F dan F1 dengan jarak dari V dan V1 setengah jarak jari-jari lingkaran sehingga FV = F1V1 Gambar 3.10 Hierbola

6) Tentukan titik A, A1, A2, A3, dan A4 pada sumbu X 7) Jarak AA1 = A1A2 = A2A3 = A3A4

8) Buatlah busur dari titik F dengan jarak AV di potongan busur dari titik F1 dengan jarak AV1, kemudian dibalik dari titik F dengan jarak AV di potongan busur dari titik F dengan jarak AV1 9) Dan seterusnya jarak busur A1V dan A1V1, A2V dan A2V1, A3V dan A3V1, dan yang terakhir A4V dan A4V1, pusat putarannya bergantian dari titik F dan F1 10) Hasil perpotongan dihubungkan membentuk gambar hiperbola

You might also like