Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bekerja keras, berbudi pekerti luhur, berdisiplin,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas, trampil serta sehat jasmani dan rohani.
mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran Nasional” (UUD 1945 : 18)
1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual.
a) Faktor kematangan
b) Faktor kecerdasan
c) Faktor latihan
d) Faktor pribadi
e) Faktor motivasi
bukunya Media Pendidikan (1980 : 27) menyata-kan nilai atau manfaat media pendidikan
Dari pernyataan tersebut diatas dapat dilihat dari manfaat media tersebut, maka
betapa pentingnya penggunaan media dalam proses belajar mengajar. Dalam Ketetapan Sidang
Permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah : “Sejauh mana perbedaan sebelum
dan sesudah menggunakan alat peraga terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri
014 Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Pelajaran 2007/2008”.
penulis merasa tertarik untuk mempelajarinya dalam penelitian ini, sehingga ditetapkan judul
penelitian yaitu :”Studi komperatif sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga terhadap
prestasi belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri 014 Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai
B. Rumusan Masalah
Winarno (1978 : 33) mengemukakan bahwa “masalah adalah setiap kesulitan yang
Sedangkan rumusan masalah yang baik menurut Tuckman yang dikutip oleh
Sugiyono (2001 : 35) adalah “yang menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih,
dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya, atau alternatif yang tetapi secara implisit
mengandung pernyataan”.
Oleh karena itu yang menjadi pernyataan Penelitian dalam rumusan masalah ini
adalah : “Apakah ada Perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga terhadap
prestasi belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri 014 Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan Penulis
sebelumnya, dan penelitian sangat penting,sehingga dilakukan dengan penuh konsentrasi dan
apa yang diharapkan dapat tercapai, oleh sebab itu tujuan dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui sejauh mana Perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan alat
peraga terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri 014 Kecamatan Loa Janan
2. Untuk mengetahui atau menguji hipotesa yang dirumuskan dalam penelitian ini.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi sekolah : Hasil penelitian nantinya akan dapat memberikan informasi dan bahan
2. Bagi FKIP Unikarta : Kiranya hasil penelitian ini nantinya akan berguna untuk menambah
3. Bagi penulis : Untuk melatih penulis untuk melakukan suatu penelitian ilmiah dan sebagai
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Keguruan
Untuk mendapatkan pembahasan dan penyusunan dalam penulisan skripsi ini, maka
penulis membagi kedalam 6 (enam) bab dengan sistematika penulisan skripsi sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan
BAB II : KERANGKA DASAR TEORI, pada bab ini diuraikan Penelaahan kepustakaan,
BAB III : METODE PENNELITIAN, pada bab ini diuraikan tempat penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data, gejala yang dihadapi, alat pengukur data,
BAB IV : PENYAJIAN DATA, pada bab ini diuraikan Data Variabel Independen, dan
BAB V : ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS, pada bab ini diuraikan
BAB VI : PENUTUP, pada bab ini diuraikan Kesimpulan dan Saran- Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
A. Penelaahan Kepustakaan
Dalam menentukan suatu konsep, diperlukan petunjuk, sehingga dipandang perlu
mengemukakan landasan teori yang merupakan kerangka umum yang mendasari pemikiran
Penelaahan kepustakaan yang diutarakan dalam penulisan ini yaitu pengertian alat
1. Alat Peraga
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka alat sering disebut dengan
Alat Peraga merupakan alat/media yang dapat digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di
sekolah.
a) Menurut Gerlach dan Ely dikutip oleh Azhar Arsyad (1971 : 3) menyatakan bahwa :
media apabila di pahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam hal ini, buku teks dan
lingkungan adalah merupakan Media Pendidikan.
b) Menurut Gagne dikutip oleh Arif Sadiman, dkk. (1970 : 6) menyatakan bahwa : “Media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
belajar”.
c) Menurut Briggs dikutip oleh Arif Sadiman, dkk. (1970 : 6) berpendapat bahwa : “Media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
visual serta peralatannya”. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar
dan diraba.
e) Oemar (1980 : 23) mengatakan : “Media adalah metode dan teknik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa
f) Santoso S. Hamidjojo yang dikutip oleh E.T Ruseffendi (1982 : 4) mengemukakan bahwa
(2) Levie dan Lenz dikutip oleh Azhar (1982 : 16) mengemukakan empat fungsi
(3) Media Pengajaran Kemp dan Dayton dikutip oleh Azhar (1983 : 3-4)
(4) Sudjana dan Rivai (1999 : 2) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam
Landasan teori penggunaan dari alat peraga yaitu mengacu pada Kerucut Pengalaman
EDGAR DALE dikutip oleh Oemar (1989 : 39) dalam bukunya yang berjudul Audio-Visual
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai
media pendidikan yaitu tidak hanya semata-mata sebagai alat peraga yang memperagakan,
agar suatu benda yang dipelajari dapat diraba, didengar, dan dapat diamati dengan panca
indra, tetapi lebih luas lagi yaitu sebagai alat-alat bantu mengajar yang memungkinkan
2. Prestasi Belajar
Guru dan siswa merupakan dua unsur yang terlihat langsung dalam proses interaksi
belajar mengajar yang kondusif dan kegiatan pendidikan. Seorang guru harus memiliki
kompetensi dan pengelolaan interaksi belajar mengajar, sehingga berhasil, maka tujuan
intruksi pun akan berhasil. Keberhasilan ini akan terlihat dalam bentuk prestasi belajar siswa,
setelah diadakan evaluasi baik dalam bentuk teks formatif maupun test sumatif.
a) Pengertian Prestasi
(1) W.J.S Poerwadarminta (1976 : 634) berpendapat bahwa : “Prestasi adalah hasil yang
(2) Menurut Mas’ud Khasan Abdul Qahar, yang dikutip oleh Syaiful Bahri (1991 : 20)
mengatakan : “Prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan yang
(3) Nasrun Harahap (1991 : 20) memberikan batasan bahwa : “Prestasi adalah penilaian
telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok yang menyenangkan
b) Pengertian Belajar
Masalah proses belajar merupakan masalah yang kompleks sifatnya, karena proses
belajar mengajar terjadi dalam diri seseorang yang melakukan kegiatan belajar, sehingga
(1) Sadirman A.M (1991 : 21) mengemukakan suatu rumusan bahwa : “Belajar sebagai
seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, dan efektif serta
psikomotorik”.
(2) Hilgard dikutip oleh Nasution (1986 : 39) mengatakan bahwa “Belajar adalah proses
yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam
(3) Gestalt dikutip oleh Oemar (1989 : 30) mengatakan “Manusia adalah organisme yang
aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu bertindak atas berbagai pengaruh
belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari
(1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
Kondisi fisik anak didik harus sehat. Jikka anak hidup dalam keluarga yang
kurang mampu, sehingga kebutuhan pokok (kebutuhan sandang dan pangan) tidak
terganggu.
Misalnya saja seorang anak yang kurang mampu tidak bisa sarapan pagi hari,
maka aktivitas belajarnya hanya bisa berjalan dengan baik sampai pukul 10.00 WITA
(pagi) dan selebihnya anak menjadi lemah, mengantuk dan tidak konsentrasi terhadap
pelajaran
yang lalu.
(c) Perhatian
telah ada dalam pikiran mereka, yaitu guru harus memberikan beberapa pertanyaan
(d) Konsentrasi
Apabila siswa sudah mempunyai minat dalam belajar maka seorang guru
konsentrasi segala sesuatu tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Konsentrasi
(e) Intelegensi
Setiap siswa mempunyai intelegensi yang berbeda, sehingga guru harus bisa
ingatan (regresi) yang tinggi mudah lupa akan masalah-masalah yang dijelaskan oleh
guru dan ada siswa yang mempunyai kadar surut ingatan yang rendah akan dapat
jalan menanamkan motivasi kepada mereka. Siswa yang mempunyai intelegensi yang
tinggi dapat dengan mudah menerima penjelasan guru, sedangkan siswa yang
(2) Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu
harus mendesain tempat belajar sebaik mungkin, misalnya : ruangan harus bersih,
tenang, kursi/meja siswa diatur sedemikian rupa dengan jarak tertentu dan tenang.
Ruangan dapat mempengaruhi intelegensi, minat, perhatian, konsentrasi dan
Orang yang ingin belajar atau bekerja sungguh-sungguh harus bertekad jangan
perhatian kita sepenuhnya kepada tugas kita, kemudian kita istirahatkan selama 5
menit lalu kita bisa belajar lagi dan kita lakukan belajar sungguh-sungguh selama 2
jam – 4 jam sehari dengan teratur. Waktu yang tepat kita jadikan alat untuk mencapai
orang tua sibuk bekerja. Pendidikan yang keras di rumah, sehingga anak tersebut
yang baik antara anak dengan orang tua, dan anak dengan anggota keluarga lainnya.
Hubungan yang adalah hubungan yang penuh pengertian dan penuh kasih sayang
disertai dengan bimbingan. Suasana rumah yang tenang, tentram dapat membuat anak
Orang tua wajib member pengertian dan dorongan terhadap kesulitan yang
dialami anak di sekolah dan orang tua selalu mengontrol pelajaran yang diperoleh
anaknya di sekolah dan juga orang tua selalu mengadakan hubungan dengan guru
anak di rumah.
Menurut N.A. Ametembun (1994 : 33) guru adalah “semua orang yang
wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas. Guru sebelum mengajar haru
belajar senantiasa berlainan, sehingga guru selalu mencari cara-cara baru untuk
(vii) Guru dalam mengajar tidak hanya menggunakan satu buku saja
pelajarannya.
(ix) Guru mempunyai tujuan tertentu pada setiap pelajaran yang diberikan.
(x) Guru tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada
Alat dan bahan pelajaran merupakan salah satu unsur yang menunjang proses
saja tanpa memahami artinya akan menimbulkan verbalisme dan juga kurang menarik
dan membosankan.
Pelajaran akan lebih menarik dan lebih berhasil, apabila dihubungkan dengan
mencoba, berpikir. Pelajaran tidak hanya bersifat intelektual melainkan juga bersifat
penggunaan alat peraga harus disesuaikan dengan umur siswa, bahan pelajaran,
Kegiatan belajar dapat dipengaruhi oleh lingkungan, oleh karena itu guru
diperoleh dengan jalan mengunjungi rumah siswa, dengan demikian guru akan
Siswa yang mengetahui sesuatu dari apa yang dipelajariinya adalah sebagai
tujuan yang ingin siswa capai selama belajar. Siswa tidak akan mempelajari sesuatu
bila hal itu tidak menyentuh kebutuhannya. Oleh karena itu, cukup beralasan bila
prestasi belajar dijadikan sebagai salah satu alat untuk memotivasi siswa dalam
belajar.
i) Memberi angka
Banyak siswa belajar untuk mencapai angka baik dan untuk itu dia berusaha
dengan segenap tenaga. Angka itu bagi mereka merupakan motivasi yang kuat untuk
belajar siswa.
ii) Hadiah
iii) Persaingan
Siswa lebih giat belajar, apabila tahu akan diadakan ulangan atau test dalam
waktu singkat. Akan tetapi apabila ulangan terlampau sering dilakukan, misalnya
setiap hari, maka pengaruhnya tidak berarti lagi. Tentu saja harus diberitahukan
v) Pujian
keterampilan siswa, yang merupakan wujud motivasi yang baik. Pujian lebih
bermanfaat daripada hukuman atau celaan, jadi guru baiknya mencari hal-hal pada
siswa yang dapat dipuji, seperti tulisannya, ketelitiannya, tingkah laku dan
diri anak. Guru harus menyadari keterbatasan nalar siswa, diharapkan pendidik
mampu untuk menerapkan cara mengajar dengan tidak melupakan arti pentingnya
B. HIPOTESIS
Winarno (1978 : 58) mengatakan “Hipotesa adalah suatu jawaban dugaan yang benar”.
sementara yang bersifat benar dan mungkin saja bersifat salah. Dia akan ditolak jika salah
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
Berdasarkan latar belakang dan kerangka dasar teori telah dikemukakan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan sementara (hipotesis) sebagai berikut : “Diduga terdapat perbedaan
sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas VI
SD Negeri 014 Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Pelajaran
2007/2008”.
C. Definisi Konsepsional
bahwa “Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati. Konsep menentukan
Menurut Arifin Leo (1984 : 22) “Konsep adalah kata istilah yang mengungkapkan suatu
abstraksi yang dibentuk dengan generelisasi dari hal-hall khusus kejadian yang diamati”.
Dari definisi tersebut, maka untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap
kata yang digunakan Penulis, maka akan diberikan batasan konsepsional dalam penulisan
(penyelidikan).
4. Alat peraga adalah alat/media yang digunakan dalam rangka lebih mengatifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
5. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau diciptakan terhadap bidang studi tertentu.
bahwa : “Perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga terhadap prestasi belajar
IPA siswa kelas VI SD Negeri 014 Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Pelajaran 2007/2008, adanya daya yang timbul akibat dari pemanfaatan atau
pemakaian alat/media komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar-
mengajar terhadap hasil yang dicapai dalam pembentukan kecakapan baru atau perubahan
tingkah laku.
D. Definisi Operasional
Dengan telah ditetapkan definisi konsepsional, maka perlu untuk meneruskan kepada
bentuk operasionalnya, sebagai seperangkat petunjuk yang lengkap mengenai apa yang akan
diamati dan bagaimana mengukur suatu (konsep), sehingga dapat menggolongkan gejala
Definisi operasional adalah batasan cara kerja atau petunjuk bagi peneliti dalam
mengumpulkan data yang diperlukan selama melakukan penelitian. Definsi operasional juga
dapat memberikan petunjuk apakah suatu masalah dapat diteliti atau tidak, apakah suatu
Sesuai dengan variabel yang diteliti maka definsi operasional yang akan diukur pada
1. Penggunaan alat peraga (media) adalah pemanfaatan semua alat peraga yang dapat
adalah :
2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa untuk mata pelajaran IPA
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi penelitian ditetapkan pada Sekolah Dasar Negeri 014 Loa
Janan Kabupaten Kutai Kartanegara terletak di Jalan Swadaya Ulak Nanga Desa/Kelurahan
pertimbangan, penulis dapat dengan mudah menjangkau tempat atau lokasi penelitian dan
Obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data disebut
populasi. Sutrisno Hadi (1989 : 70) mengatakan “Semua individu untuk siapa kenyataan-
kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan disebut populasi atau
universe”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan seluruh siswa kelas VI SD Negeri 014
Bakungan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara yang berjumlah 58 orang
siswa, sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah 22 siswa yaitu 38% dari jumlah
siswa kelas VI SD Negeri 014 Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara dari populasi yang
Untuk memperoleh data yang menunjang dalam penulisan skripsi ini penulis
1. Desain Penelitian
yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis
secara berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi
antara guru dan siswa SD Negeri 014 Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas tiga siklus kegiatan sebagai berikut.
a. Siklus I
– Mengidentifikasi masalah
– Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan
– Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap
tindakan
– Melakukan diskusi dengan guru SD dan kepala sekolah untuk rencana observasi
– Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran
interaktif
– Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau
kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran
berikutnya.
kelompok
b. Siklus II
– Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan
kelompok
– Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan
balikan
– Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran interaktif dengan
kerja kelompok
c. Rekomendasi
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil yang diharapkan adalah
– Siswa memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat dalam proses
pembelajaran IPA
Mengenai gejala yang timbul dari suatu penelitian, biasanya seorang peneliti
dihadapkan pada dua gejala yaitu gejala nomonal dan gejala kontinum. Berdasarkan
indikator-indikator yang penulis rumuskan sebelumnya, maka gejala yang dihadapi dalam
penelitian ini adalah gejala kontinum. Gejala kontinum menurut Sutrisno Hadi (1989 : 92)
adalah “Gejala yang bervariasi menurut tingkatannya”. Gejala ini memiliki kontinuitas ciri-
ciri yang dapat digunakan untuk menggolong-golongkan subyek pendukung gejala itu.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh media (alat peraga) terhadap
Alat pengukur data dalam penelitian ini, Penulis menggunakan Skala Nominal yaitu
pengukuran, tetapi lebih pada mengkatagorikan, memberi nama dan menghitung fakta-fakta
F. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menetapkan bahwa jenis penelitian sebagaimana tersebut
(Sugiyono, 2001 : 6)
G. Analisis Data
Untuk lebih menjamin keakuratan data penelitian dilakukan perekaman data dalam
video. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai permasalahan yang ada
dalam bentuk laporan hasil penelitian. Rancangan pembelajaran interaktif dan pembelajaran
tugas kelompok dilakukan validasi oleh teman sejawat dan kepala sekolah. Untuk kreativitas
siswa dalam pembelajaran digunakan observasi dan angket serta perolehan hasil belajar
H. Jadwal Penelitian
Kegiatan penelitian dalam rangka penulisan skripsi diharapkan selesai dalam 6 bulan
1. Tanggal 17 Oktober 2007 penuliis mengajukan judul skripsi kepada Bapak Dekan dan
skripsi.
yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti dan menulis Bab I, II, III.
tentang proposal yang telah dibuat serta perbaikan-perbaikan pada bagian-bagian yang
terdapat kesalahan atau kekurangan pada Bab I, Bab II dan Bab III.
Negeri 014 Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Pelajaran
5. Tanggal 18 Februari 2008 – 28 Februari 2008 melakukan konsultasi Bab IV, V dan VI
setelah itu melakukan perbaikan yang disarankan oleh Pembimbing dan persiapn untuk
BAB V
A. Siklus I
pembelajaran.
b. Guru mencoba menganalisis dan merumuskan masalah yang mungkin muncul saat
pembelajaran.
e. Peneliti dan guru bersama-sama membuat angket untuk siswa dan pedoman observasi.
f. Guru menyusun kelompok berdasarkan siswa yang pandai dibagi merata kesetiap
kelompok.
c. Peneliti dan pengamat (teman sejawat dan kepala sekolah) melakukan pengamatan
d. Peneliti dan pengamat memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya
f. Peneliti, pengamat (teman sejawat dan kepala sekolah) dan guru melakukan diskusi
h. Peneliti dan para pengamat mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
pembelajaran sesuai dengan perencanaan, namun setelah beberapa saat guru kembali
kepada pola lama yang biasa dilakukan dalam pembelajaran yaitu menjelaskan materi
dan siswa menyimak penjelasan guru dan memcatat hal yang dianggap penting. Guru
Nampak tidak percaya diri ketika siswa bertanya tentang materi yang tidak dimengerti
i. Peneliti, para pengamat dan guru melakukan diskusi untuk membahas tentang
perbaikan untuk pembelajaran IPA/Sains berikutnya. Saran yang diberikan peneliti dan
juga para pengamat salah satunya adalah guru harus membaca materi IPA/Sains paket,
meskipun guru sudah sering mengajarkan materi tersebut. Guru juga harus membaca
beberapa buku referensi lain selain buku paket dan buku wajib, agar guru jadi lebih
percaya diri dan dapat menjawab semua pertanyaan siswa dengan tepat. Guru harus
dapat mengalokasi waktu dengan baik, sehingga dapat merangkum materi yang
dibahas.
a. Guru melakukan analisis temuan peneliti dan para pengamatan saat melakukan
b. Peneliti dan para pengamat menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat
selanjutnya. Terutama dalam mengelola kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok.
pelajaran IPA/Sains. Selama diskusi kelas guru berusaha berkeliling pada setiap
kelompok. Guru menanyakan kesulitan atau masalah yang dihadapi saat melakukan
percobaan.
d. Guru dibantu peneliti melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam
pembelajaran IPA/Sains, disamping itu guru mengadakan evaluasi tentang topik yang
sudah dibahas dan nilai rata-rata siswa 5,859. Kreativitas meningkat setelah
mengalami pembelajaran yang dilaksanakan guru. Siswa terlibat aktif dalam diskusi
memperbaikinya.
B. Siklus II
a. Hasil refleksi guru dievaluasi dan didiskusikan bersama dengan peneliti dan para
pengamat dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran IPA/Sains
berikutnya.
pelaksanaan pembelajaran.
pembelajaran interaktif.
b. Peneliti dan para pengamat mencatat perubahan yang terjadi, guru lebih percaya diri
dan menjelaskan materi/konsep dengan baik. Guru sudah dapat berperan sebagai nara
sumber, fasilitator dan mediator dengan baik. Guru sudah dapat mengelola kelas
dengan baik.
c. Guru, peneliti dan para pengamat melakukan diskusi membahas masalah yang
b. Guru Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran interaktif.
d. Peneliti dan guru memberikan rekomendasi terhadap hasil akhir penelitian tindakan
e. Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil yang diharapkan adalah
f. Siswa memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat dalam proses
pembelajaran IPA. Setiap pembelajaran IPA siswa selalu sudah siap dengan pertanyaan
tentang materi/topik yang akan dibahas. Siswa sudah terbiasa bekerja kelompok dan
berdiskusi.
interaktif khususnya pada mata pelajaran IPA/Sains. Ada kemauan guru untuk
h. Prestasi siswa dalam pelajaran IPA/Sains meningkat. Nilai rata siswa mencapai 6,512.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menyajikan data-data yang berhubungan dengan sebelum dan sesudah
penggunaan alat peraga terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas
VI SD Negeri 014 Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Pelajaran
2007/2008, serta dari penyajian data, analisa dan pengujian data, maka penulis mengambil
1. Guru dalam mendesain model pembelajaran interakrif untuk mata pelajaran IPA, pada
2. Guru dalam menerapkan model pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA di SD
dengan kerja kelompok. Pada awalnya siswa mengalami kesulitan bekerja dalam
kelompok, terutama siswa yang pandai/pandai tidak mau bergabung dengan siswa yang
tidak/kurang pandai. Siswa yang merasa dirinya pandai lebih suka belajar dan bekerja
sendiri. Siswa terkesan egois, untuk dapat menyatukan siswa dalam kelompok dan
bekerja sama guru berusaha memberi penjelasan tentang pentingnya berbagi, bekerja
sama, bersahabat tanpa memperhatikan kepintaran atau kemampuan orang lain. Justru
dimengerti.
pembelajaran interaktif. Siswa sangat antusias membahas topik dalam diskusi, dan
berusaha menjawab dan menemukan informasi tentang topik tersebut. Siswa saling
berebut mengemukakan informasi (apa yang mereka ketahui) tentang topik. Setelah
dilakukan pembagian tugas kelompok siswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-
masing.
mengalami kesulitan dalam pengelolaan waktu. Guru belum dapat membagi waktu dalam
5. Prestasi belajar siswa meningkat setelah mengalami pembelajaran interaktif dengan kerja
kelompok. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa perorangan 5,859; nilai rata-rata
kelompok sebesar 6,,102. Pada siklus kedua nilai rata-rata siswa 6,512 dan nilai rata-rata
kelompok 7,615; sedangkan pada siklus ketiga nilai rata-rata siswa 7,948 dan nilai rata-
rata kelompok 7,384. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok dapat digunakan pada penelitian
tindakan kelas.
6. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan bertujuan adalah memperbaiki pembelajaran
kelompok dapat dijadikan alternatif untuk penelitian tindakan kelas yang akan
dilaksanakan berikutnya.
B. Saran-Saran
dan pengorbanan yang besar, baik waktu, tenaga dan pikiran. Untuk itu bagi para guru
2. Penelitian tindakan kelas sebaiknya dilakukan oleh guru dengan penuh kesadaran dan
memfasilitasi agar para guru sekolah dasar mau melakukan penelitian tindakan kelas
3. Sebaiknya penelitian tindakan kelas dilakukan oleh semua guru, baik guru SD, SMP,
SMA, sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja sebagai guru. Guru harus dapat menilai
Arifin, Zainal. 1994. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Em Zul Fajri Aprilia Senja. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa Publisher. Jakarta.
E.T. Ruseffendi. 1982. Media Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. P3D. Jakarta.
Edgar Dale (dikutip oleh Oemar Hamalik). 1989. Media Pendidikan. PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung.
Gagne, R.M. 1985. The Coditions of Learning Theory of Instruction. 4th Edition. New York :
Hasibuan, J.J, Mudjiono. 1988. Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja Karya. Bandung.
Hendro Darmodjo, Kaligis, J R E. 1991/1992. Pendidikan IPA II, Hal 7-11 Depdikbud Dirjen
Hernawati Damanik. 2004. Penerapan Model Pembelajaran Social Science Inquiry Dalam Mata
Irwanto, dkk. 1991. Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Kemmis, S. dan MC. Toggart.R. Ed.1988. The Action Research Planner. Deakin. Deakin
University. Australia.
Lemlit-UT. 2003. Jurnal Pendidikan Volume 4, nomor 2. Pusat Studi Lembaga Penelitian
Universitas Terbuka.
Poedjiadi, A. 1990. Pendidikan Sains dan Teknologi di Masa yang akan dating. Disampaikan
Poedjiadi, A. 1993. Mewujudkan iterasi Sains dan Teknologi Melalui Pendidikan, hal 4-6.
Poerwadarminta W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Slavin, RE. 1994. Educational Psychologi : Theory and Practice. Masschusetts. Allyn and Bacon
Publisher.
Slavin, RE. 1994. Educational Psychologi : Theory Research and Practice. Second Edition.
Sobry Sutikno. 2004. Model Pembelajaran Interaksi Sosial. Pembelajaran Efektif dan Retorika.
Sutrisno Hadi. 1989. Bimbingan Menulis Skripsi, Tesis Jilid I. Fakultas Psikologi UGM.
Yogyakarta.
Sutrisno Hadi. 1989. Bimbingan Menulis Skripsi, Tesis Jilid II. Fakultas Psikologi UGM.
Yogyakarta.
Syaiful Bahri Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional.
Surabaya.