You are on page 1of 27

Ade Rizki Setiadi (0906637292)

Sebelum penyinaran dilakukan, dokter oncologist, dosimetris,

dan ahli fisika medik akan menentukan rencana perlakukan (treatment planning system) yang optimal. Rencana (planning) ini bertujuan untuk memberikan dosis yang tinggi pada tumor dan meminimumkan dosis pada jaringan sehat di sekitar tumor tersebut.
Banyak factor yang dapat menyebabkan pemberian radiasi tidak

sesuai dengan yang direncanakan.


Oleh sebab itu perlu dilakukan verifikasi untuk mengetahui

apakah dosis yang diberikan pada tumor telah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak.

Di negara maju verifikasi dosis telah menjadi salah satu

langkah yang harus dilakukan dalam radioterapi. Namun di Indonesia hingga saat ini, verifikasi hampir jarang dilakukan. Hal ini terjadi karena masih banyaknya prosedur-prosedur yang dilakukan secara manual sehingga sulit menerapkan metode verifikasi dengan peralatanperalatan yang ada.
Resolusi

spasial yang tinggi dari film Gafromik membuatnya ideal untuk pengukuran dosimetri dan distribusi dosis pada daerah gradien dosis yang tinggi.

Dosimeter lain seperti thermoluminescent dosimeters

(TLD) dan ionization chamber tidak cukup presisi untuk digunakan dalam pemeriksaan. Hal ini dikarenakan pengukuran menggunakan TLD tidak meliputi estimasi radiasi hamburan yang terkena pada kulit sedangkan ionization chamber tidak menghitung dosis secara kumulatif.

Mengembangkan suatu algoritma tertentu dengan

menggunakan film dosimeter sebagai verifikasi dosis relatif pada pasien radioterapi.
Meningkatkan

waktu kerja yang dibutuhkan untuk proses verifikasi, karena dilakukan secara otomatis.

Melakukan kalibrasi film dosimeter dengan 9 lapangan

berukuran 2x2 cm2 dengan dosis yang telah ditetapkan, yakni 0.00, 0.1979, 0.4948, 0.9893, 1.9787, 2.9728, 3.9656, 4.9553, 6.9358, dan 7.9435 (skala dalam Gy), menggunakan pesawat Linac Synergy S Departemen Radioterapi RSCM.
Mencari nilai dosis relative yang diterima film gafromik dan

dibandingkan dengan dosimeter lain seperti TLD dan atau Ionization ChamberZ

Membandingkan pengukuran PDD dan Beam Profile

dengan menggunakan detektor pin point micro chamber dengan volume 0,007 cc dan film gafchromic serta program image J Menentukan volume averaging dan correction factor Memperlihatkan distribusi dosis secara 2D

Radioterapi adalah suatu cara penyembuhan kanker menggunakan radiasi pengion. Dimana radiasi pengion adalah radiasi gelombang elektromagnetik atau partikel bermuatan yang energinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya

Dosimeter Ionization Chamber

Gambar1. Detektor Pin Point Micro chamber

Dosimeter Termoluminisensi (TLD)

Gambar 2. Detektor Pin Point Micro chamber

Film Gafchromic

Gambar 3. Film Gafchromich

PDD adalah nilai persentase dosis pada suatu

kedalaman tertentu dibandingkan dengan dosis pada kedalaman maksimum


Sumber

PDD

Dd x100 % Dm

r maks

Dd adalah dosis serap dititik d Dm adalah dosis serap dititik rmax

rmax adalah jarak sumber ke titik


Pm d Pd

dosis maksimum d adalah jarak sumber ke titik dosis tertentu

Gambar 4. Perbandingan persentase dosis pada titik rmaks dan titik d dari rmaks.

Beam profile adalah kurva yang memperlihatkan dosis relatif pada suatu daerah atau sebuah perencanaan treatment.

Gambar 5. Profil dosis sebuah daerah pada Dmax kedalaman 10 cm dan kedalaman 20 cm. Dosis dinormalisasi ke 100% dalam sumbu utama pada Dmax sinar diarahkan pada kedalaman yang terdalam kemudian pada Dmax

Gamma Indeks didasarkan pada teori analisis komposit, menggabungkan uji perbedaan dosis dan DTA (Distance to Agreement) dalam perbandingan dosis

Gambar 6. Ilustrasi menggunakan analisis komposite

Scanner khusus akan digunakan untuk membaca film

dosimeter yang mempunyai informasi berupa data analog dan mengubahnya menjadi data digital Scanner yang digunakan pada penelitian ini menggunakan scanner merk Epson 10000 expression XL

Data yang dihasilkan scanner ini menjadi intensitas

masukan. Nilai-nilai ini merupakan harga Intensitas (I) yang sebanding dengan dosis yang diterima film. Dengan memasukan harga-harga ini maka akan didapat hubungan antara pixel value dan intensitas, yang selanjutnya diubah menjadi dosis relative yang diterima film.

Pada tahap ini, penulis mencari dan juga mempelajari tentang Dosimetri dan alat ukur dosimetri. Informasi ini diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa sumber tercetak (buku), internet (jurnal online), penjelasan dari dosen pembimbing dan juga diskusi dengan fisikawan medis di tempat penelitian.

Keterangan gambar:

1. 19,79 cGy
2. 49,48 cGy 3. 98,93 cGy

4. 197,87 cGy
5. 297,28
Gambar 7 Skema kalibrasi film gafchromic

6. 396,56 cGy 7. 495,53 cGy 8. 693,58 cGy 9. 794,35 cGy

Kalibrasi

Gambar 8. Foto pengambilan data kalibrasi film gafchromic

Data Profile

Gambar 9. Pengambilan data profile menggunakan film gafchromic

PDD

Gambar 10. Foto pengambilan data PDD film gafchromic

BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang penjelasan secara umum latar belakang permasalahan, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika. BAB II. LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menguraikan teori-teori dasar yang digunakan pada penulisan dan analisa dalam skripsi ini. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini berisi jabaran lengkap mengenai langkah-langkah, alat dan bahan, dan proses selama penelitian dilaksanakan. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapatkan dalam pelaksanaan penelitian dipaparkan dalam bab ini. Bab ini juga berisi analisa mengenai hasil yang didapatkan. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan analisa terhadap data yang didapatkan, maka pada bab ini penulis menarik kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dibuat, ditambahkan saran-saran yang berguna untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

Batels, Anja. (2007). Developing and evaluating a program for quality assurance based on MATLAB using Gafchromic EBT films as dosimeters. Department of Radiotherapy and Radio-Oncologi University Medical Center. Thesis Syarifeh A, et al. (2004). Dosimetric evaluation of Gafchromic XR type T and XR type R films, Journal of Applied Clinical Medical Physics, Vol. 6, No.1, page 114-134 Hopkins, Sandra. (2010). Calculation, verification and monitoring of patient dose in Diagnostic and Interventional Cardiology, Department of Physics Faculty of Electronics and Physical Sciences, University of Surrey. Dissertation Wayne, Alpa R. (2009). Self-Developing Film for Radiotherapy Dosimetry. GAFCHROMIC EBT2. NJ 07470 973- 628-3831/-3531

GUNILLA CARLESON BENTLE. (1996). Radiation Therapy Planning, second edition. Mc Graw-Hill, New York
Podgorsak. E. B. 2005. Review Radiation Oncology Physics : A handbook for Teacher and Students. IAEA Publishing. Nurrudin. (2012). Perbandingan Pengukuran PDD dan Beam Profile antara detector Pin Point Micro Chamber dan Gafchromic Film Pada Lapangan . Departemen Fisika, FMIPAUI. Skripsi

Greene D. and Williams P. C. (1997). Linear Accelerators for Radiation

Therapy. Bristol: Medical Science Series, institute of Physics Publishing. Cunningham, john. (1983). The Physics Of Radiology. Charles Thomas Publisher . Metcalfe P., Kron T., Hoban P. (2007). The Physics of Radiotheraphy XRays and Electrons. Madison, Wisconsin: Medical Physics Publishing. Wadud, A.S. (2010). Studi Monte Carlo: Pengukuran Besaran Dosimetri dari Berkas Foton 6-MV Unflattened Produksi Pesawat Linac Elekta SL-15, Universitas Indonesia, Tesis. VanDyk J. (2005). Radiation Oncology Overview. The Modern Technology of Radiation Oncologi: A Compendium for Medical Physicists and Radiation Oncologist. Ed. Van Dyk J. Wisconsin: Medical Physics, 1-18. W. B. Harms, D. A. Low, J. W. Wong and J. A. Purdy(1998).A software tool for thequantitative evaluation of 3D dose calculation algorithms. Med. Phys. 25, 1830-1836 D. A. Low,W. B. Harms, S. Mutic and J. A. Purdy (1998). A technique for the quantitative evaluation of dose distributions. Med. Phys. 25, 656-661

You might also like