Professional Documents
Culture Documents
Kasus
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Suku/bangsa Alamat Bp. HY 37 th SLTA Pedagang Islam Jawa / Indonesia Magersari Magelang
1.
2.
Keluhan utama
: Sesak nafas
RPS : 4 Hsmrs Pasien mengeluh sesak napas dan batuk kering, di bawa ke puskesmas diberi obat sesek hilang, 1 Hsmrs sesak di rasa bertambah dan disertai bunyi mengi, pasien merasa pada posisi duduk sesak sedikit berkurang dibanding posisi tidur. Sesak sering kambuh bila pasien melakukan aktivitas berat. RPD : sejak dulu pasien sudah sering masuk rumah sakit karena sesak nafas. Dan setiap sesak disertai mengi. Sesak dirasa lebih sering bila cuaca dingin.
3.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran Vital sign
: Tampak Sesak
: Compos mentis : Tensi : 120/90 mmHg
Nadi
Suhu Leher : Lnn ttb
: 76 x/menit
: 37,5
Respirasi : 32 x/menit
Pulmo : Inspeksi : Retraksi ( - ), Ketinggalan gerak ( - ) Palpasi : Ketinggalan gerak ( - ) Perkusi : Sonor (+/+)
Palpasi Perkusi
Pemeriksaan Darah rutin WBC RBC HGB HCT MCV MCH MCHC PLT
7-12-2009
Satuan
103/dL
-GDS
-UREUM
103,2
18,9
75 - 150
10 - 50 0,6 - 1,2
< 38
-SGPT
22,7
< 42
Diferential Diagnosis
Asma bronkhiale
Bronkitis Kronis
Terapi
Infus D5 + Aminophilin
Oksigen Ambroxol 3x1
Salbutamol 3x1
Dexametason 2x1 Ciprofloxasin 2x1 Diit BK
DEFINISI
Asma adalah suatu sindrom klinik ditandai dengan respon dari saluran trakeo-bronkial terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi berupa penyempitan jalan nafas yang luas, dan beratnya serangan dapat berubah-ubah yang bersifat refersibel, baik secara spontan maupun dengan pengobatan
ETIOLOGI
GENETIK Hiperreaktivitas Atopi/Alergi bronkus Faktor yang memodifikasi penyakit genetik Jenis Kelamin Ras/Etnik LINGKUNGAN Alergen) Obat-obatan tertentu (misalnya golongan aspirin, NSAID, betablocker dll) Ekspresi emosi berlebih Asap rokok Polusi udara di luar dan di dalam ruangan Exercise induced asthma Perubahan cuaca
FAKTOR PENCENTUS
ISPA (rhinovirus, influenza,
pneumonia, dll)
Gejala
PREVALENSI
Jenis kelamin
Umur Status atopi
Faktor keturunan
Faktor lingkungan
KLASIFIKASI
Asma alergik (ekstrinsik)
Asma non alergik Asma yang berkaitan dengan penyakit paru obstruksi kronik
PATOGENESIS
Asma sebagai penyakit inflamasi
Berbagai sel inflamasi berperan: sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrophil, dan sel epitel Proses inflamasi: Inflamasi akut Inflamasi kronik
Inflamasi Akut
Reaksi asma tipe cepat Alergen terikat dgn IgE menempel pada sel mast
mediator inflamasi kontraksi otot polos bronkhus, sekresi mukus dan vasodilatasi
Reaksi fase lambat Timbul 6 9 jam setelah reaksi cepat aktivasi eosinofil,
sel T, CD4+, neutrofil dan makrofag
Inflamasi kronik
Berbagai sel terlibat dan teraktivasi pada inflamasi kronik
seperti: limfosit T, eosinofil, makrofag, sel mast, sel epitel, fibroblast dan otot polos bronkhus
Cont..
B. Terdapat 2 jalur: Jalur imunologis : IgE Jalur saraf autonom : Hsil khir berupa inflamasi dan HSN
(hiperreaktivitas saluran nafas) Keadaan yg dapat meningkatkan HSN: Inflamasi sal napas Kerusakan sel-sel epitel Mekanisme neurologis Gangguan intrinsik Obstruksi saluran napas
Reaksi inflamasi
Bronkhokonstriksi
Airway remodelling
Hipertrofi dan hiperplasi otot polos jalan nafas
Hipertrofi dan hiperplasi kelenjar mukus Penebalan membran reticular basal
PATOFISIOLOGI
Gambaran Klinis
1. Serangan episodik, batuk, mengi, sesak napas
2. Pada awal serangan rasa berat di dada 3. Pada asma alergik : pilek / bersin-bersin
baik, tetapi lambat laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas, gelisah kemudian jatuh ke dalam koma.
FAKTOR RESIKO
Interaksi antara : Faktor penjamu (host) Faktor lingkungan
Faktor penjamu: Genetik asma, alergi, hipereaktiviti bronkhus, jenis kelamin
dan ras
RIWAYAT PENYAKIT
Bersifat episodik, seringkali reversible dengan atau tanpa
pengobatan
Batuk, sesak nafas, mengi Gejala memburuk terutama pada malam hari Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu Respon dengan terapi bronkodilator
PEMERIKSAAN FISIK
Paling sering ditemukan wheezing pada auskultasi paru
Hiperinflasi paru Expirasi yang memanjang
FAAL PARU
Untuk menilai: Obstruksi jalan nafas Reversibilitas kelainan paru Variabilitas faal paru Pemeriksaan uji faal paru: Spirometri Arus puncak ekspirasi (APE)
minggu, nilai variabiliti APE harian > 20% dipertimbangkan sebagai asma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Spirometri
Uji provokasi bronkus Pemeriksaan sputum
Uji kulit
Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik Foto dada
DEFERENSIAL DIAGNOSIS
Bronkitis kronis
Emfisema Paru Gagal jantung kiri akut
Emboli Paru
KOMPLIKASI
Pneumotoraks
Pneumodiastinum dan emfisema subcutis Atelektasis
Ringan Aktvts dpt berjalan dpt berbaring Bicara Kesadaran Frek napas Retraksi otot bantu Mengi bbrp kalimat biasa meningkat tdk ada lemah-sedang
Sedang Jalan terbatas Lbh suka duduk kalimat terbatas kadang terganggu meningkat kadang kala ada keras
Berat suka berjalan Duduk m'bungkuk kata per kata biasanya terganggu sering >30 menit ada keras
Nadi
<100
100-120
>120
Penatalaksanaan
Menghilangkan dan mengendalikan gejala
asma
Indentifikasi & mengendalikan faktor pencetus Merencanakan terapi jangka panjang Menetapkan terapi pada serangan akut
Sodium kromoglikat jg digunakan sbg profilaksis asma dgn Treatment: salbutamol,terbutalinjk digunakan scr inhalasi,tdk kortikosteroid oral jangka pendek, spti prednisolon 20-50mg/hr utk 4 Jk perlu,sblm melahirkan injeksi hidrokortison i.m atau i.v 100mg
TOTAL KONTROL
Tidak ada gejala, termasuk gejala malam hari
Hasil tes fungsi paru normal Tidak ada serangan asma
Rute pemberian
Inhalasi lebih efektif karena dapat mencapai
konsntrasi tinggi dalam saluran pernafasan, efek sistemik minimal dan waktu kerja lebih cepat
Wassalamualaikum
Terima Kasih