You are on page 1of 46

BRONCHOPNEUMONIA

Disusun Oleh : Hendra Setyawan / 2008.0310.066

BAB I PENDAHULUAN

KASUS
Pasien An. Kaka, usia 3 bulan BB 5,6 kg datang ke IGD RSUD Tidar Magelang dengan keluhan utama batuk (+), demam (+), kelihatan sesak (+), nafas cepat (+), pasien muntah setelah netek (+). BAB/BAK (+) normal.

IDENTITAS PASIEN
Nama Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Nama Ibu Usia Ibu Pendidikan Terakhir Pekerjaan Nama Ayah Usia Ayah Pendidikan Terakhir Pekerjaan Agama Alamat Tanggal Masuk RS Tanggal Keluar RS : An. Kaka Sabariyan : Temanggung, 4 Desember 2012 / 3 bulan : Laki-laki : Ny. Yatni : 23 Tahun : Tamat SLTP : Ibu Rumah Tangga : Bp. Narmin Narwito : 31 Tahun : Tamat SLTP : Buruh Harian Lepas : Islam : Temanggung, Dusun Butuh, Kaliangkrik RT/RW 08/16 : 25 Febuari 2013 : 4 Maret 2013

ANAMNESIS
Tanggal Anamnesis : 3 Maret 2013, Pukul : 16.00 WIB Macam Anamnesis : Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan Ibu pasien Keluhan Utama : Sesak

Riwayat Penyakit Sekarang.


Hari Sebelum masuk Rumah Sakit : I II

j.06.00 Demam (+) 0-----------------------0----------------------0------------Sabtu (23/12/2013) Minggu (24/12/2013) Senin Demam (+) Sesak (+) Batuk (+) Demam (+) Obati sanmol Ba/pi (+) (tidak membaik) dibawa ke Bidan
Demam (+), mendadak tinggi sejak bangun tidur, batuk (+) tanpa dahak dan tanpa disertai pilek, sesak nafas (-), kejang (-), menggigil (-), penurunan kesadaran (-) namun bayi rewel (+). ASI lancar (+), MPASI (-), muntah (-). BAB 1x sehari, berbentuk warna kuning kecoklatan tanpa lendir dan tanpa darah. BAK sering dan banyak lebih dari 6 kali sehari, kuning jernih.

Hari masuk Rumah Sakit

Panas tidak turun dan sesak pasien dibawa ibunya ke IGD Rumah Sakit Umum Tidar Magelang. Di IGD, pasien di diagnosis pneumonia. Pasien sesak dan kesulitan bernapas (+), batuk (+), dahak (+) namun sulit untuk dikeluarkan, batuk relatif sering terutama malam hari, muntah setiap setelah netek (+), pilek (+) ingus kental jernih kadang berwarna kekuningan. Keselek/tersedak/kemasukkan benda asing (-). Demam (+) belum turun sejak kemarin, kejang (-). BAB 2x sehari, berbentuk warna kuning kecoklatan tanpa lendir dan darah. BAK sering dan banyak > 6 kali sehari, kuning jernih, terakhir jam 13.15. Sakit batuk dan pilek terakhir 1 mingguan yang lalu dengan ingus putih jernih namun pilek sembuh sendiri. Demam 1 bulanan terakhir (-). Penurunan berat badan (-).

Riwayat Penyakit Dahulu


Sesak nafas Sebelumnya/keluhan yang sama Asma/bunyi ngik-ngik/sesak Penyakit jantung/kulit kebiruan Riwayat mondok : (-) : (+) 2 bulan yang lalu : (-) : (-) : (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Asma Riwayat Batuk lama Riwayat Hipertensi Riwayat Penyakit Jantung Riwayat DM : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

Pedigree

Riwayat Kehamilan
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dengan status maternal G2P2A0. Ibu melahirkan secara spontan, pada usia kehamilan 38 minggu, pasien lahir langsung menangis, gerak aktif dan warna kemerahan. Tidak ada penyulit saat kehamilan dan saat persalinan. BBL 2550 gram.

Riwayat Perkembangan
Umur Perkembangan dan kepandaian Motorik Kasar 1 bulan - 3 bulan Tangan mengepal, Miring Motorik Halus 1 bulan - 3 bulan Melihat sekitar Bicara 1 bulan - 3 bulan Bersuara, Mengoceh

Sosial

2 Bulan 3 bulan

Melihat orang

Riwayat Nutrisi
0-3 bulan : bayi minum ASI, pendamping ASI, pisang

Riwayat Vaksinasi
Vaksinasi HB Status (+) 1x Keterangan Beberapa jam setelah lahir di RSB Budi Rahayu. BCG DPT- HB IPV (+) 1x (+) 1x (+) 1x Pada umur 0 bulan di bidan. Pada umur 2 bulan di Bidan Pada umur 2 bulan di Bidan

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal di sebuah rumah kecil, bersama ayah, ibu, nenek dan kakek. Lingkungan diperdesaan, ventilasi kurang baik, rumah beratap genting, berdinding bambu. Air minum berasal dari sumber mata air pegunungan. Pendapatan keluarga perbulan dari upah buruh Rp. 500.000,- .

PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan Tanggal 3 Maret 2013 KU : Tampak Sesak (+), keadaan lemah, kesan gizi baik, tampak sedikit pucat (+). Kesadaran : Compos Mentis VS : HR:120x/min RR: 72x/min T : 38,5C BB/TB : 5,6 kg/57 cm Status gizi

Kepala Mata Telinga Hidung Mulut & Bibir Leher

: Mesosefal, rambut: hitam, tidak mudah dicabut : Cowong -/-, air mata +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-, mata merah -/: Ottorea -/-, serumen -/-, korpus alienum -/-. Cartilago terbentuk sempurna +/+ : Rhinorea -/-, epistaksis -/-, napas cuping hidung (+) : Sianosis (-), bibir dan ronga mulut basah (+), candidiasis oral (-) , gusi berdarah (-), gigi belum tumbuh (+), hiperemis faring (-). : Pembesaran limfonodi (-), pembesaran kelenjar gondok (-), pembesaran massa (-), peningkatan Jugularis Vena Pressure (-), kaku kuduk (-)

Thorak

: I : simetris ka-ki, jejas (-) P: Ketinggalan gerak (-), P: Sonor (+/+) A: Ronchi basah (+) Wheezing (-), S1,S2 reguler, BJ (-)

Abdomen

: I : Distensi (-), jejas (-) A: BU(+) P: supel (+), NT (-) H/L ttb

P: Timpani (+)
Ekstremitas Genital : akral hangat, CRT<2dtk, Edema (-),sianosis (-) : Laki-laki, tidak ada kelainan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter WBC RBC Nilai 7,79 3,93 Nilai Normal 5-19.5 4.2-5.4 Satuan [103/ul] [106/ul]

HGB
HCT MCV MCH MCHC PLT

11,0
35,1 89,3 28,0 31,3 591+

12.0-18.0
37-47 81-99 27-31 33-37 150-450

[g/dl]
[%] [fL] [pg] [gr/dl] [103/uL]

Pemeriksaan Radiologi

Cor : Bentuk dan Ukuran dalam batas normal Pulmo: Corakan bronkhovaskuler lebih kasar, bercak perihilar dengan hilus prominent diagfragma, sinus dalam batas normal

DIAGNOSIS BANDING
a. b. c. d. e. f. Bronchitis Bronchiolitis Bronchopneumonia TB Paru Abses Paru Aspirasi benda asing

DIAGNOSIS

Bronchopneumonia dengan febris hari ke III

MANAJEMEN
PLANING Oksigenasi Nasal Kanul 1 liter/menit Infus KAEN 1B 15 tpm (mikro) Injeksi Cefotaxime 3 x 100 mg, terapi ganti: Injeksi Cefixim 2x20 mg Injeksi dexamethasone 3x1,5 mg PERORAL Paracetamol 3 x 1/2 cth Mucos drop 3x0,5 cc Lasal ekspectoran 3x1/4 cth Nebulizer ventolin 1/3 amp + 2 cc NACL 3x1 Fisioterapi dada, bila perlu untuk membersihkan jalan nafas jika sudah tidak demam

Grafik suhu pasien selama mondok


Suhu
39 38.5 38 37.5 37 36.5 36 35.5 35 25 Febuari 26 Febuari 27 Febuari 28 Febuari 1 Maret 2 Maret 3 Maret 4 Maret Suhu

Grafik nadi pasien selama mondok


Nadi
160 140 120 100 80 Nadi 60 40 20 0 25 Febuari 26 Febuari 27 Febuari 28 Febuari 1 Maret 2 Maret 3 Maret 4 Maret

Follow up harian pasien (25 febuari-4 maret 2012)

KUNJUNGAN RUMAH
Home Visit dilakukan tgl 24 maret 2013 Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya, kakek dan neneknya dalam 1 rumah Pasien tinggal di daerah perkampungan padat penduduk Sanitasi dan ventilasi kurang baik Kakek merokok (+)

Pemeriksaan fisik
Subjektif : Sesak (-), Lemas (-), BAB/BAK (+/+) [N], Batuk/Pilek (-), Makan/Minum (+/+) [Cukup], Demam (-), ASI (+) Objektif : Keadaan Umum : Baik, Anak tampak sehat dan gerak aktif Kesadaran : Compos Mentis Vital Sign : Nadi: 110 X/Min, Suhu: 36,3 0C Kepala : Mesochepal, rambut hitam lurus mudah dipilah Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Telinga : ottorhea (-), nyeri telinga (-) Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-) Mulut & Bibir : hiperemis faring (-), sianosis (-), pucat (-) Leher : Normocoli, tidak ada peningkatan JVP

Thorax

Abdomen

Ekstremitas Kulit Genital

: Inspeksi: simetris ka-ki Palpasi: Ketinggalan gerak (-) Perkusi: Sonor (+/+) Auskultasi : Paru Vesikuler (+/+) Cor : S1/S2 (+/+) Reguler : Inspeksi : perut distensi (-), jejas (-) Auskultasi : BU (+) Palpasi : supel (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien ttb Perkusi : Timpani (+) : Akral hangat, CRT < 2 detik,Edema di keempat ekstremitas (-), sianosis (-) : Ikterik (-), Hiperpigmentasi (-) : Laki-laki, tidak ada kelainan.

BAB II

BRONCHOPNEUMONIA

DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru dimana sinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstitium. Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).

EPIDEMIOLOGI
angka mortalitas anak anak dengan bronchopneumonia di Indonesia tetap tinggi. Angka mortalitas bronchopneumonia secara keseluruhan mencapai 7 28,6 sementara pada bayi mencapai 36,1 %

ETIOLOGI
Virus merupakan penyebab tersering pneumonia pada bayi usia 1 bulan sampai 2 tahun. Namun secara umum bakteri yang berperan penting dalam pneumonia adalah :
Umur Neonatus Bakteri Patogen E. Coli, Streptococcus group B, Listeria monocytogenes Klebsiella sp, Enterobacteriaceae 1-3 bulan Usia prasekolah Chlamydia trachomatis Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae Haemophillus influenzae B, Streptococcus pneumoniae Usia sekolah Staphylococcus aureus Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae

Streptococcus pneumoniae9

KLASIFIKASI
1. Berdasarkan lokasi lesi di paru a. Pneumonia lobaris b. Pneumonia lobularis (bronkopneumoni) c. Pneumonia interstitialis Berdasarkan asal infeksi a. Pneumonia yang didapat dari masyarkat (community acquired pneumonia = CAP) b. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based pneumonia)

2.

3.

4. 5. 6. 7.

Berdasarkan mikroorganisme penyebab a. Pneumonia bakteri b. Pneumonia virus c. Pneumonia mikoplasma d. Pneumonia jamur e. Berdasarkan karakteristik penyakit Pneumonia tipikal Pneumonia atipikal a. Berdasarkan lama penyakit Pneumonia akut Pneumonia persisten

WHO memberikan pedoman klasifikasi pneumonia


Usia kurang dari 2 bulan a. Pneumonia berat b. Chest indrawing (subcostal retraction) Bila ada napas cepat (> 60 x/menit) c. Pneumonia sangat berat tidak bisa minum kejang kesadaran menurun hipertermi / hipotermi napas lambat / tidak teratur

Usia 2 bulan-5 tahun a. Pneumonia bila ada napas cepat b. Pneumonia Berat Chest indrawing Napas cepat dengan laju napas > 50 x/menit untuk anak usia 2 bulan 1 tahun > 40 x/menit untuk anak > 1 5 tahun Pneumonia sangat berat tidak dapat minum kejang kesadaran menurun malnutrisi.

PATOGENESIS
Bronkopneumonia dimulai dengan masuknya kuman melalui inhalasi, aspirasi, hematogen dari fokus infeksi atau penyebaran langsung. Sehingga terjadi infeksi dalam alveoli, membran paru mengalami peradangan dan berlubang-lubang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari darah masuk ke dalam alveoli. Dengan demikian alveoli yang terinfeksi secara progresif menjadi terisi dengan cairan dan sel-sel, dan infeksi disebarkan oleh perpindahan bakteri dari alveolus ke alveolus. Kadang-kadang seluruh lobus bahkan seluruh paru menjadi padat (consolidated) yang berarti bahwa paru terisi cairan dan sisa-sisa sel.

Bakteri Streptococcus pneumoniae umumnya berada di nasopharing dan bersifat asimptomatik pada kurang lebih 50% orang sehat. Adanya infeksi virus akan memudahkan Streptococcus pneumoniae berikatan dengan reseptor sel epitel pernafasan. Jika Streptococcus pneumoniae sampai di alveolus akan menginfeksi sel pneumatosit tipe II. Selanjutnya Streptococcus pneumoniae akan mengadakan multiplikasi dan menyebabkan invasi terhadap sel epitel alveolus. Streptococcus pneumoniae akan menyebar dari alveolus ke alveolus melalui pori dari Kohn. Bakteri yang masuk kedalam alveolus menyebabkan reaksi radang berupa edema dari seluruh alveolus disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN.

Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu : 1. Stadium I/Hiperemia (4 12 jam pertama/kongesti) 2. Stadium II/Hepatisasi Merah (48 jam berikutnya) 3. Stadium III/Hepatisasi Kelabu (3 8 hari) 4. Stadium IV/Resolusi (7 11 hari)

Manifestasi Klinik
Batuk pilek, kadang disertai darah Penurunan nafsu makan Demam Takipneu Ronchi basah halus pada auskultasi paru Retraksi otot-otot pernafasan Sianosis sekitar hidung dan mulut

WHO menetapkan kriteria takipneu berdasarkan usia, sebagai berikut : a. usia kurang dari 2 bulan : 60 kali per menit b. usia 2 bulan -1 tahun : 50 kali per menit c. usia 1 5 tahun : 40 kali per menit.

PENEGAKKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisik 3. Pemeriksaan Penunjang
a. b. c. d. Lab darah rutin Rontgen thorax Analisis gas darah Mikrobiologi (sputum)

MANAGEMENT
1. 2. 3. 4. 5. 6. Anak dengan sesak nafas,memerlukan cairan IV dan oksigen (1-2/menit) Cairan sesuai dengan berat badan, kenaikan suhu dan status dehidrasi Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan bronkodilator Mukolitik ekspektoran Antibiotik a. Lini pertama : -lactam drugs ( amoxicillin, penicillin ) b. Lini kedua : Cephalosporin ( Cefotaxime, Cefuroxime, Ceftazidine ) c. Lini ketiga : Carbapenem (impenam) d. Pilihan lain : aminoglikosida (gentamisin, amikasin)

KOMPLIKASI
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam rongga thorax (seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis) atau penyebaran bakteremia dan hematologi. Meningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis adalah komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi.

PROGNOSIS
Pada era sebelum ada antibiotik, angka mortalitas pada bayi dan anak kecil berkisar dari 20% sampai 50% dan pada anak yang lebih tua dari 3% sampai 5%. Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%, anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Alberta Medical Association. 2001. Guideline for The Diagnosa and Management of Community Acquired Pneumonia Pediatric. http:/www.albertadoctor.org. Alsagaff, Hood dkk. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Bagian Ilmu Penyakit Paru dan Saluran Napas FK Unair : Surabaya. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya. Coder, J. 2008. Bronkopneumonia. http:/www.IyaLaMedicalInformation.com Departemen Kesehatan RI. 2002.Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Jakarta. Feldman, William. 2000. Evidence-Based Pediatrics, Pneumonia and Bronchiolitis. University of Toronto: Canada. Guyton & Hall. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.

2. 3.

4. 5.

6.
7.

1.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Badan Penerbit IDAI : Jakarta 2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2007. Simposium Penatalaksanaan Penyakit Paru Pada Anak Terkini. Jember. 3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Badan Penerbit IDAI : Jakarta 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1537.A / MENKES/ SK/XII/ 2002 5. Tanggal : 5 Desember 2002. Pemberantasan Penyakit ISPA 6. Laskmi, A. 2006. Pneumonia pediatric.http://www.emedicine.com. 7. PP IDAI UKK Pulmologi Bagian IKA FK USU/RS HAM MEDAN. 2003. Tatalaksana Mutakhir Penyakit Respiratorik pada Anak. Medan. 8. Sarma, S. 2005. Pneumonia, bacterial. http:/www.emedicine.com. 9. Soegijanto, Soegeng dr.SpA(K). 2002. Ilmu Penyakit Anak Diagnosis dan Penatalaksanaan. Penerbit Salemba Medika : Jakarta 10. Rector & Visitors of the University of Virginia.2003. Pneumonia. www.med ed.virginia.edu/.../pathology3chest.html

Terima Kasih

You might also like