Professional Documents
Culture Documents
Ada tulisan nih dari pak Kwik Kian Gie, tentang sebab musabab Krisis Global. Dimana hal
ini jarang di paparkan oleh media massa di Indonesia, namun banyak di jelaskan oleh
————
Bahwa terjadi krisis maha dahsyat di Amerika Serikat yang menyebar ke semua negara di
dunia sudah sangat banyak kita baca. Namun tidak banyak yang menjelaskan tentang
sebab-sebabnya, dan juga tidak banyak yang menguraikan tentang landasan dari sebab-
sebab itu, yaitu mashab pikiran atau ideologi yang memungkinkan dipraktekannya cara-
Tentang yang pertama, media massa di negara-negara maju banyak yang mengulasnya.
Bank hipotik yang mengkhususkan diri memberikan kredit untuk pembelian rumah,
uangnya untuk membeli rumah. Jaminan atas kelancaran pembayaran cicilan utang
pokok dan bunganya adalah rumah yang dibiayai oleh bank hipotik tersebut. Kita sebut
tagihan ini tagihan primer, karena langsung dijamin oleh rumah, atau barang nyata.
Tagihannya bank hipotik kepada para penerima kredit berbentuk kontrak kredit yang
berwujud kertas. Istilahnya adalah pengertasan dari barang nyata berbentuk rumah.
Karena kertas yang diciptakannya ini mutlak mewakili kepemilikan rumah sebelum
hutang oleh pengutang lunas, maka kertas ini disebut surat berharga atau security.
asset.
Katakanlah bank hipotik ini bernama Bear Sterns. Bear Sterns mengkonversi uang
tunainya ke dalam kewajiban cicilan utang pokok beserta pembayaran bunga oleh para
penghutang atau debitur. Jadi uang tunai atau likuiditasnya berkurang. Namun Bear
Sterns memegang surat berharga atau security yang berbentuk kontrak kredit atau
dengan tanggal jatuh tempo pembayaran yang sama. Setiap kelompok ini dijadikan
landasan untuk menerbitkan surat utang yang dijual kepada Lehman Brothers (misalnya)
dan bank-bank lain yang semuanya mempunyai nama besar. Yang sekarang dilakukan
oleh Bear Sterns bukan menerbitkan surat piutang, tetapi surat janji bayar atau surat
utang. Atas dasar surat piutang kepada ratusan atau ribuan debiturnya, Bear Sterns
menerbitkan surat utang kepada Lehman. Uang tunai hasil hutangnya dari Lehman
dipakai untuk memberi kredit lagi kepada mereka yang membutuhkan rumah. Seringkali
untuk membeli rumah kedua, ketiga oleh orang yang sama, sehingga potensi kreditnya
Penerbitan surat berharga berbentuk surat janji bayar atau promes disebut securitization
ini kita namakan surat berharga sekunder, karena tidak langsung dijamin oleh barang
yang berbentuk rumah, melainkan oleh kertas yang berwujud surat janji bayar oleh bank
Lehman memegang surat utang dari Bear Sterns dan juga dari banyak lagi perusahaan-
perusahaan sejenis Bear Sterns. Seluruh surat ini dikelompokkkan lagi ke dalam wilayah-
wilayah geografis, misalnya kelompok debitur California, kelompok debitur Atlanta dan
ini dijadikan landasan untuk menerbitkan surat utang yang dibeli oleh Merril Lynch dan
bank-bank lainnya dengan nama besar juga. Kita namakan surat utang ini surat utang
tertsier.
Demikianlah seterusnya, satu rumah sebagai jaminan menghasilkan uang tunai ke dalam
kas dan bank-bank ternama dengan jumlah keseluruhan yang berlipat ganda. Media
and diced, yang secara harafiah berarti bahwa satu barang dipotong-potong dan
kemudian masing-masing diperjudikan. Maka banyak bank yang debt to equity ratio-nya
35 kali.
Sekarang kita bayangkan adanya pembeli rumah yang gagal bayar cicilan utang pokok
beserta bunganya. Kalau satu tagihan dipotong-potong (sliced) menjadi 5, yang masing-
masing dibeli oleh bank-bank yang berlainan, maka gagal bayar oleh satu debitur
merugikan 5 bank. Ini sebagai contoh. Dalam kenyataannya bisa lebih dari 5 bank yang
terkena kerugian besar, karena kepercayaan bank-bank besar di seluruh dunia kepada
Dampak pertama adalah bahwa bank tidak percaya pada bank lain yang minta kredit
kepadanya melalui pembelian surat berharganya. Ini berarti bahwa bank-bank yang
sedangkan bank-bank yang termasuk kategori investment bank atau hedge fund tidak
mendapatkan uangnya dari penabung individual, tetapi dari bank-bank komersial atau
sesama investment bank atau sesama hedge funds. Jadi dampak pertama adalah
kekeringan likuiditas.
Dampak kedua adalah bahwa bank yang menagih piutangnya yang sudah jatuh tempo
tidak memperoleh haknya, karena bank yang diutanginya tidak mampu membayarnya
tepat waktu, karena pengutang utamanya, yaitu individu yang membeli rumah-rumah di
lembaga keuangan di Amerika Serikat dengan sadar memberikan kredit rumah kepada
orang yang tidak mampu. Itulah sebabnya namanya subprime mortgage. Sub artinya di
bawah. Prime artinya prima atau bonafid. Jadi dengan sadar memang memberikan kredit
rumah kepada orang-orang yang tidak bonafid atau tidak layak memperoleh kredit.
Bahwa kepada mereka toh diberikan, bahkan berlebihan, karena adanya praktek yang
disebut sliced and diced tadi. Dampak kedua ini, yaitu bank-bank gagal bayar kepada
sesama bank mengakibatkan terjadinya rush oleh bank-bank pemberi kredit, antara lain
Ketika surat utang inferior yang disebut subprime mortgage macet, barulah ketahuan
bahwa begini caranya memompakan angin ke dalam satu surat utang yang dijual berkali-
AS. Dia melakukan tindakan-tindakan yang buat banyak orang membingungkan, tetapi
buat beberapa orang, dia manusia yang hebat, tegas, dan menurutnya sendiri
alasan untuk menganggapnya orang hebat. Dia mahasiswa Phi Beta Kappa dari
MBA dari Harvard, bergabung dengan Goldman Sachs Chicago di tahun 1974, menjadi
CEO-nya dari 1998 sampai 2006. Dan sekarang menteri keuangan AS.
Maka dialah yang ketiban beban berat menghadapi krisis yang maha dahsyat yang
memfasilitasi JP Morgan untuk membeli Bear Sterns dengan harga hanya US$ 2 per
saham, yang dalam waktu singkat direvisi menjadi US$ 10. Fannie Mae dan Freddie Mac,
perusahaan quasi milik pemerintah telah memberikan jaminan kredit sebesar US$ 5,4
trilyun. Untuk menyelamatkannya dua perusahaan penjaminan kredit tersebut dibeli oleh
pemerintah dengan jumlah uang US$ 80 milyar. Lehman Brothers disuruh bangkrut saja.
Merril Lynch dijual kepada Bank of America. Akhirnya dia menyodorkan usulan supaya
pemerintah AS menyediakan uang US$ 700 milyar untuk menanggulangi krisis. Kongres
marah, karena alasan ideologi. Bagaimana mungkin bangsa yang kepercayaannya pada
keajaiban mekanisme pasar bagaikan agama mendadak disuruh intervensi dengan uang
yang begitu besar? Wall Street guncang luar biasa. Kongres rapat lagi dan “terpaksa”
menyetujui usulan Hank Paulson dan Bernanke, Presiden Federal Reserve, supaya
untuk mencoba menyelesaikan masalah keuangan yang maha dahsyat itu. Saya katakan
Maka masyarakat menjadi panik, kepercayaan kepada siapapun hilang. Dengan adanya
Seperti telah dikemukakan sangat banyak kertas-kertas derivatif diciptakan oleh bank-
bank dengan nama besar, sehingga tanpa ragu banyak bank-bank besar di seluruh dunia
membelinya sebagai investasi mereka. Kertas-kertas berharga ini mendadak musnah
Secara rasional dampaknya terhadap Indonesia sangat kecil, karena hubungan ekonomi
Indonesia dengan AS tidak ada artinya. Praktis tidak ada uang Indonesia yang ditanam
ke dalam saham-saham AS yang sekarang nilainya merosot atau musnah. Hanya milik
orang-orang Indonesia kaya dan super kaya yang tertanam dalam saham-saham
perusahaan-perusahaan AS. Uang inipun jauh sebelum krisis sudah tidak pernah ada di
Indonesia.
Dampak yang riil dan sekarang terasa ialah dijualnya saham-saham di Bursa Efek
Indonesia oleh para investor asing karena mereka membutuhkan uangnya di negaranya
masing-masing. Maka IHSG anjlok. Uang rupiah hasil penjualannya dibelikan dollar, yang
mengakibatkan nilai rupiah semakin turun. Namun sayang bahwa kenyataan yang kasat
mata ini tidak mau diakui oleh pemerintah, sehingga pemerintah memilih membatasi
Bursa Efek dalam ruang geraknya dengan cara mengekang Bursa Efek demikian rupa,
Kebijakan lain ialah mengumumkan memberikan jaminan keamanan dan keutuhan uang
yang disimpan dalam bank-bank di Indonesia sampai batas Rp 2 milyar. Ini sama saja
mengatakan kepada publik di seluruh dunia supaya jangan menyimpan uangnya di bank-
tentang krisis yang melanda negara-negara maju dapat diikuti. Pengaruh psikologisnya
Setelah Bank Indonesia menjadi independen ada kecenderungan terjadinya ego sektoral.
Karena tugas pimpinan BI terfokus pada menjaga stabilitas nilai rupiah dan menjaga
tingkat inflasi, semuanya dipertahankan at any cost. Maka di banyak negara maju yang
menjadi cikal bakal pikiran independennya bank sentral menurunkan tingkat suku bunga,
di Indonesia dinaikkan sangat tinggi yang lebih memperpuruk sektor riil yang sudah
Sejak lama kita mengenal adanya gejala gelombang pasang surutnya ekonomi
atau business cycle atau conjunctuur yang selalu melekat pada sistem kapitalisme dan
mekanisme pasar. Cikal bakal tercapainya titik balik teratas menuju pada kemerosotan,
dan sebaliknya, cikal bakal tercapainya titik balik terendah menuju pada kegairahan dan
ketersediaan tenaga kerja. Bagian ini dari ekonomi tidak banyak dibicarakan oleh para
ahli. Apakah karena mereka kurang paham, ataukah gejala business cycle sudah mati,