You are on page 1of 130

Kebijakan Nasional Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Erik Teguh Primiantoro, MES


Kabid Pengembangan Sistem KDL
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Ekonomi

Sosial
Diterima secara sosial (socially acceptable)
Pembangunan Berkelanjutan di Wilayah pesisir Laut

Menguntungkan secara ekonomi (economically viable)

Ramah lingkungan (environmentally Lingkungan sound)


Pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (WCED Our Common Future)

Hak Masyarakat atas Lingkungan Hidup yang Baik & Sehat


Sesungguhnya masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan

Lingkungan Hidup udara, tanah dan air -- yang baik dan sehat.
Hak tersebut dijamin dalam UUD dan peraturan perundang-undangan lainnya

1 UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1): Setiap orang


berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat ...

Pasal 65 UU 32/2009: Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia

Pembangunan Berwawasan Lingkungan


Agar hak tersebut terpenuhi, maka wajib dipastikan segala kegiatan perekonomian dilakukan secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Pasal 33 ayat 4 UUD 1945:


Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

Prinsip Dasar Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup


1. 1 Menjaga lingkungan hidup (Udara, Air, Lahan dan Laut) tetap dalam kondisi baik dan sehat untuk aktivitas kehidupan seluruh warga negara; 1. Memastikan segala kegiatan perekonomian (seperti Pertanian, 2 Perkebunan, Kehutanan, Perikanan, Industri, Pariwisata & Pertambangan) dilakukan secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

2010 1999 1993


perbaikan pengembangan revitalisasi

1986
tonggak awal

UU Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah tentang AMDAL

2009

1997
1982
6

PETA PERANGKAT PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


SANKSI PIDANA SANKSI PERDATA SANKSI ADMINISTRASI PEMBINAAN
INVENTARISASI WILAYAH EKOREGION

INVENTARISASI LH

RPPLH

PENGAWASAN
PPLH / PPNS Audit Lingkungan

AMDAL /UKL-UPL
KONSERVASI / PENCADANGAN PEMANFAATAN

izin usaha
Analisis Risiko Baku Mutu Lingkungan Lingkungan

KLHS KLHS [daya dukung daya tampung]

Dana Penjaminan Fungsi Lingkungan

Tahap Perencanaan
Sumber: Reliantoro, S & Roosita, H., 2010

Tahap Pelaksanaan
8

1 Perencanaan PPLH
a Potensi &
ketersedian

b Jenis yang
dimanfaatkan

c Bentuk
Penguasaan

d Pengetahuan
Pengelolaan

e Bentuk
Kerusakan

f Konflik &
penyebabnya

MENLH

Data & Informasi SDA

Inventarisasi Lingkungan Hidup Nasional a RPPLH Nasional


MENLH - PP

1
Daya dukung Daya tampung
Cadangan SDA

Inventarisasi Lingkungan Hidup

Pulau/ Kepulauan b a RPPLH Provinsi


GUB. PERDA

Ekoregion c b c RPPLH Kab/Kota

Penetapan Ekoregion

3 Penyusunan RPPLH

Bupati/ Walikota.

PERDA

RPPLH = Potensi, Masalah, & Solusi

Sumber: Pasal 5- Pasal 11 Uu 32/2009

Inventarisasi Lingkungan Hidup


Inventarisasi Lingkungan Hidup
POTENSI DAN KETERSEDIAAN BENTUK KERUSAKAN

Data & Informasi


JENIS YANG DIMANFAATKAN
BENTUK PENGUASAAN PENGETAHUAN PENGELOLAAN KONFLIK DAN PENYEBAB KONFLIK PENGELOLAAN

Sumber Daya Alam (SDA)


Hayati NonHayati Terbarukan Tidak Terbaharukan

Peran Inventarisasi PERAN INVENTARISASI SDA SDA


INVENTARISASI SUMBERDAYA ALAM: Nasional, Pulau/Kepulauan (1)

RENCANA PPLH
EKOREGION EKOREGION EKOREGION

DAYA DUKUNG & DAYA TAMPUNG


INVENTARISASI SUMBERDAYA ALAM: Ekoregion (2)

PEMANFAATAN SDA

PENCADANGAN SDA KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PENATAAN RUANG

Sesuai UU No 32/2009, tujuan INVENTARISASI SDA untuk: a/. PENETAPAN EKOREGION, b/. PENETAPAN DD dan DT, c/. PEMANFAATAN DAN PENCADANGAN SDA, d/. INPUT RPPLH

Peta Ekoregion Indonesia

Muatan RPPLH
Neraca SDA Valuasi Ekonopmi SDA

(Pasal 10 ayat 4,5) UU32/2010) Kerentanan

Rencana

pemanfaatan dan/atau pencadangan SDA

Rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi LH

Rencana

pengendalian, pemantauan,
serta

pendayagunaan dan pelestarian SDA

Rencana adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam RPJP & RPJM

Daya Dukung/Daya Tampung

Nilai tambah pemanfaatan SDA Pola Konsumsi Produksi Berkelanjutan

Inventarisasi GRK

2 Pemanfaatan SDA
a Pemanfaatan
dan/atau pencadangan sumber daya alam

b Pemeliharaan dan
perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup

c Pengendalian, pemantauan,
serta pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam

d Adaptasi dan
mitigasi terhadap perubahan iklim

Rencana Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)


Nasional - Provinsi - Kab/Kota

Menteri Gubernur Bupati/Walikota


Penetapan

Pemanfaatan Sumber Daya Alam


Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Sumber: Pasal 12 UU32/2009

3 Pengendalian
Pemulihan
Penghentian Remediasi Rehabilitasi Restorasi

b Penanggulangan c
Pengendalian Pencemaran/ Kerusakan LH Informasi Isolasi Penghentian Cara lain sesuai perkembangan iptek

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Penanggung Jawab Usaha/Kegiatan

a Pencegahan
13 Instrumen i.e. KLHS, Tata Ruang, BML, KBKL, AMDAL, UKL/ UPL, Perizinan, ekonomi LH

Sumber: Pasal 13-56 UU 32/2009

Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)


KLHS Tata ruang

a b

Instrumen ekonomi LH

Baku mutu LH c Kriteria baku kerusakan LH d

i PUU berbasis LH j
Anggaran berbasis LH

AMDAL UKL-UPL
Perizinan

e f g

k Analisis risiko LH l
Audit LH sesuai kebutuhan

m Instrumen lain

Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Penerapan Instrumen PPLH Mulai dari Tahap Perencanaan hingga Penutupan Usaha dan/atau kegiatan Sesuai Ketentuan UU 32 Tahun 2009
Pengembangan KRP Usaha/ Kegiatan Tahap Perencanaan Usaha/ Kegiatan Tahap Operasi Usaha/ Kegiatan Tahap Pasca Operasi

Pemantauan Kualitas Lingkungan

Rencana Usaha dan/atau kegiatan

Izin usaha

Pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan

RTRW/RDTR
KLHS RPPLH ERA
Daya Dukung & Daya Tampung LH Pemantauan Kualitas Lingkungan Keterangan Amdal atau UKL-UPL Implementasi RKL-RPL/ Persyaratan Izin Lingkungan & Audit LH

Penutupan Usaha dan/atau Kegiatan (Paska Kegiatan)

ERA

Izin Lingkungan
Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk rencana usaha/kegiatan Strategis di kawasan hutan (HL atau HP) PP 24/2010

Continuous Improvement

ERA

Tata Ruang Paska Usaha/ Kegiatan

Pengawasan Lingkungan Hidup


Penaatan terhadap BML dan KBKL

Aman bagi LH dan Kesehatan Manusia

ERA
Hasil ERA merupakan bagian dari dokumen Amdal

= Instrumen PPLH

Penegakan Hukum Lingkungan

Pemanfaatan Ruang Paska Usaha/Kegiatan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


Pasal 15 ayat (1) UU 32/2009: Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun KLHS....

Daerah: Maju, Makmur & Hijau

RTRW, RPJP, RPJM dan KRP

Pembangunan Berkelanjutan

Apa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau SEA? Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
(Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 PPLH)

Muatan KLHS
KLHS memuat KAJIAN antara lain:
Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Alam Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi terhadap Perubahan Iklim Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman hayati

d e

a b

Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan Perkiraan Mengenai Dampak dan

RiSIKO LINGKUNGAN HIDUP


Kinerja layanan/jasa ekosistem

KLHS
Sumber: Pasal 16 UU 32 Tahun 2009

d Baku Mutu
Udara Ambien

Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML)


Pencemaran LH: Masuk atau dimasukkannya (a)
mahluk hidup, (b) zat, (c) energi, dan/atau (d) komponen lain ke dalam LH oleh kegiatan manusia sehingga melampau BML yang telah ditetapkan.
g

Baku e Mutu Emisi

Baku Mutu Lain sesui Iptek

TPA

d Baku Mutu Udara PPU Perkotaan Ambien

eBaku Mutu Emisi

a f

Baku Mutu Air

Muka Air Tanah

Baku Mutu Gangguan

b Baku Mutu Air

Limbah
c Baku Mutu Air Laut
Sumber: Pasal 20 UU 32/2009

Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)


Perusakan LH: tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati LH sehingga melampau KBKL

1
f

Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem


Kerusakan gambut untuk Produksi Biomassa

c Kerusakan LH-

Kebakaran Hutan/Lahan
g

2
Kerusakan Karst

Kriteria Baku Kerusakan Akibat Perubahan Iklim


Kenaikan suhu SLR Badai Kekeringan

a Kerusakan Tanah

h Kerusakan ekosistem

lainnya sesuai iptek

d Kerusakan

Mangrove
e Kerusakan

Lamun
Sumber: Pasal 21 UU 32/2009

b Kerusakan Terumbu

Karang

Ketentuan-Ketentuan Amdal dalam UU No. 32 Tahun 2009


Kriteria Dampak Penting Kriteria usaha dan/atau kegiatan berdampak penting Kajian dampak LH; Evaluasi kegiatan disekitar; SPT Masyarakat Prakiraan besaran & sifat penting dampak RKP-RPL Disusun oleh pemrakarsa; Keterlibatan masyarakat; Bantuan pihak lain (penyusun perorangan dan LPJP) Sertifikasi penyusun amdal

Usaha dan/atau kegiatan Wajib Amdal

Muatan Dokumen Amdal

Penyusunan Dokumen Amdal

4
Amdal

Penilaian Dokumen Amdal

Komisi Penilai Amdal (KPA); Lisensi KPA; Keanggotaan KPA Tim Teknis dan Sekretariat KPA; Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan LH

Penyusunan Dokumen Amdal bagi Golongan Ekonomi Lemah


Sumber: Pasal 22-23 UU 32 Tahun 2009

UU 32/2009

Skema Pembagian AMDAL, UKL-UPL dan SPPL


USAHA DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB AMDAL
Pasal 22-33 UU 32/2009 Kegiatan berdampak penting terhadap LH

Batas AMDAL
Kegiatan tidak berdampak penting terhadap LH

Peraturan MENLH No 11/2006

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB UKL/UPL

Pasal 34 UU 32/2009

Batas dokumen UKL-UPL


Kegiatan tidak wajib UKL/UPL & tidak berdampak penting serta Kegiatan usaha mikro dan kecil

Peraturan Gub. atau Bupati/Walikota

SPPL Pasal 35 UU 32/2009

Pengertian Amdal
Tahap Perencanaan

1
Rencana Umum

2
Studi Kelayakan

3
Disain Rinci

4
Konstruksi

5
Operasi

Proses AMDAL

Dokumen AMDAL disusun sebelum proyek ada [Catatan! Jika proyek telah beroperasi, maka dokumen tersebut wajib ditolak,

AMDAL: kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
Sumber: Pasal 1 angka 11 UU 32/209

Definisi UKL-UPL & SPPL


1
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

UKL UPL

PERNYATAAN KESANGGUPAN dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya
UU 32/2009, Ps. 1

2 SPPL

Amdal Indonesia = ESHIA


3
Aspek Kesmas

Amdal Indonesia

1
Aspek Biogeofisik dan Kimia

Aspek Sosekbud

Amdal Indonesia: tidak hanya mencakup kajian terhadap aspek biogeofisik dan kimia saja, tetapi juga aspek sosialekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat

Bagaimana pengelolaan dampak melalui AMDAL?


3 Prinsip PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN
Tinggi

Hindari (avoidance) Minimisasi (minimisation) Penanganan (mitigation)


Apakah proyek dibutuhkan? Apakah proyek harus dilaksanakan saat ini? Apakah ada alternatif lokasi?

Prioritas

Rendah

Memberikan kompensasi atau ganti rugi terhadap lingkungan yang rusak

Mengurangi skala, besaran, ukuran Apakah ada alternatif untuk proses, desain, bahan baku, bahan bantu?
Sumber: UNEP, 2002

Amanah UU No. 32 Tahun 2009: Pengaturan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
Pasal 23 ayat (2) UU 32/2009 & Pasal 3 ayat (2) PP 27/1999: Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Menteri (MENLH)
Pasal 22 ayat (1)

Setiap Usaha dan/atau Kegiatan

berdampak penting bagi lingkungan

wajib dilengkapi dengan Amdal

Pasal 23 ayat (1): 9 (sembilan) Kriteria Usaha dan/atau kegiatan yang berdampak Penting

Pasal 22 ayat (2): 7 (Tujuh) Kriteria Dampak Penting

Revisi Peraturan MENLH No. 11 Tahun 2006


Rancangan Peraturan MENLH No. XY Tahun 2011 tentang Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Amdal
Peraturan MENLH No. 11 Tahun 2006 tentang Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Amdal Pasal 3 ayat (3) PP 27/1999 dan Pasal 8 Peraturan MENLH No. 11/2006: Ditinjau lagi sekurang-kurangnya dalam waktu 5 (lima) Tahun

Rancangan Peraturan MENLH Wajib Amdal


Rancangan Peraturan MENLH
No. XY Tahun 2011 tentang Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Amdal

Batang Tubuh:

11 Pasal, dimana 3 Pasal berisi ketentuan Baru. Pasal terkait bidang rekayasa genetika sudah tidak dicantumkan

4 (Empat) Lampiran

Lampiran I:
Daftar Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Amdal

Lampiran II:
Daftar Kawasan Lindung

Lampiran III:
Bagan Alir Tata Cara Penapisan untuk Menentukan Wajib Tidaknya Suatu Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dilengkapi dengan Amdal

Lampiran IV:
Kriteria Penapisan

Lampiran V
Senerai informasi awal (Project Brief) Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dilakukan Penapisan

Ketentuan-Ketentuan Baru dalam Rancangan Peraturan MENLH Wajib Amdal


Pasal 2: Rencana usaha/kegiatan utama tidak wajib amdal, tetapi usaha dan/atau kegiatan pendukungnya wajib amdal, maka rencana usaha/kegiatan tersebut menjadi wajib amdal Pasal 3: Wajib Amdal bagi Rencana usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung & Pengecualiannya

Pasal 4: Tata Cara Penapisan untuk menentukan wajib tidaknya suatu rencana usaha/kegiatan dilengkapi dengan Amdal

Keterangan: Dalam Rancangan Peraturan MENLH ini ketentuan pasal 9 dalam Peraturan MENLH No. 11 Tahun 2006 terkait dengan Bidang Rekayasa Genetika tidak dicantum kembali. Bidang ini sudah tidak dicantumkan lagi karena sudah ada penetapan Peraturan Presiden tentang Komisi Keamanan Hayati

Proses Penapisan Usaha/Kegiatan Wajib Amdal


Memeriksa apakah sesuai dengan kriteria wajib amdal (Peraturan MENLH No. 11 Tahun 2006)

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Periksa apakah lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindung

Deskripsi jenis rencana usaha dan/atau kegiatan utama & pendukung harus diuraikan secara jelas . Periksa dan bandingkan seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan dengan Permen 11/2006 Kawasan lindung wajib ditetapkan; Tidak semua jenis kawasan lindung dalam PP 26/2008 dan Keppres 32/1990 dimasukan dalam daftar kawasan lindung Ada jenis usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan

?
Ya

Tidak

Lengkapi dengan AMDAL

Ya

Tidak

Periksa apakah termasuk kegiatan wajib UKL/UPL

Lengkapi dengan UKL-UPL

Ya

?
Tidak

Lengkapi dengan SPPL

Kententuan Baru di Pasal 2


Konsep Pasal Baru di Revisi Peraturan MENLH No. 11/2006: Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
tidak termasuk dalam lampiran I Peraturan Menteri ini dapat menjadi jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan amdal apabila di dalam usaha dan/atau kegiatan dimaksud terdapat salah satu jenis usaha dan/atau kegiatan pendukung yang termasuk dalam jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan amdal sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini

Contoh:
Rencana Pembangunan Bangunan Gedung Pengambilan Air Tanah
Jenis Usaha dan Kegiatan Pendukungnya Wajib Amdal. Misal Pengambilan air tanah lebih dari 50 liter/detik dari 1-5 sumur dalam satu area < 10 hektar Jenis Rencana Usaha dan Kegiatan Utama di luar Lampiran 1 (UKL-UPL) Misal: Pembangunan Bangunan Gedung kurang dari 10.000 m2 atau luas lahan kurang dari 5 Hektar

Menjadi Usaha dan/atau kegiatan Wajib Amdal

Penting !
Dalam Proses Penapisan, uraikan deskripsi jenis rencana usaha dan/atau kegiatan utama & pendukung secara jelas . Periksa dan bandingkan seluruh jenis usaha dan/atau kegiatan dengan [Revisi] Permen 11/2006

Ketentuan Baru di Pasal 3: Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan Lindung
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang lokasinya berada di dalam kawasan lindung diizinkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, misal: tambang di hutan lindung, wisata alam di kawasan lindung Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang berada di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung yang dikecualikan dari kewajiban menyusun Amdal adalah rencana usaha dan/atau kegiatan: 1. yang berada pada tahap eksplorasi, penyelidikan, survei, observasi dan/atau penelitian; non budidaya yang menunjang pelestarian kawasan lindung dimaksud dan/atau terkait kepentingan pertahanan dan keamanan negara; budidaya yang secara nyata tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup dan/atau bersifat menunjang pelestarian kawasan lindung dimaksud; budidaya dan/atau non budidaya yang merupakan bagian integral dari pengelolaan kawasan lindung; dan/atau budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap dan tidak mengurangi fungsi lindung kawasan dan di bawah pengawasan ketat.

1
Batas proyek terluar yang bersinggungan dengan batas terluar dari kawasan lindung

Kawasan Lindung
Yang tercantum dalam Lampiran Permen LH & telah ditetapkan sesuai dengan PUU

2.

3.

Dampak potensial

Dampak potensial dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut secara nyata mempengaruhi kawasan lindung terdekat

3
Keterangan:
= Rencana Usaha dan/atau kegiatan

4.

5.

Lampiran 1: Daftar Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal (23 Nov 2011)
Peraturan MENLH No. 11/2006
No Bidang Jumlah Jenis Kegiatan 3 2

Revisi Peraturan MENLH No. 11/2006


No Bidang Jumlah Jenis Kegiatan 3 2 2 1 11 5 7 14 16

1. 2.

Pertahanan Pertanian

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Pertahanan Pertanian Perikanan dan KELAUTAN Kehutanan Perhubungan Teknologi Satelit Perindustrian Pekerjaan Umum Sumber Daya Energi Mineral

3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Perikanan
Kehutanan Perhubungan Teknologi Satelit Perindustrian Pekerjaan Umum Sumber Daya Energi Mineral Pariwisata Pengembangan Nuklir Pengelolaan LB3 Rekayasa Genetika

1
1 10 1 7 16 10 2 2 1 2

Pengambilan Air Tanah


Pariwisata

1
2

12.
13.

Pengembangan Nuklir
Pengelolaan LB3

2
4

13 Bidang 58 Jenis Kegiatan

13 Bidang 70 Jenis Kegiatan

Lampiran 2: Daftar Kawasan Lindung


Kawasan lindung yang dimaksud dalam penjelasan Pasal 5 ayat (2) UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, dan Pasal 3-7 Keppres 32/1990 adalah:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Kawasan hutan lindung : Kawasan bergambut Kawasan Resapan Air Tidak semua kawasan Sempadan Pantai lindung yang tercantum Sempadan Sungai dalam PP No. 26/2008 dan Kawasan Sekitar Danau atau Waduk Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut Keppres 32/1990 Cagar Alam dan Cagar Alam Laut dicantumkan dalam daftar Kawasan Pantai Berhutan Bakau kawasan lindung di Taman Nasional dan Taman Nasional Laut Rancangan Peraturan Taman Hutan Raya Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut MENLH Ini; Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan Kawasan lindungan = Kawasan Cagar Alam Geologi kawasan yang telah Kawasan Imbuhan Air Tanah Sempadan Mata Air DITETAPKAN sebagai Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah kawasan lindung Kawasan Pengungsian Satwa Terumbu Karang Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi

Catatan

Pasal 1 angka 9 PP No. 26/2008: Kawasan lindung adalah wilayah yang DITETAPKAN dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan.

Muatan Dokumen Amdal


b
Evaluasi Kegiatan di sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/atau kegiatan

Dokumen Amdal

SPT Masyarakat

a
Pengkajian Dampak Lingkungan
Rencana Usaha dan/atau kegiatan

d Sifat Penting Dampak


Evaluasi Secara Holistik terhadap dampak yang terjadi Kelayakan/Ketidaklayakan LH
Sumber: Pasal 25 UU 32 Tahun 2009

Prakiraan Besaran &

Rencana pengelolaan dan pemantauan LH

KERANGKA PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL


PENGUMUMAN KONSULTASI MASYARAKAT

DAMPAK POTENSIAL

AMDAL
DAMPAK PENTING HIPOTETIK DAMPAK PENTING HIPOTETIK

RENCANA KEGIATAN
KOMPONEN KEGIATAN

DAMPAK POTENSIAL

P-

PENILAIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN

B
DAMPAK POTENSIAL

1 EVALUASI DAMPAK POTENSIAL


DAMPAK PENTING HIPOTETIK

IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

C
DAMPAK POTENSIAL

2
DAMPAK PENTING HIPOTETIK

PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

P+

RENCANA PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN

D
KOMPONEN LINGKUNGAN
DAMPAK POTENSIAL

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

TP +

RONA LINGKUNGAN

E
DAMPAK POTENSIAL

Surat Kesepakatan KA-ANDAL

Surat Kelayakan Lingkungan


PERENCANAAN PENGENDALIAN

PELINGKUPAN

ANALISIS

Dokumen KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL)

Dokumen ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL)

Dokumen RKL RPL

Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal


Pemrakarsa, dalam menyusun dokumen Amdal melibatkan masyarakat:
1 Masyarakat terkena dampak;
2 Pemerhati lingkungan hidup 3 Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses Amdal

30 HARI
Pelibatan masyarakat dilakukan sebelum penyusunan dokumen kerangka acuan

1 Pengumuman 2 Konsultasi Publik

Pemrakarsa

Sumber: UU 32/2009 dan PP 27/1999

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)


1 Pendekatan teknologi 2 Pendekatan sosial ekonomi

3 Pendekatan institusi

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

Pengendalian dampak penting negatif Meningkatkan dampak positif

Dampak Penting:
Perubahan LH yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan

Pihak yang melaksanakan RKL: Kesepakatan & Kewenangan

Masyarakat

Pemrakarsa

Instansi Pemerintah

Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)


a. a Komponen atau parameter lingkungan yang dipantau; b Sumber dampak; b. c. c Tolok ukur/parameter; d. d Tujuan dan sasaran; e. Metode dan teknik e pemantauan lingkungan; f. f Lokasi pemantauan lingkungan; g. g Periode/jadwal pelaksanaan (jangka waktu dan frekwensi); h. h Keberadaan dan komitmen institusi yang terlibat dalam: Pelaksanaan RPL; Pengawasan pelaksanaan RPL; dan Pelaporan.

Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Pemantauan

Dampak Penting:
Perubahan LH yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan

Pihak yang melaksanakan RPL: Kesepakatan & Kewenangan

Masyarakat

Pemrakarsa

Instansi Pemerintah

Dokumen Amdal Saat ini dan Dokumen Amdal Ke Depan

KA

ANDAL

RKL

RPL

RE

1 Kerangka Acuan 2 ANDAL 3 RKL-RPL

Dokumen Amdal Saat ini


Dokumen AMDAL dalam RPP Perizinan Lingkungan

Faktor Penentu Sistem AMDAL


PENEGAKAN HUKUM
Kompetensi & Integritas Penilai/ Komisi

3 2
Kompetensi & Integritas Penyusun

Mutu Dokumen AMDAL

Implementasi AMDAL

Pandangan & Komitmen Pemrakarsa

KEBIJAKAN & PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Penyusun Dokumen Amdal


Pemrakarsa
1
Tenaga Penyusun dari Pemrakarsa sendiri

Menyusun Dokumen Amdal


Pihak Lain:
2 Tenaga Penyusun Perorangan Tenaga Penyusun yang tergabung dalam LPJP

Persyaratan Penting !
1 1 (Satu) orang ketua tim bersertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh LSK Amdal dengan kualifikasi ketua tim penyusun dokumen amdal 2 (dua) orang anggota tim bersertikat kompetensi yang diterbitkan oleh LSK Amdal dengan kualifikasi anggota tim penyusun dokumen amdal

LPJP AMDAL TEREGISTRASI


telah memiliki TANDA REGISTRASI KOMPETENSI dari KLH

Penyusun Amdal Bersertifikasi Kompetensi


Ini alamat website Lembaga Sertifikasi Kompetensi AMDAL (INTAKINDO) http://lsk.intakindo.org

Jumlah tenaga penyusun Amdal yang telah memiliki Sertifikasi Kompetensi = 514 orang, terdiri dari KTPA = 251, ATPA = 263 (Oktober 2011) 45

Sebaran Pemegang Sertifikat Penyusun Amdal Menurut Provinsi


140

125 110

120

100

80

60

40

32
12 9 4 7 5 2 5 15 17 13 14 9 3 4 3 19 11 1 - - 1 25 10 7 1 6 7

25 15

20

STATUS Per OKTOBER 2011 (Intakindo)

SertifikatTanda Registrasi Kompetensi LPJP


57 LPJP yang Telah Teregistrasi Kompetensi di KLH
Tampilan Depan Sertifikat
Tampilan Belakang Sertifikat

Penilaian Dokumen AMDAL


Lampiran 1 Peraturan MENLH No. 24/2009 Pemrakarsa
Tidak

DITOLAK
Tidak

DITOLAK
Ya
Usaha/Keg. sedang /telah dilakukan konstruksi/ operasi/ pasca operasi

Ya Dokumen KAANDAL atau ANDAL, RKL, RPL dan RE Sesuai Persyaratan Administrasi

Ya

Sesuai dengan RTRW Nasional, Provinsi & Kab/Kota


UJI TAHAP PROYEK

UJI ADMINSITRASI (gunakan format dalam lampiran VII)

Tidak 1. Lakukan Uji konsistensi 2. Lakukan uji keharusan 3. Lakukan uji kedalaman 4. Lakukan uji relevansi

Ya Rencana usaha dan/atau Kegiatan disepakati atau layak lingkungan hidup Tidak

Ya Dokumen sesuai dengan persyaratan mutu dokumen Tidak Masukan untuk Perbaikan Dokumen

Dokumen dijadikan lamp. SK Kesepakatan KA-ANDAL atau SK Kelayakan Lingkungan

DITOLAK

UJI KUALITAS (gunakan format dalam lampiran VIII)

Persyaratan Utama Penilaian Dokumen Amdal atau Pemeriksaan UKL-UPL


Penilaian Dokumen Lingkungan hanya dapat dilakukan jikan Rencana Lokasi usaha dan/atau kegiatan sudah CLEAR dan tidak bermasalah

Ditolak

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Sesuai dengan Ketentuan PUU SDA & LH

YA

Di luar Kawasan Hutan Primer & Lahan Gambut dalam Peta Indikatif Penundaan Izin Baru

Tidak

YA
Penilaian Dokumen Amdal atau Pemeriksaan UKL-UPL

Ditolak

Penilaian dokumen amdal hanya dapat dilakukan jika lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan Sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan; Sesuai dengan atau dizinkan oleh ketentuan PUU di bidang SDA & LH i.e. Pertambangan di kawasan hutan lindung. Sesuai dengan ketentuan Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPB) Kawasan Hutan Primer dan Lahan Gambut (Inpres Moratorium Kawasan Hutan)

Peta Indikatif Penundaan Izin Baru


(Instruksi Presiden No. 10 Tahun 2011)

Keanggotaan Komisi Penilai AMDAL


a
Instansi LH

f
Organisa -si LH

Instansi Teknis Terkait

Peraturan MENLH No. 5/2008

Komisi Penilai Amdal


Sekretariat
Wakil Masyarakat

d
Pakar Dampak LH

Pakar Terkait Usaha/ Keg.

Tim Teknis
Ketua: Sekretaris Komisi Penilai Anggota: Wakil Instansi LH; Wakil Instansi teknis terkait usaha/kegiatan Ahli terkait usaha/kegiatan Ahli dampak LH

Sumber: Pasal 30 UU No. 32/2009

Lisensi Komisi Penilai AMDAL


Pasal 29 UU 32/2009

1) Dokumen Amdal dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL yang dibentuk oleh MENLH, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenanggannya; 2) Komisi Penilai Amdal WAJIB memiliki LISENSI dari MENLH, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya 3) Persyaratan dan tatacara lisensi diatur dengan Peraturan Menteri

Peraturan MENLH No. 15/2010: Persyaratan & Tata Cara Lisensi Komisi Penilai Amdal penganti Peraturan MENLH No. 6/2008

Perkembangan Kebijakan
Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai Amdal
Pasal 29 ayat (2) UU 32/2009 PPLH: Komisi Penilai Amdal Wajib Memiliki Lisensi dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya SE Deputi I MENLH Bid. Tata Lingkungan No. B9613/Dep.I/LH/10/2009 perihal Proses Penerbitan Lisensi Penilai Amdal

16 Juli 2008

3 Okt 2009

24 Nov 2009

28 Des 2009

Mei 2010

Peraturan MENLH No. 6 Tahun 2008 tentang Tata Laksana Lisensi Komisi Penilai Amdal Kabupaten/Kota

SE MENLH No. SE01/MENLH Perihal Lisensi Komisi Penilai Amdal

Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 tentang Persyaratan & Tata Cara Lisensi Komisi Penilai AMDAL

Komisi Penilai Amdal Wajib Berlisensi

Persyaratan Lisensi Komisi Penilai AMDAL


Ketua komisi penilai dipimpin oleh pejabat minimal setingkat eselon II; Memiliki sekretariat komisi penilai yang berkedudukan di instansi lingkungan hidup pusat, provinsi, atau kabupaten/kota; Memiliki tim teknis dengan sumber daya manusia yang telah lulus pelatihan penyusunan AMDAL paling sedikit 2 (dua) orang, dan pelatihan penilaian AMDAL paling sedikit 3 (tiga) orang; Keanggotaan komisi penilai minimal mencakup tenaga ahli di bidang biogeofisik-kimia, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, perencanaan pembangunan wilayah, dan lingkungan hidup; Adanya organisasi lingkungan hidup atau lembaga swadaya masyarakat sebagai salah satu anggota komisi penilai; dan Adanya kerjasama dengan laboratorium yang terakreditasi, atau yang mempunyai kemampuan menguji contoh uji kualitas lingkungan hidup, paling sedikit untuk parameter air dan udara.
Sumber: Pasal 2 ayat (5) Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010

Bupati/Walikota melalui Instansi lingkungan hidup kabupaten/kota mengajukan permohonan rekomendasi lisensi ke gubernur melalui instansi lingkungan hidup provinsi
Gubernur dengan dibantu tim terpadu memberikan tanda bukti penerimaan permohonan rekomendasi lisensi & mengevaluasi/memverifikasi permohonan rekomendasi lisensi

Lamp 1 Peraturan MENLH No. 15/2010


Pembinaan dan pengawasan (BINWAS) Instansi lingkungan hidup provinsi menerbitkan surat keterangan ketidaklengkapan persyaratan administrasi permohonan rekomendasi lisensi

Kepala instansi LH Provinsi menetapakan tim terpadu

Ya

Sesuai persyaratan lisensi?


Gubernur menerbitkan rekomendasi atas permohonan lisensi

Tidak

Pembaharuan Lisensi

Bagan Alir Tatacara Lisensi Komisi Penilai Amdal Kab/Kota


Pembinaan dan pengawasan (BINWAS) Pemalsuan persyaratan lisensi

Setelah mendapatkan rekomendasi, Bupati memberikan tanda bukti Lisensi

Masa berlaku lisensi habis

Terjadi perubahan yang menyebabkan persyaratan lisensi tidak terpenuhi

Ya

Ada pemberitahuan

Tidak ada pemberitahuan

Setelah dilakukan binwas selama 1 (satu) tahun ditemukan pelanggaran proses administrasi AMDAL dan/atau ditemukan 5 dokumen AMDAL bermutu buruksangat buruk

Persyaratan lisensi dipenuhi dalam waktu 6 (enam) bulan)?

Tidak

Rekomendasi Lisensi dicabut

Format Lisensi dan Surat Pengantar Permohonan Penandatangan Tanda Bukti Lisensi Komisi Penilai Amdal
Format lisensi, dalam penyampaiannya kepada bupati/walikota disertai dengan surat pengantar permohonan penandatanganan tanda bukti lisensi komisi penilai amdal kabupaten/kota

Status Lisensi Komisi Penilai AMDAL


Komisi Penilai Amdal WAJIB memiliki LISENSI dari MENLH, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya
Komisi Penilai Amdal Pusat telah memiliki Lisensi dari MENLH 33 Komisi Penilai Amdal Provinsi telah mendapat Rekomendasi dari KLH dan teleh memiliki lisensi dari Gubernur; Dari 480 Kabupaten/Kota, Hanya 157 Kabupaten/Kota (33 %) yang telah memiliki lisensi, 323 Kabupaten/Kota (67 %) Belum Memiliki Lisensi)
600 500 400 300 200 100 0 Jumlah Kab/Kota Jumlah Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yang sudah Memiliki yang Belum Memiliki Lisensi Lisensi

480 323 157

BERLAKU EFEKTIF 16 Juli 2009 bagi Kabupaten/Kota dan 7 MEI 2011 BAGI PROVINSI & PUSAT

10

15

20

25

30

35

40

Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi

Bengkulu
Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera Selatan Lampung Banten

DKI Jakarta
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali

Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur

Jumlah Kab/Kota
NTT
NTB

Status Lisensi Komisi Penilai Amdal Kabupaten/Kota di Setiap Provinsi

Jumlah Kab/Kota yang Belum Memiliki Lisensi


Sulawesi Utara
Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat

Jumlah Kab/Kota yang sudah Memiliki Lisensi


Maluku
Maluku Utara Papua Papua Barat

Batalnya Keputusan Kelayakan Lingkungan


KOMISI PENILAI AMDAL

Tidak Memiliki Lisensi & Menilai Dok. Amdal tidak sesuai dengan kewenangannya

Keputusan Kelayakan Lingkungan

BATAL

1. Diterbitkan atas dasar rekomendasi dari komisi penilai amdal yang belum memiliki lisensi atau lisensinya dicabut; 2. Diterbitkan atas dasar rekomendasi dari komisi penilai amdal yang melakukan penilaian tidak sesuai dengan kewenangannya
Sumber: Pasal 39 ayat (1) Peraturan MENLH No. 5 Tahun 2008

Pembinaan dan Pengawasan Komisi Penilai Amdal Daerah


MENTERI & GUBERNUR a Mutu Dokumen AMDAL b Administrasi Proses AMDAL

Pembinaan dan Pengawasan Lisensi Komisi Penilai Amdal Daerah tahun 2011 telah dilaksanakan pada: 32 Provinsi dan 58 Kabupaten/Kota.

Hasil Pembinaan dan Pengawasan Komisi Penilai Amdal Daerah

Temuan-Temuan di Lapangan
SK Kelayakan lingkungan yang dikeluarkan tanpa SK Kesepakatan

SK Kelayakan Lingkungan yang dikeluar tanpa ada proses penilaian Amdal dan dokumen Amdal 2

Penilaian dokumen tanpa dilakukan pemeriksaaan administrasi ada kegiatan yang tidak melakukan pengumuman maupun konsultasi masyarakat 4

SK Kesepakatan KAAndal dan SK Kelayakan ditandatangani pada hari yang sama

Penilaian KA Andal atau Andal RKL RPL yang dinilai > 1 kegiatan dalam 1 hari

Penilaian Andal RKL RPL dilakukan hanya berselang 1-3 hari sejak SK Kesepakatan dikeluarkan atau sejak penilaian KA Andal

SK Kesepakatan maupun SK Kelayakan Lingkungan diterbitkan sebelum Dokumen Final (dokumen masih dalam perbaikan)

Sidang ANDAL RKL-RPL dilaksanakan sebelum SK KA-ANDAL diterbitkan

Proses perbaikan dokumen pasca sidang komisi hanya dilakukan oleh personil yang duduk pada sekretariat komisi

Melanggar Ketentuan PUU di Bidang Amdal

Lisensi Komisi Penilai Amdal Kabupaten/Kota akan dicabut

Saat ini KLH telah merekomendasikan pencabutan Lisensi Komisi Penilai Amdal : 1. kabupaten Tanah Bumbu 2. Kabupaten Bombana dan 3. Kabupaten Halmahera Selatan

Contoh Hasil Pembinaan dan Pengawasan Lisensi Komisi Penilai Amdal Kabupaten TANAH Bumbu, Kalimantan Selatan

KLH
BLHD Prov. Kalsel

Tindaklanjut pengawasan:
Bapedalda Kabupaten Tanah Bumbu mencabut

Komisi Penilai Amdal Kabupaten Tanah Bumbu

14 SK Kelayakan Lingkungan terhadap 13 perusahaan


(berdasarkan surat Kepala
Bapedalda Kabupaten Tanah Bumbu kepada Deputi Bidang Tata Lingkungan, KLH Nomor 660.4/712/APDL/Bapedalda/20 11, tanggal 16 September 2011, perihal pencabutan SK Kelayakan Lingkungan di Kabupaten Tanah Bumbu)

Beberapa SK Kelayakan Lingkungan Hidup yang diterbitkan tanpa dilakukan proses penilaian dan tanpa dilengkapi dokumen Amdal.

Rancangan Quick Wins Asdep Kajian Dampak Lingkungan


Nomor Registrasi Nasional

Pendaftaran Investasi/ Izin Prinsip


(telah MoU dgn BKPM)

AMDAL/UKL UPL
1 Izin A Pusat Provinsi 2 3 4 5

Izin Lingkungan

Izin B Izin C

Kab/Kota - Terintegrasi - Tracking System semua dipastikan memiliki Dok lingkungan dan Izin Lingkungan

Keterangan: 1 = Jenis Investasi 2 = AMDAL/UKL UPL 3 = Kewenangan 4 = Jenis Usaha/Kegiatan 5 = Nomor Urut

DADU
(Dokumentasi AMDAL dan UKL UPL)

-Data Perusahaan -Data lingkungan setempat -Proses Penapisan -RKL RPL dan Pelaporan

Keterbukaan Informasi
64

DADU: DOKUMENTASI AMDAL DAN UKL-UPL


Sistem pengelola informasi (berbasis internet) untuk mendukung penyelenggaraan proses AMDAL & UKLUPL di tiap instansi lingkungan.

www.dadu-online.com
database
AMDAL & UKL-UPL

manfaat utama

mengarahkan penyusunan

membantu penilaian

(Sumber: M. Askary, 2010)

Proposal Kegiatan

Wajib AMDAL Pengumuman & konsultasi masyarakat Penyusunan KA-ANDAL Pemeriksaan Administrasi Penilaian KA-ANDAL Penyusunan ANDAL, RKL, RPL, RE Permohonan Penilaian ANDAL dan RKL-RPL Pemeriksaan Administrasi Permohonan Izin Lingkungan [Persyaratan Adm & Teknis] Pemeriksaan Administrasi Pengumuman Penilaian ANDAL, dan RKL-RPL SKKLH

Wajib UKL/UPL

Izin pembuangan air limbah Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah [land application] Izin penyimpanan sementara LB3 Izin pengumpulan LB3 Izin pengangkutan LB3 Izin pemanfaatan LB3 Izin pengolahan LB3 Izin penimbunan LB3 Izin pembuangan air limbah ke laut Izin dumping ke laut Izin reinjeksi ke dalam formasi Izin venting ke udara

Permohonan Pemeriksaan UKL/UPL Pemeriksaan Administrasi

Pemeriksaan UKL/UPL Rekomendasi UKL-UPL

Tidak Layak

Amdal/UKL-UPL dan Izin Lingkungan dalam RPP Perizinan Lingkungan

12 BAB, 61 Pasal
1
Persyaratan Administratif Persyaratan teknis: Dokumen Amdal atau UKL-UPL

11

Ketentuan Peralihan

12

Penutup

Ketentuan Umum

Permohonan Izin Lingkungan

5 Penilaian Izin

Lingkungan
Penilaian ANDAL & RKL-RPL Penerbitan SKKL

Penerbitan Izin Lingkungan Kewajiban Pemegang Izin Sanksi Adminsitratif Pendanaan

Penyusunan Amdal, UKL-UPL & Pembentukan Komisi Penilai Amdal

Persetujuan Kerangka Acuan

Pemeriksaan UKL-UPL & Penerbitan Rekomendasi UKLUPL Instansi LH Pemeriksa UKL-UPL

10 9 8

Pembinaan & Evaluasi Kinerja Komisi Penilai Amdal

Pembinaan dan Evaluasi Kinerja

Keterangan: 1 12 Judul Bab

I s/d Bab XII dalam RPP

Persetujuan Kerangka Acuan Ke Depan


5b
Tidak

Jika Hasil Penilaian:


KA-ANDAL memerlukan perbaikan, Komisi mengembalikan KA-ANDAL ke pada permrakarsa. Pemrakarsa menyampaikan kembali perbaikan kerangka acuan

Pemrakarsa

Sekretariat

YA
Dokumen Kerangka Acuan

Kelengkapan Administrasi

Komisi Penilai AMDAL


5a

3
Menugaskan Hasil Penilain

Tim Teknis

Tim Teknis Menilai KA-ANDAL dengan Melibatkan Pemrakarsa

Jangka waktu Penilaian, Penyampaian hasil penilaian dan penerbitan KA:

Jika Hasil Penilaian:


KA-ANDAL tidak memerlukan perbaikan, Komisi melakukan persetujuan kerangka acuan

30 Hari Kerja tidak


termasuk perbaikan/ penyempurnaan

Penerbitan Persetujuan Kerangka Acuan

Sumber: Pasal 25 RPP Perizinan Lingkungan

Penilaian Andal dan RKL-RPL Ke depan


Hasil Rapat KPA: Dok. Andal dan RKL-RPL perlu diperbaiki
Tidak

8b 8a

REKOMENDASI HASIL PENILAIAN

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya

Pemrakarsa

Sekretariat

Hasil Rapat KPA: Dok. Andal dan RKL-RPL tidak perlu diperbaiki

YA
Dokumen ANDAL dan RKL-RPL

Kelengkapan Administrasi

Komisi Penilai AMDAL (KPA) 4 5

6
7

Rapat Komisi Penilai AMDAL

Menugaskan

Hasil Penilain

Jangka waktu Penilaian ANDAL dan RKL-RPL

75 Hari Kerja

tidak termasuk perbaikan/ penyempurnaan

Tim Teknis

Tim Teknis Menilai ANDAL dan RKL-RPL secara Teknis

Sumber: Pasal 35 RPP Perizinan Lingkungan

Penerbitan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup


MENTERI GUBERNUR Bupati/Walikota
Jangka waktu penetapan

10 Hari Kerja

Keputusan Kelayakan Lingkungan atau Ketidaklayakan

Muatan Keputusan Kelayakan Lingkungan 1. 1 Dasar pertimbangan dikeluarkannya penetapan; dan

Rekomendasi Hasil Penilai an Andal & RKLRPL dari Komisi Penilai Amdal
Sumber: Pasal 38-39 RPP n Perizinan Lingkungan

2. 2 kelayakan lingkungan usaha dan/atau kegiatan; 3. 3 persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai dengan yang tercantum dalam RKL-RPL. 1. 4 jumlah dan jenis izin PPLH yang diwajibkan (Jika wajib memiliki izin PPLH)

Pemeriksaan UKL/UPL & Penerbitan Rekomendasi UKL-UPL


Dalam melaksanakan pemeriksaan UKL-UPL & penerbitan rekomendasi UKL-UPL yang menjadi kewenangan: Menteri dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk, Gubernur, atau bupati/walikota dilakukan oleh kepala instansi LH Provinsi atau Instansi LH Kab/kota
Kelengkapan Administrasi

Menteri Gubernur Bupati/ Walikota

YA

Pemeriksaan Teknis UKL-UPL

YA

Rekomendasi UKL-UPL

Tidak

Hasil Pemeriksaan : UKL-UPLperlu diperbaiki

Jangka waktu Pemeriksaan Teknis UKL-UPL

UKL-UPL

14 Hari Kerja

tidak termasuk perbaikan/ penyempurnaan

Pemrakarsa

Sumber: Pasal 40-41 RPP Perizinan Lingkungan

Penerbitan Izin Lingkungan Hidup


AMDAL
SK Kelayakan LH dari Menteri SK Kelayakan LH dari gubernur SK Kelayakan LH dari bupati/ walikota Izin lingkungan dari Menteri Izin lingkungan dari gubernur Izin lingkungan dari bupati/ walikota

UKL-UPL
Rekomendasi dari Menteri Rekomendasi dari gubernur Rekomendasi dari bupati/ walikota Izin lingkungan dari Menteri Izin lingkungan dari gubernur Izin lingkungan dari bupati/ walikota

Sumber: Pasal 43 RPP n Perizinan Lingkungan

Muatan Izin Lingkungan


Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: 1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL; 2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan 3. masa berlaku izin.
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.
Sumber: Pasal 43 ayat (4) dan ayat (5) RPP Perizinan Lingkungan

Perubahan usaha dan/atau kegiatan yang dialami meliputi: a. Kepemilikan usaha dan/atau kegiatan b. Perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup harus memenuhi kriteria: 1) adanya perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup; 2) penambahan kapasitas produksi; 3) perubahan spesifikasi teknik yang mempengaruhi lingkungan; 4) perubahan sarana usaha; 5) perluasan lahan dan bangunan usaha; 6) perubahan waktu atau durasi operasi usaha; 7) kegiatan didalam kawasan yang belum tercakup didalam izin lingkungan kawasan; 8) terjadinya kebijakan pemerintah yang ditujukan dalam rangka peningkatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan/atau 9) terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat lain sebelum dan pada waktu usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan; c. Terdapat perubahan dampak dan/atau risiko terhadap lingkungan berdasarkan hasil kajian analisis risiko lingkungan hidup dan/atau audit lingkungan hidup yang diwajibkan; dan/atau d. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya izin lingkungan kelayakan.
Sumber: Pasal 46 ayat (2) RPP Perizinan Lingkungan

Mekanisme perubahan Izin Lingkungan Hidup


Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL
Penerbitan perubahan keputusan kelayakan lingkungan hidup dilakukan melalui: 1. Amdal baru; 2. Adendum Andal dan RKL-RPL; atau Perubahan Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Rekomendasi UKL-UPL
Penerbitan perubahan izin dilakukan bersamaan dengan penerbitan perubahan keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL

Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL

Penerbitan perubahan rekomendasi UKL-UPL dilakukan melalui penyusunan dan pemeriksaan UKL-UPL baru.

Perubahan IZIN LINGKUNGAN

Sebelum mengajukan permohonan perubahan izin penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib mengajukan permohonan perubahan keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL
Sumber: Pasal 46 ayat (3)-sayat (5) Perizinan Lingkungan

Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan Izin Lingkungan


Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal yang Direncanakan Mengalami Perubahan
SK Kelayakan BATAL (AMDAL BARU)

Penerbitan perubahan keputusan kelayakan lingkungan hidup dilakukan melalui: 1. Amdal baru; 2. Adendum Andal dan RKL-RPL

RPP Perizinan Lingkungan [Pasal 46]


Perubahan Izin Lingkungan
Penerbitan perubahan izin dilakukan bersamaan dengan penerbitan perubahan keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL

Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau wajib UKL-UPL yang Direncanakan Mengalami Perubahan

Permohonan perubahan keputusan kelayakan atau rekomendasi UKL-UPL

Penerbitan perubahan rekomendasi UKL-UPL dilakukan melalui penyusunan dan pemeriksaan UKL-UPL baru.

Amdal dan Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan


Paal 26 PP 27 tahun 1999: Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan menjadi apabila pemrakarsa mengubah desain dan/atau proses dan/atau kapasitas dan/atau bahan baku dan/atau bahan penolong. Terhadap usaha dan/atau kegiatan yang mengalami perubahan dimaksud, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat AMDAL baru [Pasal 26]

[Adaptasi dari Penjelasan Pasal 26 (1) PP


27/1999]

Penyusunan AMDAL baru bagi usaha dan/atau kegiatan yang mengalami perubahan desain dan/atau proses dan/atau kapasitas dan/atau bahan baku dan/atau bahan penolong didasarkan kepada pertimbangan bahwa perubahan tersebut memberikan dampak penting yang berbeda.

Artinya tidak semua PERUBAHAN menyebabkan diperlukannya penyusunan AMDAL Baru, tapi hanya untuk perubahan yang memberikan dampak penting yang berbeda.

diperlukan pedoman penapisan!!!

Konsep Mekanisme Perubahan Izin Lingkungan - Amdal


Penanggung Jawab Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal
Permohonan perubahan izin lingkungan dan permohonan perubahan keputusan kelayakan yang disampaikan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan kepada pemberi izin lingkungan melalui instansi lingkungan hidup Pusat/provinsi/kab/kota sesuai dengan kewenangannnya

YA

Apakah perubahan usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal MEMENUHI KRITERIA perubahan usaha dan/atau kegiatan yang menyebabkan perubahan izin lingkungan?

TIDAK

Izin Lingkungan yang telah dimiliki tidak perlu dilakukan perubahan izin lingkungan

Proses penerbitan perubahan izin lingkungan oleh Menteri/gubernur/bupati/walikota sesuai kewenangannya

Penetapan mekanisme penerbitan perubahan keputusan kelayakan oleh instansi lingkungan hidup Pusat/provinsi/kabupaten /kota

Telaahan terhadap permohonan perubahan keputusan kelayakan oleh instansi lingkungan hidup Pusat/provinsi/kabupaten/ kota dibantu oleh tim teknis

Perubahan kepemilikian dan/atau perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

AMDAL baru

Adendum ANDAL, RKL/RPL

KPA
Penerbitan perubahan izin lingkungan

SKKLH
78

Konsep Mekanisme Perubahan Izin Lingkungan UKL-UPL


Penanggung Jawab Usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL
Permohonan perubahan izin lingkungan dan permohonan perubahan rekomendasi UKL-UPL yang disampaikan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan kepada pemberi izin lingkungan melalui instansi lingkungan hidup Pusat/provinsi/kab/kota sesuai dengan kewenangannnya

YA

Apakah perubahan usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL MEMENUHI KRITERIA perubahan usaha dan/atau kegiatan yang menyebabkan perubahan izin lingkungan?

TIDAK

Izin Lingkungan yang telah dimiliki tidak perlu dilakukan perubahan izin lingkungan

Proses penerbitan perubahan izin lingkungan oleh Menteri/gubernur/bupati/walikota sesuai kewenangannya

Penetapan mekanisme penerbitan perubahan rekomendasi UKL-UPL oleh instansi lingkungan hidup Pusat/provinsi/kabupaten /kota

UKL-UPL Baru

Perubahan kepemilikan dan/atau perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

Proses pemeriksaan UKL-UPL baru oleh instansi lingkungan hidup Pusat/provinsi/kabupaten /kota

Penerbitan perubahan izin lingkungan

Penerbitan rekomendasi UKL-UPL baru

Konsep Mekanisme Penapisan Perubahan Keputusan Kelayakan


Penaggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan mengajukan permohonan perubahan keputusan kelayakan melalui instansi lingkungan hidup Pusat/provinsi/kabupaten/kota

Telahan permohonan perubahan keputusan kelayakan dilakukan oleh instansi lingkungan hidup dibantu oleh tim teknis

Permohonan Perubahan Keputusan Kelayakan Apakah rencana Perubahan Keputusan Kelayakan usaha dan/atau kegiatan yang mengalami perubahan MEMENUHI KRITERIA BATAS WILAYAH STUDI?
YA
Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan yang mengalami perubahan memberikan DAMPAK PENTING YANG BERBEDA?

TIDAK

Rencana usaha dan/atau kegiatan ditapis dengan mekanisme PERMEN LH usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal

YA

TIDAK

Apakah terdapat POS UNTUK PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN untuk dampak lingkungan yang timbul?

YA

AMDAL baru

Adendum ANDAL, RKL/RPL

TIDAK

Prosedur Operasional Standar (POS) dimaksud adalah prosedur yang telah ditetapkan dalam bentuk peraturan (peraturan menteri, keputusan menteri, peraturan kepala badan, Standar Nasional Indonesia dan lain sebagainya) dan/atau prosedur yang dapat memenuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dan/atau prosedur yang diakui secara internasional.

Laporan deskripsi dalam implementasi RKL/RPL

Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup


Insentif/ Disisentif
Pengadaan barang & jasa ramah LH; Pajak, retribusi dan subsidi ramah LH Sistem lembaga keuangan & pasar modal ramah LH; Perdagangan izin pembuangan limbah/emisi Pembayaran jasa LH (PES) Asuransi LH Sistem label ramah lingkungan Penghargaan kinerja PPLH i.e ADIPURA, PROPER, MIH, Kalpataru, Adiwiyata

Pelestarian Fungsi LH

Instrumen perencanaan & kegiatan ekonomi


Neraca SDA & LH; PDB & PDRB Hijau Kompensasi jasa LH antar daerah Internalisasi biaya LH Instrumen ekonomi lingkungan hidup = seperangkat kebijakan ekonomi untuk mendorong Pemerintah, pemerintah daerah, atau setiap orang ke arah pelestarian fungsi lingkungan hidup

2
Instrumen Pendanaan Lingkungan Hidup
Dana jaminan pemulihan LH Dana penanggulangan pencemaran/kerusakan & pemulihan LH Dana amanah/bantuan konservasi

Sumber:Pasal 42-43 UU 32/2009

Anggaran Berbasis Lingkungan Hidup


Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia serta pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah wajib mengalokasikan anggaran yang memadai untuk membiayai; (a) Kegiatan perlindungan dan pengelolaanl ingkungan hidup; dan (b) Program pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup
Sumber: Pasal 45-46 UU 32/2009

Analisis Risiko Lingkungan Hidup


3 1 Usaha dan/atau Kegiatan
Wajib
Dampak Penting terhadap Lingkungan Hidup
Ancaman

Kesehatan & Keselamatan Manusia

Ekosistem & Kehidupan

Perubahan LH yang sangat mendasar

Pengkajian Risiko
Analisis Risiko Lingkungan Hidup (ARLH) Pengelolaan Resiko

Komunikasi Risiko
Sumber: Pasal 47 UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH

Prinsip Dasar Risk Assessment


Menentukan Konteks Komunikasi dan Konsultasi Risk Assessment Identifikasi Risiko Analisis Risiko Evaluasi Risiko Pengelolaan Risiko
Sumber: Susilo & Kaho, 2010 (PPM Manajemen)

Identifikasi Risiko: Daftar Risiko Analisis Risiko: Dampak dan Kemungkinan (probabilitas), Tingkat risiko ditentukan kombinasi antara dampak dan kemungkinan; Evaluasi Risiko: membandingkan antara hasil analisis risiko dengan kriteria risiko, kemudian ditentukan apakah peringkat risiko dapat diterima atau ditolak. Tingkat risiko yang dapat diterima adalah batas toleransi risiko dengan mempertimbangkan aspek biaya dan manfaat

Monitoring & Review

Pengertian Kajian Risiko Lingkungan Hidup (ERA)


Kajian Resiko Lingkungan (environmental risk assessment) adalah kajian yang meliputi analisis risiko ekologis dan analisis risiko kesehatan manusia.

ERA
(Environmental Risk Assessment)

Kajian Risiko 1 Ekologis - EcoRA


(Ecological Risk Assessment - EcoRA)

Proses evaluasi risiko yang merugikan terhadap lingkungan yang kemungkinan akan atau sedang terjadi sebagai akibat pemajanan satu stresor atau lebih.

Kajian Risiko Kesehatan 2 Manusia - HHRA


(Human Health cological Risk Assessment-HHRA)

Proses evaluasi risiko yang merugikan terhadap manusia yang kemungkinan akan atau sedang terjadi sebagai akibat pemajanan satu stresor atau lebih

Audit Lingkungan Hidup


Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (Pasal 1, angka 28 UU 32/2009)

PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN

Tingkat Ketaatan Persyaratan Hukum dan Kebijakan yang ditetapkan Pemerintah

Jenis Audit Lingkungan Hidup


Sukarela 1
Pemerintah mendorong penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan Audit LH dalam rangka meningkatkan kinerja LH

Audit LH

Wajib

1. Berkala bagi a kegiatan berisiko tinggi seperti: Petrokimia, Kilang MIGAS, PLTN 1. Kegiatan yang b menunjukkan ketidaktaatan terhadap PUU

Sumber: Pasal 48-49 UU 32/2009

Penanggulangan Pencemaran/Kerusakan Lingkungan Hidup


Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib melakukan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Informasi Isolasi Penghentian Cara lain sesuai perkembangan iptek

Sumber: Pasal 53 UU 32/2009

Penanggulangan Kerusakan & Pencemaran Lingkungan Akibat Tumpuhan Minyak

Penanggulangan Kerusakan & Pencemaran Lingkungan Akibat Tumpuhan Minyak

Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup


Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup
Penghentian Remediasi Rehabilitasi Restorasi

Sumber: Pasal 54-55 UU 32/2009

PROYEK REHABILITASI SUNGAI CHEONGGYECHEON DI SEOUL

[6 km Jalan Tol
Taman Kota Seoul

Sepanjang 6 km

Sumber: Muhammad Askary

PROYEK REHABILITASI SUNGAI CHEONGGYECHEON DI SEOUL [6 km Jalan Tol Taman Kota Seoul Sepanjang 6 km]

Sumber: Muhammad Askary

Contoh revolusi berfikir yang inspiratif

4 Pemeliharaan
Pelestarian c Fungsi Atmosfir
Mitigasi & Adaptasi Perubahan Iklim Perlindungan Lapisan Ozon Perlindungan terhadap Hujan Asam

b Pencadangan Pemeliharaan Sumber Daya Alam

Lingkungan Hidup
Pemeliharaan Lingkungan Hidup

a Konservasi Sumber Daya Alam


Sumber: Pasal 57 UU 32/2009

Perlindungan, Pengawetan, dan Pemanfaatan Lestari

4 Pemeliharaan
Pelestarian c Fungsi Atmosfir
Mitigasi & Adaptasi Perubahan Iklim Perlindungan Lapisan Ozon Perlindungan terhadap Hujan Asam

b Pencadangan Pemeliharaan Sumber Daya Alam

Lingkungan Hidup
Pemeliharaan Lingkungan Hidup

a Konservasi Sumber Daya Alam


Sumber: Pasal 57 UU 32/2009

Perlindungan, Pengawetan, dan Pemanfaatan Lestari

Upaya Mengatasi
Perubahan Iklim
Peningkatan Suhu Peningkatan Permukaan Air Laut Perubahan Curah Hujan Kekeringan dan Banjir

Dampak terhadap Sistem Sosek dan Ekologis:


Pangan & Sumber Daya Air Ekosistem & Kehati Permukiman & Kesehatan

Adaptasi

Adaptasi

Mitigasi

Emisi dan Konsentrasi:


Gas Rumah Kaca, Aerosol

Pola Pembangunan Sosial dan Ekonomi


Pertumbuhan Ekonomi Teknologi Populasi Governance

MITIGASI PERUBAHAN IKLIM: Menjadi Masyarakat Rendah Emisi GRK (Low Carbon Society - LCS )
Tema hari lingkungan hidup sedunia, 5 Juni 2008: CO2, Kick the habit! Towards a low carbon economy. Ini adalah seruan untuk membuang kebiasaan kita yang senantiasa mengeluarkan GRK dalam jumlah berlebihan. Kita harus menuju kepada pola ekonomi yang ramah pada alam, yang rendah GRK.

Tema di Indonesia: Ubah Perilaku, Cegah Pencemaran Lingkungan

ADAPTASI: Hidup Aman Berdampingan dengan Perubahan Iklim


Adaptasi: Penyesuaian
sistem sistem ekologis (natural systems) dan sistem sosial-ekonomi manusia (human systems)

mengurangi dampak
negatif atau mengambil manfaat dari dampak positif perubahan iklim.
Sumber: IPCC 2007

Pengelolaan B3
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3): Zat, energi dan/atau komponen lain sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya langsung/tidak langsung mencemarkan/merusak LH, kesehtan, serta kelangsungan hidup manusia & mahluk hidup lainnya.

Setiap orang yang memasukan ke dalam wilayah negara kesatuan RI, menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, memanfaatkan, membuang, mengolah dan/atau membuang B3 wajib melakukan pengelolaan B3
Sumber: Pasal 58 UU 32/2009

KEGIATAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 PENYIMPANAN


PENGUMPULAN
PENGANGKUTAN
TINGGI PRIORITAS PENGELOLAAN

PEMANFAATAN
PENGOLAHAN
PENIMBUNAN

RENDAH

100

PENGELOLAAN LIMBAH B3
1
STORAGE [PENYIMPANAN/ PENGUMPULAN]

2 3

PEMANFAATAN (3R)

TREATMENT [PENGOLAHAN]

UBAH SIFAT FISIKA, KIMIA, BIOLOGIS

TIDAK BISA DIMANFAATKAN BISA DIMANFAATKAN

DISPOSAL [PENIMBUNAN]
101

PERMASALAHAN PENYIMPANAN LB3


1 2 3

4 5
1. Penyimpanan tidak per jenis LB3 2. Tatacara cara penyimp. LB3 tdk benar 3. Kapasitas TPS LB3 tdk sesuai dg jml LB3 yg dihasilkan 4. Penyimp. sludge IPAL di luar TPS LB3 5. Permasalahan jml LB3 skala besar 6. Dsb.
102

LIMBAH B3 IMPOR YANG DIKLAIM SEBAGAI FERROSAND

DUMPING...
Setiap orang dilarang melakukan dumping limbah ke laut tanpa izin. Limbah yang dapat dilakukan dumping hanya diberlakukan bagi limbah yang:
berasal dari laut; dan/atau tidak dapat dilakukan pengelolaan di darat berdasarkan pertimbangan lingkungan hidup, teknis, dan ekonomi.

Limbah yang dapat dilakukan dumping terdiri atas:


tailing dari kegiatan pertambangan; serbuk bor (drilling cutting) dari kegiatan pertambangan di laut; dan/atau material keruk (dredging material).
104

PERSYARATAN LOKASI DUMPING


memiliki lapisan termoklin permanen; atau tidak terdapat lapisan termoklin permanen wajib memiliki karakteristik oseanografi fisika perairan meliputi:
kedalaman lebih besar dari 200 (dua ratus) meter dan tidak ada fenomena up-welling untuk dumping tailing, kedalaman lebih besar atau sama dengan 50 (lima puluh) meter dan di daerah cekungan untuk dumping serbuk bor (drilling cutting), dan kedalaman lebih besar atau sama dengan 30 (tiga puluh) meter untuk dumping material keruk (dredging material); dan tidak di dekat daerah sensitif berdasarkan peraturan perundangundangan.

105

ARAH KEBIJAKAN TERKAIT B3 & LB3


B3
Mendorong penggunaan green chemicals dalam proses industri & penggunaan lainnya Melakukan pembatasan & pelarangan penggunaan bahan kimia berbahaya & beracun Mengatur ekspor-impor B3 (notifikasi & registrasi) Melakukan harmonisasi pengaturan dengan sistem global (GHS, globally Harmonized System)) Pengembangan sistem tanggap darurat

ARAH KEBIJAKAN TERKAIT B3 & LB3


LIMBAH B3 Mendorong produsen melakukan pemanfaatan kembali kemasan dan/atau B3 (EPR, extended producer responsibility) Mendorong penghasil melakukan pemilahan dan pengolahan limbah dan limbah B3 dari sumbernya Mendorong pemanfaatan kembali limbah B3 (reuse, recycle, recovery) dengan mengendepankan prinsip kehati-hatian Mengatur ekspor limbah B3 (notifikasi & registrasi) sesuai konvensi internasional Mendorong investasi pengelolaan limbah B3 terpadu di wilayah NKRI Pengaturan secara khusus limbah B3 sesuai dengan toksisitasnya, berdasarkan jenis industri dan/atau sumbernya Limbah-limbah khusus, dapat didumping ke laut dengan persyaratan Pengaturan disatukan dengan pertimbangan pengaturannya lebih HOLISTIK

Sistem Informasi
Lingkungan Hidup
Sumber: Pasal 62 UU 32/2009
Data & Informasi Kualitas Lingkungan

Pemerintah dan Pemda mengembangan Sistem Iformasi Lngkungan Hidup (SIL) untuk mendukung pelaksanaan pengembangan kebijakan PPLH

Sistem informasi terpadu & Terkoordinasi

2a
2b
Publikasi kepada 3 Masyarakat Status Lingkungan Hidup, peta rawan LH & informasi LH Lainnya

Tugas dan Wewenang Pemerintah & Pemerintah Daerah


1. Pemerintah Pusat:

27

Tugas dan wewenang

2. Pemerintah Provinsi

19
16

Tugas dan wewenang

3. Pemerintah Kabupaten/Kota
Tugas dan wewenang
Sumber: Pasal 63 UU 32/2009

Hak, Kewajiban dan Larangan


Pasal 65: Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia
Pasal 67: Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi LH serta pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan LH

Pasal 68: Pelaku usaha/kegiatan 1.Informasi benar, akurat, terbuka & tepat waktu; 2.Menjaga keberlanjutan fungsi LH; 3.Menaati BML & KBKL

Pasal 69: 10 larangan

Hak, Kewajiban dan Larangan

Hak atas Edukasi, Informasi, Partisipasi Lingkungan Hidup

Pasal 65 ayat (2) UU 32/2009:


Setiap orang berhak mendapatkan edukasi lingkungan, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Hak, Kewajiban dan Larangan

Pengaduan Kasus Lingkungan Hidup


Pasal 65 Ayat (5) UU 32/2009: Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup

Foto: Ecoton 2008

Kata kunci: Masyarakat harus memiliki kapasitas untuk memonitor kualitas lingkungan yang ada di sekitarnya

Peran Masyarakat
Pasal 70 UU 32/2009 ayat (1): Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Pasal 70 UU 32/2009 ayat (2): Peran masyarakat dapat berupa: a) Pengawasan sosial; b) Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau c) penyampaian informasi dan/atau laporan.

Pengawasan Lingkungan Hidup


a
Pengawasan

Menteri Gubernur Bupati/Walikota


(sesuai kewenangannya)

PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN

dapat mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

Tingkat Ketaatan

PUU Bidang PPLH Izin Lingkungan

Menetapkan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup

PENGAWASAN LAPIS KEDUA


(second line inspection)
PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN

Izin LH diterbitkan PEMDA

Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungannya diterbitkan oleh pemerintah daerah jika Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan LH

Penegakan Hukum Lingkungan


SANKSI PIDANA

PENYELESAIAN SENGKETA LH DI LUAR PENGADILAN

UU

PPLH

PENYELESAIAN SENGKETA LH DI PENGADILAN

SANKSI ADMINISTRASI

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN


DALAM UU PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

ADMINISTRASI (Pasal 76 sd 83)


FUNGSI

PIDANA (pasal 93 sd 120)


FUNGSI

PERDATA (pasal 83 sd 93)


FUNGSI

Pencegahan dan penanggulangan

Efek Jera dan Efek Derita

Ganti Rugi dan Pemulihan Lingkungan

Ketentuan Pidana (1)


Jenis Sanksi MINIMUM MAKSIMUM MINIMUM MAKSIMUM UU 23/1997 Tidak Ada 15 tahun Tidak Ada 750.000.000 RUU tentang Perlindungan & Pengelolaan LH 1 tahun 15 tahun 500 juta rupiah 15 miliar rupiah

Pidana Denda

Ketentuan Pidana terkait Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan
Jenis Pelanggaran Pidana Akibat
> BM/KBK Sengaja Orang Luka Orang Mati > BM/KBK Lalai Orang Luka Orang Mati

Denda (rupiah) Maksimu m


10 miliar 12 miliar 15 miliar 3 miliar 6 miliar 9 miliar

Minimu m
3 tahun 4 tahun 5 tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun

Maksimum Minimum
10 tahun 12 tahun 15 tahun 3 tahun 6 tahun 9 tahun 3 millir 4 miliar 5 miliar 1 miliar 2 miliar 3 miliar

BM Udara Ambien

BM Air

KBK Lingkungan

BM Air Laut

Ketentuan Pidana (3)


Melanggar baku mutu pidana maks 3 tahun dan denda maks 3 miliar rupiah
PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN

Melanggar Baku Mutu Gangguan

Melanggar Baku Mutu Emisi Melanggar Baku Mutu Air Limbah

Tindak pidana dijatuhkan bila: * Sanksi administrasi tidak dilaksanakan, atau * Perbuatan dilakukan lebih dari 1 (satu) kali

Ketentuan Pidana terkait GMO

Pengembangan Kapas Bt produk rekayasa genetika (Transgenetik) di Sulsel Pelanggaran Melepaskan/mengedark an produk rekayasa genetika Pidana Minimum 1 tahun Maksimum 3 tahun Denda (rupiah) Minimum 1 miliar Maksimum 3 miliar

Ketentuan Pidana terkait dengan LB3 dan B3


Pelanggaran
Mengelola limbah B3 tanpa izin Tidak mengelola limbah B3 yang dihasilkannya Dumping Memasukkan limbah Memasukkan limbah B3 Memasukkan B3

Pidana
Minimum 1 tahun 1 tahun 4 tahun 5 tahun 5 tahun Maksimum 3 tahun 3 tahun 3 tahun 12 tahun 15 tahun 15 tahun

Denda (rupiah)
Minimum 1 miliar 1 miliar 4 miliar 5 miliar 5 miliar Maksimum 3 miliar 3 miliar 3 miliar 12 miliar 15 miliar 15 miliar

Contoh Limbah B3 impor yg mengandung Polychlorinated Biphenyl (PCBs). Dokumen Impor skrap logam

Tindak Pidanan Lingkungan (Environmental Crime) Import LB3

Limbah impor yang mengandung/ terkontaminasi limbah B3. Investigasi limbah B3 impor di Tj. Priok oleh Tim VROM Belanda

Limbah B3 impor yang dimanipulasi dg menyatakan sebagai pupuk

Limbah B3 impor yang diklaim sebagai Ferrosand

Ketentuan Pidana terkait dengan Pembakaran Hutan dan/atau Lahan

Pelanggaran Membakar lahan

Pidana Minimum 3 tahun Maksimum 10 tahun

Denda (rupiah) Minimum 3 miliar Maksimum 10 miliar

Ketentuan Pidana terkait dengan Izin Lingkungan dan Dokumen Lingkungan


Pelanggaran Melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa izin lingkungan Pidana Minimum 1 tahun Maksimum 3 tahun Denda (rupiah) Minimum 1 miliar Maksimum 3 miliar

Menyusun AMDAL tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun AMDAL


Menerbitkan izin lingkungan tanpa dilengkapi AMDAL atau UKL-UPL Menerbitkan izin usaha tanpa dilengkapi izin lingkungan

3 tahun

3 miliar

3 tahun

3 miliar

3 tahun

3 miliar

Ketentuan Pidana terkait dengan Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan


Pelanggaran Tidak melakukan pengawasan Memberikan informasi palsu Tidak melaksanakan perintah paksaan pemerintah Menghalang-halangi pejabat pengawas dan/atau PPNS Pidana Minimum Maksimum 1 tahun 1 tahun 1 tahun Denda (rupiah) Minimum Maksimum 500 juta 1 miliar 1 miliar

1 tahun

500 juta

DELH dan DPLH


Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010 yang merupakan aturan teknis pelaksanaan ketentuan Pasal 121 ayat (1) dan (2) UU No. 32/2009

Kegiatan Wajib AMDAL Wajib menyelesesaian audit LH (2 tahun)


Tidak ada Dok. AMDAL

Sudah ada Dokumen Evaluasi LH (Audit LH)

Kegiatan Wajib UKL/UPL Wajib membuat dokumen pengelolaan lingkungan hidup (2 tahun)
Tidak ada Dok.UKL/UPL

Sudah ada Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

3 Okt 2009

3 Okt 2011

a. b. c. d.

Telah memiliki izin usaha dan/atau kegitan sebelum 3 Okt 2009; Telah melakukan kegiatan tahap konstruksi sebelum 3 Okt 2009; Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan RTRW atau RTRK; Tidak memiliki dokumen LH;

Status Hukum Usaha dan/atau Kegiatan Paska 3 Oktober 2011


1
Usaha dan/atau Kegiatan DELH/DPLH sudah disyahkan DELH/DPLH belum disyahkan Tidak memanfaatan DELH/DPLH Tidak Memiliki Dokumen LH Tidak Memiliki Dokumen LH Tidak Memiliki Dokumen LH

? ? ?

2 3
Masa Peralihan (2 Tahun) Usaha dan/atau Kegiatan

4
Usaha dan/atau Kegiatan

?
No 2- No 5 = Tidak Memiliki Dokumen LH

3 Okt 2009

3 Okt 2011
Batas Akhir DELH/DPLH

UU 32 Tahun 2009 mulai diundangkan

Kondisi Saat ini

Pemberlakuan Sertifikasi Kompetensi


Penyusun Amdal & Auditor Lingkungan Hidup
Saat ini berlaku Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2010 tentang SERTIFIKASI KOMPETENSI PENYUSUN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN PERSYARATAN LEMBAGA PELATIHAN KOMPETENSI PENYUSUN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Waktu /masa transisi

Wajib Mememiliki Sertifikasi kompetensi

3 Okt 2009

3 Okt 2010

Sumber: Pasal 122 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Terima kasih
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410 Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925 http://www.menlh.go.id/

You might also like