Professional Documents
Culture Documents
KONVENSIONAL
SEMI PARTISIPATORIS
PARTISIPATORIS
sekedar ingin mengetahui suatu Memahami permasalahan social permasalahan secara kritis
Ingin mengetahui sosial permasalahan dan juga ingin berusaha mengubah realitas social itu menjadi lebih baik
Peneliti
antara peneliti dengan yang Ada proses penyadaran peneliti dengan yang diteliti diteliti ada jarak& hierarki antara peneliti dengan menjadi satu bagian yang tidak (peneliti sbg subyek yang diteliti sasaran yang diteliti terpisah sebagai obyek peneliti yang menentukan Peneliti merumuskan rumusan masalah dan instrument masalah, namun ada penelitian umban balik terhadap sasaran yang diteliti cenderung positivistik semi transformatif permasalahan dirumuskan secara bersama & jawabannya pula. Juga kesimpulan juga dilakukan secara bersama transformatif
Kasus
Sifat
Responden
Hasil
pasif
cenderung kuantitatif
semi aktif
kualitatif
aktif
kualitatif
situasi sosial
situasi sosial
peneliti
Langkah Riset
Apa
PM I A LS I A HL AA NH
Riset Akademis
Pilihan didasarkan atas kepentingan dan disiplin peneliti profesional Peneliti Profesional
Riset Kebijakan
Riset Partisipatoris
Pilihan ditentutan Pilihan ditentukan atas dasar atas dasar berbagai permasalahan yang langsung kebutuhan administratif dari dirasakan klien Klien (yang berada di luar permasalahan) Desain riset lapangan quasi ekspremental, instrumen andal, dan analisis statistik Peneliti profesional Laporan (kepada klien) atau publikasi (bila si peneliti meLakukan negoisasi) Bersama: para aktor dan peneliti profesional Disain riset berdasar konsensus, pemanfaatan instrumen empatik, metode analisis kompleks
Siapa
Apa
P M I E L T I O H D A E N
Siapa
P H I A L S I I H L A N
Apa
Bersama: para aktor dan peneliti profesional Perubahan situasi, peningkatan pengetahuan dan kemampuan para aktor untuk melihat dan mengubah situasi mereka
Siapa
Peneliti profesional
Klien (terutama)
Konteks 2
Proses penelitian harus menjadi proses penyadaran, baik bagi mereka yang disebut subyek penelitian (pakar sosial) maupun obyek penelitian (masyarakat sebagai kelompok sasaran. Membongkar ideologi atau selubung kepentingan dibalik kinerja ilmu pengetahuan sangat penting untuk melahirkan pikiran kritis dan tindakan pembebasan membela kaum mustaddafin. Agar masyarakat memiliki pengetahuan kritis, menjadi subyek penelitian bukannya obyek penelitian. Hanya dengan pengetahuan kritis akan lahir tindakan yang kritis pula. Gerakan sosial baru dapat terwujud dengan kuat dengan cara proses pelibatan secara langsung aktor di dalam masyarakat sendiri dalam menguarai permasalahan dan solusi yang dihadapinya. Vandana Siva mengatakan, Jika anda ingin mengetahui sesuatu, maka rasakanlah.
PENJELASAN
1. Tuntutan para pelaku dalam situasi masalah: apa yang menjadi permasalahan utama, dilihat dari problem kuasa, relasi struktur sosial, politik, ekonomi dan budaya serta historisitas masalah dari sisi korban dan penguasa. 2. Peneliti dg pelaku (warga masyarakat) saling membangun konsensus/persetujuan apa yang disebut sebagai masalah. Misalnya, isu kemiskinan, marginalisasi, etc. 3. Ada proses seleksi perwakilan dari komunitas warga untuk masuk di dalam tim penelitian bersama peneliti 4. Membuat disain riset, meliputi latar belakang kasus, merumuskan masalah (dari kasus) yang diteliti secara spesifik, tujuan riset, kerangka teoritik atau konsep yang digunakan, pemilihan metode di dalamnya meliputi jenis, memilih responden, wawancara, batasan, waktu dan lokasi.
5. Mengabungkan data antara yg diperoleh peneliti (profesional/luar) dengan peneliti dari warga. 6. Melakukan analisis bersama. 7. Berbagi dengan para pelaku dalam situasi masalah; saling melakukan refleksi, yg mungkin ada perubahan sehingga diperlukan upaya untuk konsolidasi 8. Mengamati kembali perkembangan dari rencana yang berubah 9. Menulis proses dan capaian yang terjadi sebagai laporan atau hasil untuk tindakan perubahan atau aksi social
4. Membangun pola komunikasi bersahabat seraya menyampaikan tujuan riset pada kelompok sasaran (responden) 5. Mencatat seluruh proses observasi dan wawancara seraya melakukan identifikasi dan katagorisasi datadata sejenis. 6. Melakukan analisis data 7. Membuat laporan penelitian dan konfirmasi ulang pada responden untuk membangun konsensus, khususnya menyangkut kesimpulan dan rekomendasi penelitian.
Menunjukkan ketidaktahuan: Jangan sok tahu, atau menggurui yg membuat responden males atau enggan bercerita banyak. Memancing dan berpura-pura tidak tahu dapat membuat responden care dan bercerita banyak Bergiliran: jangan memotong penjelasan responden.kalau berkelompok aturlah waktu berbicara agar tidak rebutan untuk berbicara. Penyingkatan: Gunakan kalimat yang singkat, padat dan tidak bertele-tele Memilih Waktu. Cari waktu yang luang bagi untuk diwawancarai. Jangan menggunakan waktu kesibukan responden. Kalau perlu atur janji untuk bertemu. Penutupan: akhir wawancara atau percakapan perlu ditutup dengan bahasa penuh persahabatan, dan keakraban.
Format Laporan
Bab I : Pendahuluan , meliputi 1) Latar Belakang ( (mengurai konteks masalah, kecenderungan yang terjadi, relasi-relasi antar struktur politik, ekonomi, budaya dan dimensi kesejarahan/sosio historis, relasi antar aktor, siapa yang diuntungkan dan dirugikan, dll). 2) Rumusan Masalah (Pertanyaan yang diajukan sebagai pokok masalah yang hendak diteliti). Umumnya mempertanyakan antara dassollen dan dassain. 3) Tujuan dan Kegunaan Penelitian. 4) Kerangka Teori (Teori atau konsep kunci yang digunakan dalam menganalisis masalah, biasanya hal ini sangat terkait dengan rumusan masalah yang diteliti. Kerangka teori berguna untuk melihat dan mengurai masalah melalui perspektif yang jelas. Mengurai dan menganilisis masalah akan lebih mudah bila kerangka teori atau perspektifnya jelas. 5) Metode Penelitian (mengurai cara kita dalam menjawab rumusan masalah, apakah dengan cara menggunakan jenis metode kualitatif atau kwantitatif, bagaimana teknik pengumpulan data dilakukan, seperti apakah ruang lingkup dan gambaran lokasi penelitian)
Bab II : Profil & Problematika Kasus . Mendeskripsikan (temuan) data dari hasil observasi dan wawancara dengan responden dengan memilahnya ke dalam isu-isu strategis, seperti : kebijakan pemerintah, premanisme, keadilan ekonomi, hak-hak pedagang dan konsumen, gender, rente ekonomi, kapasitas antar pelaku usaha, dll. Bab III : Analisis Kasus. Mendealektikakan antara temuan lapangan dengan kerangka konseptual berdasarkan isu-isu strategis di bab II. Bab IV. Kesimpulan dan Rekomendasi. Rekomendasi penelitian dirumuskan oleh peneliti setelah sebelumnya melakukan konfirmasi dengan responden.