You are on page 1of 5

Pada suatu hari Arjuna dan Sri Krishna berjalan-jalan di tepi pantai.

Arjuna melihat jembatan tua yang dibuat oleh tentara kera waktu Sri Rama menyerang Alengka. Jembatan tua yang bernama setubandha itu masih kukuh dan kuat. Kemudian suatu pertanyaan yang aneh muncul dalam pikiran Arjuna. Menurut ceritra, Sri Rama sangat sakti, demikian pula kerakera yang menjadi rakyatnya. Tetapi mengapa untuk membuat jembatan semacam ini saja Sri Rama harus mengerahkan seluruh kera untuk membongkar gunung batu sebagai bahan jembatan? Barangkali Sri Rama tidak sungguh-sungguh sakti. Saya, dengan satu panah saja bisa membuat jembatan semacam ini demikian pikir Arjuna. Sri Krishna yang merupakan inkarnasi Wisnu dapat menangkap pikiran Arjuna lalu berkata : Arjuna, rupanya dinda sedang mentertawakan dirimu sendiri. Saya harap dinda tidak berpikir yang bukan-bukan terhadap saya. Arjuna cepat menjawab : Memang betul kanda Krishna, saya menjadi tertawa karena saya geli melihat perbuatan Sri Rama.

Beliau membuat jembatan dengan susah payah mengerahkan seluruh rakyat kera untuk membongkar gunung batu. Jika saya ada di sana, dalam sekejap saya akan bisa menciptakan jembatan semacam itu dengan panah saya. Sri Krishna menjelaskan : Dinda Arjuna, Sri Rama tidak mau menggunakan jembatan yang terbuat dari panah sebab kera-kera rakyat beliau sangat berat, beliau takut nanti jembatanya patah. Apakah Sri Rama tidak sanggup membuat jembatan yang kuat dengan panah? tanya Arjuna bersungguh-sungguh. Memang betul Arjuna, karena kera-kera itu berat sekali. Salah seekor dari kera itu masih hidup sampai sekarang yaitu Hanoman. Marilah saya akan panggil dia, kata Sri Krishna sambil memejamkan matanya memusatkan pikiran memanggil Hanoman. Dalam sekejap Hanoman telah tiba, Sri Krishna lalu berkata: Arjuna buatlah jembatan dengan panahmu yang sakti, Hanoman sudah datang, biar dia mencobanya. Arjuna yang merasa dirinya sakti Ialu mengambil panah Naga pasha dan setelah dimantrai lalu dilepas, maka dalam sekejap panah Naga Pasha itu telah berobah menjadi jembatan. Tampaklah sekarang ada dua jembatan yang sama besarnya. Yang satu jembatan yang dibuat oleh rakyat Sri rama, dan satu lagi jembatan yang dibuat oleh Arjuna. Dengan bangga Arjuna lalu berkata : Hanoman jika kamu bisa mematahkan jembatan saya ini saya akan sembah kamu.

Hanomanpun bangkit kemudian menyembah Sri Krishna, sesudah itu dia menginjakkan sebuah kakinya di jembatan itu. Sebelum dia mengangkat kakinya yang satu lagi jembatan itu telah patah. Arjuna terkejut melihat kejadian itu. Tetapi tiba-tiba Sri Krishna melepaskan panahnya kearah jembatan yang dibuat Arjuna, maka jembatan itu kembali utuh seperti semula. Sri Krishna lalu berkata : Hanoman cobalah sekali lagi apakah kamu bisa mematahkan jembatan itu. Hanoman lalu melakukan apa yang diperintahkan Sri Krishna. Dia meloncat ke tengah jembatan, sambil menggoyanggoyangkan tubuhnya beberapa kali, tetapi jembatan itu sedikitpun tidak bergerak apalagi patah. Hanoman segera kembali dan menyembah Sri Krishna. Dia melihat Sri Rama sendirilah yang berada di hadapannya bukan Sri Krishna. Sadarlah Hanoman bahwa Sri Krishna adalah penjelmaan Sri Rama. Sebaliknya Arjuna dengan perasaan malu mendekati Hanoman, siap untuk menyembah. Hanoman menolak disembah dan berkata : Arjuna, tidak dibenarkan manusia menyembah binatang, saya masih bertubuh kera. Sebenarnya saya masih sedang bertapa, tetapi junjungan saya Sri Rama memanggil saya kemari. Sebab itu janganlah saya disembah, supaya jangan saya berdosa kepada manusia kata Hanoman.

Tidak, saya harus menyembahmu. Saya seorang ksatria, tidak benar seorang kesatria mengingkari janjinya. Saya telah berjanji akan menyembah barang siapa yang dapat mematahkan jembatan saya, kata Arjuna. Hanoman bersikeras tidak mau disembah, sedangkan Arjuna mendesak untuk menyembah. Akhirnya Sri Krishna turun tangan : Arjuna, Hanoman, mari saya akan berikan kamu jalan keluar. Kamu berdua sama-sama benar, manusia memang tidak boleh menyembah binatang, dan seorang kesatria harus menepati janjinya. Kini saya akan carikan cara pemecahan, kata Sri Krishna sambil memperbaiki duduknya. mengucapkan mantram. Tidak berapa lama kemudian Sri Krishna berkata : Semoga kedua jembatan itu berobah menjadi umbul-umbul bergambar Naga, dan sebuah bendera bergambar Hanoman. Dalam sekejap dihadapan Sri Krishna sudah berdiri dua buah umbul-umbul bergambar Naga dan sebuah bendera bergambar Hanoman. Arjuna! kata Sri Krishna kamu telah takabur, menganggap, diri paling sakti. Ketahuilah bahwa di dunia ini tidak ada mahluk yang sakti. Semua akan mengalami kematian. Tidak ada orang yang bisa menghindari diri dari sakit dan mati. Hanya Tuhanlah yang maha sakti, dan hanya Tuhanlah yang patut disembah. Sekarang letakkan kedua umbul-umbul dan bendera bergambar Hanoman itu di muka tempat Pemujaan. Lalu memusatkan pikiran dan

Bersembahyanglah kepada Ida Sang Hyang Widhi, maka bendera Hanoman yang terletak di muka tempat Pemujaan itu akan ikut juga kena sembahmu. Dengan demikian janjimu telah kamu penuhi. Di samping itu agar turunanmu dikemudian hari tidak takabur dengan kesaktian dan kepandaiannya, maka mulai saat ini, dimanapun ada Pura atau Kuil Pemujaan, Sthana Ida Sang Hyang Widhi agar dimuka tempat Pemujaan itu dipasang dua buah umbulumbul bergambar Naga. Karena jembatan yang kamu ciptakan berasal dari panah Naga. Sedangkan bendera Hanoman berguna untuk mengingatkan manusia agar jangan berlaku takabur seperti kamu. Kesaktianmu telah menyebabkan kamu takabur dan merendahkan kesaktian Hanoman. Demikianlah kata-kata Sri Krishna.

Ada Sapta Timira yaitu tujuh hal yang bisa menjadikan orang takabur yaitu : karena tampan, kekayaan, kepandaian, kebangsawanan/keturunan, kerajaan, kesaktian dan karena minuman keras. Hatihati, orang yang takabur tidak direstui Tuhan.

You might also like