You are on page 1of 12

VOLUM MOLAL PARSIAL

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan volum molal parsial NaCl dan etanol dalam air

B. DASAR TEORI
Molal atau molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol solute per kg solven. Berarti merupakan perbandingan antara jumlah mol solute dengan massa solven dalam kilogram.

Jadi, jika ada larutan 1,00 molal maka larutan tersebut mengandung 1,00 mol zat telarut dalam 1,00 kg pelarut. Secara matematik, volume molal parsial didefinisikan sebagai ( )

Dimana adalah volume molal parsial dari komponen ke-i. Secara fisik berarti kenaikan dalam besaran termodinamik V yang diamati bila satu mol senyawa i ditambahkan ke suatu sistem yang besar, sehingga komposisinya tetap konstan. Pada temperatur dan tekanan konstan, persamaan di atas dapat ditulis sebagai , dan dapat diintegrasikan menjadi

Arti fisik dari integrasi ini adalah bahwa ke suatu larutan yang komposisinya tetap, suatu komponen n1, n2,..., ni ditambah lebih lanjut, sehingga komposisi relatif dari tiap-tiap jenis tetap konstan. Karenanya besaran molal ini tetap sama dan integrasi diambil pada banyaknya mol (Dogra.1990). Ada tiga sifat termodinamik molal parsial utama, yakni: (i) volume molal parsial dari komponen-komponen dalam larutan (juga disebut sebagai panas differensial larutan), (ii) entalpi molal parsial, dan (iii) energi bebas molal parsial (potensial kimia). Sifat-sifat ini dapat ditentukan dengan bantuan (i) metode grafik, (ii) menggunakan hubungan analitik yang menunjukkan V dan ni, dan (iii) menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran molal nyata yang ditentukan sebagai:

Atau

Dimana adalah volume molal untuk komponen murni. Pada praktikum ini, digunakan 2 macam zat, yaitu NaCl dan air, dan etanol dan air. Maka, persamaan di atas dapat ditulis menjadi: Dimana etanol). Dimana adalah massa pelarut, dalam hal ini adalah air, dan Sehingga, adalah jumlah mol air, dan adalah jumlah mol zat terlarut (NaCl atau

untuk

pada 1 mol. Sedangkan harga

pada variasi

mol adalah

Setelah didapatkan semua harga semua harga ini dapat diplot terhadap grafik ini adalah (

dalam masing-masing variasi mol, maka mol. Kemiringan yang didapatkan dari

), dan dapat digunakan untuk menentukan harga volum

molal parsial ( ), berdasarkan persamaan berikut: ( )

(Basuki.2003)

C. CARA KERJA
1. Penentuan Massa Jenis Air Piknometer kosong ditimbang dicatat massanya Piknometer diisi air sampai tanda batas,ditimbang

2. Pembuatan dan Penentuan Massa Jenis Larutan NaCl

larutan NaCL 2m
11.70 gram NaCl 100 gram aquades

larutan NaCl 1 m 50 ml NaCl 2 m diencerkan menjadi 100 ml larutan NaCl 0.5 m 50 ml NaCl 1 m diencerkan menjadi 100 ml larutan NaCl 0.25 m 50 ml NaCl 0.5 m diencerkan menjadi 100 ml 50 ml NaCl 0.125 m 50 ml larutan NaCl 0.25 m diencerkan menjadi 100 ml

Piknometer kosong ditimbang dicatat massanya

Piknometer diisi NaCl sampai tanda batas,ditimbang

3. Pembuatan dan Penentuan Massa Jenis Larutan Etanol

larutan ethanol 2m
9.2261 gram NaCl 100 gram aquades

larutan ethanol 1 m
50 ml ethanol 2 m diencerkan menjadi 100 ml

larutan ethanol 0.5 m


50 ml ethanol 1 m diencerkan menjadi 100 ml

larutan ethanol 0.25 m


50 ml ethanol 0.5 m diencerkan menjadi 100 ml

50 ml ethanol 0.125 m
50 ml larutan ethanol 0.25 m
Piknometer kosong ditimbang dicatat massanya

diencerkan menjadi 100 ml


Piknometer diisi NaCl sampai tanda batas,ditimbang

Massa piknometer kosong (We) Massa piknometer berisi air (Wo)


NaCl/etanol 0,125 m NaCl/etanol 0,25 m NaCl/etanol 0, 5 m
NaCl/etanol 1 m NaCl/etanol 2 m
Ditimbang dan dicatat massanya

Ditempatkan

dalam

piknometer,

lalu

ditimbang, dan dicatat massanya. Gambar 1. Diagram Kerja

D. HASIL PENGAMATAN
1. Larutan NaCl (Mr= 58,4428) T We Wo = 28 0 C = massa piknometer kosong = 20.0093 gr = massa piknometer berisi air= 44.8000gr = 0,9999 gr/ml (gr) 0.7354 1.4705 2.9198 5.8491 11.7264 W= massa piknometer berisi larutan (gr) 45.1736 45.2319 42.8216 45.8020 46.4748

air = densitas air No. 1. 2. 3. 4. 5. m = molalitas (m) 0.125 0.25 0.5 1 2

2. Larutan Etanol (Mr=46,0695) T We Wo = 28 0 C = massa piknometer kosong = 15.98 gr = massa piknometer berisi air= 40.89gr = 0.9999 gr/ml (gr) 0.5681 1.1622 2.3113 4.5984 9.2261 W = massa piknometer berisi larutan (gr) 40.7764 40.8497 40.8316 40.9310 41.0017

air = densitas air No. 1. 2. 3. 4. 5. m = molalitas (m) 0.125 0.25 0.5 1 2

F.

PEMBAHASAN Percobaan yang kami lakukan yaitu menentukan volume molal parsial larutan NaCl dan larutan etanol 99% dalam air (aquades). Percobaan ini dilakukan dengan 5 macam variasi molal, yaitu 2 m; 1 m; 0,5 m; 0.25 m; dan 0.125 m pada masing masing zat ( larutan NaCl dan larutan etanol ) yang memiliki tujuan untuk membandingkan besarnya volum molal parsial dari NaCl dan etanol 99% dalam air pada konsentrasi tertentu. Berdasarkan teori Dogra dalam bukunya Kimia Fisik dan soal-soal, volum molal parsial berbanding lurus dengan konsentrasinya. Jadi, semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin besar pula nilai volum molal parsialnya. Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah dengan mencari massa jenis air dengan cara menimbang air dalam piknometer. Selanjutnya, didalam piknometer bekas penentuan massa jenis air tadi dilakukan penimbangan masing-masing larutan dengan 5 macam variasi tersebut. Massa jenis air yang didapatkan adalah 0,9999 gr/ml. Sedangkan massa jenis larutan NaCl maupun etanol menunjukkan kenaikan dalam molalitas yang semakin tinggi pula,semakin tinggi molalitasnya maka massa nya juga akan lebih besar, sehingga dapat menambah berat dari larutannya dalam air (dapat dilihat dari analisis data yang didapat dalam lembar lampiran) . Massa larutan yang tinggi inilah yang menyebabkan semakin meningkatnya massa jenis larutan. Untuk larutan NaCl, seharusnya massa jenis larutannya akan menunjukkan nilai yang lebih besar dari pada massa jenis air, karena berat molekul dari NaCl yang lebih besar dari berat molekul air. Pada larutan etanol pun terjadi kenaikan massa jenis seiring dengan meningkatnya molalitas. Semua nilai massa jenis dari larutan ini telah sesuai dengan teori, bahwa massa jenisnya selalu lebih kecil dari massa jenis air, tidak seperti NaCl. Penimbangan dengan piknometer ini dilakukan terlebih dahulu untuk larutan dengan molalitas terendah, lalu meningkat ke molalitas yang lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan agar berat yang akan ditimbang untuk yang molalitasnya kecil tidak dipengaruhi oleh yang molalitasnya besar. Tetapi untuk molalitas yang kecil tidak terlalu mempengaruhi molalitas yang besar. Hal ini dilakukan karena piknometer yang digunakan hanya 1 buah/macam pelarutan, jadi ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang besar pada percobaan.

Pada larutan NaCl, grafik adalah


6 5 4 Y 3 2 1 0 0 0.05 0.1

terhadap n2 berbentuk linear. Gambar grafiknya

y = 28.675x - 0.2272 R = 0.9994

Series1 Linear (Series1)

0.15 n (mol)

0.2

0.25

Gambar 1. Grafik V2 terhadap jumlah mol (n2) NaCl

Data pertama sampai ketiga menunjukkan kenaikan yang teratur atau tidak terlalu signifikan. Sampai data keempat dan kelima juga mengalami kenaikan sehingga hasilpraktikum sesuai dengan teori Sedangkan grafik terhadap sama

halnya dengan larutan ethanol. Gambar grafiknya adalah sebagai berikut :


10 9 8 7 6 Y 5 4 3 2 1 0 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 n (mol) Series1 Linear (Series1) y = 42.053x + 0.6886 R = 0.9993

Gambar 2. Grafik V2 terhadap jumlah mol (n2) ethanol Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa kemiringannya adalah sebesar 42.05

G. KESIMPULAN

1. Larutan NaCl a. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.125 m adalah 0.4458 ml. b. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.25 m adalah 1.2922 ml. c. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.5 m adalah 13.9755 ml. d. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 1 m adalah 5.4650 ml. e. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 2 m adalah 11.2900 ml. 2. Larutan Etanol a. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.125 m adalah 1.9066 ml. b. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.25 m adalah 2.7506 ml. c. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.5 m adalah 5.0924ml. d. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 1 m adalah 9.0046 ml. e. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 2 m adalah 17.5504ml. H. DAFTAR PUSTAKA Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan soal soal. Jakarta : Universitas Indonesia Basuki, Atastrina Sri. 2003. BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. Depok: Laboratorium Dasar Proses Kimia Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Semarang, 21 november 2012

Dosen pengampu,

Praktikan,

Ir.Sri wahyuni,M.Si NIP

Siti Nursiami NIM 4301410002

I.

LAMPIRAN

Analisis Data 1. Larutan NaCl (Mr= 58,4428) T We Wo = 28 0 C = massa piknometer kosong = 20.0093 gr = massa piknometer berisi air= 44.8000gr = 0,9999 gr/ml (gr) 0.7354 1.4705 2.9198 5.8491 W= massa piknometer berisi larutan (gr) 45.1736 45.2319 42.8216 45.8020

air = densitas air No. 1. 2. 3. 4. 5. m = molalitas (m) 0.125 0.25 0.5 1 2

11.7264 46.4748 lar (gr/ml) 1.0065 1.0089 ( 0.4458 1.2922 )

No 1. 2.

W (gr) 45.1736 45.2319

W -We (gr) 25.1643 25.2226

(gr) 0.7354 1.4705

n2 (mol) 0.0126 0.0252

(ml) 0.0848 0.5753

3. 4. 5.

42.8216 45.8020 46.4748

22.8123 25.7927 26.4655

0.9124 1.0317 1.0586

2.9198 5.8491 11.7264

0.0410 0.1001 0.2006

12.80 2.596 5.5416

13.9755

5.4650 11.2928s

Analisa Grafik n2 (mol) 0.0126 0.0252 0.0410 0.1001 0.2006 Sumbu Y= 0.0848 0.5753 12.80 2.596 5.5416

Berikut grafik yang dihasilkan:

6 5 4 Y 3 2 1 0 0 0.05 0.1 0.15 n (mol) 0.2 0.25 Series1 Linear (Series1) y = 28.675x - 0.2272 R = 0.9994

Grafik V2 terhadap jumlah mol (n2) NaCl

2. Larutan Etanol (Mr=46,0695) T We Wo = 28 0 C = massa piknometer kosong = 15.98 gr = massa piknometer berisi air= 40.89gr = 0.9999 gr/ml (gr) 0.5681 1.1622 2.3113 4.5984 9.2261 -We lar (gr/ml) 0.9919 0.9948 0.9941 0.9980 1.0009 W = massa piknometer berisi larutan (gr) 40.7764 40.8497 40.8316 40.9310 41.0017

air = densitas air No. 1. 2. 3. 4. 5. m = molalitas (m) 0.125 0.25 0.5 1 2

No 1. 2. 3. 4. 5.

W (gr) 40.7764 40.8497 40.8316 40.9310 41.0017

W (gr)

(gr) 0.5681 1.1622 2.3113 4.5984 9.2261

(mol) 0.0123 0.0252 0.0502 0.0998 0.2003 1.3894 1.6909 2.9185 4.8080 9.1278

(ml) 1.9066 2.7506 5.0294 9.0046 17.5504

24.7964 24.8697 24.8516 24.9510 25.0217

Analisa Grafik n2 (mol) 0.0123 0.0252 0.0502 0.0998 0.2003 Sumbu Y= 1.3894 1.6909 2.9185 4.8080 9.1278

10 9 8 7 6 Y 5 4 3 2 1 0 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 n (mol) Series1 Linear (Series1) y = 42.053x + 0.6886 R = 0.9993

Grafik V2 terhadap jumlah mol (n2) ethanol Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa kemiringannya adalah sebesar 42.05 Perhitungan Data 1. Larutan NaCl (Mr= 58,4428)

Penentuan
Massa Jenis Larutan

Penentuan Mol Larutan (n2)

Penentuan Volume Molal Nyata Zat Terlarut

Penentuan Harga Volum Molal Parsial NaCl ( )


( )

2.

Larutan Etanol (Mr=46,0695) Berikut perhitungan yang diambil dari data pertama:

Penentuan
Massa Jenis Larutan

Penentuan Mol Larutan (n2)

Penentuan Volume Molal Nyata Zat Terlarut

Penentuan Harga Volum Molal Parsial ethanol ( )


( )

You might also like