You are on page 1of 18

1.

Mengapa di FK Unissula harus menggunakan sistem PBL? Jawab: PBL adalah singkatan dari Problem-Based Learning PBL adalah Suatu strategi pembelajaran Menggunakan masalah sebagai stimulus untuk menemukan atau mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami dan mencari solusinya.
http://repository.unand.ac.id/3497/1/Filosofi_PBL_%26_Strategi_Pembelajaran_%5BCompatibility_Mode %5D.pdf

2. Bagaimana cara kita untuk selalu bisa mengupdate materi kedokteran yg baru? Jawab: Cara kita mengupdate materi kedokteran yang baru adalah dengan sering membaca jurnal-jurnal kedokteran terbaru, mengikuti simposium, mengikuti workshop.

3. Apa yang dimaksud Five stars doctor? Jawab: FIVE STAR DOCTOR, menurut dr. Charles Boelen WHO, Swedia: 1. Care Provider >> Mampu menyediakan perawatan Selain memberikan perawatan individu five stars doctor harus memperhitungkan total (fisik, mental, sosial) kebutuhan pasien. Mereka harus memastikan bahwa berbagai pengobatankuratif,preventif, rehabilitatif- akan dibagikan denga cara yang saling melengkapi, terintegritas, dan berkesinambungan. Dan mereka harusmemastikan bahwa pengobatan adalah kualitas tertinggi. 2. Decision Maker >> Mampu menjadi penentu keputusan Dalam transparasi five star doctor akan mengambil keputusan yangdapat dibenarkan dalam hal efikasi dan biaya. Dari semua cara yangmungkin untuk mengobati kondisi kesehatan yang diberikan,

salahsatu yang tampaknya paling sesuai dalam situasi tertentu harusdipilih. Sebagai pengeluaran regards, sumber daya terbatas yangtersedia untuk kesehatan harus dibagi secara adil untuk kepentingansetiap individu dalam masyarakat. 3. Communicator >> Mampu menjadi komunikator yang baik Lifestyle aspek seperti diet seimbang, langkah-langkah keselamatandi tempat kerja, jenis kegiatan rekreasi, menghormati lingkungan dansebagainya semua memiliki pengaruh yang menentukankesehatan. Keterlibatan individu dalam melindungi dan memulihkankesehatannya itu sendiri, sangat penting karena paparan resikokesehatan sangat ditentukan oleh perilaku seseorang. Para dokter juga harus seorang komunikator yang sangat baik dalam rangkamembujuk pasien, keluarga dan masyarakat yang merupakantanggung jawab dokter untuk mengadopsi gaya hidup sehat danmenjadi mitra dalam upaya kesehatan. 4. Community Leader >> Mampu menjadi pemimpin dalam komunitas atau masyarakat Kebutuhan dan masalah seluruh masyarakat tidak boleh dilupakan. Dengan memahami faktor-faktor penentu kesehatan yang melekat dalam lingkungan fisik dan sosial dan dengan menghargai luasnya setiap masalah atau resiko kesehatan, five stars doctor tidak akan hanya mengobati individu yang mencari bantuan tetapi juga akan mengambil bunga positif dalam kegiatan kesehatan masyarakat yangakan bermanfaat bagi sejumlah besar orang. 5. Manager >> Mampu dan bisa memiliki skill manajerial yang baik untuk menjalankan fungsi-fungsi diatas Untuk melaksanakan semua fungsi, maka penting untuk five stars doctor untuk memperoleh keterampilan manajerial. Ini akan memungkinkan mereka untuk memulai pertukaran informasi dalam

rangka membuat keputusan yang lebih baik, dan untuk bekerja dalam tim multi disiplin yang erat hubungannya dengan mitra lain untuk kesehatan dan pembangunan sosial, apakah ditakdirkan untuk individu atau untuk masyarakat.
http://www.scribd.com/doc/76213597/Five-Star-Doctor

4. Mengapa five stars doctor menjadi tujuan dari FK Unissula? Jawab: Karena

5. Adakah cara lain selain PBL agar mahasiswa bisa menjadi kreatif dan aktif? Jawab: Sejauh ini belum ada metode yang .

6. Apa keuntungan dari PBL sehingga dijadikan system pembelajaran di FK? Jawab: Keunggulan dari PBL adalah ..

7. Bagaimana cara membiasakan adab untuk menuntut ilmu dalam kehidupan sehari-hari? Jawab:

8. Apa saja adab dalam menuntut ilmu bagi seorang muslim? Jawab: a. ADAB PERTAMA Mengikhlaskan Niat untuk Allah azza wa jalla Yaitu dengan menujukan aktivitas menuntut ilmu yang dilakukannya untuk mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat, sebab Allah telah mendorong dan memotivasi untuk itu. Allah taala berfirman yang artinya, Maka ketahuilah, sesungguhnya tidak ada sesembahan yang hak selain Allah dan minta ampunlah atas dosa-dosamu. (QS. Muhammad: 19). Pujian terhadap para ulama di dalam al-Quran juga sudah sangat maruf. Apabila Allah memuji atau memerintahkan sesuatu maka sesuatu itu bernilai ibadah.

Oleh sebab itu maka kita harus mengikhlaskan diri dalam menuntut ilmu hanya untuk Allah, yaitu dengan meniatkan dalam menuntut ilmu dalam rangka mengharapkan wajah Allah azza wa jalla. Apabila dalam menuntut ilmu seseorang mengharapkan untuk memperoleh persaksian/gelar demi mencari kedudukan dunia atau jabatan maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, Barang siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya hanya ditujukan untuk mencari wajah Allah azza wa jalla tetapi dia justru berniat untuk meraih bagian kehidupan dunia maka dia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat. yakni tidak bisa mencium aromanya, ini adalah ancaman yang sangat keras. Akan tetapi apabila seseorang yang menuntut ilmu memiliki niat memperoleh persaksian/ijazah/gelar sebagai sarana agar bisa memberikan manfaat kepada orang-orang dengan mengajarkan ilmu, pengajian dan sebagainya, maka niatnya bagus dan tidak bermasalah, karena ini adalah niat yang benar. b. ADAB KEDUA Bertujuan untuk Mengangkat Kebodohan Diri Sendiri dan Orang Lain Dia berniat dalam menuntut ilmu demi mengangkat kebodohan dari dirinya sendiri dan dari orang lain. Sebab pada asalnya manusia itu bodoh, dalilnya adalah firman Allah taala yang artinya, Allah lah yang telah mengeluarkan kalian dari perut-perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan kemudian Allah ciptakan bagi kalian pendengaran, penglihatan dan hati supaya kalian bersyukur. (QS. An Nahl: 78). Demikian pula niatkanlah untuk mengangkat kebodohan dari umat, hal itu bisa dilakukan dengan pengajaran melalui berbagai macam sarana, supaya orang-orang bisa memetik manfaat dari ilmu yang kau miliki. c. ADAB KETIGA Bermaksud Membela Syariat Yaitu dalam menuntut ilmu itu engkau berniat untuk membela syariat, sebab kitab-kitab yang ada tidak mungkin bisa membela syariat (dengan

sendirinya). Tidak ada yang bisa membela syariat kecuali si pembawa syariat. Seandainya ada seorang ahlul bidah datang ke perpustakaan yang penuh berisi kitab-kitab syariat yang jumlahnya sulit untuk dihitung lantas dia berbicara melontarkan kebidahannya dan menyatakannya dengan lantang, saya kira tidak ada sebuah kitab pun yang bisa membantahnya. Akan tetapi apabila dia berbicara dengan kebidahannya di sisi orang yang berilmu demi menyatakannya maka si penuntut ilmu itu akan bisa membantahnya dan menolak perkataannya dengan dalil al-Quran dan as-Sunnah. Oleh sebab itu saya katakan: Salah satu hal yang harus senantiasa dipelihara di dalam hati oleh penuntut ilmu adalah niat untuk membela syariat. Manusia kini sangat membutuhkan keberadaan para ulama, supaya mereka bisa membantah tipu daya para ahli bidah serta seluruh musuh Allah azza wa jalla. d. ADAB KEEMPAT Berlapang Dada Dalam Masalah Khilaf Hendaknya dia berlapang dada ketika menghadapi masalah-masalah khilaf yang bersumber dari hasil ijtihad. Sebab perselisihan yang ada di antara para ulama itu bisa jadi terjadi dalam perkara yang tidak boleh untuk berijtihad, maka kalau seperti ini maka perkaranya jelas. Yang demikian itu tidak ada seorang pun yang menyelisihinya diberikan uzur. Dan bisa juga perselisihan terjadi dalam permasalahan yang boleh berijtihad di dalamnya, maka yang seperti ini orang yang menyelisihi kebenaran diberikan uzur. Dan perkataan anda tidak bisa argumen untuk menjatuhkan orang yang berbeda pendapat dengan anda dalam masalah itu, seandainya kita berpendapat demikian niscaya kita pun akan katakan bahwa perkataannya adalah argumen yang bisa menjatuhkan anda. Yang saya maksud di sini adalah perselisihan yang terjadi pada perkaraperkara yang diperbolehkan bagi akal untuk berijtihad di dalamnya dan manusia boleh berselisih tentangnya. Adapun orang yang menyelisihi jalan salaf seperti dalam permasalahan akidah maka dalam hal ini tidak ada seorang pun yang diperbolehkan untuk menyelisihi salafush shalih,

akan tetapi pada permasalahan lain yang termasuk medan pikiran, tidaklah pantas menjadikan khilaf semacam ini sebagai alasan untuk mencela orang lain atau menjadikannya sebagai penyebab permusuhan dan kebencian. Maka menjadi kewajiban para penuntut ilmu untuk tetap memelihara persaudaraan meskipun mereka berselisih dalam sebagian permasalahan furuiyyah (cabang), hendaknya yang satu mengajak saudaranya untuk berdiskusi dengan baik dengan didasari kehendak untuk mencari wajah Allah dan demi memperoleh ilmu, dengan cara inilah akan tercapai hubungan baik dan sikap keras dan kasar yang ada pada sebagian orang akan bisa lenyap, bahkan terkadang terjadi pertengkaran dan permusuhan di antara mereka. Keadaan seperti ini tentu saja membuat gembira musuh-musuh Islam, sedangkan perselisihan yang ada di antara umat ini merupakan penyebab bahaya yang sangat besar, Allah taala berfirman yang artinya, Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berselisih yang akan menceraiberaikan dan membuat kekuatan kalian melemah. Dan bersabarlah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS. al-Anfaal: 46) e. ADAB KELIMA Beramal Dengan Ilmu Yaitu hendaknya penuntut ilmu mengamalkan ilmu yang dimilikinya, baik itu akidah, ibadah, akhlaq, adab, maupun muamalah. Sebab amal inilah buah ilmu dan hasil yang dipetik dari ilmu, seorang yang mengemban ilmu adalah ibarat orang yang membawa senjatanya, bisa jadi senjatanya itu dipakai untuk membela dirinya atau justru untuk membinasakannya. Oleh karenanya terdapat sebuah hadits yang sah dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, al-Quran adalah hujjah untukmu atau untuk menjatuhkanmu. f. ADAB KEENAM Berdakwah di Jalan Allah

Yaitu dengan menjadi seorang yang menyeru kepada agama Allah azza wa jalla, dia berdakwah pada setiap kesempatan, di masjid, di pertemuan-pertemuan, di pasar-pasar, serta dalam segala kesempatan. Perhatikanlah Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau setelah diangkat menjadi Nabi dan Rasul tidaklah hanya duduk-duduk saja di rumahnya, akan tetapi beliau mendakwahi manusia dan bergerak ke sana kemari. Saya tidak menghendaki adanya seorang penuntut ilmu yang hanya menjadi penyalin tulisan yang ada di buku-buku, namun yang saya inginkan adalah mereka menjadi orang-orang yang berilmu dan sekaligus mengamalkannya. g. ADAB KETUJUH Bersikap Bijaksana (Hikmah) Yaitu dengan menghiasi dirinya dengan kebijaksanaan, di mana Allah berfirman yang artinya, Hikmah itu diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan barang siapa yang diberi hikmah sungguh telah diberi kebaikan yang sangat banyak. (QS. al-Baqarah: 269). Yang dimaksud hikmah ialah seorang penuntut ilmu menjadi pembimbing orang lain dengan akhlaknya dan dengan dakwahnya mengajak orang mengikuti ajaran agama Allah azza wa jalla, hendaknya dia berbicara dengan setiap orang sesuai dengan keadaannya. Apabila kita tempuh cara ini niscaya akan tercapai kebaikan yang banyak, sebagaimana yang difirmankan Tuhan kita azza wa jalla yang artinya, Dan barang siapa yang diberikan hikmah sungguh telah diberi kebaikan yang amat banyak. Seorang yang bijak (Hakiim) adalah yang dapat menempatkan segala sesuatu sesuai kedudukannya masing-masing. Maka sudah selayaknya, bahkan menjadi kewajiban bagi para penuntut ilmu untuk bersikap hikmah di dalam dakwahnya. Allah taala menyebutkan tingkatan-tingkatan dakwah di dalam firmanNya yang artinya, Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. (QS. an-Nahl: 125). Dan Allah taala telah menyebutkan tingkatan dakwah yang keempat dalam mendebat Ahli kitab dalam firman-Nya,

Dan janganlah kamu mendebat ahlu kitab kecuali dengan cara yang lebih baik kecuali kepada orang-orang zhalim diantara mereka. (QS. alAnkabuut: 46). Maka hendaknya penuntut ilmu memilih cara dakwah yang lebih mudah diterima oleh pemahaman orang. h. ADAB KEDELAPAN Penuntut Ilmu Harus Bersabar Dalam Menuntut Ilmu Yaitu hendaknya dia sabar dalam belajar, tidak terputus di tengah jalan dan merasa bosan, tetapi hendaknya di terus konsisten belajar sesuai kemampuannya dan bersabar dalam meraih ilmu, tidak cepat jemu karena apabila seseorang telah merasa jemu maka dia akan putus asa dan meninggalkan belajar. Akan tetapi apabila dia sanggup menahan diri untuk tetap belajar ilmu niscaya dia akan meraih pahala orang-orang yang sabar; ini dari satu sisi, dan dari sisi lain dia juga akan mendapatkan hasil yang baik. i. ADAB KESEMBILAN Menghormati Ulama dan Memosisikan Mereka Sesuai Kedudukannya Sudah menjadi kewajiban bagi para penuntut ilmu untuk menghormati para ulama dan memosisikan mereka sesuai kedudukannya, dan melapangkan dada-dada mereka dalam menghadapi perselisihan yang ada di antara para ulama dan selain mereka, dan hendaknya hal itu dihadapinya dengan penuh toleransi di dalam keyakinan mereka bagi orang yang telah berusaha menempuh jalan (kebenaran) tapi keliru, ini catatan yang penting sekali, sebab ada sebagian orang yang sengaja mencari-cari kesalahan orang lain dalam rangka melontarkan tuduhan yang tak pantas kepada mereka, dan demi menebarkan keraguan di hati orang-orang dengan cela yang telah mereka dengar, ini termasuk kesalahan yang terbesar. Apabila menggunjing orang awam saja termasuk dosa besar maka menggunjing orang berilmu lebih besar dan lebih berat dosanya, karena dengan menggunjing orang yang berilmu akan menimbulkan bahaya yang tidak hanya mengenai diri orang alim

itu sendiri, akan tetapi mengenai dirinya dan juga ilmu syari yang dibawanya. Sedangkan apabila orang-orang telah menjauh dari orang alim itu atau harga diri mereka telah jatuh di mata mereka maka ucapannya pun ikut gugur. Apabila dia menyampaikan kebenaran dan menunjukkan kepadanya maka akibat gunjingan orang ini terhadap orang alim itu akan menjadi penghalang orang-orang untuk bisa menerima ilmu syari yang disampaikannya, dan hal ini bahayanya sangat besar dan mengerikan. Saya katakan, hendaknya para pemuda memahami perselisihanperselisihan yang ada di antara para ulama itu dengan anggapan mereka berniat baik dan disebabkan ijtihad mereka dan memberikan toleransi bagi mereka atas kekeliruan yang mereka lakukan, dan hal itu tidaklah menghalanginya untuk berdiskusi dengan mereka dalam masalah yang mereka yakini bahwa para ulama itu telah keliru, supaya mereka menjelaskan apakah kekeliruan itu bersumber dari mereka ataukah dari orang yang menganggap mereka salah ?! Karena terkadang tergambar dalam pikiran seseorang bahwa perkataan orang alim itu telah keliru, kemudian setelah diskusi ternyata tampak jelas baginya bahwa dia benar. Dan demikianlah sifat manusia, Semua anak Adam pasti pernah salah dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang senantiasa bertaubat. Adapun merasa senang dengan ketergelinciran seorang ulama dan justru menyebar-nyebarkannya di tengah-tengah manusia sehingga menimbulkan perpecah belahan maka hal ini bukanlah termasuk jalan Salaf. j. ADAB KESEPULUH Berpegang Teguh Dengan Al Kitab dan As Sunnah Wajib bagi penuntut ilmu untuk memiliki semangat penuh guna meraih ilmu dan mempelajarinya dari pokok-pokoknya, yaitu perkara-perkara yang tidak akan tercapai kebahagiaan kecuali dengannya, perkaraperkara itu adalaH: - Al-Quran Al-Karim

Oleh sebab itu wajib bagi penuntut ilmu untuk bersemangat dalam membacanya, menghafalkannya, memahaminya serta mengamalkannya karena al-Quran itulah tali Allah yang kuat, dan ia adalah landasan seluruh ilmu. Para salaf dahulu sangat bersemangat dalam mempelajarinya, dan diceritakan bahwasanya terjadi berbagai kejadian yang menakjubkan pada mereka yang menunjukkan begitu besar semangat mereka dalam menelaah al-Quran. Dan sebuah kenyataan yang patut disayangkan adalah adanya sebagian penuntut ilmu yang tidak mau menghafalkan al-Quran, bahkan sebagian di antara mereka tidak bisa membaca al-Quran dengan baik, ini merupakan kekeliruan yang besar dalam hal metode menuntut ilmu. Karena itulah saya senantiasa mengulang-ulangi bahwa seharusnya penuntut ilmu bersemangat dalam menghafalkan al-Quran, mengamalkannya serta mendakwahkannya, dan untuk bisa memahaminya dengan pemahaman yang selaras dengan pemahaman salafush shalih. - As Sunnah yang shahihah Ia merupakan sumber kedua dari sumber syariat Islam, dialah penjelas al-Quran al Karim, maka menjadi kewajiban penuntut ilmu untuk menggabungkan antara keduanya dan bersemangat dalam mendalami keduanya. Penuntut ilmu sudah semestinya menghafalkan as-Sunnah, baik dengan cara menghafal nash-nash hadits atau dengan mempelajari sanad-sanad dan matan-matannya, membedakan yang shahih dengan yang lemah, menjaga as-Sunnah juga dengan membelanya serta membantah syubhat-syubhat yang dilontarkan Ahlu bidah guna menentang as-Sunnah.

k. ADAB KESEBELAS Meneliti Kebenaran Berita yang Tersebar dan Bersikap Sabar Salah satu adab terpenting yang harus dimiliki oleh penuntut ilmu adalah tatsabbut (meneliti kebenaran berita), dia harus meneliti kebenaran berita-berita yang disampaikan kepadanya serta mengecek efek hukum yang muncul karena berita tersebut. Di sana ada perbedaan antara tsabaat dan tatsabbut, keduanya adalah dua hal yang berlainan walaupun memiliki lafazh yang mirip tapi maknanya berbeda. Ats tsabaat artinya bersabar, tabah dan tidak merasa bosan dan putus asa. Sehingga tidak semestinya dia mengambil sebagian pembahasan dari sebuah kitab atau suatu bagian dari cabang ilmu lantas ditinggalkannya begitu saja. Sebab tindakan semacam ini akan membahayakan bagi penuntut ilmu serta membuang-buang waktunya tanpa faedah. Dan cara seperti ini tidak akan membuahkan ilmu. Seandainya dia mendapatkan ilmu, maka yang diperolehnya adalah kumpulan permasalahan saja dan bukan pokok dan landasan pemahaman. Contoh orang yang hanya sibuk mengumpulkan permasalahan itu seperti perilaku orang yang sibuk mencari berita dari berbagai surat kabar dari satu koran ke koran yang lain. Karena pada hakikatnya perkara terpenting yang harus dilakukan adalah tashil (pemantapan pondasi, ilmu ushul) dan pengokohannya serta kesabaran untuk mempelajarinya. Dengan perantara nama-nama-Mu yang terindah dan sifat-sifat-Mu yang tertinggi ya Allah, ampunilah dosa-dosa hamba. Begitu banyak nikmat telah hamba sia-siakan. Umur, kesempatan, waktu luang, kesehatan dan keamanan. Semuanya telah Engkau curahkan, namun aku selalu lalai dan tidak pandai mensyukuri pemberian-Mu. Ya Allah bimbinglah hamba-Mu ini, untuk meraih kebahagiaan pada hari di mana tidak ada lagi hari sesudahnya, ketika kematian telah disembelih di antara surga dan neraka. Ketika para penduduk surga semakin bergembira dan para penghuni neraka bertambah sedih dan merana. Ya Allah, limpahkanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat, dan lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat. Ya Allah, kami mohon kepada-Mu hidayah, ketakwaan, terjaganya kehormatan dan kecukupan. Wa

shallallahu ala Nabiyyinaa Muhammad, walhamdulillaahi Rabbil alamiin. Adab-adab ini disadur dari Thiibul Kalim al-Muntaqa Min Kitaab al-Ilm Li Ibni Utsaimin karya Abu Juwairiyah oleh Abu Mushlih Ari Wahyudi Dari artikel 'Adab-Adab Penuntut Ilmu Muslim.Or.Id'
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-adab-penuntut-ilmu.html

9. Apa hubungan 7 jump steps dengan PBL? Jawab: Metode The Seven Jump adalah sebuah metode PBL (Programme Based Learning) yang sangat tepat digunakan untuk pembelajaran untuk menganalisa dan memecahkan sebuah kasus. Metode ini merupakan langkah yang dinamis tetapi tetap memerlukan keseimbangan dan keserasian atau movement control agar tujuan belajar dapat tercapai. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Clarify Unfamiliar Terms 2. Define the Problems 3. Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation 4. Arrange Explanations Into Tentative Solutions 5. Defining Learning Objectives
nezfine.files.wordpress.com/2009/11/the-seven-jump1.doc

10.Bagaimana cara kita untuk menjadi generasi khoiro ummah? Jawab:

11.Bagaimana melakukan PBL secara efektif? Jawab:

12.Apa kelemahan dari PBL? Jawab: a. Dalam diskusi dosen tidak mengajar. Mahasiswa menyampaikan pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri sehingga dapat menemukan pemecahan masalah sehingga bagi sebagian siswa PBL itu sulit dan bahkan membuat frustasi b. Memerlukan tenaga pengajar lebih banyak baik pembimbing untuk diskusi kelompok maupun pembimbing siswa dalam mengakses internet maupun perpustakaan c. Memerlukan peran siswa yang lebih aktif sehingga dapat menemukan sumber informasi yang relevan dan berguna 13.Perbedaan PBL dengan system yang sebelumnya (konvensional)? Jawab: perbedaan sistem belajar PBL dan sistem belajar konvensional - PBL (student centered): 1) mahasiswa menjadi lebih bersikap aktif untuk mencari informasi (tidak selalu disuapi) 2) menggunakan banyak media 3) menggunakan methode multidisipliner

4) kesalahan merupakan bagian dari pembelajaran 5) lebih kolaboratif, kooperatif dan suportif. 6) penilaian dan proses belajar terintegrasi - Konvensional System: 1) mahasiswa menjadi pasif (hanya disuapi informasi) 2) menggunakan media tunggal 3) menggunakan metode 1 disiplin ilmu 4) dlm proses pembelajaran hanya yang benar saja yang disampaikan 5) situasi belajar lebih individualis 6) penilaian dan proses belajar dilakukan terpisah
http://tavia-oktaviayusdita.blogspot.com/2010/12/pbl.html

14.Mengapa Unissula lebih memilih system PBL dibandingkan dengan sistem yang lainnya? Jawab:

15.Bagaimana cara belajar mandiri yang baik? Jawab:

16.Apa yang dimaksud dengan PBL? Jawab: System belajar pada metode PBL ini disingkat menjadi SPICES ( Student centered, Problem based, Integrated, Community based, Early clinical Exposure dan Self directed learning). Definisi PBL menurut para ahli :

a. an active learning stimulated by, and focused round a clinical, community or scientific problem (Davis and Harden, 1995) b. Students work on the problem which is explicitly used to get students themselves to identify and search for the knowledge, that they need to obtain in order to approach the problem (Ross, 1991) c. instructional method characterized by the use of patient problems as a context for students to learn problem-solving skills and acquire knowledge about the basic and clinical sciences (Albanese and Mitchel, 1993) d. Metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004) e. Problem based learning is away of contructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on student activity (Boud and Felleti, 1991) Jadi kesimpulannya, PBL adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa.
http://gpyudha0305.blogspot.com/2011/09/pbl-dalam-kurikulum-kedokteran.html

17.Bagaimana metode pelaksanaan PBL? Jawab: Bridges (1992) dan Charlin (1998) telah menggariskan beberapa ciri-ciri utama seperti berikut. a. Pembelajaran berpusat dengan masalah.

b. Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi oleh siswa dalam kerja profesional mereka di masa depan. c. Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa saat proses pembelajaran disusun berdasarkan masalah. d. Para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri. e. Siswa aktif dengan proses bersama. f. Pengetahuan menyokong pengetahuan yang baru. g. Pengetahuan diperoleh dalam konteks yang bermakna. h. Siswa berpeluang untuk meningkatkan serta mengorganisasikan pengetahuan. i. Kebanyakan pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok kecil.
http://garduguru.blogspot.com/2008/12/metode-pembelajaran-berbasismasalah.html

18.Apa manfaat yang akan diperoleh dari sistem PBL? Jawab: a) Pembelajaran berpusat pada mahasiswa b) Kompetensi umum c) motivasi d) Belajar lebih mendalam e) Pendekatan yang membangun bagi mahasiswa f) Pembelajaran aktif, meningkatkan pemahaman dan ingatan serta membangun kemampuan belajar selamanya ( Life long learner) g) Siswa bisa membangun kemampuan umum dan sikap layak untuk dipraktekkan di masa mendatang
http://gpyudha0305.blogspot.com/2011/09/pbl-dalam-kurikulum-kedokteran.html

19.Apa hubungan antara PBL dengan khoiro ummah? Jawab:

20.Sejarah dari penggunaan system PBL? Jawab: Program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan PBL di mcmaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar masalah. Kemudian pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan PBL di Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan (progress test) dan pengenalan keterampilan medik sejak awal dimulainya program pendidikan. Dalam perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara keseluruhan atau sebagian oleh banyak fakultas kedokteran di dunia.
http://gpyudha0305.blogspot.com/2011/09/pbl-dalam-kurikulum-kedokteran.html

You might also like