You are on page 1of 12

HADIST-HADIST TENTANG FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

A. Pendahuluan
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional,
sesuai dengan makna uraian tentang pemahaman, penanganan dan penyikapan
konselor terhadap kasus harus dilaksanakan mengikuti fungsi-fungsi
konseling yang menjamin efisiensi dan efektifitas proses dan lain-lain.
Kegunaan, manfaat, keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari
adanya suatu pelayanan, merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan
yang dimaksud. Dengan demikian fungsi suatu pelayanan dapat diketahui
dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan dan dapat diberikan
oleh pelayanan yang dimaksud. Suatu pelayanan dapat dikatakan tidak
berfungsi apabila tidak memperlihatkan kegunaan ataupun tidak memberikan
manfaat.
Pada makalah ini pemakalah akan menjelaskan tentang fungsi
bimbingan konseling.
B. Hadist-hadist tentang Bimbingan Konseling
1. Preventif: kewajiban mencegah kemungkaran

[ ]










Muslim ibn al-Hajjj, Shahh Muslim, Juz 1, h. 50, hadits 186

.2

Para sahabat berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,


siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika
tidak mampu rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah)
dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (HR
Shahih Muslim)
Hadist ini dikemukakan oleh Abi Said sehubungan dengan adanya
hadist thariq bin syihab dan abi bakrin yang menyatakan bahwa orang
pertama yang memulai khutbah sebelum shalat ied ialah marwan, lalu ada
seorang laki-laki yang berdiri sambil mengatakan bahwa shalat ied itu
dilaksanakan sebelum khutbah.
Fungsi preventif merupakan suatu bantuan terhadap individu atau
mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.2 Apabila individu tidak
mengalami suatu maslah, maka besarlah kemungkinan ia akan dapat
melaksanakan proses perkembangannya dengan baik, dan kegiatan
kehidupannya pun dapat terlaksana tanpa ada hambatan yang berarti. Bagi
konselor profesional misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan untuk
menyingkirkan
perkembangan

berbagai

hambatan

yang

dapat

menghalangi

individu, upaya pencegahan tidak hanya sekedar

merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat
etis. Oleh karena itu, pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor
merupakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting.3





{






}

Aunur rahim faqih, bimbingan dan konseling dalam islam, Yogyakarta:UII


Press, 2001, h. 37
3
Prayitno, erman amti, dasar-dasar bimbingan dan konseling,
(Jakarta:rineka cipta, 1999)h. 202

[ ]







Dari (Qais) berkata: abu bakar ra berdiri kemudian memuji allah dan
menyanjungnya. Dia (abu bakar) kemudian berkata, wahai manusia,
sesungguhnya kalian selalu membaca ayat ini: hai orang-orang yang
beriman, jagalah dirimu, tidaklah orang yang sesat itu akan member
mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. (HR. Abu
Daud)
Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya jika manusia melihat suatu
kemungkaran lalu tidak merubahnya, maka itu lebih dekat bagi Allah
untuk menutupi mereka dengan siksaaNya. Nabi berkata: tidaklah satu
kaum diantara mereka ada yang berbuat maksiat, kemudian mereka
mampu untuk mnegubahnya, namun mereka tidak mengubahnya, kecuali
hampir, allah akan meratakan mereka dengan siksa.
Umat islam diperintahkan untuk mengajak saudara-saudaranya sesame
manusia, khususnya umat islam untuk berbuat amar maruf nahi mungkar,
karena mereka yang melakukannya akan mendapatkan kemuliaan dan
kebahagiaan. Sesuai dengan firman Allah dalam QS Ali Imran: 104)

Ab Dwud, Sunan Ab Dwud, Juz 4, h. 214, hadits 4340

104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
Kaitannya dengan bimbingan konseling yaitu seorang konselor
tersebut harus bisa untuk mencegah timbulnya masalah-masalah yang
akan berdampak negatif baik itu pada diri klien maupun pada diri orang
lain.
















] .





] 5
Berdasarkan hadist ini dapat dipahami bahwa kita sebagai manusia
harus jujur dan terbuka terhadap orang lain untuk menyampaikan apa yang
sebenarnya, walaupun kebenaran tersebut menyakitkan bagi orang lain.
3. Kuratif: keutamaan mengajak kepada kebaikan

. 4

[ ]



al-Thabrn, al-Mujam al-Kabr al-Thabrn, Juz 2, h. 212, hadits 1625

al-Turmudz, Sunan al-Turmudz, Juz 4, h. 340, hadits 2674

Dari abu hurairah bahwasanya rasulullah SAW bersabda barang siapa


mengajak kepada kebaikan, maka ia kan dapat pahala sebanyak pahala
yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala
mereka sedikitpun. Sebaliknya barang siapa mengajak kepada kesesatan,
maka ia akan mendapat dosa sebanyak dosa yang diperoleh orang-orang
yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.
Fungsi kuratif atau korektif ini bila dikaitkan dengan konseling
merupakan upaya memberi bantuan terhadap individu memecahkan
masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya. Dari hadis di atas dapat
dipahami bahwa siapa yang mengajak orang lain menuju kebaikan, maka
ia akan mendapatkan pahala dan begitu juga sebaliknya. Begitu juga
dalam proses konseling, seorang konselor yang memberikan bantuan
terhadap kliennya, yaitu memberikan bantuan kearah kebaikan, sehingga
pada akhirnya permasalahan yang dihadapi klien dapat terentaskan, hal ini
akan menimbulkan kepuasan pada diri konselor dan juga bernilai pahala di
sisi Allah Swt.
5. Preservatif: Menolong orang yang zhalim dan orang yang di zhalimi


















]







] 7

al-Bukhr, Shahh al-Bukhr, Juz 3, h. 168, hadits 2444

Nabi berkata, tolonglah saudaramu yang zhalim atau yang di zhalimi.


Mereka berkata: ya rasullulah kami menolong yang di zhalimi,
bagaimana kami menolong yang menzhalimi? beliau menjawab ambil
tangannya.
Dari hadist diatas dapat dipahami bahwa dalam kehidupan ini kita
diwajibkan untuk saling tolong menolong sesama manusia. Pelayanan
bimbingan konseling merupakan layanan bantuan yang diberikan oleh
seorang konselor yang terhadap klien atau individu yang membutuhkan.
Dalam pemberian bantuan tersebut hendaknya seorang konselor tidak
membeda-bedakan individu atau klien yang akan di bantu. Individuindividu yang bermaslah dibimbing dan diarahkan oleh seorang konselor,
yang nantinya bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
individu serta berkaitan dengan tujuan konseling itu sendiri yang merubah
KES-T menjadi KES.
6. Developmental: Pengembangan dan pengamalan agama

. 7

[ ]

Perintahkan anak yang berumur tujuh tahun untuk mengajarkan shalat,


pukullah mereka pada umur sepuluh tahun jika mereka enggan
mengerjakannya dan pisahkanlah tempat tidur mereka. (HR. Abu Daud)
Berdasarkan hadist di atas, dapat dipahami bahwa orang tua dituntut
untuk mendidik anaknya sedisplin mungkin, sesuai dengan apa yang

Ab Dwud, Sunan Ab Dwud, Juz 1, h. 185, hadits 495

dianjurkan dalam agama islam. Begitu juga halnya dalam bimbingan dan
konseling, konselor harus bisa memberikan pemahaman terhadap klien
bagaimana supaya dia bisa bertindak dan bertingkah laku sesuai dengan
ajaran dan aturan agama yang dianut. Selain itu konselor juga dapat
mengarahkan dan memberikan pemahaman kepada klien mengenai sanksi
atau hukuman apabila dia tidak mengerjakan atau melakukan ajaran
agamanya. Dengan pemahaman tersebut maka individu atau klien dapat
bertindak dan mengamalkan ajaran agamanya sesuai dengan aturan yang
semestinya.

[ ]

Dari malik bin al-huwairist beliau berkata: mendatangi nabi


Muhammad SAW dalam keadaan kami masih remaja dan berumur sebaya.
Kami tinggal dekat beliau selama 20 hari 20 malam. Rasullah SAW
adalah manusia yang penyayang dan lembut. Ketika beliau mengira kami
telah rindu pada keluarga kami, beliau bertanya apa yang kami tinggalkan
setelah kami, maka kamipun mengabarkan kepada beliau. Beliau bersabda
: pulanglah kembali ke keluarga kalian, tinggallah disana, ajarilah mereka
dan perintahkan kepada mereka (kemudian beliau menyebutkan beberapa

al-Bukhr, Shahh al-Bukhr, Juz 1, h. 162, hadits 631

hal apa yang kami hafal dan yang tidak kami hafal), dan shalatlah
sebagaimana kalian melihat kami shalat. Jika telah datang waktu shalat,
maka hendaklah adzan salah seorang dari kalian dan menjadi imamlah
yang tertua diantar mereka. (HR Shahih Bukhori)

]
] 10

Dari abu hurairah nabi berkata: bukanlah orang kaya itu diukur dari
kemewahan dunia namun kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.
(HR. Albukhori)
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dengan memperhatikan dari tujuan umum dan tujuan khusus
bimbingan konseling islam, kita dapat merumuskan beberapa fungsi dari
bimbingan konseling islami tersebut adalah fungsi preventif, fungsi
kuratif, fungsi preservative, dan fungsi developmental.
2. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi seorang konselor
masa depan yang akan membantu kliennya.

10

al-Bukhr, Shahh al-Bukhr, Juz 8, h. 118, hadits 6446

DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, erman amti, dasar-dasar bimbingan dan konseling, Jakarta:
rineka cipta, 1999
Aunur rahim faqih, bimbingan dan konseling dalam islam, jogyakarta:
UII Press, 2001

MAKALAH
HADIST TARBAWI
Tentang:
HADIST-HADIST TENTANG FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

Oleh kelompok 4
ERMA RANI
FEBBY FEBRILIANY
Dosen:
YUSRIZAL EFENDI M.Ag

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING JURUSAN TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA NEGERI (STAIN)

BATUSANGKAR
2012

You might also like