You are on page 1of 12

A. B.

JUDUL PROGRAM

LATAR BELAKANG MASALAH Rebung merupakan tunas muda tanaman bambu yang muncul di permukaan dasar rumpun. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai di tempat dengan ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Tunas bambu muda tersebut enak dimakan, sehingga digolongkan ke dalam sayuran. Rebung yang sering dikenal dengan nama bung (bahasa Jawa), oleh masyarakat pedesaan sudah sejak zaman dahulu dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Dalam bahasa Inggris, rebung dikenal dengan sebutan bamboo shoot. Rebung tumbuh dibagian pangkal rumpun bambu dan biasanya dipenuhi oleh glugut (rambut bambu) yang gatal. Morfologi rebung berbentuk kerucut, setiap ujung glugut memiliki bagian seperti ujung daun bambu, tetapi warnanya cokelat. Pemanenan rebung dapat dilakukan sepanjang tahun. Panen raya rebung terjadi pada musim hujan, yaitu antara bulan Desember-Februari. Biasanya rebung dipanen saat tingginya telah mencapai 20 cm dari permukaan tanah, dengan diameter batang sekitar 7 cm. Kandungan serat pangan pada rebung juga cukup baik Kandungan serat pangan pada rebung adalah 2,56 persen, lebih tinggi dibandingkan jenis sayuran tropis lainnya, selain itu rebung mempunyai kandungan kalium cukup tinggi. Kadar kalium per 100 gram rebung adalah 533 mg. Makanan yang serat kalium, yaitu minimal 400 mg, dapat mengurangi risiko stroke. Keripik merupakan makanan yang sangat dinikmati masyarakat. Pemanfaatan rebung menjadi makanan yang mempunyai keunikan dan nilai gizi yang tinggi tentunya akan menjadi sesuatu kelebihan tersendiri. Wonosobo sendiri tersedia banyak jenis pohon bambu, sebagian besar dapat dimanfaatkan rebungnya. Bahan makanan yang alami membuat makanan ini cocok dinikmati semua kalangan dari balita hingga manula. Keripik dan telah dikenal oleh masyarakat sebagai makanan ringan atau jajan yang sangat disukai. Bahan baku yang berbeda diharapkan akan menjadi sesuatu cemilan yang menarik dan santapan harian masyarakat luas.

C. PERUMUSAN MASALAH

1. 2. 3. 4.

Bagaimana memanfaatkan rebung (tunas bambu) menjadi makanan yang mempunyai nilai ekonomi? Bagaimana menciptakan wirausaha melalui pemanfaatan rebung? Bagaimana pemasaran keripik berbahan baku rebung? Bagaimana menjadikan keripik rebung dikenal masyarakat luas sebagai makanan yang tinggi serat dan kalium tinggi bermanfaat bagi kesehatan?

D. TUJUAN PROGRAM 1. Memanfaatkan rebung menjadi makanan yang kaya serat dan kalium. 2. Menciptakan wirausaha baru di bidang pangan dengan pemanfaatan rebung menjadi keripik. 3. Mencari alternatife yang tepat dalam memasarkan produk keripik rebung. 4. Mempopulerkan produk makanan bergizi berbahan baku rebung yang dibutuhkan tubuh manusia dalam kehidupan.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN 1. Produk makanan dari rebung yang memiliki kandungan serat dan kalium tinggi, aman dikonsumsi serta bebas bahan kimia, murah dan mudah didapatkan sehingga dapat menarik minat konsumen. 2. Dapat menciptakan lapangan kerja baru jika ternyata usaha ini mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat dan berkembang menjadi usaha skala menengah. 3. Dapat memberikan suatu pelatihan jiwa wirausaha bagi mahasiswa sehingga nantinya tidak tergantung untuk bekerja pada perusahaan orang lain. 4. Penghasilan mahasiswa sebagai penunjang biaya pendidikan. F. KEGUNAAN PROGRAM 1. Menciptakan jenis makanan baru yang menjadi menu pilihan konsumsi masyarakat. 2. Dapat memberikan peluang kewirausahaan baru. 3. 4. 5. Mahasiswa dapat mempelajari dan mempraktekkan secara langsung kemampuan berwirausaha. Diharapkan nantinya masyarakat umum dapat menyerap ilmu yang akan ditularkan mahasiswa sehingga dapat menambah penghasilan.. Mengaplikasikan teori-teori pengolahan pangan dan ilmu gizi kedalam kegiatan kewirausahan.

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA G.1. Survei

Mengingat di Wonosobo banyak terdapat bambu dan sering kali digunakan oleh masyarakat sebagai bahan baku pembuat kerajinan tangan ataupun sebagai pembuat pagar rumah. Terkadang mereka melupakan rebung, Rebung adalah tunas muda dari pohon bambu yang tumbuh dari akar pohonbambu. Biasanya masyarakat setelah menebang bambu nya melupakan rebung. Rebung dibiarkan saja tanpa dimanfaatkan terkadang dibuang begitu saja. Berdasarkan masalah ini kami berfikir untuk memanfaatkan rebung tersebut sebagai makanan olahan yang bermanfaat dan dapat menghasilkan pendapatan mahasiswa sebagai penunjang biaya pendidikan. G.2. Keripik Keripik merupakan makanan ringan yang sering dinikmati dan mudah didapatkan di pasar. Masyarakat lebih mengenal keripik berbahan baku singkong atau ubi. Selain dengan rasa gurih dan renyah keripik dapat dibuat pedas sebagai lauk atau pengganti kerupuk sebagai pelengkap hidangan. Meningkatnya perkembangan memunculkan keripik tidak hanya bisa terbuat dari singkong dan ubi, tetapi kini rebung dapat dimanfaatkan sebagai penggantinya. Tentunya akan memberi variasi yang berbeda, baik rasa maupun nilai gizi yang semakin tinggi dan layak untuk dikonsumsi. G.3. Rebung Rebung merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi dan keunikan tersndiri. Senyawa utama didalam rebung mentah adalah air, yaitu sekitar 91 persen. Disamping itu, rebung mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, thiamin, riboflavin, vitamin C, serta mineral lain seperti kalsium, fosfor, besi, dan kalium. Bila dibandingkan dengan sayuran lainnya, kandungan protein, lemak, dan karbohidrat pada rebung, tidak berbeda jauh. Rebung mempunyai kandungan kalium cukup tinggi. Kadar kalium per 100 gram rebung adalah 533 mg. Makanan yang sarat kalium, yaitu minimal 400 mg, dapat mengurangi risiko stroke. Peran kalium mirip dengan natrium, yaitu bersama-sama dengan klorida, membantu menjaga tekanan osmotik dan keseimbangan asam basa. Kalium menjaga tekanan osmotik dalam cairan intraseluler, dan sebagian terikat dengan Protein. Kalium juga membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat Gejala kekurangan kalium biasanya berupa pelunakan otot. Kandungan serat pangan pada rebung juga cukup baik Kandungan serat pangan pada rebung adalah 2,56 persen, lebih tinggi dibandingkan jenis sayuran tropis lainnya, seperti kecambah kedelai (1,27 persen), pecay (1,58 persen), ketimun (0,61 persen), dan sawi (1,01 persen). Serat pangan (dietary fiber) sempat cukup lama diabaikan sebagai faktor penting dalam gizi manusia karena tidak menghasilkan energi. Selain itu, kekurangan serat tidak menimbufkan gejala spesifik, seperti halnya yang terjadi pada kekurangan zat-zat gizi tertentu.

Akhir-akhir ini, melalui penelitian epidemiologis telah dibuktikan peran fisiologis serat pangan terhadap usus. Kurangnya konsumsi serat dapat menyebabkan timbulnya penyakit ala masyarakat Barat, seperti aterosklorosis (penyumbatan pembuluh darah), koroner, diabetes melitus (kencing manis), hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol), hipertensi, hiperlipidemia (kelebihan lemak), dan kanker kolon (usus besar). Serat pangan adalah senyawa berbentuk karbohidrat kompleks yang banyak tedapat pada dinding sel tanaman pangan. Serat pangan tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan manusia, tetapi memiliki fungsi yang sangat panting bagi pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan sebgai komponen penting dalam terapi gizi. Rata-rata konsumsi serat pangan penduduk Indonesia adalah 10,5 gram per hari. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi kebuhahan serat sekitar sepertiga dan kebutuhan ideal sebesar 30 gram setiap hari. G.4. Strategi Pemasaran 1. Harga Produk Keripik berbahan baku rebung tentunya akan mudah dinikmati masyarakat dengan harga yang terjangkau dibandingkan dengan produk sejenisnya berbahan baku yang berbeda. 2. Promosi Promosi diharapkan dapat membuat produk yang dihasilkan cepat dikenal masyarakat sehingga meningkatkan hasil produksi, Promosi yang dilakukan antara lain : Promosi melalui brosur atau pamflet yang berisi tentang produk keripik dari rebung dengan cara disebarkan dilingkungan kampus dan warung-warung disertai produk yang dihasilkan. Promosi melalui media surat kabar yaitu mengenalkan produk dengan menerbitkannya dalam surat kabar kampus, surat kabar di tingkat SMA dan SMP serta surat kabar daerah. Promosi melalui media elektronik, yaitu mengenalkan produk dengan menggunakan Hp, yaitu penyebaran sms singkat mengenai produk yang dihasilkan. 3. Pemasaran Pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses akhir produksi. Pengenalan produk dimulai dari warung-warung makanan di lingkungan kampus. Selain itu pemasaran dilakukan di warung-warung kampung berupa kemasan kecil. Dalam proses selanjutnya perolehan izin dari Depkes menambah jangkauan pasar lebih luas. Produk keripik rebung ini dapat dipasarkan pada toko oleh-oleh di kota Wononosobo yang merupakan pusat oleh-oleh di kota Wonosobo serta dititipkan pada toko swalayan yang ada di kota Wonosobo. Strategi lainnya juga dapat dilakukan dengan mengolah rebung menjadi lauk kering, misalnya dengan kering rebung dengan tempe, dan sebagainya, sehingga menarik perhatian konsumen terhadap makanan berbahan baku rebung. G.5. Analisis Kelayakan Usaha

Di sini disajikan analisis usaha secara sederhana dengan asumsi per satu kg keripik dengan 1 kg rebung. Table 1. Analisis Usaha Keripik Rebung Investasi No Bahan- bahan Jumlah Satuan (kg) Total 1. Bahan bahan a) Rebung 200 kg Rp 1500,00 Rp 300000,00 b) Minyak goreng 15 kg Rp 10000,00 Rp 150000,00 c) Mentega 1 kg Rp 50000,00 Rp 50000,00 d) Bawang putih 5 kg Rp 15000,00 Rp 75000,00 e) Garam 1 kg Rp 15000,00 Rp 15000,00 f) Penyedap rasa 0,25 kg Rp 10000,00 Rp 10000,00 2. Labeling dan packaging @ 250 gr 350 bungkus Rp 600,00 @ 40 gr 1000 bungkus Rp 100,00 Tas + sablon 60 biji Rp 3000,00 Total biaya B . Biaya Promosi dan Pemasaran 1 Transportasi 3 orang X Rp 150.000,00 (4 bulan) Rp 2 Komunikasi 3 orang X Rp 25.000,00 (4 bulan ) Rp 3 Promosi (brosur, , dimedia cetak , internet, HP, dan Rp Radio) Rp Total biaya C . Perkiraan Pemasaran KERIPIK: 350 Bungkus/250 gr @ Rp 5500,00 1000 Bungkus/40 @ Rp 1000,00 gr Jumlah D .perkiraan keuntungan yang C (A+B) didapat 2.925.000-(1.225.000,00+ 1.025.000 ) Rp 210000,00 Rp 100000,00 Rp 180000,00 Rp 1.090.000,00 450.000,00 75.000,00 500.000,00 1.025.000,00 Rp 1.925.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 2.925.000,00 Rp 675.000,00

Pengolahan Produk Keripik Rebung Bahan: a) Rebung = 1 1/2 kg b) Minyak goreng = 1 1/2 kg c) Mentega = 0,1 kg d) Garam =1 sdm e) Bawang putih =5 butir f) Bumbu kaldu rasa ayam =1 bungkus g) Air = secukupnya Alat : - Kompor gas 1 buah

5)

8)

- Penggorengan besar 1 buah - Penggorengan kecil 1 buah - Sendok wajan 2 buah - Alat pemotong 4 buah - Siruk 2 buah - Alat Pengiris Rebung 5 buah - Baskom 5 buah - Pisau 2 buah Cara pembuatan : Cara pembuatan keripik rebung adalah sebagai berikut: 1) Rebung yang telah dibuang glugutnya dipotong menggunakan alat tersedia. 2) Rebus rebung yang telah dipotong-potong. 3) Potong rebung tipis-tipis dengan alat yang telah tersedia. 4) Tambahkan garam dan bawang putih yang telah ditumbuk secukupnya. Setelah getah rebung hilang angkat dan tiriskan di bawah terik matahari sampai tidak tampak basah ( bukan kering) 6) Tuangkan Penggorengan dan masukkan minyak goreng beserta mentega secukupnya. 7) Goreng potongan rebung, tuangkan perlahan-lahan sambil dilakukan bolak-balik. Setelah matang atau dihasilkan keripik yang renyah, angkat lalu dinginkan dan dilalukan pengemasan. H. METODE PELAKSANAAN H.1. Tahap Persiapan H.1.1. Survei Survei dilakukan untuk mengetahui minat masyarakat terhadap produk yang akan dihasilkan. Ini sangat penting dilakukan sehingga pemasaran keripik sesuai sasaran yang diharapkan. Survey dilakukan dengan cara interview, yang diawali dari teman-teman sesama mahasiswa di lingkungan kampus, kost atau kontrakan. Survei juga dilakukan kepada ibu-ibu disekitar tempat tinggal, warung-warung sekitar kampus dan kampung. Survei dilakukan sedetail mungkin, kami mencoba menarik perhatian dengan keunggulan produk yang akan dihasilkan. Kandungan serat dan kalium yang tinggi ternyata menjadikan produk murah ini menarik konsumen.Dengan melihat hal ini, maka kegiatan PKMK ini dapat dilaksanakan. H.1.2. Persiapan Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan keripik berbahan baku rebung mudah didapatkan di pasar dengan harga yang ekonomis. Peralatan yang digunakan antara lain : 1. Sabit, Pisau Besar, dan Cangkul Kecil Mengambil rebung dari rumpun bambu tidaklah sulit. Dengan menggunakan pisau besar, sabit, atau alat lain, rebung dapat dipotong pada bagian pangkalnya. Untuk mem

2.

peroleh rebung yang panjang perlu sedikit penggalian. Soblog Pengolahan pertama pada rebung adalah merebusnya untuk menghilangkan getah yang dikandungnya.

3.

Penggorengan Wajan digunakan untuk menggareng keripik rebung. Disarankan menggunakan wajan yang terbuat dari stainless steel, karena akan menghasilkan panas yang maksimal sehingga mempercepat proses produksi

4.

Kompor Kompor digunakan untuk memasak atau menggoreng sebagai penghasil api atau panas. Kompor gas lebih praktis digunakan selain hasil api yang mudah diatur sesuai kebutuhan kompor gas lebih efektif dan ekonomis.

5.

Vacuum Sealer Produk yang sudah jadi jika akan dipasarkan harus dikemas dan udara di dalam kemasan

harus disedot menggunakan vacuum sealer agar mikroba tidak berkembang dan produk akan tahan lama. 6. Timbangan Pengemasan keripik membutuhkan takaran yang akurat dan baku. Karenanya memerlukan timbangan untuk mengukur berat bahan baku dan yang siap saji atau yang akan dikemas. 6. Loyang Loyang digunakan untuk meletakkan keripik yang baru diangkat dari api, loyang sebaiknya terbuat dari plastik. 7. Alat-alat lain Tentunya masih banyak piranti penunjang lainnya dalam proses produksi meskipun dalam skala yang kecil. H.1.3. Persiapan Bahan Baku Persiapan bahan baku dimulai dengan survey harga bahan baku yang tersedia di pasaran. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain : 1. Rebung Untuk mengambil rebung dari rumpun bambu tidaklah sulit Dengan menggunakan pisau besar, sabit, atau alat lain, rebung dapat dipotong pada bagian pangkalnya. Setelah itu, rebung dikupas untuk dibuang glugutnya. Tidak semua rebung dapat diolah menjadi masakan. Bambu janis apus (ping apus dalam bahasa Jawa) merupakan salah satu janis bambu yang tidak dapat diolah menjadi masakan, karena rasanya pahit. Jenis rebung yang memiliki cita rasa enak adalah rebung kuning, rampal/suling,ampel, welet, ori, dan ater. Rebung dari bambu betung memiliki rasa paling enak. Rebung betung berwarna merah cokelat dan subang (ujung kelopak) pada ujung rebung berwarna ungu dilindungi oleh kelopak-kelopak kuat yang berbulu halus.

2.

Bumbu-bumbu

Dalam proses produksi keripik rebung tidak memerlukan banyak bumbu. Bumbu yang digunakan antara lain : bawang putih, bawang merah, garam, penyedap rasa. 3. Air Hampir semua proses memasak memerlukan air, karenanya, air harus bersih dan berasal dari sumber yang kandungan kimianya telah teruji di laboratorium. Di sekitar tempat produksi sendiri terdapat mata air bersih, tentunya dapat menjadi sumber air yang bebas bahan kimia dan baik untuk kesehatan. 4. Minyak Minyak Goreng goreng digunakan untuk menggoreng keripik rebung.

Disarankan menggunakan minyak yang berkualitas agar keripik yang dihasilkan berkualitas baik dan tahan lama disimpan dalam kemasan, karena kerenyahan keripik salah satu ukuran 5. Gas penting terhadap kualitas keripik rebung di mata konsumen.

Proses pembuatan keripik rebung hampir melalui penggorengan, sehingga diperlukan bahan bakar berupa gas. Penggunaan gas akan lebih baik karena pengaturan api akan lebih mudah dan stabil. 6. Mentega Mentega digunakan sebagai campuran minyak goreng untuk mendapatkan keripik yang renyah dan gurih. Selain itu, mentega berfungsi untuk menghasilkan warna H.2. keripik yang bersih dan cerah. Tahap

Pelaksanaan H.2.1. Pembuatan Produk 1. 2. Pengolahan produk keripik rebung Pengemasan produk keripik rebung H.2.2. Analisa Standar Mutu Produk Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa standar mutu produk antara lain: 1. Inspeksi untuk menemukan adanya produk dengan kualitas yang tidak dikehendaki. 2. Pemberian keterangan tentang adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. 3. Penyelidikan untuk mengetahui penyebab penyimpangan sehingga dapat dihindarkan terjadinya kesalahan lagi. H.2.3. Pengemasan Setelah produk keripik rebung jadi, diperlukan pengemasan yang dilakukan menggunakan plastik pembungkus. Produk yang sudah jadi jika akan dipasarkan harus dikemas dan udara di dalam kemasan harus disedot menggunakan vacuum sealer agar mikroba tidak berkembang dan tahan lama.

H.2.4. Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan utama dalam proses produksi keripik rebung. Pemasaran keripik dengan kemasan 40 gr dijual dengan harga Rp 1000 dapat di pasarkan di warung-warung kecil, kantin di sekitar kampus dan bebrapa sekolah di kota Wonosobo. Untuk kemasan 250 gr dijual di koperasi, warung-warung dan toko makanan oleh-oleh di kota Wonosobo. Dalam proses selanjutnya berusaha secepatnya untuk mendapatkan izin Depkes sehingga menjamin bagi konsumen keripik. H.2.5. Promosi Produk Analisis pasar dilakukan setelah 1 minggu pelaksanaan pemasaran. Hal ini dilakukan untuk melihat kondisi keripik yang terjual di pasaran, serta ada tidaknya peningkatan permintaan pasar terhadap produk keripik rebung. Setelah analisis pasar, langkah berikutnya adalah analisis ekonomi sesuai dengan analisis kelayakan usaha yang terdapat dalam gambaran umum rencana usaha. I. JADWAL KEGIATAN Tabel 2. Jadwal Kegiatan Program Kegiatan Bulan Ke1 2 3 4 1. Persiapan Persiapan dan Penetapan lokasi usaha x Persiapan alat dan bahan usaha xx Promosi dan strategi pengadaan usaha xxx Evaluasi tahap pertama x 2. Pelaksanaan Penjaringan konsumen xx xxx Pelayanan dan pemasaran xxx xx Pengembangan usaha dan investasi xxx xx Evaluasi tahap kedua x 3. Kegiatan Bimbingan Pelaporan kegiatan usaha xxx Monitoring dengan evaluasi pelaksanaan usaha Pengembangan usaha berdasarkan hasil monitoring

x xxx

NAMA DAN BIODATA ANGGOTA KELOMPOK 1. KetuaPelaksanaan Kegiatan a. Nama : Yuniyhan Surya Praja b. NIM : 7008017 c. Fakultas / Program Stud : Teknik/ Teknik sipil : Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ) Jawa Tengah di

ggi

Wonosobo e. Waktu untuk kegiatan PKM 2. Anggota Pelaksana a. Nama b. NIM c. Fakultas / Program Studi

: 20 jam/minggu

: Eni Rahmawati : 1107030 : FITK/PAI

ggi

: Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo e. Waktu untuk kegiatan PKM 3. Anggota Pelaksana a. Nama b. NIM : 20 jam/minggu

: Arifin Ahmad : 7008003

ggi

c. Fakultas / Program Stud : Teknik/ Teknik sipil : Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo e. Waktu untuk kegiatan PKM : 20 jam/minggu NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING Dosen pendamping 1. Nama Lengkap dan Gelar : Wiji Lestarini, ST, MT. 2. Golongan Pangkat dan NIP 3. Jabatan Fungsional 4. Jabatan Struktural 5. Fakultas/Program Studi 6. Perguruan Tinggi Tengah di Wonosobo. : Teknik Sipil : 10 jam/minggu : 1940902074 : LEKTOR : Kepala ProDi Tek. Sipil : Teknik Siipil : Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ) Jawa

7. Bidang Keahlian 8. Waktu untuk kegiatan PKM J. BIAYA Rencana Anggaran Biaya

Tabel 3. Rincian Anggaran Biaya Pembuatan Keripik Rebung No (1) I URAIAN (2) Bahan Habis Jumlah (3) Satuan (4) Harga/satuan (Rp) (5) Sub Jml (Rp) (6) TOTAL (Rp) (7)

Pakai Rebung Minyak goreng Bawang putih Garam Gas elpiji Bumbu rasa daging ayam Plastik kemasan @ 40 gr Plastik kemasan @ 250 gr II Peralatan Penunjang Penggorengan besar Sendok Penggorengan Kompor Gas Vacum sealer Timbangan Loyang ukuran besar Loyang sedang Ember Pisau Baskom III Transportasi Lokal Biaya Pemasaran IV Biaya administrasi & ATK Surat menyurat Telepon/pulsa Kertas HVS Flasdisk Amplop 3 3 3 1 1 paket orang rim buah dos 20.000 60.000 30.000 80.000 12.500 60.000 180.000 90.000 80.000 12.500 3 1 orang paket 100.000 250.000 300.000 250.000 550.000 2 3 1 1 1 5 5 3 4 3 buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah 200.000 20.000 800.000 250.000 50.000 50.000 30.000 15.000 20.000 20.000 400.000 60.000 800.000 250.000 50.000 250.000 150.000 45.000 80.000 60.000 2.145.000 300 15 3 2 1 40 10 kg kg kg kg buah bungkus pak 1500 11.000 15.000 15.000 82.500 1.000 5.000 450.000 165.000 45.000 30.000 82.500 40.000 50.000

10

pak

10.000

100.000

962.500

Scan gambar Tinta print Cetak label V Pelaporan Biaya pengetikan Biaya penggandaan, Penjilidan Pembuatan poster TOTAL BIAYA

1 2 1 100 10

paket buah paket lembar eksemplar

80.000 30.000 230.500 1.000 25.000

80.000 60.000 230.000 100.000 250.000 792.500

lembar

600.000

600.000

950.000 5.400.000

You might also like