You are on page 1of 44

Studi Kelayakan Bisnis.

.S.K.B.
DR. ADNYANA SUDIBYA
igasui@yahoo.co.id

Bahan Ajar Studi Kelayakan Bisnis

STUDI KELAYAKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA 2009

DAFTAR ISI
Content and Stage Feasibility Study.

Materi ini dilengkapi dengan lampiran Reading yang diunduh dari sumber google.Lampiran tsb. merupakan satu kesatuan dari isi kuliah SKB ini untuk memperdalam penguasaan materi SKB..

1.PENDAHULUAN(1). 1.1.Bisnis : 1.1.1.Teori HuGes dan Kapoor(1),1.1.2. Teori Brown dan Pretrello,(1) 1.1.3. Trend Bisnis(1) 1.1.4. Pentingnya Bisnis(3). 1.2. Kelayakan Bisnis : 1.2.1.Konsep Kelayakan.(4) 1.2.2. Kelayakan Bisnis.(5). 1.3. Studi kelayakan Bisnis (6): 1.4. Tujuan Studi Kelayakan(9): 1.5. Aspek Studi Kelayakan Bisnis (10) : 1.5.1. Aspek Teknik( 11), 1.5.2. Aspek Pasar.( 13) 1.5.3. Aspek Manajemen.(15) 1.5.4. Aspek Finansial(17), 1.6.Penilaian Kelayakan Bisnis : (1)1.6.1. Payback Period(19) ARR(20),1.6.3. NPV(20),1.6.4.P.I (21).,1.6.5.IRR(22)., 1.7.Tahapan Studi Kelayakan Bisnis(23): 1.8. Fokus Utama Studi Kelayakan Bisnis(24).: 1.8.1.Kebutuhan dan Sumber Dana(25), 1.8.2.Cash Flow(27), 1.8.3.Cost of Capital(32) ,1.8.4. Interest During Contruction (33), 1.8.5. Peramalan dan Metodenya (34),1.8.6.Resiko Investasi (38). .Reading : Keunggulan NPV(Lampiran).

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

1. PENDAHULUAN. 1.1. Bisnis 1.1.1. Teori Hughes dan Kapoor Bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Orang yang berusaha menggunakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko, dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut entreprenaur. Untuk menjalankan kegiatan bisnis maka entreprenaur harus mengkombinasikan empat macam sumber yaitu: material, human, financial dan informasi. 1.1.2. Teori Brown dan Petrello

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Menyatakan bahwa bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba. Laba ialah penerimaan bisnis yang jumlahnya lebih besar daripada biaya yang sudah diperhitungkan untuk menghasilkan barang dan jasa. 1.1.3. Trend Bisnis. Perkembangan bisnis yang dikenal saat ini merupakan bisnis berskala global. Di dalam Pengantar Bisnis diuangkapkan bahwa, pada masa lalu, kegiatan bisnis ini dilakukan pada tingkat keluarga secara tertutup. Keluargakeluarga pada saat itu menanam tanaman guna memenuhi kebutuhan bahan makanan, membuat pakaian sendiri, membuat rumah sendiri dengan bantuan tetangga dan sebagainya. Usaha mereka terbatas hanya pada bidang yang

sangat kecil. Pada saat itu belum terpikirkan oleh mereka untuk membuat usaha yang bersifat komersial, dengan meminjam modal untuk produksi berskala besar. Kemudian muncul revolusi industri yang membawa perubahan secara drastis dan sangat penting. Adanya mesin uap menimbulkan perubahan pada pertanian yang tadinya menggunakan bajak, dengan tenaga sapi, kerbau, sekarang diganti dengan traktor dan buldozer yang bertenaga luar biasa.

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Kemudian muncul pula tenaga kerja yang mulai menerima upah, dengan demikian penghasilan keluarga bertambah dan mereka mampu membeli barang lain, yang dibuat oleh orang lain pula. Akhirnya ekonomi bertumbuh pesat dan memberi peluang berkembangnya pabrik pabrik, perdagangan besar, perdagangan eceran dan perusahaan jasa baik perorangan ataupun persekutuan dengan menggunakan skill, teknologi dan sistem manajemen yang semakin efisien. Sekarang ini dalam zaman globalisasi, dunia yang transparan dapat dilihat bagaimana hebatnya persaingan bisnis perusahaan nasional,

multinasional, perang ekonomi lewat perdagangan antar bangsa, yang berebut menguasai pasar dunia dalam bidang barang dan jasa, juga dapat dilihat bagaimana hebatnya perang dagang / ekonomi antara Jepang dan Amerika dalam menguasai pasar barang barang elektronik, jam, kamera dan film, serta mobil.Demikian pula antara Jepang dan Korea Selatan, yang berebut menguasai pasar mobil di Indonesia. Oleh sebab itu, negara kita jangan sampai ketinggalan, hanya menjadi bahan rebutan pasaran negara asing saja. Harus dimulai mengembangkan dan mencurahkan perhatian untuk tanggap akan informasi bisnis, sebagai orang orang bisnis yang jeli dan terampil, bukan hanya laki laki saja, tetapi juga kaum wanitanya sebagai wanita pengusaha. Semakin banyak kita mengetahui

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

seluk beluk dunia bisnis, semakin banyak peluang kita untuk berhasil dan menggali keuntungan dari pengalaman pengalaman tersebut. 1.1.4. Pentingnya bisnis ? Bisnis dianggap penting karena konsep bisnis mengandung arti pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan pencarian keuntungan untuk kelangsungan hidup, bisnis dan kehidupan. Dalam buku Pengantar Bisnis diungkapkan, bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan yang serba beraneka, dan kebutuhan ini harus dipenuhi, yaitu berupa kebutuhan akan makanan, pakaian dan perumahan, dalam istilah populernya, kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, mulai dari bentuk sederhana, sampai ke bentuk yang mewah, canggih dan sangat mahal dengan segala perlengkapannya. Semua kebutuhan ini dipenuhi melalui kegiatan bisnis. Jadi salah satu tujuan utama dari bisnis ialah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan (needs dan wants) manusia. Tujuan lain dari bisnis ialah memperoleh keuntungan , sehingga mereka berani memikul resiko menanam modal dalam kegiatan bisnis. 1.2. Kelayakan Bisnis. 1.2.1. Konsep Kelayakan. Konsep kelayakan di bidang bisnis diukur dari return yang lebih besar di masa yang akan datang dikaitkan dengan penanaman modal yang dilakukan.

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Return ini selalu dihubungkan dengan konsep waktu, yaitu kapan sebuah investasi menghasilkan pengembalian investasi yang ditanamkan. Oleh sebab itu konsep kelayakan itu diletakkan pada pengertian : (1) berapa perkiraan pendapatan di masa datang, (2) berapa perkiraan biaya yang dihabiskan selama masa tersebut, (3) berapa tingkat keuntungan yang dihasilkan (4) berapa lama keuntungan tersebut dapat mengembalikan investasi yang ditanamkan. Melekatnya konsep waktu dalam dimensi kelayakan menekankan pentingnya pemahaman dan pengenalan metode peramalan, atau metode memperkirakan pendapatan di masa datang, atau memperkirakan biaya yang dihabiskan. Umumnya istilah ini dikenal dengan expected revenue, atau expected expense. Istilah lain yang sering dipergunakan adalah income projection, cost dan expense projection, cash flow projection dan lain sebagainya. Terminologi ini tidak baku karena lebih banyak menggunakan standar konsep general accepted accounting principle (prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum) 1.2.2. Kelayakan Bisnis. Kelayakan bisnis adalah sebuah konsep penilaian terhadap kemampuan investasi di dalam menghasilkan pendapatan. Investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk memulai usaha, membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil dan sebagainya) atau aktiva

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

keuangan (saham, obligasi, reksadana, wesel dan sebagainya) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Gitman (2000) berpendapat bahwa investasi (jangka panjang) atau pengeluaran modal (capital expenditure) adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan datang, dua tahun atau lebih. Pengeluaran yang manfaatnya akan diterima dalam waktu satu tahun atau kurang disebut pengeluaran operasi (operating or revenue expenditure). Harianto dan Sudomo (1998) menyatakan bahwa investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari assets selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan peningkatan nilai investasi. Sedangkan Suratman (2001) menyebutkan bahwa investasi pada prinsipnya adalah penggunaan sumber keuangan atau usaha dalam waktu tertentu dari setiap orang yang menginginkan keuntungan darinya. Narendra (2004) berpendapat bahwa investasi merupakan kegiatan penanaman modal yang dilakukan oleh individu atau kelompok (badan) dengan tujuan mencari keuntungan. Selain itu, investasi merupakan kegiatan pembelanjaan untuk meningkatkan benefit (Sudibya, 2004).

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Dari beberapa tinjauan atas pengertian yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa bisnis membutuhkan investasi, dan oleh karena itu dapat merupakan kegiatan yang dikategorikan sebagai penggunaan sumber dana pada saat sekarang untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang. Seberapa lama investasi dalam bisnis tersebut menghasilkan return (pengembalian), dan seberapa besar dana yang dihasilkan itu dibdaningkan dengan nilai investasi dapat disebut dengan kelayakan bisnis. 1.3. Studi Kelayakan Bisnis Dari beberapa buku teks/refrensi, studi kelayakan ditulis dengan judul studi kelayakan proyek, studi kelayakan investasi, studi pembiayaan investasi proyek, dan ada juga yang menulis dengan tajuk studi kelayakan bisnis. Umar (2003) membedakan pengertian studi kelayakan bisnis dengan studi kelayakan proyek. Proyek diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Pengertian ini memberi perspektif yang berbeda dengan studi kelayakan bisnis. Sebab, studi kelayakan bisnis merupakan pengkajian (research, analyisis dan decision) terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak bisnis yang dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan. Namun demikian setiap rencana bisnis tidak terhindarkan

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

10

masuknya konsep proyek. Oleh karena itu, konsep dan istilah proyek dalam studi kelayakan bisnis, harus diletakkan sebagai bagian dari bisnis. Sebab, investasi di bidang bisnis, sering diartikulasikan dengan istilah proyek. Maksudnya, bisnis memerlukan adanya investasi proyek yaitu upaya menanamkan faktor produksi langka pada proyek tertentu (baru atau perluasan), pada lokasi tertentu, dalam jangka menengah atau panjang (Sutojo, 2002). Masih menurut Sutojo, dikemukakan bahwa faktor-faktor produksi tersebut dapat berbentuk antara lain : (1) dana, (2) kekayaan alam, (3) tenaga ahli dan terampil, (4) teknologi tingkat madya atau tingkat tinggi. Pemerintah juga melakukan investasi, akan tetapi berbeda dengan investasi perusahaan, yang mendasarkan investasi untuk tujuan mencari untung, investasi pemerintah didasarkan kepada pertimbangan lain, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, investasi pemerintah selalu dinamakan investasi sosial karena kebanyakan dari pembelanjaan investasinya digunakan untuk menciptakan modal tetap sosial atau social overhead capital. Investasi seperti itu meliputi jalan raya, pelabuhan dan irigasi, mendirikan sekolah dan rumah sakit (Sudibya, 2004). Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh sebab itu perlu dilakukan studi kelayakan secara hati-hati untuk menghindari kerugian dalam

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

11

jangka panjang. Sutojo (2002) berpendapat bahwa ada beberapa manfaat yang ingin dicapai para investor dalam melakukan kegiatan investasi, yaitu : (1) manfaat finansial, seperti memperoleh keuntungan, atau likuiditas keuangan, (2) manfaat makro ekonomi, misalnya menigkatkan jumlah perdagangan ekspor, menciptakan lapangan kerja baru, penghematan pengeluaran devisa, (3) manfaat politis, sosial, budaya dan sebagainya. Menurut Sutojo (2000) ada beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk menilai apakah rencana investasi proyek cukup sehat, yaitu : (1) jenis dan jumlah manfaat yang dapat diperoleh dari investasi proyek pada masa yang akan datang, misalnya, manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah peningkatan keuntungan, peningkatan efisiensi operasi bisnis, penurunan harga pokok penjualan produk, peningkatan mutu produk, (2) adanya kemungkinan menyewa barang modal (leasing, hire purchase), (3) jumlah dana yang diperlukan untuk investasi proyek, dibdaningkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Hal itu diperlukan terlebihlebih karena jumlah dana yang diperlukan secara absolut atau dalam jumlah persentase dari seluruh harta yang dimiliki perusahaan cukup besar,(4) kemungkinan mendapat bantuan keuangan dari dalam (misalnya penerbitan saham baru atau pinjaman pemegang saham), atau dari luar perusahaan (misalnya kredit bank) dengan biaya dan persyaratan yang memadai, (5) berbagai macam konsekwensi yang dihadapi perusahaan sebagai akibat dari

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

12

keputusan mereka melakukan investasi atau memilih peralatan produksi tertentu, termasuk teknologi yang dipergunakan untuk mengoperasikan perlatan produksi tersebut. 1.4. Tujuan Studi Kelayakan Tujuan studi kelayakan adalah melaporkan dapat tidaknya suatu proyek (biasanya meruapakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan dan Muhammad, 2000). Menurut Sofyan (2003), konsep studi kelayakan adalah alat yang secara sadar dirancang untuk merealisasikan temuan-temuan baru atau usaha-usaha baru dan pengembangan dari usaha yang sudah ada secara obyektif didasarkan pada penilaian yang didukung oleh data yang lengkap dan dijamin keabsahannya, serta dikaji dan dibahas oleh para ahli yang memiliki kompetensi untuk tujuan tersebut. Hasil dari suatu studi kelayakan bisnis adalah laporan tertulis, yang menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak direalisasikan (Sutojo, 2000). Jadi studi kelayakan bertujuan untuk mengetahui apakah suatu rencana bisnis layak atau tidak untuk direalisasikan. 1.5. Aspek Studi Kelayakan Aspek studi kelayakan bisnis terdiri dari pilar empat sehat, yaitu sehat finansial, sehat pemasaran, sehat aspek produksi, dan sehat aspek sumber daya manusia. Dari semua kebijakan yang diambil oleh manajemen, kinerja keuangan yang mampu menampilkan ikhtisar konsekuensi ekonomi terukur,

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

13

sehingga aspek keuangan tetap menjadi elemen penilaian paling penting ( Haming dan Basalamah, 2003). Menurut Sutojo (2002), hal-hal yang perlu dikaji dalam studi kelayakan proyek meliputi empat aspek utama, yaitu : pasar, teknis, manajemen, finansial. Namun demikian pengkajian aspek-aspek dalam studi kelayakan tidak selalu dilakukan secara keseluruhan, tergantung dari jenis proyeknya. Proyek investasi dapat berupa proyek pengembangan dan proyek baru. Proyek pengembangan tidak perlu dilakukan pengkajian semua aspek, sementara itu proyek baru sangat perlu pengkajian seluruh aspek. Husnan dan Muhammad (2000) berpendapat bahwa ada enam aspek dalam studi kelayakan, yaitu : (1) aspek pasar dan pemasaran, (2) aspek teknis dan produksi, (3) aspek keuangan, (4) aspek manajemen, (5) aspek hukum, (6) aspek ekonomi dan sosial. Untuk proyek besar, semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam, tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak semua aspek perlu diteliti. Umar (2003) berpendapat bahwa ada 9 aspek dalam studi kelayakan, yaitu : (1) aspek pemasaran, (2) aspek teknik dan teknologi, (3) aspek manajemen, (4) aspek sumber daya manusia, (5) aspek keuangan, (6) aspek politik, ekonomi dan sosial, (7) aspek lingkungan industri, (8) aspek yuridis (legal), (9) aspek lingkungan hidup Berdasarkan pendapat diatas, aspek yang digunakan dalam buku ajar ini hanya mencakup aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, manajemen, dan

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

14

keuangan karena memiliki implikasi langsung terhadap aspek keuangan, meskipun aspek-aspek lain memiliki implikasi tapi tidak terlalu materiality. 1.5.1. Aspek Teknis. Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini dapat diketahui rancangan awal penafsiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Menurut Sutojo (2002 : 71), aspek teknis meliputi : 1) pemilihan lokasi yang meliputi: faktor kelancaran pemasaran produk, faktor kelancaran dan efisiensi pengadaan bahan baku, kondisi infrastruktur publik dan lingkungan sosial, serta rencana pembangunan pemerintah pusat dan daerah, 2) pemilihan letak proyek, meliputi biaya pengadaan tanah, kelancaran pemasaran produk, perbdaningan kondisi infrastruktur publik dan suasana sosio ekonomis masing-masing tempat, dan biaya yang harus ditanggung dalam persiapan dan pembangunan proyek di masing-masing tempat. Penentuan lokasi proyek penting dilakukan karena terkait erat dengan fasilitas pendukung setelah proyek berjalan. Menurut Husnan dan Muhammad (2000) ada dua variabel yang diperlukan dalam pemilihan lokasi yaitu variabel primer dan sekunder. Variabel primer antara lain ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, tenaga kerja dan fasilitas transportasi. Sedangkan variabel sekunder meliputi

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

15

derajat keringnya tanah dan kemapuan tanah menyangga bangunan, mempunyai keamanan dan perlindungan kebakaran yang baik, cukup tersedia angin untuk mengeluarkan asap pabrik (jika ada) dari daerah pemukiman, cukup dekat dengan sistem transportasi masyarakat. Umar (2003) berpendapat bahwa aspek teknis meliputi : (1) pemilihan strategi produksi, (2) pemilihan dan perencanaan produk, (3) rencana kualitas, (4) pemilihan teknologi, (5) pencana kapasitas produksi, (6) perencanaan letak pabrik, (7) perencanaan tataletak (layout), (8) perencanaan jumlah produksi, (9) manajemen persediaan, (10) pengawasan kualitas produk 1.5.2. Aspek Pasar. Secara umum pasar adalah tempat berlangsungnya pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli. Pendapat lain menjelaskan bahwa pasar adalah sekumpulan pembeli aktual dan potensial sebagai produk. Sukirno (2002) mendefinisikan pasar sebagai suatu institusi yang pada umumnya tidak berwujud secara fisik, yang mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang. Suatu pasar timbul karena adanya permintaan dan penawaran akibatnya muncul peluang pasar, pesaing serta pangsa pasar yang harus diraih oleh si penjual atau produsen. Potensi pasar harus dilihat dan dievaluasi sebelum produk itu ada. Potensi pasar akan menentukan posisi ada tidaknya pasar yang akan dimasuki serta tingkat harga yang ditawarkan. Menurut Stanton dalam Umar (2003),

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

16

pasar merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Kottler (2002) berpendapat bahwa secara tradisional pasar adalah tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang. Para ahli ekonomi menggambarkan pasar sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sebuah produk atau produk kelompok tertentu (pasar perumahan atau bahan makanan). Menurut Sutojo (2002), fokus evaluasi aspek pasar dan pemasaran produk yang akan dihasilkan proyek yang akan dibangun meliputi : 1. Memperoleh gambaran apakah pada masa yang akan datang, terdapat cukup permintaan pasar yang dapat menyerap barang atau jasa yang akan dihasilkan. 2. Memperoleh gambaran bagaimana suasana persaingan di pasar pada masa yang akan datang, siapa saja perusahaan pesaing, dan apakah produk yang akan dihasilkan mampu memperoleh pangsa pasar ( market share yang memadai) 3. Memperoleh gambaran tentang prospek pengembangan faktor ekstern perusahaan yang dapat mempengaruhi permintaan produk dan suasana persaingan di pasar.

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

17

Umar (2003) berpendapat ada tiga kegiatan yang dilakukan perusahaan setelah pemilihan ciri-ciri pasar bagi rencana produk, yaitu : 1. Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada dasarnya 2. Kajian untuk mengetahui hal-hal utama dari konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku, serta kepuasan mereka atas produk-produk sejenis. 3. Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran Permintaan merupakan jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran diartikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga (Umar, 2003). 1.5.3. Aspek manajemen Aspek manajemen juga merupakan aspek yang penting karena tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang jujur, dedikatif dan profesional, suatu proyek tidak akan berhasil untuk dilaksanakan. Menurut Sutojo (2002), aspek manajemen meliputi : 1) Kebutuhan tenaga kerja, yaitu rencana kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan pada tahap pra-produksi, kebutuhan pada tahap operasional. 2) Sumber pengadaan tenaga kerja yang berasal dari induk atau anak perusahaan, daerah sekitar lokasi dan tempat proyek, serta sumber

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

18

tenaga kerja international-individual expert, sub-contracting, technical assistances, management assistances. 3) Program training, meliputi: intensitas pelaksanaan program training teknis/ keterampilan (untuk seluruh bagian atau hanya untuk seksi-seksi tertentu), peserta training (tenaga kerja langsung, supervisor, manajer), pelaksanaan training oleh lembaga pendidikan teknis atau oleh proyek itu sendiri dengan mendatangkan tenaga pelatih, atau perusahaan mendirikan unit pendidikan sendiri (untuk proyek-proyek besar), waktu penyelenggaraan training, dan komponen biaya training (gaji, dan jaminan sosial karyawan selama training, biaya perjalanan, makan dan akomodasi, training fee, tenaga pengajar, dan training materials. Menurut Husnan dan Muhammad (2000) aspek manajemen meliputi manajemen pembangunan proyek dan manajemen operasi proyek. Manajemen pembangunan proyek mengulas tentang perencanaan pelaksana proyek, sistem dan jadwal pelaksanaan proyek, pengkaji masing-masing aspek, dsb. Sementara manajemen operasi mengemukakan tentang bentuk organisasi / badan usaha yang dipilih struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan serta ketenagakerjaan. Menurut Umar (2003) aspek manajemen meliputi

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan (actuating), dan pengendalian (controling). Sementara aspek sumber daya manusia meliputi :

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

19

1. Perencanaan SDM, misalnya memilih manajer proyek, memilih tim proyek. 2. Analisis pekerjaan yang merupakan suatu proses untuk menentukan isi suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dijelaskan kepada orang lain. 3. Rekruitmen, seleksi, dan orientasi Rekrutmen merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyakbanyaknya calon tenaga kerja yang sesuai dengan lowongan yang tersedia. Seleksi pada dasarnya merupakan usaha yang sistematis yang dilakukan guna lebih menjamin bahwa mereka yang diterima adalah mereka yang dianggap paling tepat dengan kriteria yang telah ditetapkan serta jumlah yang dibutuhkan. Orientasi merupakan tahap untuk memperkenalkan pegawai baru kepada situasi kerja dan kelompok kerjanya yang baru. 4. Produktivitas, yaitu sebagai perbdaningan antara hasil (output) yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). 5. Pelatihan dan pengembangan

6. Prestasi kerja 7. Kompensasi 8. Perencanaan karier

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

20

9. Keselamatan dan kesehatan kerja 10. Pemberhentian 1.5.4. Aspek finansial Evaluasi aspek keuangan rencana investasi proyek menurut Sutojo (2002) mencakup beberapa hal berikut : 1. Penyusunan anggaran investasi, yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan proyek 2. Struktur pembiayaan proyek yang akan dibangun 3. Perkiraan jumlah standar biaya produksi 4. Kemampuan proyek menghasilkan keuntungan 5. Analisis Break Even Point Husnan dan Muhammad (2000) berpendapat ada lima metode yang biasa digunakan untuk menilai aspek keuangan, yaitu : 1. Metode Average Rate of Return 2. Metode Payback period 3. Metode Net Present Value 4. Metode Internal Rate of Return 5. Metode Profitability Index Menurut Umar (2003 : 178), aspek keuangan meliputi : 1. Kebutuhan dana dan sumbernya

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

21

2. Aliran kas 3. Biaya modal 4. Initial dan operational cashflow 5. Analisis Kepekaan (Sensitivity analysis) 6. Penilaian dan pemilihan investasi Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membdaningkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus ( Umar, 2003). 1.6. Penilaian Kelayakan (Feasibility Study) Menurut Sutojo (2000), penilaian kelayakan dapat dilakukan dengan mempergunakan dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode discounted cash flow. Dalam metode konvesional dipergunakan dua macam tolak ukur profitabilitas, yaitu : Payback Period dan Average Rate of Return, sedangkan dalam metode discounted cash flow dipergunakan tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu : Net Present Value, Internal Rate of Return dan Profitability Index.

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

22

Pada umumnya terdapat lima metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu : 1.6.1. Payback Period (PP) Menurut Umar (2003), Payback Period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan

menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows). Adapun rumus Payback Period adalah sebagai berikut : Payback Period (2) Keterangan : I0 CF = Investasi awal = Proceeds / kas masuk bersih =
I0 1 tahun. CF

...

Kriteria Penilaian : Jika hasil perhitungan payback period lebih cepat dari maksimum payback period, maka usulan investasi dapat diterima. 1.6.2. Average Rate of Return (ARR) Menurut Bambang Riyanto (2001), metode Average Rate of Return atau Accounting Rate Return menunjukkan persentase keuntungan netto sesudah pajak dihitung dari average investment atau initial investment. Apabila ARR lebih besar daripada minimum accounting rate of return maka usul investasi tersebut dapat diterima. Sebaliknya kalau lebih kecil, usulan

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

23

investasi tersebut ditolak. Adapun rumus untuk menghitung ARR adalah sebagai berikut : ARR =
EAT I0

.(3)

1.6.3. Net Present Value (NPV) Merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan dengan rumus : NPV =

(1 + K )
t =1

CFt

I 0 .(4)

Keterangan : CFt = aliran kas pertahun pada periode t I0 = Investasi awal K = suku bunga (discount rate) Kriteria Penilaian : Jika NPV > 0, usulan proyek diterima Jika NPV < 0, usulan proyek ditolak Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walaupun usulan proyek diterima atau ditolak. 1.6.4. Profitability Index (PI)

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

24

Menurut Sutojo (2002) profitability index atau benefit-cost ratio proyek adalah cara lain lagi untuk mengukur profitabilitas rencana investasi barang modal. Dalam metode ini dihitung perbdaningan antara jumlah seluruh present value cash inflows yang akan dikumpulkan proyek, dengan jumlah dana yang diperlukan untuk membangun proyek tersebut. Adapun rumus untuk menghitung PI adalah sebagai berikut : Profitability Index =
PV Pr oceeds (5) I0

Jika PI bernilai positif, maka investasi layak untuk dijalankan. Sebaliknya jika bernilai negatif, investasi tidak layak untuk dijalankan. 1.6.5. Metode Internal rate of Return (IRR) Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal. Rumus :
I0 =
t =1 n

CFt (1 + IRR ) t

.......

(6) Keterangan : t n I0 = tahun ke = jumlah tahun = Investasi awal

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

25

CF IRR

= arus kas bersih = tingkat bunga yang dicari harganya

Kriteria Penilaian : Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari Rate of Return yang ditentukan maka usulan investasi dapat diterima. 1.7. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis. Evaluasi kelayakan rencana investasi proyek atau bisnis dilakukan dalam dua tahap (Sutojo, 2002), yaitu : 1. Evaluasi pendahuluan (pre- evaluation study) Evaluasi pendahuluan bertujuan untuk mencari tahu apakah ada faktor atau faktor- faktor penghambat kritis (the critical factors) yang dapat menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang akan dibangun. Keputusan yang dapat diambil dari hasil evaluasi pendahuluan dapat berupa pembatalan rencana investasi atau meneruskan evaluasi rencana investasi proyek ke tahap berikutnya, yaitu studi kelayakan proyek. Pembatalan rencana investasi dilakukan apabila diketahui bahwa faktor kritis yang bakal menghambat jalannya operasi proyek, kemungkinan besar tidak dapat diatasi. Faktor penghambat tersebut biasanya berupa hambatan pemasaran produk yang akan dihasilkan proyek, atau hambatan teknis/ teknologi. 2. Studi kelayakan proyek

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

26

Fokus utama studi kelayakan proyek terpusat pada empat aspek, yaitu : 1) Pasar dan pemasaran barang atau jasa yang akan dihasilkan proyek 2) Produksi teknis dan teknologis 3) Manajemen dan sumber daya manusia 4) Keuangan dan ekonomi Aspek- aspek yang menjadi fokus evaluasi dalam studi kelayakan rencana investasi proyek tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain. Dengan demikian dalam mengevaluasi aspek penelitian tertentu, para pelaksana studi kelayakan proyek tidak boleh mengabaikan hasil temuan aspek yang lain. Kesimpulan tentang kelayakan proyek yang direncanakan harus didasarkan pada integrasi hasil temuan semua aspek. 1.8. Fokus Utama Studi Kelayakan Bisnis. Fokus utama dalam studi kelayakan bisnis adalah aspek keuangan karena keputusan kelayakan bisnis (feasible) bertumpu pada alur keuangan. Aspek studi kelayakan lainnya, harus memberi data yang mendukung aliran keuangan tersebut. Misalnya, ketika sebuah proyek hotel menetapkan room rate per day sama dengan $ 69, maka aspek pasar dan pemasaran harus mampu memberi dasar kajian yang kuat mengenai harga jual tersebut, dan bagaimana menjualnya. Demikian juga ketika hotel memproyeksikan kenaikan pendapatan pertahun, misalnya 20% dengan kenaikan tarip kamar $5 setiap tahun, proyeksi

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

27

dan perkiraan angka tersebut harus disertai dengan kajian peramalan yang memiliki asumsi akurat. Demikian sebaliknya, jika ditetapkan nilai investasi kamar hotel dinyatakan sebesar Rp.2.500.000,- per meter persegi maka nilai investasi tersebut harus didukung dengan data perhitungan dari aspek teknik dan produksi yang real dan akurat. Begitu juga terhadap biaya operasional, proyek harus mampu mendeskripsikan satuan biaya yang harus dikeluarkan secara lengkap dan terinci berdasarkan kajian dari seluruh aspek studi kelayakan yang dilakukan. Oleh sebab itu, berdasarkan deskripsi diatas dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan merupakan fokus utama yang menjadi insprirasi untuk melakukan studi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan produksi, aspek manajemen dan organisasi, dan aspek ekonomi lainnya. Fokus utama aspek keuangan memerlukan perhitungan yang berhubungan dengan sub aspek keuangan sebagai berikut : 1.8.1. Kebutuhan dan sumber dana Untuk melaksanakan suatu proyek tentu diperlukan dana yang cukup besar agar dapat mendukung keberhasilan dari proyek tersebut. Selanjutnya pemilihan sumber dana pada dasarnya bertujuan untuk memilih sumber dana yang pada akhirnya bisa memberikan kombinasi dengan biaya terendah, dan tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi proyek atau perusahaan yang

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

28

mensponsori proyek tersebut. Menurut Husnan dan Muhammad ( 2000 : 194) ada enam sumber dana yang utama, yaitu : modal sendiri, saham biasa atau saham preferen, obligasi, kredit bank, leasing, dan project finance. Selanjutnya menurut Sutojo (2002), jumlah dana yang diperlukan untuk membangun dan mengoperasikan proyek dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Dana yang dibutuhkan untuk membiayai pengadaan barang modal atau modal tetap (fixed investment) . Merupakan dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan pra-investasi, pengadaan tanah, infrastruktur, gedung dan prasarana bangunan, mesin dan peralatan, kendaraan, sarana telekomunikasi, meubel dan perlatan kantor lainnya, produksi percobaan dan bunga kredit selama pembangunan proyek (interest during construction). Pada pos modal tetap mana anggaran

investasi terpusat, ditentukan oleh bidang usaha atau sektor usaha proyek masing-masing (Sutojo, 2002). b. Dana yang dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan modal kerja awal neto (net initial working capital). Merupakan dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi proyek setelah pembangunannya selesai. Pada banyak sektor usaha, dana tersebut dipergunakan untruk membiayai persediaan bahan baku dan bahan

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

29

pembantu, piutang dagang dan persediaan uang di kas kantor perusahaan dan di bank (Sutojo, 2002 : 102). Menurut Husnan dan Muhammad (2000), ada dua jenis kebutuhan dana, yaitu : 1) Kebutuhan dana untuk aktiva tetap yang diperlukan untuk investasi bisa diklasifikasikan sebagai berikut : a) aktiva tetap berwujud seperti biayabiaya pendahuluan dan bangunan, b) aktiva tetap tidak berwujud seperti biaya-biaya pendahuluan dan biaya sebelum operasi. Untuk menaksir kebutuhan dana aktiva tetap, digunakan informasi tentang kebutuhan fisik dan harga-harga. 2) Kebutuhan dana untuk modal kerja, meliputi : kas, surat berharga, piutang, persediaan, dsb. Lebih lanjut dikatakan bahwa kebutuhan fisik dapat didasarkan atas rancangan garis besar dan spesifikasi yang belum lengkap atau didasarkan atas pengalaman dengan proyek yang sama atau agak berbeda di tempat lain. Sementara itu, harga didasarkan atas harga yang masih berlaku, harga di waktu lalu maupun perkiraan harga. 1.8.2. Aliran kas (Cash Flow) Arus kas sangat penting untuk diperhatikan karena kelayakan sebuah rencana investasi diukur pada nilai sekarang arus kasnya. Kesimpulan terhadap kelayakan investasi tergantung pada kemampuan dalam melakukan penaksiran

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

30

terhadap arus kas yang akan diterima dan dikeluarkan pada waktu yang akan datang sepanjang usia ekonomis proyek. Laporan arus kas adalah laporan yang menjelaskan dampak aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode akuntansi (Brigham dan Houston, 2001). Laporan ini memisahkan aktivitas menjadi tiga kategori, yaitu : 1) Aktivitas operasi, yang mencakup laba bersih, penyusutan, dan perubahan aktiva lancar serta kewajiban lancar selain kas dan utang jangka pendek. 2) Aktivitas investasi, yang mencakup investasi dalam atau menjual aktiva tetap. 3) Aktivitas pembiayaan, yang mencakup kas yang diperoleh selama tahun berjalan dengan menerbitkan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang atau saham termasuk pembayaran deviden atau kas yang digunakan untuk pembelian kembali saham atau obligasi. Menurut Brigham dan Houston (2001) langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasi arus kas proyek, pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih tahunan setelah proyek dijalankan, hal ini disebabkan karena banyaknya variabel, individu, dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini. Langkah awal dalam estimasi arus kas adalah mengidentifikasi arus kas yang relevan, yaitu arus kas khusus yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan. Husnan dan

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

31

Muhammad

(2000),

juga

mengatakan

bahwa

komponen

aliran

kas

dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu : 1) Aliran kas permulaan (Initial Cashflow) Aliran kas permulaan merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk investasi (outlay) pada awal periode. 2) Aliran kas operasional (Operastional Cashflow) Merupakan aliran kas yang timbul selama opersai proyek. Adapun cara menaksir aliran kas operasional yang benar adalah : Laba setelah pajak ditambah penyusutan dan bunga yang dikalikan dengan (1-t). 3) Aliran kas terminal (Terminal Cashflow) Pada umunya terdiri dari aliran kas yang diperoleh pada waktu proyek tersebut berakhir. Pada umunya initial cashflow bernilai negatif, sedangkan operational cashflow dan terminal cashflow bernilai positif. Aliran kas tersebut harus dinyatakan dengan dasar setelah pajak. Menurut Haming dan Basalamah (2003) arus kas dapat dibedakan dari tiga sudut pandang, yaitu : 1) Menurut jenis transaksi kas : a) Arus kas keluar (cash outflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas. Arus kas keluar dapat digolongkan menjadi :

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

32

1. Pengeluaran investasi, yaitu arus kas yang ditujukan untuk membiayai kegiatan pembangunan atau pengadaan proyek. Arus kas ini lazim disebut arus kas awal. 2. Pengeluaran operasi, yaitu arus pengeluaran kas yang ditujukan untuk membiayai kegiatan operasi proyek sesudah memasuki fase operasi komersial. 3. Pengeluaran non operasi, yaitu arus pengeluaran kas yang ditujukan untuk membiayai kegiatan yang tidak berhubungan dengan operasi proyek, tetapi tetap berhubungan dengan organisasi atau perusahaan. Misalnya : biaya pelayanan tamu perusahaan, seminar atau lokakarya tertentu. 4. Pengeluaran investasi baru, yaitu arus pengeluaran kas yang ditujukan untuk membiayai pembangunan proyek baru, daerah pemasaran baru, dan sebagainya. b) Arus kas masuk (cash inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas. Arus kas masuk dapat digolongkan menjadi : 1. Penerimaan operasi, yaitu arus penerimaan kas yang berasal dari kegiatan penjualan atas keluaran proyek (selling revenue). Arus kas ini lazim disebut arus kas penerimaan hasil penjualan.

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

33

2. Penerimaan non operasi, yaitu arus penerimaan kas yang berasal dari kegiatan bukan operasi proyek, sekalipun sudah memasuki fase operasi komersial. Misalnya : penerimaan deviden, kupon ,dan jasa giro atas dana proyek yang diinvestasikan sementara, atau hasil penjualan aktiva tetap proyek yang tidak dipergunakan lagi. 3. Penerimaan nilai sisa proyek, yaitu arus penerimaan kas yang berasal dari aktiva tetap proyek, yaitu arus penerimaan kas yang berasal dari aktiva tetap proyek pada akhir usia ekonomis proyek. 2) Menurut sifat arus kas 1. Arus kas bruto (total), yaitu arus penerimaan kas yang bersifat totalitas sebelum memperhitungkan beban pengeluaran kas yang terkait dengan penerimaan itu. Arus kas bruto dapat pula disebut gross margin. 2. Arus kas neto (bersih), yaitu arus penerimaan kas sesudah memperhitungkan biaya-biaya yang harus dipikul ( net benefit). 3. Arus kas bersih sesudah pajak (net incme cashflow) adalah arus kas yang diperoleh dari penjumlahan antara laba bersih dengan akumulasi penyusutan dan bunga setelah pajak. 3) Menurut saat terjadinya arus kas 1. Arus kas awal (initial cashflow)

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

34

2. Arus kas proyek berjalan (going-concern cashflow) 3. Arus kas terminal (terminal cashflow) Dari semua tipe arus kas tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga macam arus kas yang penting dalam analisis kelayakan investasi, yaitu : arus kas awal, arus kas bersih sesudah pajak, dan arus kas terminal. 1.8.3. Biaya modal (Cost of Capital) Penggunaaan sumber dana perusahaan pada saat merencanakan investasi menimbulkan biaya modal. Biaya modal menurut Husnan dan Muhammad (2000) adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena menggunakan sumber dana tertentu. Biaya modal sering dipakai sebagai tingkat keuntungan yang layak dari proyek itu atau sering juga disebut sebagai cut off rate. Ada dua macam biaya modal, yaitu : 1. Biaya modal individual, yang terdiri dari : a. Biaya utang (Cost of debt), yaitu biaya yang kita tanggung karena kita menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman. b. Biaya saham preferen, yaitu biaya yang harus ditanggung akibat dari adanya biaya emisi saham.

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

35

c. Biaya saham biasa, yaitu tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu investasi yang dibelanjai dengan modal sendiri, agar harga saham perusahaan tersebut tidak turun. d. Biaya laba ditahan, yaitu biaya yang ditanggung perusahaan akibat dari adanya pembagian laba ditahan dan pengeluaran saham baru. 2. Biaya Modal rata-rata tertimbang, yaitu biaya yang timbul akibat dari adanya pinjaman modal dan penggunaan modal sendiri, sehingga cut off rate nya sebesar biaya modal baik dari utang maupun dari modal sendiri (dari perusahaan yang menggunakan utang). Menurut Umar (2003), ada beberapa sumber dana, yaitu : 1. Biaya utang 2. Biaya modal sendiri Biaya modal sendiri dapat dibagi atas biaya saham preferen, biaya saham biasa, dan biaya laba ditahan. 1.8.4. IDC (Interest During Construction) Untuk membangun proyek skala menengah dan besar biasanya investor membutuhkan bantuan pinjaman dari bank umum atau lembaga keuangan nonbank. Menjadi kebiasaan dalam dunia perbankan, kreditur akan memberi kelonggaran kepada investor untuk selama masa pembangunan proyek, menanggunakan pembayaran bunga kredit. Bunga yang ditangguhkan

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

36

pembayarannnya itu disebut bunga selama masa pembangunan proyek ( interest during construction period - IDC), dan dimasukkan dalam anggaran investasi (Sutojo, 2000 : 9). Jumlah bunga kredit yang ditunda sama dengan jumlah saldo kredit terutang dalam waktu penundaan dikalikan dengan persentase suku bunga kredit per tahun (Sutojo, 2002). 1.8.5. Peramalan dan metodenya. Salah satu syarat agar pemasaran produk / jasa yang ditawarkan dapat diterima oleh pasar adalah tersedianya jumlah permintaan pasar yang cukup untuk dapat menyerap produk / jasa tersebut. Untuk mendapatkan gambaran apakah pada masa yang akan datang terdapat cukup permintaan pasar dan memperoleh gambaran pesaing adalah dengan cara menelaah terlebih dahulu perkembangan permintaan produk / jasa melalui peramalan jumlah permintaan. Menurut Sutojo (2002), menyatakan bahwa penyusunan perkiraan jumlah permintaan produk pada masa operasi proyek nantinya dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : melakukan riset pasar dan pemasaran, menyusun demand forecast product dengan mempergunakan metode demand forecast dan menyusun demand forecast final yang akan dipergunakan sebagai bahan masukan evaluasi aspek pemasaran dan kegunaan yang lain. Riset pasar dan pemasaran dilakukan dengan menganalisa data sekunder yang berhasil dikumpulkan selama studi kelayakan proyek maupun dengan melakukan

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

37

pengamatan dan wawancara dengan sumber data dan informasi yang kredibel serta pengumpulan data primer lainnya. Lebih lanjut Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa ada beberapa metode peramalan yang dapat digunakan, yaitu : a. Metode Pendapat b. Metode Tes / Eksperimen c. Metode Survey d. Metode Time Series e. Metode Regresi Korelasi f. Metode Input Output Peramalan yang berjangka waktu panjang digunakan metode time series dan metode regresi korelasi. Metode regresi korelasi berdasarkan pada hubungan sebab akibat antara dua variabel yang nampak dalam persamaan regresi, sedangkan korelasi merupakan alat bantu untuk mengetahui intensitas hubungan antara variabel bersangkutan. Metode time series semata-mata berdasarkan pada data dan keadaaan masa lampau, hasil peramalan akan cukup akurat jika keadaan masa datang cukup stabil dalam arti tidak banyak berbeda dengan keadaan masa lampau. Beberapa metode yang digunakan adalah : metode trend linear, metode moving average, metode smoothing

(penghalusan). Teknik peramalan dalam jangka waktu menengah dan panjang

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

38

menggunakan metode trend, yaitu persamaan linear, kuadrat, dan logaritme linear (simple eksponential) dan hanya menggunakan pendekatan kuadrat terkecil (least squared). a. Metode pendapat Metode pendapat pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam dengan pelaku bisnis yang relevan dengan prediksi bambu ( Depth Interview). b. Metode Trend Linier Metode ini digunakan jika diagram scatter dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus (Husnan dan Muhammad, 2000). Fungsi persamaan dari metode ini adalah : Y = a + bx ....(7)

Dimana koefisien a dan b dapat diperoleh dengan : a= b= Jika

y
n

(8) ...............................................................(9) ............................................................(10)

XY X
2

X =0

Keterangan : Y = variabel permintaan masa tertentu (misalkan satu tahun) a = variabel permintaan rata-rata pada waktu lampau

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

39

= nilai trend perubahan permintaan dari satu waktu ke waktu berikutnya

X = proyeksi yang dicari n = jumlah data

c. Metode Trend Kuadratik Metode ini digunakan jika diagram scatter dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola (Husnan dan Muhammad, 2000 : 50). Fungsi persaman dari metode ini adalah : Y = a + bX + cX2 ...........................................................(11)

Dimana koefisien a, b dan c diperoleh dengan :

a= b=

(Y c X )
2

(12) ....(13)

XY X
2

c= Jika

[n X

[n X

Y ( X 2 )( Y )
4

( X )

2 2

(14)

X =0

.................................................(15)

c. Metode Trend Simple Exponential Metode ini digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik (Husnan dan Muhammad, 2000). Fungsi persamaan dari metode ini adalah : Y1 = abx yang dapat diubah dalam fungsi logaritma : log Y 1 = log a

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

40

+ (log b)X, jika persamaan :

X = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan

Log a =

(log Y )
n

(16)

log

(X ( log Y ) ) X
2

............................................................(17) Sedangkan hasil peramalan dilakukan dengan mencari arti logaritma dari hasil peramalan dengan fungsi logaritma tersebut. 1.8.6. Resiko investasi Dalam analisis kelayakan investasi dari suatu proyek bisnis, layak atau tidak didasarkan pada hasil telaah proyeksi arus kas bersih sesudah pajak yang diestimasikan akan diterima di masa mendatang selama usia ekonomis proyek. Waktu yang akan datang merupakan sebuah perkiraan dan penuh

ketidakpastian sehingga tidak ada satupun jaminan yang pasti bahwa itu benarbenar akan sama. Perubahan kondisi akan datang harus dapat diestimasikan secara akurat, dan kemudian diterjemahkan ke dalam proyeksi arus kas untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan. Kondisi masa datang dibedakan menjadi : kondisi pasti, kondisi penuh risiko, dan kondisi ketidakpastian. Kondisi penuh risiko (risk condition) didefinisikan sebagai keadaan masa datang dimana kejadian yang mungkin itu menuju pada beberapa

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

41

alternatif yang diketahui nilai pengharapannya. Kondisi ketidakpastian (uncertainty condition) adalah kondisi masa datang, dimana kejadian yang mungkin itu memiliki berbagai alternatif peristiwa yang tidak diketahui nilai pengharapannya. Kondisi yang pasti (certainty) merupakan kondisi yang dihadapi dimana pada kondisi itu, jenis kejadian beserta hasil atau akibatnya diketahui dengan pasti. Dalam studi kelayakan, kondisi masa datang yang selalu diperhitungkan adalah kondisi yang mengdanung risiko (risk condition), artinya evaluator proyek dianggap telah memiliki informasi yang lengkap mengenai proyek yang sedang dikaji (Haming dan Basalamah, 2003). Menurut Husnan dan Muhammad (2000), risiko digambarkan dengan stdanar deviasi ( ) dengan rumus sebagai berikut :
=

( Xi X )
n

(18) Dimana : n Xi X = Jumlah observasi = nilai observasi ke-i = nilai rata-rata = penjumlahan

Pada garis besarnya ada dua pendekatan untuk memasukkan faktor resiko dalam berinvestasi, yaitu : mengukur resiko dalam bentuk ketidakpastian

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

42

arus kas dan menggunakan konsep hubungan yang positif antara resiko dengan tingkat keuntungan yang dianggap layak ( Suad Husnan dan Pudjiastuti, 2002 ). 1.9. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis. Tahapan studi kelakan bisnis dimulai dengan ide bisnis, kemudian dilanjutkan dengan membuat perhitungan investasi yang diperlukan. Ide bisnis yang akan dikembangkan tersebut dilanjutkan dengan penilaian terhadap pasar dengan membuat analisis demand. Berikutnya, seluruh kebutuhan investasi yang diperlukan dan biayabiaya yang berhubungan dengan pasar dan men deliver-nya ke pasar (tindakan pemasaran)melalui organisasi dan manajemen yang telah didisain sebelumnya, diperoleh hasil perhitungan dengan melakukan analisis biaya. Hasil yang diperoleh dipertemukan dengan perkiraan pendapatan sehingga diperoleh perkiraan arus kas (estimated cash flow). Proyeksi cash flow dihubungkan dengan investasi awal (initial investment) akan menghasilkan proyeksi arus kas yang sudah di-discounted unruk mendapatkan hasil perhitungan kas nilai sekarang ( net present cash flow). Aliran cash flow menjadi dasar dalam menghitung tngkat kelayakan proyek. Skematika dasar dalam alur studi kelayakan bisnis dapat digambarkan sebagai Stage Feasibility Study berikut ini :

INVESTASI BISNIS

DR. AdNYANA SUDIBYA

ANALISIS INITIAL DITOLAK DEMAND INVESTMENT NPV <0

NET ESTIMATED PAYBACK RATE PRESENT OF CASH DISCONTO METHODS VALUE MIN FLOW

DISCOUNTED CASH ANALISIS FLOW DITERIMA PROJECTION CASH BIAYA FLOW NPV > 0

STUDI KELAYAKAN BISNIS

43

DAPTAR PUSTAKA

Dewa Gede Narendra. 2004. Analisis Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Ekspor Furniture PT. Bamboo Road Indonesia. Tesis Magister Manajemen Universitas Udayana, Bali. Gitman, L.J. 2000. Principles of Managerial Finance. 9th ed. Addison Wesley, Reading Massachusetts. Haming, M., dan Basalamah, S. 2003. Studi Kelayakan Investasi : Proyek dan Bisnis. Jakarta : PPM. Husnan, S., Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Husnan, S. dan Pudjiastuti, E. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Indriyanto, N., dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE. Kottler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jakarta : PT. Prehalindo. Rustiono Budi Satoto. 2005. Analisis Kelayakan Investasi Apotek Kimia Farma 82 Kartika Plaza Kuta Unit Bisnis Area Bali PT. Kimia Farma Apotek (Persero). Tesis Magister Manajemen Universitas Udayana, Bali. Sofyan, I. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sudibya, Adnyana. 2004. Evaluasi Proyek : Persaingan , Kegagalan Pasar, dan Eksternalitas. Modul Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Keempat. Bandung: Alfabeta. Sukirno, S.2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi ketiga. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

DR. AdNYANA SUDIBYA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

44

Sutojo, S. 2002. Studi Kelayakan Proyek : Konsep, Teknik dan Kasus. Edisi baru. Jakarta : PT. Damar Mulia Pustaka. Sutojo, S. 2000. Pembiayaan Investasi Proyek (Capital Budgeting). Edisi Pertama. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka. Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis secara Komprehensif. Edisi Kedua. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

DR. AdNYANA SUDIBYA

You might also like