You are on page 1of 23

MAKALAH METODE PENELITIAN

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN MODEL HIPOTESIS

Disusun oleh :

Syahrial Sacharine S. Yudhistira Irawan Farida Arini Fajar Hayuning L.

105020207111023 105020207111027 105020207111029 105020207111041

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2012
1

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt., Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga , sahabat, serta para pengikutnya hingga akmhir zaman nanti Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagi bahan pembelajaran atau latihan penulis dalam memahami dasar dasar, cara pembuatan, dan contoh-contoh nyata dari kerangka konseptual, hipotesis, serta model hipotesis yang diperlukan dalam pembuatan metodologi penelitian Peneliti mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberi kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini, dari proses awal sampai akhir. Terima Kasih juga kepada Bapak Ahmad Sudiro, atas bimbingannya serta arahan dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Terakhir kepada teman-teman semua yang telah membantu dalam menyelesaiakan makalah ini. Penulis juga memohon kritik serta saran yang membangun untuk makalah ini,

karena penulis yakin masih ada banyak kekurangan dalam proses pembuatan makalah ini.

Malang, 20 Maret 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum membuat hipotesis, sebagai peneliti harus mengetahui materi yang akan dihabas terlebih dahulu, peneliti harus memahami benar tentang apa yang ia kerjakan dan membuat kerangka konseptual untuk bisa lebih memahami tentang materi yang peneliti kerjakan. Setelah si peneliti menelaah hasil-hasil penelitian dari peneliti-peneliti terdahulu melalui studi kepustakaan, dan si peneliti telah memilih dan merumuskan masalah penelitian yang ingin di pecahkan, maka tibalah saatnya sipeneliti merumuskan hipotesis-hipotesis untuk di uji. Dengan banyak membaca, si peneliti telah memperoleh banyak informasi, baik mengenai metode penelitian yang digunakan, maupun mengenai bahan-bahan komparatif yang akan dipakai untuk mengembangkan hipotesis dan mempertajam analisis. Si peneliti sudah cukup mempunyai pengetahuan tentang teori-teori yang berkembang serta konsepkonsep yang ada menmgenai fenomena-fenomena dan hubungan hubungan yang akan di cari. Memformulasikan hipotesis harus diakui, adalah suatu pekerjaan yang sukar dalam penelitian. Hal ini akan lebih-lebih amat terasa jika permasalahan yang ingin di pecahkan tidak mempunyai kerangka teori yang jelas. Di lain pihak, kesukaran merumuskan hipotesis disebabkan oleh kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori secara logis, di samping kurang mengenal teknik serta metode penelitian yang ada. Hipotesis yang telah dirumuskan, kemudian diuji. Cara mengujinya tergantung dari metode peneliti serta desain peneliti itu sendiri. Yang penting, adalah hipotesis harus di uji dan dievaluasikan, hipotesis tersebut harus dicari kecocokannya dengan fakta ataupun dengan logika. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan kerangka konsep serta hipotesis? 2. Apa saja kegunaan hipotesis dalam metodologi penelitian? 3. Apa ciri-ciri, jenis, serta sumber dari hipotesis? 4. Bagaimana membuat hipotesis yang baik?

5. Bagaimana contoh masing-masing dari kerangka konseptual, hipotesis, serta model hipotesis dalam metodologi penelitian? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui maksud serta pengertian dari kerangka konsep dan hipotesis 2. Mengetahui kegunaan hipotesis dalam metodologi penelitian 3. Mengetahui ciri-ciri, jenis, serta sumber dari hipotesis dalam pembuatan metodologi penelitian 4. Mengetahui cara membuat hipotesis yang baik 5. Mengetahui contoh-contoh masing-masing dari kerangka konseptual,

hipotesis, serta model hipotesis dalam metodologi penelitian 1.4 Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Dapat membantu mahasiswa dalam pembuatan metodologi penelitian Bisa menjadi acuan bagi mahasiswa untuk pembuatan metodologi penelitian, karya ilmiah, proposal, serta skripsi 2. Bagi Penulis Dapat memahami lebih ditail kerangka konseptual, hipotesis, serta model hipotesis dalam metodologi penelitian tersebut. Penulis dapat mempunyai pengetahuan lebih tentang teori-teori yang berkembang serta konsep-konsep yang ada mengenai kerangka konseptual, hipotesis, serta model hipotesis dalam pembuatan metodologi penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Kerangka Konsep Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Contoh: Sehat adalah konsep; istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang hal-hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan seseorang. Untuk mengetahui apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat maka pengetahuan konsep sehat tersebut harus melalui konstruk atau variabel-variabel misalnya: tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya. Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah dan sebagainya ini variabel-variabel yang digunakan untuk mengobservasi atau mengukur apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat. Sosial-ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur sosial ekonomi keluarga misalnya, harus melalui variabel-variabel: tinggi pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga itu. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.

Contoh sederhara:

Dari contoh kerangka konsep penelitian tersebut di atas dapat dilihat bahwa di sana ada 4 konsep yaitu konsep tentang faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor pendorong terhadap terjadinya perilaku, dan konsep faktor perilaku pemberian ASI itu sendiri. Tiap konsep, masing-masing mempunyai variabel-variabel sebagai indikasi pengukuran masing-masing konsep tersebut. Misalnya untuk mengukur faktor predisposisi maka dapat melalui variabel pengetahuan, pendidikan, sikap, dan persepsi. Konsep perilaku pemberian ASI sebagai variabel dependen (vanabel tergantung) di sini dapat diukur melalui variabel praktek menyusui. Artinya perilaku pemberian ASI oleh ibu-ibu dapat diobservasi atau diukur dari praktek ibu-ibu dalam memberikan (Air Susu Ibu) kepada anak atau bayi mereka. Apakah mereka memberikan ASI kepada bayi-bayi mereka atau tidak, bila memberikan bagaimana frekuensinya, caranya dan sebagainya.

2.2 MERUMUSKAN HIPOTESIS 6

2.2.1. Definisi Hipotesis Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus di uji secara empiris. Menurut asal-usul kata, hipotesis berasal dari kata hypo yang artinya di bawah, thesa yang artinya kebenaran. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang kita ingin pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaima adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Trelease (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati. Sedangkan Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa,Hipotesis adalah sebuah taksiran atau refrensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya. Dan menurut Kerlinger (1973), hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua . Menurut asal-usul kata, hipotesis berasal dari kata hypo yang artinya di bawah, thesa yang artinya kebenaran. Peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya dapat diuji, selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis tersebut. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa atau tumbang sebagai hipotesis apabila ternyata tidak terbukti. Hal yang sangat perlu diperhatikan penulis adalah dia tidak boleh mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa membantu memenuhi keinginannya atau memanulipasi data sedemikian rupa sehingga mengarah keterbuktian hipotesis. Penelitian harus bersikap objektif terhadap data yang terkumpul. Terhadap hipotesis yang telah dirumuskan peneliti dapat bersikap 2 hal: 1. Menerima keputusan apa adanya jika hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).

2. Mengganti hipotesis jika melihat tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung). Apabila peneliti memilih poin kedua, maka di dalam laporan penelitian harus dituliskan proses penggantian. Sehingga peneliti telah bertindak jujur dan tegas. Menurut Brurrough, penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi: 1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude). 2. Penelitian tentang perbedaan (differencies). 3. Penelitian hubungan (relationship) Menurut Deobold Van Dalen, ada 3 bentuk inter relationship studies yang termasuk penelitian hipotesis yaitu: 1. Case studies. 2. Causal comparative studies. 3. Correlations studies. Hipotesis amat berguna dalam penelitian. Tanpa antisipasi terhadap alam ataupun tanpa hipotesis, tidak akan ada progres dalam wawasan atau pengertian ilmiah dalam mengumpulkan fakta empiris. Tanpa ide yang membimbing, maka sulit dicari fakta-fakta yang ingin dikumpulkan dan sukar menentukan mana yang relevan dan mana yang tidak (Cohen, 1954). Secara garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. 2. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadang kala hilang begitu saja dari perhatian peneliti. 3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi kedalam suatu kesatuan penting dan menyuluruh. 4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta. Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat bergantung dari hal berikut :

1. Pengamatan yang tajam dari sipeneliti 2. Imajinasi serta pemikiran kreatif dari si peneliti. 3. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti. 4. Metode serta desain peneliti yang dipilih oleh si peneliti.

2.2.2. Ciri-ciri Hipotesis Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri berikut: 1. Hipotesis harus menyatakan hubungan Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit. 2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta 3. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan. 4. Hipotesis harus dapat di uji 5. Hipotesis harus sederhana 6. Hipotesis harus bisa menerangkan fakta 2.2.3. Jenis-jenis Hipotesis Menurut Borg and Gall,jenis hipotesis dibedakan menjadi : 1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas. 2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel. 3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para vahli atau hasil penelitian yang relevan. Ada 4 jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian: 9

1. Hipotesis kerja/hipotesis alternatif (Ha) Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.

Contoh : a. Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk, maka penyakit menular di daerah tersebut tinggi. b. Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum dilatih, maka angka kematian bayi di daerah tersebul tinggi. c. Jika pendapatan perkapita suatu negara rendah, maka status kesehatan masyarakat di negara tersebut rendah pula d. Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress

2. Hipotesis nol/null hypotheses/hipotesis statistik (Ho) Hipoiesis Nol biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya perbedaan antara dua variabel, disebut hipotesis alternatif. Contoh : a. Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan.

10

b. Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI pada waktu bayi, dengan status gizi anak balita yang mendapat ASI pada waktu bayi. c. Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare antara kelompok penduduk yang menggunakan air minum dari PAM dengan kelompok penduduk yang menggunakan air minum dari sumur. 3. Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan tentang saling berhubungan antara dua variabel atau lebih, yang mendasari teknik korelasi ataupun regresi. Sedangkan hipotesis tentang perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu disebabkan oleh adanya pengaruh veriabel yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian yang komparatif. Contoh : Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan praktek pemeriksaan hamil. Hipotesis dapat diperjelas lagi menjadi : Makin tinggi pendidikan ibu, makin sering (teratur) memeriksakan kehamilannya. Sedangkan hipotesis perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan di antara dua variabel; misalnya. praktek pemberian ASI ibu-ibu de Kelurahan X berbeda dengan praktek pemberian ASI ibuibu di Kelurahan Y. Hipotesis ini lebih dielaborasi menjadi: praktek pemberian ASI ibu-ibu di Kelurahan X lebih tinggi bila dibandingkan dengan praktek pemberian ASI ibu-ibu di Kelurahan Y. 4. Hipotesis common sense dan ideal Hipotesis common sense yang berupa akal sehat biasanya menyatakan hubungan keseragaman kegiatan terapan. Hipotesis ideal adalah hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks. Goode dan Hatt (1952) memberikan empat buah sumber untuk manggali hipotesis, antara lain: 1. Kebudayaan dimana ilmu tersebut dibentuk 2. Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori, dan teori memberi arah kepada penelitian 11

3. Analogi juga merupakan hipotesis. Pengamatan terhadap jagad raya yang serupa atau pengamatan yang serupa pada ilmu lain merupakan sumber hipotesis yang baik. Mengamati respons berat hewan terhadap makanan, memberikan analogi tentang adanya respons tanaman terhadap zat hara. Darinya dapat dirumuskan hubungan antara tumbuh dengan zat hara dalam tanah 4. Reaksi individu dan pengalaman. Reaksi individu terhadap sesuatu, ataupun pengalaman-pengalaman sebagai suatu konsekuensi dar suatu fenomena dapat merupakan sumber hipotesis. Reaksi tanaman terhadap pestisida, reaksi ayam terhadap suntikan suatu obat dapat merupakan sumber hipotesis. Good dan Scates (1954) memberikan beberapa sumber untuk hipotesis, antara lain: 1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu 2. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan 3. Imajinasi atau angan-angan 4. Materi bacaan dan literatur 5. Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki 6. Data yang tersedia 7. Analogi atau kesamaan Namun dalam merumuskan hipotesis tetaplah terdapat kesukaran-kesukaran, diantaranya adalah: 1. Tidak adanya kerangka teori atau pengetahuan tentang kerangka teori yang terang 2. Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah ada 1. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar. Berikut adalah beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis, antara lain: 1. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik

12

2. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan 3. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antardua atau lebih variabel yang dapat diukur 1. Hipotesis hendaknya dapat diuji 2. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori. 3. Cara Memperoleh Hipotesis 4. Penyidikan bisa berasal dari masalah-masalah praktis, dari situasi tingkah laku yang diamati, dari penelitia yang sebelumnya atau dari teori-teori. 5. a. Hipotesis Induktif, yakni peneliti dalam merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati. b. Hipotesis Deduktif, yaitu Hipotesis yang dirumuskan berasal dari teori-teori.

2.2.4. Kekeliruan yang Terjadi dalam Pengujian Hipotesis Benar dan tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut. Mungkin seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya benar, tetapi setelah data terkumpul dan dianalisis ternyata hipotesis tersebut ditolak atau tidak terbukti. Atau seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya salah tetapi setelah dicocokkan dengan datanya, hipotesis tersebut terbukti. Keadaan ini akan berbahaya, jika mengenai hipotesis tentang suatu yang berbahaya. Contoh: Belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dari data yang terkumpul, ternyata anakanak yang tidak belajar dapat lulus. Maka ditarik kesimpulan bahwa hipotesis terbukti.

13

Dari contoh tersebut, kesimpulan yang diambil salah menurut norma umum. Pembuktian hipotesis benar. Akibatnya berbahaya jika disimpulkan oleh siswa atau mahasiswa bahwa tidak ada gunanya belajar. Kesalahannya adalah perumusan hipotesis. Atau mungkin perumusan hipotesis benar tetapi ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan, jika hal tersebut yang terjadi maka tidak boleh menyalahkan hipotesisnya. Kesalahan penarikan kesimpulan mungkin disebabkan kesalahan sampel, kesalahan perhitungan ada pada variabel lain yang mengubah hubungan antara variabel belajar dan variabel prestasi yang pada saat pengujian hipotesis ikut berperan.

2.2.5. Matriks Macam Kekeliruan Ketika Membuat Kesimpulan tentang Hipotesis Kesimpulan dan keputusan Terima hipotesis Tolak hipotesis Keadaan sebenarnya Hipotesis benar Hipotesis salah Tidak membuat kekeliruan Kekeliruan macam II Kekeliruan macam I Tidak membuat kekeliruan

Sehubungan dengan perumusan hipotesis maka ada 2 kekeliruan yang kita buat, yaitu: 1. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima, disebut kekeliruan alpha. 2. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, disebut kekeliruan beta. 2.2.6 Model Hipotesis / Uji Hipotesis Persamaan Regresi Linier Berganda Y = a + b1x1 + b2x2 + bnxn + + e Y = variabel dependen a = konstanta b = koefisien determinasi X = variabel independen e = error term

Uji Asumsi Klasik 14

Analisis regresi memerlukan beberapa asumsi agar model layak digunakan. Asumsi yang digunakan adalah: Uji Normalitas Untuk menentukan apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Menggunakan plot grafik dimana asumsi normalitas terpenuhi jika titik-titik pada grafik mendekati sumbu diagonalnya Untuk memperkuat pengujian dapat dipergunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Grafik Uji Normalitas

Uji Kolmogorov-Smirnov

Nilai signifikansi 0,868 > 0,05 menunjukkan data terdistribusi normal 15

(asumsi signifikansi 0,05) Uji Multikolinieritas Multikolinieritas: kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat diantara variabel-variabel bebas (X) yang diikutsertakan dalam pembentukan model regresi linier. Kondisi yang menyalahi asumsi regresi linier. TIDAK MUNGKIN TERJADI apabila variabel bebas (X) yang diikutsertakan hanya satu. Ciri-ciri yang sering ditemui apabila multikolinieritas adalah: Terjadi perubahan yang berarti pada koefisien model regresi (misal nilainya menjadi lebih besar atau kecil) apabila dilakukan penambahan atau pengeluaran sebuah variabel bebas dari model regresi. Diperoleh nilai R-square yang besar, sedangkan koefisien regresi tidak signifikan pada uji parsial. Tanda (+ atau -) pada koefisien model regresi berlawanan dengan yang disebutkan dalam teori (atau logika). Misal, pada teori (atau logika) seharusnya b1 bertanda (+), namun yang diperoleh justru bertanda (-). Nilai standard error untuk koefisien regresi menjadi lebih besar dari yang sebenarnya (overestimated) Untuk mendeteksi apakah model regresi mengalami multikolinieritas, dapat diperiksa menggunakan VIF (Variance Inflation Factor). Nilai VIF > 10 berarti telah terjadi multikolinieritas yang serius di dalam model regresi kita. model regresi linier kita mengalami

16

Uji Heterosdastisitas situasi dimana keragaman variabel independen bervariasi pada data yang kita miliki. Salah satu asumsi kunci pada metode regresi biasa adalah bahwa error memiliki keragaman yang sama pada tiap-tiap sampelnya. Asumsi inilah yang disebut homoskedastisitas. Jika keragaman residual/error tidak bersifat konstan, data dapat dikatakan bersifat heteroskedastisitas. Karena pada metode regresi ordinary least-squares mengasumsikan keragaman error yang konstan, heteroskedastisitas menyebabkan estimasi OLS menjadi tidak efisien. Model yang memperhitungkan perubahan keragaman dapat membuat penggunaan dan estimasi data menjadi lebih efisien. Beberapa asumsi dalam model regresi yang terkait dengan heteroskedastisitas antara lain adalah residual (e) memiliki nilai rata-rata nol, keragaman yang konstan, dan residual pada model tidak saling berhubungan, sehingga estimator bersifat BLUE. Jika asumsi ini dilanggar maka prediksi model yang dibuat tidak dapat diandalkan.

Uji Goldfeld-Quandt Uji Korelasi Spearman Uji Glejser Uji Bruesch-Pagan-Godfrey 17

dll Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series).

Uji autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisis merupakan data time series (Gujarati, 1993).

Menggunakan Uji Durbin Watson

Goodness of Fit Test Setelah kita melakukan uji normalitas data, maka kita perlu melakukan Uji kesesuaian model atau seberapa besar kemampuan variable bebas dalam menjelaskan varian variabel terikatnya Goodness of Fit Test - R2 R2 adalah perbandingan antara variasi Y yang dijelaskan oleh x1 dan x2 secara bersama-sama dibanding dengan variasi total Y. Jika selain x1 dan x2 semua variabel di luar model yang diwadahi dalam E dimasukkan ke dalam model, maka nilai R2 akan bernilai 1. Ini berarti seluruh variasi Y dapat dijelaskan oleh variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model. Contoh Jika variabel dalam model hanya menjelaskan 0,4 maka berarti sebesar 0,6 ditentukan oleh variabel di luar model, nilai diperoleh sebesar R2 = 0,4. R2 adalah perbandingan antara variasi Y yang dijelaskan oleh x1 dan x2 secara bersama-sama dibanding dengan variasi total Y.

18

Jika selain x1 dan x2 semua variabel di luar model yang diwadahi dalam E dimasukkan ke dalam model, maka nilai R2 akan bernilai 1.

Ini berarti seluruh variasi Y dapat dijelaskan oleh variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model.

Contoh Jika variabel dalam model hanya menjelaskan 0,4 maka berarti sebesar 0,6 ditentukan oleh variabel di luar model, nilai diperoleh sebesar R2 = 0,4.

Goodness of Fit Test Uji F Selain R2 ketepatan model hendaknya diuji dengan uji F. Hipotesis dalam uji F adalah sebagai berikut: Hipotesis mengenai ketepatan model: Ho : b1 = b2 = 0 (Pengambilan variabel X1 dan X2 tidak cukup tepat dalam

menjelaskan variasi Y, ini berarti pengaruh variabel di luar model terhadap Y, lebih kuat dibanding dengan variabel yang sudah dipilih). Ha : b1 b2 0 (Pengambilan variabel X1 dan X2 sudah cukup tepat karena

mampu menjelaskan variasi Y, dibanding dengan pengaruh variabel di luar model atau errror terhadap Y). Uji F Uji F adalah uji simultan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen/bebas (x1, x2, x3) secara serempak terhadap variabel terikatnya/dependen

Uji T Uji t adalah uji parsial untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen atau bebas (x) berpengaruh nyata atau tidak secara parsial terhadap variabel dependen/terikatnya (Y)

19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.

20

Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus di uji secara empiris.

Kegunaan hipotesis : o Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. o Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadang kala hilang begitu saja dari perhatian peneliti. o Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi kedalam suatu kesatuan penting dan menyuluruh. o Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.

Ciri-Ciri Hipotesis : o o o Hipotesis harus menyatakan hubungan Hipotesis harus sesuai dengan fakta Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan. o o o Hipotesis harus dapat di uji Hipotesis harus sederhana Hipotesis harus bisa menerangkan fakta

4 jenis hipotesis dalam melakukan penelitian : o o o o Hipotesis kerja/hipotesis alternatif (Ha) Hipotesis nol/null hypotheses/hipotesis statistik (Ho) Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan Hipotesis common sense dan ideal

Good dan Scates (1954) memberikan beberapa sumber untuk hipotesis, antara lain:

21

1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu 2. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan 3. Imajinasi atau angan-angan 4. Materi bacaan dan literatur 5. Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki 6. Data yang tersedia 7. Analogi atau kesamaan Kesalahan penarikan kesimpulan mungkin disebabkan kesalahan sampel, kesalahan perhitungan ada pada variabel lain yang mengubah hubungan antara variabel belajar dan variabel prestasi yang pada saat pengujian hipotesis ikut berperan. Pengujian hipotesis / model hipotesis Persamaan Regresi Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heterosdastisitas Uji Autokorelasi

22

DAFTAR PUSTAKA http://www.progriptek.ristek.go.id/webrur/metode%20ilmiah%203.htm http://carapedia.com/pengertian_definisi_teori_menurut_para_ahli_info502.html http://www.scribd.com/doc/53139222/23/Pengertian-Hipotesis http://dunianyasiayu.files.wordpress.com/2009/12/metodepenelitian09.pdf http://lirikansibuta.blogspot.com/2010/04/pengertian-hipotesis.html http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis http://agenta08.wordpress.com/2009/01/24/kerangka-konsep-variabel-dan-hipotesis/ http://www.damandiri.or.id/file/stepanussahalaunairbab3.pdf http://www.damandiri.or.id/file/iputusugidarmaunbrawbab3.pdf http://www.damandiri.or.id/file/setiawanwicaksonounbrawbab3.pdf http://iswati.blog.unair.ac.id/files/2011/05/iswati-6-metpen-kuantitatif-model-analisis.pdf http://achmadsudirofebub.lecture.ub.ac.id/2012/02/modul-3-metodologi-penelitian-bisnis/

23

You might also like