Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Pembelajaran
Memahami ukuran rasio/risiko/asosiasi dalam epidemiologi. Memahami ukuran dampak/efek dalam epidemiologi. Memahami perbedaan ukuran risiko didalam rancangan studi epidemiologi.
Ukuran Epidemiologi II
Defriman Djafri
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas
defrimandjafri@fkm.unand.ac.id
2013 2007 Fakultas Johns Hopkins Kesehatan Bloomberg Masyarakat, SchoolUniversitas of Public Health Andalas
Ukuran Rasio
Ukuran Asosiasi
Risk Ratio
Odds Rasio
Prevalence Ratio
Ukuran Efek/Dampak
RD = Risk Difference AR = Attributable Risk ER = Excess Risk Ukuran Efek/Dampak PAR = Population Attributable Risk PF = Prevented Fraction
Perbedaan efek
Fraksi Efek
RD AR ER PAR
AR%
PAR%
PF
Contoh 1:
Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengkuti lomba karya tulis ilmiah nasional. Dari pengalaman sebelumnya, dosen memberikan 3:1 odds pada Mahasiswa. Apa artinya ini? Ini berarti , mahasiswa menganggap bahwa ada 3 kali kemungkinan tidak akan memenangi lomba sebagaimana mahasiswa akan memenangi lomba karya tulis ilmiah tersebut. Jika dinyatakan dalam Risiko berarti ?: Mahasiswa mengharapkan 1 kali memenangi lomba karya tulis ilmiah tersebut didalam 4 kali kesempatan.
Contoh 2:
Diantara 100 orang pada awal pengamatan, ditemukan 20 kasus DBD dari setahun pengamatan. Dinyatakan sebagai Risiko ?: 1 didalam 5 ( 20 kasus diantara 100 orang)
RR = 0,3/0,1 = 3,0 Jika kita bandingkan nilai OR dengan RR, nilai OR lebih besar dibandingkan nilai RR. 3,9 vs 3,0 . Kenapa? Apakah ini penting? Apakah ini berkaitan dengan kasus?
10
Risiko Relatif
Risiko Relatif adalah:
D+ E+ ED = Disease E = Exposure
Db d
a c
RR =
Insidens pada kelompok terpapar (exposed) = a/(a+b) Insidens pada kelompok tidak terpapar (not exposed) = c/(c+d) Insidens penyakit pada kelompok terpapar Insidens penyakit pada kelompok tidak terpapar
11
12
Db d
a c
Kasus D+ a c
OR = (a x d) / (b x c)
OR = (a x d) / (c x b)
OR =
Odds kejadian penyakit pada kelompok terpapar dengan exposure Odds kejadian penyakit pada kelompok tidak terpapar dengan exposure
OR =
13
Odds terpapar dengan faktor resiko pada kelompok kasus Odds terpapar dengan faktor resiko pada kelompok kontrol
14
Contoh 3:
D+ E+ E200 100
D9800 9900
Prevalence Odds Ratio (POR) = a/b : c/d atau (a x d) : (b x c) Periode berisikonya panjang (extended risk period), yaitu biasanya penyakit kronik. POR =
Odds terkena penyakit pada kelompok terpapar Odds terkana penyakit pada kelompok tidak terpapar
RR
= 200/10000 : 100/10000 =2
Contoh 4:
Perbandingan Nilai OR
D+ E+ E50 25
D50 75
D+ 200 100
D9800 9900
D+ 50 25
D50 75
RR
= 50/100 : 25/100 =2
RR = 2 OR = 2,02
RR = 2 OR = 3
OR = 50 x 75 : 50 x 25 =3
2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas 17
RR vs OR
Jika suatu penyakit/kasus jarang/langka (insidens rendah) pada populasi, nilai OR mendekati nilai RR. Melihat hubungan/asosiasi pada penyakit/kasus jarang/langka, OR merupakan ukuran risiko yang paling baik untuk mengestimasi risiko relatif (RR). OR dapat digunakan pada studi kasus kontrol dan kohort. RR dapat dihitung secara langsung pada studi kohort. RR tidak dapat dihitung langsung pada studi kasus kontrol, oleh karana itu OR dapat digunakan untuk mengestimasi RR ketika kasus penyakit rendah/jarang/langka.
RR vs OR
Jika insidens penyakit rendah/jarang/langka, maka: a+b~b c+d~d
19
20
Insidens penyakit pada kelompok terpapar dikurangi insidens penyakit pada kelompok tidak terpapar. AR = a/(a+b) c/(c+d)
Exposure ada hubungan negatif dengan penyakit. Hubungan negatif, protektif. Menurunkan risiko.
21
22
Contoh 5:
Keguguran + Keguguran Jumlah Insidens
Pestisida + Pestisida -
30 10
70 90
100 100
30/100 10/100
AR = 30/100 - 10/100 = 20/100 = 0,2 Peningkatan risiko terjadinya keguguran yang disebabkan oleh terpapar dengan pestisida adalah 0.2 Artinya, Ibu hamil yang terpapar dengan pestisida, memperoleh risiko keguguran meningkat 20%
23
24
Diharapkan akan terjadi pengurangan risiko sebesar 64% untuk terkena stroke di antara perempuan yang merokok, jika mereka berhenti merokok, dengan asumsi bahwa merokok adalah penyebab dan dapat dicegah.
25
Berarti bahwa 41,4% kasus baru dapat dicegah jika semua individu tidak terpajan.
26
Latihan
Sebuah studi kohort prospektif dilakukan untuk melihat hubungan merokok dengan PJK (penyakit jantung koroner) dalam periode pengamatan 1 tahun. Dalam studi ini 3000 perokok diperbandingkan dengan 5000 tidak perokok. Hasil studi diperoleh 171 orang terkena PJK, dan didapatkan angka kumulatif insiden sebanyak 84/3000 pada kelompok perokok. Gambarkanlah Tabel 2x2? - a? - b? - c? - d? Hitunglah insiden kumulatif pada kelompok tidak perokok? Hitunglah Risiko Relatif ?
27
28
2013 2007 Fakultas Johns Hopkins Kesehatan Bloomberg Masyarakat, SchoolUniversitas of Public Health Andalas
29