You are on page 1of 7

P I L L OW L A V A .COM ( H T T P :/ / P I L L OW L A V A .W O R D P R ESS.

CO M)
Catatan Kaki Geologiest BUMI

R C LR ?LEN C LSJG Q & FR R N 8 --N G JJM UJ?T?,UM PB N PC Q Q ,A M K-?@ M SR -' E C M JM E W & FR R N 8 --N G JJM UJ?T?,UM PB N PC Q Q ,A M K-E C M JM E W -' KG LC P?JG Q ?Q G & FR R N 8 --N G JJM UJ?T?,UM PB N PC Q Q ,A M K-KG LC P?JG Q ?Q G -'

Kfkbo ^i ?iq o ^p f altrasi/#respond) & eq q m 8 --m fiil t i^s^,t l o am o bp p ,`l j -0. / /-//-. 0-j fkbo ^i+ ^iq o ^p f-'

Tinggalkan Komentar (http://pillowlava.wordpress.com/2011/11/02/mineral-

November 2, 2011 (http://pillowlava.w ordpress.com/2011/11/02/mineral-altrasi/) oleh rifaigeost

Kontrol Temperatur dan pH Dalam Mineralogi Alterasi Menurut Corbett dan Leach (1996) temperatur dan pH fluida merupakan dua faktor yang paling utama yang mempengaruhi mineralogi sistem hidrotermal, (Corbett dan Leach,

1996) membagi kelompok alterasi menjadi 7 group utama : 1. Group Mineral Silika /kuarsa. Merupakan mineral yang stabil pada pH rendah < 2. Pada kondisi yang sangat asam ini, silika opalin, kristobalit, dan tridimit terbentuk pada suhu <100 C. Kuarsa merupakan fase utama pada suhu yang tinggi. Pada kondisi pH fluida yang lebih tinggi, silika amorf terbentuk pada suhu yang lebih dingin 2. Group Mineral Alunit. Alunit ternentuk pada pH yang sedikit lebih besar dari 2, terbentuk bersama dengan

group silika dalam rentang temperatur yang besar, berasosiasi dengan andalusit pada temperatur yang tinggi (> 300-350C) dan korundum hadir pada suhu yang lebih

tinggi lagi. Ada 4 macam alunit, alunit steam-heated, alunit supergen, alunit magmatic, dan alunit liquid. 3. Group Mineral Kaolinit. Dijumpai pada pH sekitar 4, biasa hadir bersama group alunit-andalusit-korundum pada pH 3-4. Halloysit merupakan produk supergene utama group ini. Kaolinit terbentuk pada kedalaman dangkal dan temperatur yang rendah. Dikit terbentuk pada suhu yang tinggi dan pada suhu yang lebih tinggi lagi akan terbentuk pirophilit. Diaspor

setempatsetempat dijumpai dalam dan/atau kaolinit. 4. Group Mineral Illit.

zona silifikasi yang intens dengan group alunit

Terbentuk pada fluida dengan pH yang lebih tinggi (4-6). Smektit terbentuk pada temperatur < 100-150C, interlayer illit-smektit (100-200C), illit (200-250C), serisit (muskovit) >200-250 C, phengit >250-300C. Kandungan smektit pada interlayer illit smektit akan berkurang bersamaan dengan naiknya temperature. 22 Interlayer illitsmektit dapat menunjukkan (Lawless temperatur fluida hidrothermal padakisaran 160-220 C dominan illit dkk, 1997).

dan White, 1997). Alterasi dengan mineral alterasi yang temperatur fluida pada kisaran 220-270 C (Lawless

menunjukkan

Sebagaimana illit umumnya stabil pada temperature lebih tinggi dari 220 C, berkurangnya temperatur akan meningkatkan stabilitas smektit. Pada umumnya illit banyak dijumpai

pada zona permeabel dan permeabilitas berkurang dengan bertambahnya mineral klorit (Lawless dkk, 1997).

5. Group Mineral Klorit Pada kondisi pH yang sedikit asam mendekati netral, fase klorit-karbonat menjadi dominan, dimana mineral ini terbentuk bersama dengan group illit pada lingkungan

transisi pH 5-6. interlayer klorit-smektit akan terbentuk pada temperatur rendah, dan klorit akan dominan pada suhu yang lebih tinggi. Klorit bukan merupakan mineral yang baik untuk indikator paleo temperatur, karena dapat dijumpai pada temperatur rendah sampai temperatur lebih tinggi dari 300 C, tetapi mineral ini merupakan mineral yang baik untuk menunjukkan pH pembentukan yang mendekati netral 6-7 (Lawless dan White, 1997). 6. Group Mineral Kalksilikat Group kalksilikat terbentuk pada kondisi pH netral sampai alkali, pada temperatur rendah membentuk zeolit-klorit-karbonat, dan epidot diikuti amfibol (umumnya aktinolit)

terbentuk pada temperatur yang lebih tinggi. Di beberapa sistem prehnit atau pumpellyit dijumpai berasosiasi dengan epidot. Epidot dengan kristalinitas yang rendah terbentuk pada suhu 180-220 C, pada kristalinitas yang lebih baik pada suhu yang lebih tinggi (>220-250 C). Amfibol sekunder (aktinolit) terbentuk pada suhu 280-300 C. Biotit umumnya tersebar luas di dalam atau di sekitar intrusi porfiri dan terbentuk pada suhu 300-325 C. 7. Phase Mineral Lain Mineral Karbonat terbentuk pada range pH (> 4) dan temperatur yang lebih luas, dan berasosiasi dengan phase kaolin, illit, klorit, dan kalk-silikat. Mineral yang termasuk dalam kelompok ini adalah siderit, rhodokrosit, ankerit, kutnahorit, dolomit, magnesian-kalsit, dan kalsit. Mineral Feldspar umumnya berassosiasi dengan phase klorit dan kalk-silikat, terbentuk pada pH netral sampai basa. Mineral yang termasuk kelompok ini adalah albit, adularia, dan orthoklas. Mineral Sulfat terbentuk pada hampir semua suhu dan temperatur dalam hidrothermal system. Mineral yang termasuk dalam kelompok ini adalah anhidrit, gipsum, dan jarosit.

Share this: (http://pillowlava.wordpress.com/2011/11/02/mineral-altrasi/?share=twitter&nb=1)

(http://pillowlava.wordpress.com/2011/11/02/mineral-altrasi/?share=facebook&nb=1)

(http://pillowlava.wordpress.com/2011/11/02/mineral-altrasi/?share=linkedin&nb=1)

Like this:

()

Be the first to like this.

Kategori: Uncategorized (http://pillowlava.wordpress.com/category/uncategorized/)

R fkdd^ih ^k @ ^i^p ^k
Enter your comment here...

Blog pada WordPress.com (http://id.wordpress.com/?ref=footer). Tema: Grisaille oleh Nudge Design (http://www.nudgedesign.ca/).

You might also like