Professional Documents
Culture Documents
?
BEASISWA
UNTUK SIAPA
Dari Redaksi
Beasiswa adalah persoalan yang sering dibicarakan oleh mahasiswa, semua mahasiswa pasti ingin mendapatkan beasiswa. Keadaan ekonomi yang menghimpit dan keinginan untuk mendapatkan hal yang lebih. Mahasiswa berlomba-lomba untuk memperoleh uang gratis itu. Bagaikan pisau bermata dua di satu sisi beasiswa dibutuhkan, di sisi lain beasiswa justru dihujat oleh banyak kalangan. Kebutuhan akan biaya hidup tambahan secara cuma-cuma yang ditukar dengan prestasi akademik sering kali menimbulkan permasalahan yang kompleks. Permasalahan tersebut tidak hanya masalah muncul di permukaan yang sering kita dengar seperti: beasiswa yang tidak tepat sasaran dan keterlambatan turunnya beasiswa. Di luar itu semua ada permasalahan yang sering luput dari pandangan kita, seperti sosialisasi beasiswa yang hanya menempelkan selembar kertas tanpa pemberitahuan yang massif pada mahasiswa, mekanisme penyeleksian beasiswa yang tidak transparan, sampai pada penggunaan uang beasiswa yang tidak sesuai harapan. Topik itu kami angkat karena kami menilai masih banyak mahasiswa yang kecewa dengan mekanisme yang ada. Kami juga mengambil tema beasiswa yang jarang diangkat yaitu proses mendapatkan beasiswa dan proses menggunakan uang beasiswa. Selama proses investigasi ini kami menemukan banyak kendala dimulai dari penentuan narasumber yang tepat karena sangking banyaknya mahasiswa yang dikecewakan, mencari data-data dari fakultas lain, sampai mencari dan meyakinkan para narasumber penerima beasiswa. Hingga tahap penulisan pun kami tetap menemui banyak kendala, tetapi dengan niatan kami untuk mengungkap dan menyalurkan aspirasi mahasiswa. Kami yakin jika perjuangan kami tidak sia-sia. Karena kami percaya setiap mahasiswa berhak mendapatkan Beasiswa. Semoga Bermanfaat
Diterbitkan Oleh: LPM SOLIDARITAS/Pelindung: Tuhan Yang Maha Esa/Pemimpin Umum: Pendi Widjanarko/Pemimpin Redaksi: Syaqib Askar/Redaktur Pelaksana: Alexander Agus Santosa/Editor: Alexander Agus Santosa/Reporter: Akbar Fauzi, Rizka Yuliana, Fita Nofiana, Edo Ricardianto/Layout: Danang/Iklan dan Sirkulasi: Edo Ricardianto/Alamat Redaksi: Jl. Prof. DR. H.R Bunyamin Komplek Sekretariat FISIP Unsoed, Grendeng, Purwokerto Utara. Daftar Isi Dari Redaksi..................................... Tajuk Rencana.................................. Laporan Utama................................. Laporan Khusus................................ Straight News................................... Profile............................................... Surat Pembaca.................................. 2 3 4 6 8 9 10
Cahunsoed.com
Kuliah Bae, Kapan Sinaune
www.cahunsoed.com
Tajuk Rencana
www.cahunsoed.com
ada, jelas Wiwid Waluyo, Staf Bagian Kemahasiswaan. Wiwid juga menambahkan mengenai klasifikasi PPA. 75% seleksi dilihat dari IP si peserta. Untuk seleksi lebih, kondisi ekonomi keluarga dan keaktifan mahasiswa yang menerima juga dipertimbangkan, jelas Wiwid mempertegas proses seleksinya. Selain itu, proses seleksi pun dilanjutkan melalui verifikasi data calon penerima. Jika penerima sudah ditentukan, harusnya ada survei lapangan untuk verifikasi data penerima, tegas Wiwiwd kepada Tim Tonggak. Namun kenyataannya berbanding terbalik, ada mahasiswa yang memiiki IP tinggi, aktif pula dalam berorganisasi, tapi ia tak mendapatkan beasiswa. Wita Nur S salah satu mahasiswi yang kurang beruntung. Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2012 ini, meraih IP sebesar 3,73. Ia pun aktif dalam UKM Teater Si Anak tetapi tidak lolos seleksi beasiswa PPA. Persyaratan sudah lengkap padahal, saya juga ikutan organisasi, tapi tetap saja saya tidak mendapatkan Beasiswa, keluh Wita. Berbeda dengan Wita, Muchamad Muchlas Rifa'i Ilmu Komunikasi 2012, lebih beruntung ia bisa mendapatkan beasiswa program PPA. Padahal jika diban-
www.cahunsoed.com
Laporan Utama
dingkan dengan Wita, Indeks Prestasi Rifa'i lebih dibawahnya, 3,64. Lebih lagi, program beasiswa BBM. Menurut data yang didapat tim Tonggak dari informan yang enggan disebutkan namanya, ada kesalahan fatal dalam seleksi penerimaan BBM. Mahasiswa yang dihitung mampu secara ekonomi bisa mengakses beasiswa BBM, yang tidak mampu malah tidak mendapatkan. Padahal keduanya sama-sama mengajukan prasyarat yang sama. Dalam prasyarat BBM, SKTM menjadi indikator utama untuk memastikan kelayakan penerima. Konon untuk mendapatkan SKTM, siapa saja bisa mengaksesnya. Datang menuju kelurahan, mendaftarkan diri dan membayar kas untuk SKTM, kelurahan langsung saja membuatkannya. Sehingga dalam seleksi penerima beasiswa BBM sering terjadi kekeliruan sasaran. Menanggapi hal ini, pihak Bapendik mengakui jika tidak ada survei lapangan terkait ekonomi keluarga calon penerima beasiswa.Seleksi beasiswa harusnya ada survei, tapi takut memakan waktu dan biaya. Jadi untuk mempersingkat waktu ya hanya sebatas itu saja seleksinya, penghasilan orang tua dan IP, tanggap Wiwid Staf Bagian Kemahasiswaan. Andi Antono, Pembantu Dekan III, juga menjelaskan bahwa memang kegiatan suvei tidak dilaksanakan. Hal itu dikarenakan tidak adanya perintah dari rektor untuk melakukan survei bagi calon penerima beasiswa. Bukannya malah memperhatikan sistem yang ada, ia malah menyalahkan mahasiswa yang melakukan ketidakjujuran. Kejujuran para mahasiswa lah yang kita perlukan. Bila ada mahasiswa yang menyalahgunakan SKTM berarti mereka tidak jujur dalam pengajuan beasiswa, tukasnya menyalahkan mahasiswa. Kini jelas sudah tidak ada kepastian mekanisme penerima beasiswa yang paten serta harus dilaksanakan. Verifikasi tanpa survey, Kesalahan sasaran penerima menjadi barang lumrah karena waktu dan dana yang mepet. Seolah para pejabat kampus mengabaikan hak dan prioritas kelayakan penerima beasiswa, dan lagi-lagi mahasiswa menjadi korbannya.
Laporan Khusus
apan pengumuman dikampus Fisip Unsoed bagi sebagian besar mahasiswa sudah tidak lagi menjadi pusat informasi yang efektif. Tengoklah beberapa mading yang ada didekat Bapendik, sedikit mahasiswa yang sengaja lama-lama berdiri didepannya tuk sekedar membaca informasi. Meski banyak pengumuman penting yang terpampang di sana, pada akhirnya terbengkalai dan runyam lama-kelamaan. Termasuk Informasi Beasiswa. Wajar saja jika banyak mahasiswa yang tidak mengetahui informasi terkait beasiswa melalui leaflat (tempelan). Yudha Pratama Hubungan Internasional 2012 mengatakan jika sedikit mahasiswa yang mengakses informasi melalui papan mading Bapendik. Malah Ia mendapatkan banyak informasi beasiswa langsung dari penuturan teman sekelas ataupun angkatan yang lebih dulu. Gua tau adanya beasiswa juga dari senior gua, bukan dari leaflat yang ditempel didepan Bapendik, jelasnya. Bahkan, ketika tim Tonggak menilik Web www.unsoed.ac.id, untuk meninjau pengumuman beasiswa, malah tidak ada informasi Update terkait Beasiswa. Hanya pengumuman beasiswa tahun lalu saja 2011. Informasi ini Tim Tonggak akses tanggal 19 Juni 2013. Beberapa Jurusanpun menganggap
bahwa sosialisasi beasiswa tidak masif. Mintarti M.Si., Kajur Sosiologi menjelaskan jika jurusan saja hanya diberikan leaflat. Jurusan juga memberi tahu jika pihak kemahasiswaan memberi leaflat untuk ditempel saja, kata Mintarti. Mintarti menerangkan tidak pernah ada koordinasi jelas untuk menyebarkan informasi beasiswa kepada mahasiswa. Jurusan itu tidak pernah mendapatkan surat untuk mengkoordinasikan mahasiswa, padahal bisa saja jurusan membantu dengan mengumpulkan mahasiswa, tapi ya harus dikoordinasikan, ini gak ada, kata Mintarti. Terkait masalah sosialisasi, Bapendik justru menyalahkan mahasiswa atas ketidaktahuan mereka. Wiwid Waluyo Staf Subbagian Kemahasiswaan, tetap bersikukuh bahwa beasiswa sudah disosialisasikan dengan baik. Kami memang mensosialisasikannya hanya lewat leaflat saja dan juga Web Unsoed, jika mahasiswa tidak mengetahuinya, mungkin merekanya saja yang kurang aktif untuk mencari informasi, kata Wiwid sewot. Bukan hanya menyalahkan mahasiswa saja, Ia pun menambahkan jika informasi beasiswa juga menuntut kreativitas jurusan untuk menyebarkan informasi. Mungkin jurusan saja mas, yang kurang kreatif dalam
www.cahunsoed.com
mensosialisasikan beasiswa, tuding Wiwid kepada jurusan. Namun, Mintarti Kajur Sosiologi menyayangkan jika dalam hal ini jurusan harus disalahkan. Jika jurusan dituntut inisiatif mengumpulkan mahasiswa untuk mensosialisasikannya, lalu apa tugas dari subbagian kemahasiswaan? Dilihat dari tugasnya, subbagian kemahasiswaan bertanggungjawab membantu mahasiswa untuk mendapat informasi beasiswa. Tidak hanya menempel leaflat ditempat strategis, tetapi juga lebih kreatif dan inisiatif dalam menyebarkan informasi. Sehingga mahasiswa tidak harus mengemis informasi beasiswa yang sudah menjadi haknya. Sosialisasi beasiswa adalah hal yang sangat penting, tak hanya meringankan beban mahasiswa tapi juga memberikan motivasi dalam belajar. Seperti yang diungkapkan Mohammad Belanegara Jurusan Administrasi Negara
2012 Gua tuh ga tau kalo ada beasiswa, seandainya tau gua pasti bakal lebih giat belajar buat ngedapetinnya, ujar Mohammad. Kini sosialisasi beasiswa yang semestinya diketahui mahasiswa secara menyeluruh malah sedikit yang tahu. Pertanggung jawaban atas sosialisasi pun dilempar tuding antara Bapendik dan jurusan. Lebih-lebih menyalahkan mahasiswa karena tidak aktif mencari. Padahal setiap mahasiswa memiliki hak untuk mendapatkan informasi dan akses yang sama untuk mendapatkan beasiswa. Lagi-lagi mahasiswa menjadi korban atas kekacauan kinerja dan sistem yang ada.
Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas
Indah Laundry
MELAYANI ANTAR JEMPUT SEGALA JENIS CUCIAN
* BIASA 2 HARI 2500/KG * KILAT 1 HARI 4000/KG * KILAT 6 JAM 10.000/KG
ANTAR JEMPUT
GRATIS
PIN: 275FF9AA/2922560E Call: 085747766627/087837117343
Alamat:
JL. RIYANTO, RUKO NO. 2 SUMAMPIR, PURWOKERTO
WWW.CAHUNSOED.COM www.cahunsoed.com
Profil
Beasiswa, Jalan Lain Mengenyam Pendidikan Mahal
Oleh : Fita Nofiana Mahalnya pendidikan, memaksa beasiswa menjadi satu-satunya jalan baginya
Menempuh pendidikan tinggi memang keinginan hampir semua orang. Namun, ketidakberd a y a a n ekonomi seringkali membuat keinginan mereka h a r u s terbendung. Salah satu orang yang merasakan susahnya akses pendidikan adalah Chamid Sutikno. membayar SPP. Hingga akhirnya, mahasiswa ilmu politik 2010 ini mampu menempuh pendidikan tinggi dengan jalan beasiswa. Memang mendapatkan beasiswa bukanlah hal yang mudah, mengingat jumlah kuota beasiswa yang terlalu sedikit dibandingkan dengan orang yang membutuhkannya. Kesulitan itu dialami oleh Chamid, semasa awal menjelang masuk perguruan tinggi. Chamid rela bolak balik ke ruang bimbingan konseling, untuk mendapat informasi tentang beasiswa bidik misi. Dulu, saya belum begitu bisa mengakses internet, makanya bolak-balik BK, ujar Chamid mengenang. Usahanya pun tak sia-sia, Ia akhirnya mendapatkan Beasiswa Bidik Misi.
Ayahnya seorang buruh tani, ibunya hanya mengurus rumah. Penghasilan keluarganya pas-pasan, cuma cukup buat Perjuangan untuk menyelesaikan makan. Keadaan itu mempendidikan tak sampai pada buatnya kesulitan untuk memHari ini yang bisa mendapatkan beasiswa. biayai pendidikan yang membantu saya dalam Chamid tentu saja harus terus pendidikan hanya semakin hari semakin mahal. mempertahankan beasiswabeasiswa Ia harus terus memutar otak nya dengan konsisten mendaagar dapat mengenyam patkan nilai akademik yang pendidikan. memuaskan. Jika IPK jelek, beasiswanya "Hari ini yang bisa membantu saya bisa dicabut dan diganti kata ketua himpudalam pendidikan hanya beasiswa, tutur nan mahasiswa bidik misi ini. laki-laki yang sering disapa Chamid. Sejak Dengan aktivitas yang SMA kelas XI Ia mendapat beasiswa untuk dimilikinya, mempertahankan nilai
www.cahunsoed.com
akademik menjadi persoalan yang tidak mudah. Membagi waktu antara kesibukannya di luar akademis merupakan tantangan bagi Chamid. Kalau tugas sebisanya di cicil biar pas deadline kita nggak kewalahan, ujarnya. Sampai semester 5 ini dia masih mendapatkan beasiswa bidik misi. Meski dengan berbagai syarat untuk mengajukan beasiswa ini, Chamid sama sekali tidak merasa ini menjadi beban namun menjadikannya sebagai pertanggung jawaban ketika ada tanggung jawab, maka di situ kita akan terus belajar Tegas Chamid Mahasiswa asal Desa Gelagah tersebut berharap agar teman-temanya yang ada di desa bisa merasakan
pendidikan yang sama sepertinya. Dia ingin pendidikan tinggi dapat menjangkau sampai ke pelosok desa. intinya pendidikan untuk semua, tukas Chamid.
Ia yang berbuat salah dan tidak memperbaikinya, sedang berbuat salah lagi. -Kung Fu-Tze-
Sabita Laundry
K a r a n g Wa n g k a l
Straight News
Mahasiswa Keluhkan Beasiswa Belum Cair
padahal pengunguman penerimaan beasiswa sudah tertempel Purwokerto Tonggak, (20/06) sudah satu bulan lamanya beasiswa PPA dan BBM belum cair, padahal pengumuman penerimaan beasiswa sudah tertempel. Hal ini membuat sebagian besar mahasiswa penerima mengeluh. Devi Suci H salah satunya, Ia merasa jika Bapendik terlalu lama memproses pendataan penerima padahal Ia sudah berharap banyak untuk menerima bantuan beasiswa. Kita merasa kayak digantungin sama Bapendik, kan kita juga butuh buat membantu proses akademis juga kayak beli buku dan lain sebagainya, keluh Devi. Menanggapi keluhan dari mahasiswa, Pembantu Dekan III, Andi Antono malah tidak begitu mengetahui sejauh mana proses penerimaan beasiswa. Ia malah baru mengetahui ada perevisian data penerima beasiswa ketika tim Tonggak mengatakannya. Perevisian ini menurut klarifikasi pihak Bapendik dikarenakan adanya proses pendataan ulang penerima. Ini belum fix, karena ada pendataan lagi penerimanya, kata Wiwid Waluyo, Staf Bagian Kemahasiswaan.(ER)
www.cahunsoed.com
Surat Pembaca
Imbalan Prestasi
Oleh: Annisa Nur Dzakiyah
dalam maupun di luar kampus. Banyak orang Universitas Jenderal Soedirman mengejar nilai terbaik memberikan imbalan bagi para mahasiswa sebagai lambang sebuyang berprestasi dalam bentuk beasiswa ah prestasi, banyak PPA (Peningkatan Prestasi Akademik). juga yang acuh tak Adapula beasiswa bagi mahasiswa yang acuh terhadap sebuah berprestasi, namun memiliki ekonomi yang nilai karena yang terkurang mencukupi yakni Beasiswa BBM. penting adalah bukti Setiap tahunnya nyata. Setiap orang memselalu dibuka pendaftaran iliki pandangan masingBukan sekedar menjadi beasiswa PPA dan BBM. masing terhadap nilai. mahasiswa kupu-kupu yang Untuk mendapatkan beaDalam proses hanya memiliki aktivitas siswa tersebut tidaklah belajar mengajar, nilai kuliah dan pulang, perlu mudah, setiap mahasiswa menjadi tolak ukur keadanya aktivitas harus memenuhi permampuan seseorang. pengembangan diri seperti syaratan yang telah Seseorang dianggap bermengikuti berbagai kegiatan ditentukan. Akan tetapi, prestasi jika memiliki nilai positif baik di dalam maupun tidak sesulit mendapatkan yang bagus. Saya mengadi luar kampus. beasiswa dari perusahaan kui bahwa saya mebesar, seleksi yang dinginginkan nilai yang lakukan hanyalah seleksi administrasi bagus sebagai bentuk kepuasan terhadap dimulai dari tingkat fakultas kemudian diapa yang telah dilakukan dalam proses lanjutkan di tingkat universitas, barulah belajar. Namun, apakah hanya sebatas muncul nama-nama mahasiswa yang dapat nilai? Tidak, bagi saya tak cukup hanya memperoleh beasiswa. Tidak ada seleksi nilai sebagai lambang sebuah prestasi sepsikotes atau wawancara dalam prosesnya. seorang. Harus ada bukti nyata dari apa Beasiswa PPA ditujukan kepada yang telah didapatkan. para mahasiswa berprestasi yang diharapPrestasi tak hanya diukur dari nilai kan setelah memperoleh beasiswa tersebut, yang tertulis dalam selembar kertas, prestamahasiswa dapat meningkatan prestasi si juga dapat dilihat dari apa yang dilakuakademik dan mampu menerapkan apa kan seseorang. Bukan sekedar menjadi yang diperoleh pada bangku kuliah melalui mahasiswa kupu-kupu yang hanya memusaha inovatif. iliki aktivitas kuliah dan pulang, perlu Unsoed memberikan berbagai adanya aktivitas pengembangan diri seperti syarat kepada mahasiswa yang ingin mengikuti berbagai kegiatan positif baik di
10
www.cahunsoed.com www.cahunsoed.com
WWW.CAHUNSOED.COM www.cahunsoed.com
mendapatkan beasiswa PPA, diantaranya adalah IPK minimal 3,00; mengisi blanko biodata beasiswa; tidak sedang menerima beasiswa dari pihak manapun; dan lain sebagainya. Dalam blanko biodata mahasiswa, setiap mahasiswa juga diminta untuk mencantumkan organisasi apa yang sedang diikuti beserta jabatan yang dipegang saat ini. Penerima beasiswa PPA pun dibatasi oleh kuota, tidak semua mahasiswa dengan IPK diatas 3,00 dan memenuhi seluruh persyaratan dapat memperoleh beasiswa. Bagaimanakah seseorang dapat masuk dalam kuota tersebut? Dilihat dari IPK tertinggi sajakah atau terdapat faktor lain? Hal tersebut tidak pernah dijabarkan secara langsung oleh pihak fakultas dan universitas. Mahasiswa hanya mengetahui bahwa ia harus mengumpulkan semua berkas kemudian menunggu pengumuman penerima beasiswa. Semua mahasiswa seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh beasiswa dengan ketentuan bahwa mahasiswa tersebut telah memenuhi berkas-berkas yang disyaratkan. Namun, terkadang muncul ketidakpuasan beberapa orang ketika hasil penerima beasiswa diumumkan. Beberapa mahasiswa merasa bingung karena ia telah melengkapi semua berkas dan memiliki IPK tinggi, sayangnya tidak memperoleh beasiswa. Hal inilah yang menimbulkan berbagai prasangka buruk terhadap bentuk penyeleksian beasiswa. Kurangnya
transparansi terhadap bentuk penyeleksian membuat beberapa mahasiswa merasa kecewa. Selain itu, pengumuman yang muncul di FISIP pun terkesan lama. Setiap mahasiswa yang telah mengumpulkan berkas pasti sangat menunggu pengumuman hasil seleksi yang dilakukan. Namun, benar-benar membutuhkan kesabaran untuk mengetahui siapakah yang memperoleh beasiswa di FISIP. Mengapa seperti itu? Selama saya mendaftar beasiswa PPA, saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya. Contohnya saja tahun 2013 ini, berkas telah dikumpulkan sejak Februari lalu, namun saya dapat mengetahui hasilnya pada bulan Mei. Sayangnya itu baru usulan dari FISIP kepada universitas, sedangkan di fakultas lain telah muncul pengumuman penerima beasiswa jauhjauh hari sebelumnya. Apakah setiap fakultas memiliki perbedaan jadwal pengumuman? Banyak pertanyaan yang muncul mengenai begitu lamanya pengumuman penerima beasiswa di FISIP, apakah faktor yang menyebabkan hal itu terjadi? Apakah SK Rektor yang tak kunjung turun ataukah penyeleksian di tingkat fakultas terlalu lama? Bagaimana pula bentuk penyeleksian yang dilakukan untuk memenuhi kuota? Pertanyaan seperti ini belum dapat terjawabkan hingga saat ini.
11
Cahunsoed.com
Kuliah Bae, Kapan Sinaune
Be a biker !
How brave are you ?
CAFE BU HERVIN
Sedia:
Rabbit
Hervin
Pakan Kelinci Pellet Tempat Pakan Botol Minum Kandang Kelinci, dll.
Chinese Food, Seafood and Javanese Food Murah Tur Wareg Menu Nasi Goreng Bakso
Nasi Goreng Bakso Cumi/Udang Mie Goreng Bakso Capcay Goreng Bakso Cumi Masak Cabe + Nasi Telur Masak Cabe + Nasi Sop Cumi/ Udang + Nasi Sop Ayam + Nasi Opor Ayam + Nasi Kupat Tahu Bihun Goreng Nasi Putih
Kantin Jokowie