You are on page 1of 21

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Siswa SMP merupakan bagian dari usia remaja yang berusia antara 10 19 tahun sesuai batasan WHO. Menurut angka statistik terdapat sekitar 1 milyar remaja di dunia dan 85% nya berada di negara berkembang.1 Dilihat dari suatu kehidupan, remaja mempunyai fenomena yang cukup menarik dibandingkan dengan rentang perkembangan kehidupan yang lain. Hal ini disebabkan karena dalam perkembangannya, remaja banyak sekali mengalami perubahan perubahan yang berjalan sangat cepat baik fisik maupun psikisnya. Maka dari itu, penting bagi remaja untuk mengetahui dan memperhatikan tentang kesehatan reproduksi. Sedangkan

reproduksi disini adalah peristiwa atau proses yang berkaitan dengan fungsi kembangbiak atau meneruskan keturunan. Pada Pasal 71 tentang Kesehatan Reproduksi dinyatakan, ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup saat sebelum hamil, waktu melahirkan dan sesudah melahirkan, pengaturan kehamilan, alat kontrasepsi, kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi.1 Sejalan dengan pemikiran di atas, Mashuri dalam unit Penelitian Lembaga Ekonomi (UPLEK) FK UNUD (1991) mengatakan bahwa tidaklah keliru jika masa remaja digolongkan sebagai masa yang rawan atau kritis dan sulit dipahami oleh remaja itu sendiri, seperti menimbulkan pertanyaan pertanyaan tentang fungsi organ reproduksi, infeksi menular seksual (IMS), kehamilan tidak dikehendaki (KTD), yang sering ditanyakan oleh remaja di indonesia. Sehingga tidak jarang mengakibatkan munculnya hal hal yang tidak diinginkan seperti pergaulan bebas antara remaja putra dan putri yang berakibat negatif pada remaja itu sendiri. 2 Dengan berkembangnya teknologi dan pesatnya arus globalisasi, informasi semakin mudah di akses oleh para ramaja. Namun dilain pihak, keberadaan dan kemudahan informasi ini harus diperhatikan karena tidak semua informasi yang didapat berasal dari sumber yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Selain itu kurangnya kontrol dari masyarakat dan orang tua dimana orang tua masih merasa tabu untuk membicarakan seks dengan anaknya menyebabkan para remaja berpaling mencari sumber sumber lain yang tidak akurat yang menimbulkan dampak negatif terhadap remaja itu sendiri. Ini mencerminkan kurangnya pengetahuan serta akses mereka akan informasi kesehatan reproduksi (kespro) yang benar.

Ditinjau dari bidang kegiatan WHO yaitu kesehatan, masalah yang dirasakan paling mendesak berkaitan dengan kesehatan remaja adalah kehamilan yang terlalu awal, abortus dan pernikahan usia dini. Secara global terdapat 28 kasus per 1.000 perempuan setiap tahunnya. Dari penelitian lebih lanjut jumlahnya naik dari 44 % di tahun 1995 menjadi 49 % pada tahun 2008. Angka kejadian aborsi di Indonesia yang mencapai angka 2,5 juta/tahun. Dari hasil survei terakhir di 33 provinsi pada tahun 2008 oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dilaporkan 63 % remaja di Indonesia pada usia antara SMP dan SMA sudah melakukan
2

hubungan seksual di luar nikah ironisnya 21 % di antaranya dilaporkan melakukan aborsi.

Sehingga subjek yang dipilih adalah remaja putra dan putri karena kesehatan reproduksi yang mendasari penelitian ini tidak lepas dari hubungan antara remaja berlawanan jenis. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih topik kesehatan reproduksi remaja menitikberatkan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa siswi SMP Tomang mengenai kesehatan reproduksi remaja. . 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat dirumuskan, sebagai berikut : 1. Kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku siswa siswi SMP akan Informasi kesehatan reproduksi (kespro) yang benar 2. Ditinjau dari bidang kegiatan WHO yaitu kesehatan, masalah yang dirasakan paling mendesak berkaitan dengan kesehatan remaja adalah kehamilan yang terlalu awal, abortus dan pernikahan dini 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa - siswi SMP mengenai kesehatan reproduksi dan faktor faktor yang berhubungan.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa SMP mengenai kesehatan reproduksi dan faktor faktor yang berhubungan. 2. Diketahuinya hubungan antara pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi informasi. 3. Diketahui hubungan antara pengetahuan terhadap pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi informasi. 4. Diketahui hubungan antara sikap terhadap pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi informasi. 5. Diketahui hubungan antara perilaku terhadap antara pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi informasi. 6. Diketahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi informasi. 7. Diketahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku terhadap pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi informasi. 8. Diketahui hubungan antara sikap dan perilaku terhadap pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi informasi.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi peneliti 1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di peroleh saat kuliah dan membandingkan dengan keadaan sebenarnya didalam masyarakat. 2. Mengembangkan daya nalar, minta, dan semangat serta pengalaman penelitian. 3. Melatih kemampuan dalam berkomunikasi dengan masyarakat. 4. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa kedokteran untuk memberikan sebagian ilmunya berupa edukasi tentang hal hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi pada siswa SMP

1.4.2 Manfaat bagi perguruan tinggi 1. Mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, pengabdian kepada masyarakat dan peneliti. 2. Mewujudkan Perguruan Tinggi UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran serta fungsinya dibidang kesehatan. 3. Mengenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat. 1.4.3 Manfaat bagi masyarakat 1. Dengan diberikannya edukasi mengenai kesehatan reproduksi pada siswa siswi SMP dapat menambah pengetahuan para siswa tersebut, dengan harapan derajat kesehatan reproduksi dapat optimal 2. Sebagai bahan informasi bagi siswa siswi SMP dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya

Bab II Tinjauan Pustaka


2.1 Kesehatan Reproduksi 2.1.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.4 Kesehatan reproduksi pada remaja memberikan definisi yang lebih bersifat konseptual yaitu memiliki tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Ditinjau dari bidang kegiatan WHO yaitu kesehatan, masalah yang dirasakan paling mendesak berkaitan dengan kesehatan remaja adalah kehamilan yang terlalu awal.1 2.1.2 Tujuan Kesehatan Reproduksi Para remaja akan tempat yang nyaman untuk memeriksakan diri atau konsultasi perlu dengan para petugas dan orang-orang yang tepat yang mengalami masalah-masalah keremajaan. Adapun tujuan kesehatan reproduksi remaja, yaitu:5 1. Menurunkan risiko kehamilan dan pengguguran yang tidak dikehendaki 2. Menurunkan penularan IMS / HIV-AIDS 3. Memberikan informasi kontrasepsi (untuk pasca keguguran) 4. Konseling untuk mengambil keputusan Bila pelayanan reproduksi esensial tersebut dapat dilaksanakan akan merupakan langkah yang sangat baik untuk mengatasi masalah masalah remaja seperti yang diuraikan diatas (Soetjiningsih, 2004). Alat-alat reproduksi menurut diantara perubahan-perubahan fisik, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki).3 1. Alat-alat reproduksi pria terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar seperti penis dan kantong Zakar (skrotum) sedangkan alat reproduksi pria bagian dalam terdiri dari : testis, epididimis, kelenjar prostate, vasdeferens dan saluran kencing (uretra).

2. Alat-alat reproduksi wanita terdiri dari bagian luar dan bagian dalam, bagian luar seperti bibir besar kemaluan (labia mayora), bibir kecil kemaluan (labia minora), klitoris, uretra dan vagina (liang seggama). Alat reproduksi bagian dalam seperti liang senggama (vagina), mulut 3. rahim (servix), rahim (uterus), saluran telur (tuba falopii) dan indung telur (ovarium). 2.1.3 Proses reproduksi Pada manusia terjadi proses reproduksi yang dibedakan atas : 1. Wanita Alat reproduksi wanita telah berkembang dan indung telur memproduksi : hormon progesteron. Bertugas untuk mematangkan dan menyiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi, hormon estrogen, yaitu yang mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan (payudara membesar, pinggul membesar, suara halus dan sebagainya). Hormon ini juga mengatur siklus haid dan sel telur. Sel telur yang sudah matang dilepas dari indung telur. Sel itu ditangkap oleh saluran telur untuk selanjutnya dibuahi oleh spermatozoa atau dikeluarkan bersama sama haid. 2. Pria Testis terletak dalam sebuah kantong (scrotum) yang tergantung di bawah penis. Testis memproduksi : hormon androgen dan testosterone yang sejak remaja menyebabkan tumbuhnya tanda-tanda kelaki-lakian pada orang yang bersangkutan, seperti kumis dan jenggot, jakun, otot yang kuat, suara yang berat, bulu kemaluan dan ketiak dan sebagainya. Testoterone juga menyebabkan timbulnya birahi (nafsu seks, libido). Benih laki-laki (spermatozoa). Benih inilah yang jika bertemu dengan telur (ovum) dalam rahim wanita akan membuahi telur itu sehingga menjadi kehamilan.

2.2 Remaja 2.2.1 Pengertian remaja Remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda sosial seksual sekundernya sampai saat mencapai kematangan seksual.3

Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak kanak menjadi dewasa. Berbagai tantangan yang sulit, tantangan ini kadang sulit diatasi sebab secara fisik maupun sudah dewasa namun secara psikologis belum tentu. Kejadian serupa tidak jarang terjadi diberbagai negara termasuk di Indonesia. 2.2.2 Batasan Remaja Sebagai pedoman umum dapat digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja indonesia dengan pertimbangan.
3

Dalam proses penyesuaian diri menuju

kedewasaan ada tiga tahap perkembangan remaja, meliputi : 1. Remaja awal (Early Adolescent) Remaja pada tahap ini mengalami kebingungan akan perubahan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. 2. Remaja madya atau pertengahan ( Middle Adolescent ) Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman. Ada kecenderungan narcistic, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu mereka masih mengalami kebingungan untuk menentukan pilihan. 3. Remaja akhir (Late Adolescent) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal: minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dalam pengalaman-pengalaman baru, terbentuk identitas seksual yang tidak akan yang tidak akan berubah lagi, egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dan orang lain dan tumbuh dinding yang memisahkan diri dan pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).6

2.3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku siswa SMP mengenai Kesehatan reproduksi Pengetahuan reproduksi meliputi aspek reproduksi seperti usia subur wanita, menstruasi, masa subur wanita, kehamilan, usia nikah yang dianjurkan dan jenis alat kontrasepsi. Berdasarkan penelitian Ramly Bandy dkk (1900) mengadakan penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku remaja mengenai masalah kesehatan reproduksi atau seksualitas, diamana hasilnya menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengaku mengetahui tentang pengetahuan seksualitas di kalangan siswa siswi SMP di DKI Jakarta adalah sebesar 62,7 % (667 orang dari 922 orang responden). Dari hasil penelitian tersebut masalah pengetahuan kesehatan reproduksi remaja menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di Indonesia masih mempunyai pengetahuan kesehatan reproduksi yang relatife kurang, hal ini besar kemungkinan adanya kaitannya dengan kurangnya informasi mengenai reproduksi secara benar yang diperoleh remaja. Mengenai kurangnya kadar informasi tentang pengetahuan kesehatan reproduksi yang diperoleh remaja menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1993), anatara lain disebabkan karena sikap orang tua yang tabu untuk membicarakan seks dengan anaknya, seperti teman sebayanya.2 Pada masyarakat tertentu, nilai tradisional dalam perilaku seks yang paling utama adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Nilai ini tercermin dalam bentuk keinginan untuk mempertahankan kegadisan seorang wanita sebelum menikah. Pada penelitian sebagian besar remaja masih mempunyai sikap yang positif terhadap maslah- masalah reproduksi, atau dengan kata lain penilaian mereka masih sejalan dengan norma sosial yang berlaku. Dari 108 remaja yang diwawancarai 60,2% menyatakan tidak setuju dengan hubungan seksual sebelum menikah (dilakukan dengan pacar), 73,1 tidak setuju dengan kehamilan sebelum menikah 66,6% tidak setuju dengan pengguguran kandungan 75,9% tidak setuju dengan penggunaan alay kontrasepsi pada remaja. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran nilai nilai dan norma norma perilaku yang berkaitan dengan kehidupan seks dikalangan masyarakat, khususnya dilikungan remaja. Adanya pengendoraan norma ini misalnya terungkap pada penelitian yang dilakukan terhadap remaja di Jambi dan Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa adanya indikasi cukup banyaknya remaja yang sudah melakukan hal hal yang bertentangan dengan norma norma agama, seperti pernah mancium pipi (41,67 untuk Jambi,

13,33% Kalsel), pernah mencium bibir (30,62% Jambi 13,33 Kalsel) memegang kelamin atau buah dada (Jambi 18,41% Kalsel 4%) dan melakukanb hubungan seksual sebanyak 9,3% Jambi dan 10,66% Kalsel.2 Menurut Notoatmodjo (2007), secara umum terdapat 4 faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi, yaitu:6 1. Faktor sosial-ekonomi, dan demografi. faktor ini berhubungtan dengan kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan mengenai perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil. 2. Faktor budaya dan lingkungan, antara lain adalah praktik tradisional yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi, keyakinan banyak anak banyak rezeki, dan remaja mengenai fungsi dan proses reproduksi. 3. Faktor psikologis: keretakan orang tua akan memberikan dampak pada kehidupan remaja, depresi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharganya wanita di mata pria yang membeli kebebasan dengan materi. 4. Faktor biologis, antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi, dan sebagainya

Kerangka Teoritis

Jenis Kelamin

Teknologi informasi

Lingkungan ekonomi

PSP anak SMP


Usia

Sosial Budaya

Kesehatan Reproduksi

Intelegensi

Orang tua Pendidikan Pengalaman

Kerangka Konsep

Pengetahuan, sikap dan perilaku siswa siswa SMP mengenai Kesehatan Reproduksi

Pendidikan Usia Jenis Kelamin Lingkungan sosial Teknologi informasi Pola asuh Pendapatan keluarga

10

BAB III Metodologi Penelitian


3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional mengenai gambaran hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku anak SMP mengenai Kesehatan Reproduksi dan Faktor Faktor Pendukungnya, di Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMPN 286, Tomang Grogol Petamburan Jakarta Barat.

3.3 Populasi a. Populasi Target Populasi target adalah seluruh siswa-siswi SMP kelas VII dan VIII. b. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah seluruh siswa-siswi SMP kelas VII dan VIII yang sekolah di SMP 286, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Tahun ajaran 2012-2013.

3.4 Kriteria inklusi dan eksklusi Kriteria inklusi adalah Semua murid SMP kelas VII dan VIII di SMPN 286, Tomang, Grogol Petamburan Jakarta Barat yang masuk sekolah saat diberikan kuesioner Semua murid yang menerima untuk diberikan kuesioner untuk penelitian

Kriteria eksklusi adalah Semua murid SMP kelas VII dan VIII di SMPN 286, Tomang, Grogol Petamburan Jakarta Barat yang tidak masuk saat diberikan kuesioner

11

Semua murid SMP kelas VII dan VIII di SMP 286, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Tahun ajaran 2012-2013 yang tidak ingin berpartisipasi dalam penelitian

3.5 Sampel 3.5.1 Besar Sampel


Melalui rumus dibawah ini didapatkan besar sampel minimal sebagai berikut : (Z.)2 .p.q n1 = L2 n2 = n1 + (10% . n1 ) n1 = jumlah sampel minimal n2 = jumlah sampel ditambah substitusi 10% ( substitusi adalah persen responden yang mungkin drop out ) Z = nilai konversi pada tabel kurva normal, dengan nilai = 5% didapatkan Z pada kurva normal = 1,96. P= proporsi keadaan yang diteliti, yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai kesehatan reproduksi (63% menurut BKKBN) 63% = 0,63 q = 1 - p (100% - 63% = 37% = 0,37) L = derajat kesalahan yang masih diterima adalah 10%. Berdasarkan rumus diatas, didapatkan angka : (1,96)2 x 0,63 x 0,37 n1 = (0,1)2 n1 = 89,54

Untuk menjaga adanya kemungkinan responden yang droup out, maka dihitung: n2 = 89,54 + (10% x 89,54) = 98,49 ,dibulatkan menjadi Jadi, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 98 orang

12

3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan consecutive sampling yang
dilakukan dengan cara berikut: setiap siswa-siswi SMPN 286, Tomang, Grogol Petamburan Jakarta

Barat yang memenuhi kriteria untuk dijadikan subjek penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan
terpenuhi.

3.6

Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini digunakan variabel dependent (terikat) dan variabel independent

(bebas). Variabel terikat adalah pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi dan teknologi informasi. Variabel bebas antara lain Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku anak SMP mengenai Kesehatan reproduksi.

3.7

Cara Kerja 1. Menghubungi kepala puskesmas kelurahan Tomang yang akan menjadi daerah penelitian untuk melaporkan tujuan penelitian dan meminta ijin melakukan penelitian di SMPN 286, Tomang, Grogol Petamburan Jakarta. 2. Menghubungi Kepala Sekolah SMPN 286, Tomang, Grogol Petamburan Jakarta Barat yang menjadi daerah penelitian untuk melaporkan tujuan diadakannya penelitian di daerah tersebut. 3. Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner di wilayah kerja SMPN 286, Tomang, Grogol Petamburan Jakarta Barat. 4. Melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data 5. Penulisan laporan penelitian. 6. Pelaporan penelitian.

3.7.1 Pengumpulan Data Data primer yang diambil dari respon den dengan teknik wawancara dengan menggunakan bantuan kuesioner terhadap anak SMPN 286, Tomang, Grogol Petamburan Jakarta Barat.

13

3.7.2 Pengolahan Data Terhadap data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan berupa proses editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan program komputer, SPSS.

3.7.3 Penyajian Data Data yang didapat disajikan dengan tekstular dan tabular.

3.7.4 Analisis Data Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistic Kolmogorov Smirnov one tailed.

3.7.5 Interpretasi data Data diinterpretasi secara univariat dan bivariat (Kolmogorov - Smirnov)

3.7.6 Pelaporan Data Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan di presentasikan di hadapan staf pengajar bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) dalam forum pendidikan Ilmu Kedokteran komunitas FK UKRIDA.

3.8 Definisi Operasional 3.8.1 Data Umum a. Responden: adalah seluruh siswa SMPN 286, Tomang, Grogol Petamburan Jakarta Barat. b. Umur adalah umur siswa terhitung dari waktu lahir sampai waktu dilakukannya penelitian, yang dapat dilihat pada kartu pelajar. Usia siswa SMP di sekolah ini berkisar antara 13-15 tahun. c. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang mencakup tingkat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi atau yang sederajat. Pendidikan SMP adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat).

14

Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun mulai dari kelas VII sampai kelas IX. (Wikipedia). d. Jenis Kelamin adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu.(Wikipedia) Jenis kelamin terbagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki adalah seseorang yang memiliki identitas laki-laki seperti memproduksi sperma Perempuan adalah seseorang yang memiliki identitas perempuan seperti menghasilkan sel telur, menstuasi, hamil dan menyusui. e. lingkungan social adalah hubungan interaksi antara masyarakat dengan lingkungan. Aktivitas responden dalam mengikuti kegiatan di masyarakat seperti bermain bersama teman-teman, belajar bersama, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah seperti Pramuka, PMR, kesenian dan olahraga. Dikelompokkan menjadi: Aktivitas social baik adalah keadaan dimana seorang remaja mengikuti lebih dari dua aktivitas social. Aktivitas social cukup adalah keadaan dimana seorang remaja satu atau dua aktivitas social. Aktivitas social kurang adalah keadaan dimana seorang remaja tidak mengikuti sama sekali aktivitas social. f. Pendapatan keluarga adalah jumlah total pendapatan keluarga selama satu bulan dibagi dengan jumlah orang yang menjadi tanggungan keluarga. Pengelompokan dibagi berdasarkan standar yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS,2007) tentang batas pendapatan per kapita per bulan untuk penduduk kota dibagi menjadi tiga kategori yaitu: Pendapatan rendah: pendapatan perkapita perbulan Rp.100.000-Rp. 1.400.000 Pendapatan sedang: pendapatan perkapita perbulan Rp. 1.400.001-Rp. 2.700.000 Pendapatan tinggi: pendapatan perkapita perbulan Rp. 2.700.001-Rp. 4.000.000

g. Teknologi Informasi adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. (Wikipedia) Sumber Informasi dapat dikelompokan menjadi

15

media elektronik, media cetak, petugas kesehatan, ilmu pengerahuan dari mata pelajaran di sekolah. h.Pola asuh adalah perlakuan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari. Tolak ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner (www.sarlito.net.ms) diaksek 20 Oktober 2010) 3.8.2 Data Khusus a. Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui responden tentang kesehatan reproduksi. Dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu : Pengetahuan baik Pengetahuan cukup Pengetahuan kurang (Sarlito Wirawan. Pola Asuh.

b.Sikap adalah tanggapan atau reaksi seseorang secara konsisten terhadap sesuatu berdasarkan pendidikan,pendapatan dan keyakinan individu tersebut. Yang diteliti adalah sikap responden terhadap kesehatan reproduksi. Sikap ini dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu : Sikap baik Sikap cukup Sikap kurang

c. Perilaku adalah tindakan yang dilakukan responden atau seseorang untuk kepentingan atau pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma kelompok yang bersangkutan serta merupakan konsekuensi logis ( ideal dan normative ) dari eksistensi pengetahuan ,budaya atau pola pikir yang dimaksud. Hal yang diteliti adalah perilaku responden terhadap kesehatan reproduksi. Perilaku ini dikelompokkan menjadi tiga kategori. Perilaku baik Perilaku cukup Perilaku kurang

3.8 Skoring

16

Kuisioner ini terdiri dari: Identitas Pasien yang terdiri dari Umur dan Jenis kelamin Data Khusus, yang memuat pengetahuan sikap dan perilaku

Kuisioner ini dihitung dengan scoring sebagai berikut:

17

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN Pengetahuan, Sikap dan Perilaku siswa SMP mengenai kesehatan reproduksi dan faktor-faktor yang berhubungan

DATA UMUM RESPONDEN


1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan ( Kelas) 4. Pendapatan Keluarga (Ayah,Ibu) a. Pendapatan perkapita perbulan Rp.100.000-Rp. 1.400.000 b. Pendapatan perkapita perbulan Rp. 1.400.001-Rp. 2.700.000 c. Pendapatan perkapita perbulan Rp. 2.700.001-Rp. 4.000.000 : : : :

PENGETAHUAN 1. Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi? a. Keadaan sehat yang menyeluruh meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi (10) b. Keadaan sehat yang menyeluruh (1) c. Tidak tahu (1) 2. Manakah dibawah ini yang termasuk dalam organ reproduksi? a. Paru-paru (1) b. Testis (buah pelir) & Kandungan(10) 3. Menurut anda, usia berapakah seseorang dikatakan remaja? a. 0 - 5 (1) b. 10 19 (10) c. Tidak Tahu (1) c. Tidak Tahu (1)

18

4. Menurut anda, menstruasi adalah? a. Perdarahan yang keluar pada alat kelamin wanita dan teratur setiap bulan (10) b. Keluarnya darah dari dubur (1) c. Tidak tahu (1) 5. Bagaimana cara menjaga kesehatan organ reproduksi? a. Memakai pakaian dalam yang sama dalam satu hari (1) b. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus dengan air (10) c. Tidak tahu (1) 6. Kehamilan? a. Bertemunya sperma dan ovum pada saat pembuahan (10) b. Perut yang membesar (1) c. Tidak tahu (1) 7. Aborsi? a. Hal yang wajar dan tidak melanggar norma (1)

b. Menggugurkan kandungan dengan sengaja (10) c. Tidak tahu (1)

Kesimpulan penilaian: Skor tertinggi : 70 Skor terendah : 7 Interval skor : 63 Pengetahuan baik : (80% x 63) + 7 = 57,4 70 Pengetahuan sedang : (60% x 63) + 7 = 44,8 - 57,3 Pengetahuan kurang : 7 44,7

SIKAP No Pertanyaan Setuju (5) 1. Mengetahui fungsi organ reproduksi sangat bermanfaat bagi remaja. 2. Hubungan intim/seks, memberikan akibat buruk dan merugikan masa depan. 3.
Orang tua anda harus menjelaskan tentang bahaya atau resiko

Tidak Setuju (1)

19

berpacaran yang melewati batas kepada anda

Sekolah anda mewajibkan anda untuk mengikuti penyuluhan tentang kesehatan reproduksi

5.

Menonton atau melihat gambar porno merupakan pelanggaran terhadap norma-norma

Kesimpulan penilaian : Skor tertinggi : 25 Skor terendah : 5 Interval skor : 20 Pengetahuan baik : (80% x 20) + 5 = 21 - 25 Pengetahuan sedang : (60% x 20) + 5 = 17 20 Pengetahuan kurang : 5 - 16

PERILAKU No Pertanyaan Ya (5) 1. Apakah anda pernah ikut program penyuluhan kesehatan reproduksi di sekolah bersama teman-teman anda? 2. Apakah anda selalu membersihkan alat kelamin setelah buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) dengan air bersih? 3. Apakah orang tua anda pernah menjelaskan tentang organ-organ reproduksi kepada anda? 4. Apakah orang tua anda pernah menyampaikan informasi tentang perilaku seksual yang dapat membahayakan anda? 5. Apakah anda mengganti pakaian dalam anda lebih dari 2x sehari? 6. Apakah anda akan bertanya pada dokter,guru,atau orang tua jika ingin bertanya tentang kesehatan reproduksi? 7. Apakah anda akan melihat pada media masa seperti (tv,internet dan majalah kesehatan) jika ingin bertanya tentang kesehatan reproduksi? 8. Apakah orangtua anda mengajarkan anda bagaimana cara bergaul dengan teman-teman sesama jenis maupun lawan jenis? 9. Apakah orang tua anda membelikan kebutuhan berupa pakaian Tidak (1)

20

dalam, pembalut(bagi wanita)?

Skor tertinggi : 45 Skor terendah : 9 Interval skor : 36 Pengetahuan baik : (80% x 36) + 9 = 37,8 - 45 Pengetahuan sedang : (60% x 36) + 9 = 30,6 37,7 Pengetahuan kurang : 9 30,5

21

You might also like