You are on page 1of 2

Mengatasi Ruam Popok

Selasa, 29 November 2011 | Perawatan Bayi


Kulit bayi seringkali masih sensitif terhadap kelembapan popok. Melihat kulit mulus si kecil terkena iritasi, Bunda tentu tak tega. Terlebih lagi jika ia sudah menggaruk-garuk sambil merengek karena gatal. Karena itu, Bunda perlu mengetahui langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi ruam popok.

Hal pertama dalam mengatasi ruam popok tentu saja dengan ganti popok secara rutin, setidaknya tiga jam sekali. Jangan menunggu hingga popok benar-benar basah. Kedua, pilih popok yang nyaman. Jika Bunda memilih popok sekali pakai, pastikan ukurannya pas dan tidak membatasi ruang gerak si kecil. Jika Bunda memilih popok kain, gunakan yang bahannya lembut seperti katun sehingga tidak menimbulkan bekas gesekan pada kulit anak.

Ketiga, ketika mengganti popok, bersihkan dengan pelan dan lembut. Tak perlu menggosok terlalu keras, asalkan semua bagian terbilas bersih. Perhatikan sela-sela bokong dan lipatan paha, bila perlu gunakan kapas lembut dengan air hangat. Untuk bayi perempuan, bersihkan dari depan ke belakang, jangan sebaliknya. Ini untuk memastikan bahwa kotoran dari anus tidak terbawa ke area vagina. Adapun untuk bayi laki-laki, tarik pelan kulup kelaminnya hingga lubang kencingnya tampak, lalu bilas dengan kapas basah. Menjaga kebersihan area-area tersebut sangat penting untuk mengatasi ruam popok.

Keempat, sesekali biarkan area pantat bayi terbuka karena kulitnya juga butuh sirkulasi udara. Jika selalu tertutup, kulitnya akan lembap dan menjadi sarang bertumbuhnya bakteri dan jamur. Kelima, sedapat mungkin hindari penggunaan bedak tabur setelah mengganti popok karena bedak tidak ampuh untuk mengatasi ruam popok. Sebaliknya, jika bubuk bedak bercampur dengan keringat, justru akan memperparah ruam.

Kalaupun Bunda ingin menggunakan obat untuk mengatasi ruam popok, pilih salep atau krim yang mengandung zinc oxide. Balurkan tipistipis agar tidak menghalangi pori-pori kulit untuk bernapas. Kemudian, biarkan agak mengering terlebih dulu sebelum ditutup dengan popok. Akan tetapi, pada beberapa kasus, ini saja tidak cukup untuk mengatasi ruam popok. Ada kemungkinan ruam diakibatkan oleh jamur sehingga membutuhkan salep antijamur yang mengandung lotrimin. Jika ruam tak kunjung sembuh, mungkin Bunda perlu mengajak si kecil untuk berkonsultasi ke dokter.

Ruam popok adalah gangguan kulit berupa kemerahan di area pemakaian popok. Penyebabanya secara umum adalah kontak kulit yang terlalu lama dengan urin atau faces. Jika dibiarkan, ruam popok akan menjadi infeksi jamur atau bakteri. Gejala ruam popok acapkali disertai nyeri dan panas pada bagian yang terkena ruam, serta demam sampai 38 derajad Celsius. Dalam beberapa kasus yang parah, lepuhan sampai mengelupas bahkan berdarah sampai mengelupas atau mengeluarkan cairan, disertai adanya infeksi bakteri. Jadi ruam popok harus mendapat penanganan segera. Apakah hanya popok kotor yang menyebabkan ruam popok pada bayi? Dalam beberapa kasus, ternyata tidak. Menurut Agus Harianto dari Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Sutomo, Surabaya, secara terinci, penyebab ruam popok sangat kompleks dan belum semuanya diketahui. Tapi setidaknya ada beberapa faktor yang diidentifikasi berperan menimbulkan ruam popok: 1. Pemakaian popok. Bila setelah buang air, popok tak juga segera diganti, kotoran padat yang bercampur urinr akan menghasilkan zat amonia. Amonia meningkatkan pH (derajad keasaman) kulit sehingga efektifitas enzim yang ada di dalam kotoran padat meningkat, dan menimbulkan iritasi kulit. Memakai popok, terutama popok sekali pakai sampai melebihi daya tamping, menyebabkan kulit lembab. Kulit yang lembab, karena terganggu fungsi sawarnya, cenderung lebih rentan terhadap gesekan dan iritasi dan mudah mendatangkan bakteri atu kumanstafilkokus dan streptokokus. 2. Air Seni dan Amonia. Amonia dibentuk dari zat urea dalam air seni, oleh bakteri yang ada di kotoran padat. Dalam penelitian, ammonia yang dioleskan langsung pada kulit bayi yang normal tak menimbulkan iritasi. Tapi pengolesan pada kulit yang sudah radang akan memperparah radang tersebut. Ini membuktikan amonia hanyalah pencetus iritasi pada kulit yang sudah radang akan memperparah radang tersebut. Lalu apa peran utama air seni dalam ruam popok? Tak lebih sebagai pemberi efek lebab pada kulit. 3. Kotoran Padat. Kotoran padat mempunyai efek iritasi pada kulot. Ini karena ia mengandung enzim protease dan lipase (keduanya pencetus iritasi kulit). Salah satu faktor yang membuat kedua enzim tersebut ounya efek iritasi adalah derajad keasamannya yang tinggi. Ini tentu berhubungan dengan derajad

keasaman kotoran bayi. Nah, dalam hal ini bayu yang minum susu sapi, derajad keasaman kotorannya akan lebih tinggi disbanding bayi yang minum ASI. 4. Candida Albicans. Candida Albicans adalah nama sejenis flora pada kulit dan terdapat juga di dalam kotoran. Lingkungan yang panas namun lembab dalam popok akan merangsang pertumbuhan organism ini pada permukaan kulit. Pengobatan dengan antibiotic juga bisa menyebabkan pertumbuhan Candida Albicans secara berlebihan. 5. Anatomi Kulit Bayi. Bayi muda memiliki struktur anatomi dan fungsi kulit yang berbeda dengan orang dewasa. Kulit mereka secara umum lebih tipis, memiliki fungsi penyerapan lebih besar, dan sisitem kekebalan masih kurang sehingga lebih rentan terhadap iritasi. Jangan lupa ada juga bayi yang mewarisi bakal alergi karena kulit sensitive terhadap zat-zat tertentu disbanding bayi yang lain. Setelah Anda mengenali berbagai penyebab ruam popok pada bayi, sekarang tiba saatnya Anda melakukan tindakan-tindakan pencegahan (preventive), guna menghindarkan si kecil dari gejalan ruam popok sebagaimana tersebut di atas: 1.Ganti popok lebih sering, minimal 6 jam sekali. 2. Cuci bagian kulit yang tertutup popok tiap kali bayi buang air. 3. Keringkan dengan baik 4. Bubuhkan talk secara meratqa sampai ke lipatan kulit. Atau oleskan krim pelindung. 5. Jika memakai popok sekali pkaia, lipat bagian yang berplastik jauh dari permukaan kulit dan usahakan tak memakaikannya terlalu ketat. 6. Jika memakai popok kain, hindari memkaai berlembar-lembar kain atau melipatya terlalu tebal. 7. Jika bayi sudah lepas ASI eksklusif, usahakan tak memberikannya minuman yang membuat air seni terlalu pekat (teh, coklat) karena dapat melukai kulit. Lebih baik beri air putih yang bersifat mengencerkan air seni. 8. Hindari poopk dari wol, bahan sintetis atau buatan tangan. 9. Usahakan tak terlalu sering menggunakan tisu basah beralkohol, karena membuat kulit bayi menjadi kering.

You might also like