You are on page 1of 22

MALAIKAT

I. PENGERTIAN IMAN KEPADA MALAIKAT


Secara etimologis kata malaikah (dalam bahasa indonesia disebut malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari mashdar al-alukah artinya ar-risalah (misi atau pesan). Yang membawa misi atau pesan disebut ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat al quran malaikat juga disebut dengan rusul (utusan-utusan), misalnya pada surat hud ayat 69. Berapa bentuk jamak lain dari malak adalah mala-ik. Dalam bahasa indonesia kata malaikat dipakai untuk bentuk tunggal. Bentuk jamaknya menjadi para malaikat atau malaikat-malaikat. Secara terminologis malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifatsifat tertentu.

Malaikat adalah suatu alam yang halus, termasuk hal-hal ghaib, tidak dapat dicapai oleh pancaindera. Jadi mereka itu tidak termasuk dalam golongan makhluk yang wujud jasmaniahnya dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan. Mereka hidup dalam suatu alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan ini, oleh sebab itu tidak dapat dicapai oleh pandangan kita. Yang mengetahui perihal keadaan mereka itu dan hakikat yang sebenarnya adalah Allah Taala sendiri.

Malaikat itu disucikan dari kesyahwatan-kesyahwatan hayawaniah, terhindar sama sekali dari keinginan-keinginan hawa nafsu, terjauh dari perbuatan-perbuatan dosa dan salah. Mereka itu tidak seperti manusia yang suka makan, minum, tidur, berjenis lelaki atau wanita. Jadi mereka itu memang mempunyai suatu alam yang tersendiri, berdiri dalam bidangnya sendiri, bebas menurut hal-ihwalnya sendiri, tidak dihinggapi oleh sifat yang biasa diterapkan terhadap manusia, misalnya hubungannya dengan kebendaan, juga mereka itu mempunyai kekuasaan dapat menjelma dalam rupa manusia atau lain-lain bentuk yang dapat dicapai oleh rasa dan penglihatan. Hal ini jelas sekali sebagaimana kedatangannya jibril a.s ke tempat sayidah maryam yang

saat itu ia menjelmakan dirinya dalam bentuk dan rupa manusia, sebagaimana yang disebutkan dalam Al quran : Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami[901] kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. (Q.S Maryam 16-17)

Allah SWT menciptakan malaikat itu dari pada nur (cahaya), sebagaimana dia diciptakan nabi adam a.s dari pada tanah liat, juga sebagaimana menciptakan jin dari pada api. Muslim meriwayatkan sebuah hadist dari Aisyah r.a, bahwa Rasulullah saw bersabda : Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan padamu semua (R. muslim)

Tempat kediaman malaikat itu ada di langit, tetapi mereka itu dapat pula turun dari langit itu dengan perintah Allah taala. Imam ahmad dan bukhari meriwayatkan dari ibnu abbas r.a bahwa rasulullah saw. Bertanya kepada jibril a.s, sabdanya : Apakah yang menghalang-halangi tuan jika kalau berziarah kepada kami, lebih banyak lagi dari yang biasa tuan lakukan? Jibril a.s lalu menyampaikan ayat yang artinya : Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.(Q.S Maryam 64) Allah Taala menciptakan malaikat itu lebih dahulu dari pada menciptakan manusia. Sebelum itu Allah Taala memang telah memberitahukan kepada seluruh malaikat bahwa manusia itu hendak diciptakan untuk dijadikan sebagai khalifah di atas permukaan bumi ini, sebagaimana firmanNya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih

dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS baqarah 30)

Sebagai makhluk gaib wujud malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia, atau dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh pancaindra, kecuali jika malaikat menampilkan diri dalam rupa tertentu seperti rupa manusia. Dalam beberapa ayat dan hadits disebutkan beberapa peristiwa malaikat menjelma menjadi manusia seperti dalam surat hud ayat 69-70 yang artinya Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira , mereka mengucapkan selamat. Ibrahim menjawab selamat. Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging sapi yang di panggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum luth.

Dalam suatu hadits riwayat muslim disebutkan bahwa malaikat jibri pernah datang dalam rupa manusia menemui Rasulullah SAW, disaksikan oleh sahabatsahabat beliau , antara lain umar bin khatab dan menanyakan tetentang islam, iman, ihsan dan saah (kiamat). Setelah malaikat itu pergi barulah Rasullah SAW bertanya kepada umar.Ya umar, tahukah anda siapa yang bertanya tadi. Umar menjawab;Allah dan Rasul-Nya yang lebih tau . lalu Rasullah bersabda : sesumgguhnya ia adalah malaikat jibril yang datang mengajarkan ad-diin kepada kalian. (HR. Muslim).

Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan seperti manusia, tidak berjenis laki-laki dan perempuan dan tidak berkeluarga. Hidup dalam alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan ini.yang mengetahui hakekat wujud malaikat hanyalah Allah SWT.

Beriman kepada Malaikat adalah percaya bahwa Allah itu mempunyai makhluk yang dinamai Malaikat yang tidak pernah durhaka kepada-Nya dan senantiasa taat menjalankan tugas yang dibebankan dengan sebaik-baiknya.

Malaikat termasuk makhluk Tuhan yang gaib, karena itu kita wajib percaya adanya, meskipun kita tidak dapat mengetahui hakikatnya. Di sekeliling kita, bahkan pada diri kita sendiri masih terdapat banyak hal yang kita yakini adanya, tetapi kita tidak dapat mengetahui hakikatnya dan tidak dapat membuktikan zatnya, misalnya nyawa kita sendiri dan sebagainya. Tentang perlu adanya Malaikat itu ditentukan oleh Allah sendiri, yang sebenarnya Ia sedikit pun tidak membutuhkan adanya mereka itu, seperti halnya Ia tidak membutuhkan adanya kita manusia ini.

II.

SIFAT-SIFAT MALAIKAT
Malaikat adalah makhluk Tuhan yang gaib, maka kita hanya wajib percaya keterangan-keterangan tentang Malaikat ini yang berasal dari sumber yang otentik yakni wahyu yang berupa al-Quran dan hadits Mengenai malaikat, al-Quran tidak menjelaskan asal terjadinya, tetapi Nabi menerangkan bahwa malaikat terjadi dari cahaya(nur/light), sabda Nabi Malaikat dijadikan dari cahaya, jin dijadikan dari api dan adam dijadikan dari sesuatu yang telah diterangkan oleh Allah sendiri. (Hadits riwayat muslim dari aisyah) Karena malaikat terjadi dari cahaya , maka berarti Malaikat itu immaterial being (bukan makhluk yang berupa material). Karena malaikat tidak dapat dilihat oleh mata manusia dalam bentuk aslinya. Jibril pernah menjelma manusia pada waktu ia diutus oleh Allah untuk memberi tahu pada Maryam , bahwa Allah akan menganugerahi kepadanya seorang anak laki-laki yang baik, ialah Nabi isa a.s. yakni dalam al quran surat Maryam ayat 17-22 Jibril juga pernah datang menemui Nabi dan menyamar sebagai seorang lakilaki dengan berpakaian putih sekali dan berambut yang amat hitam. Ia bertanya kepada Nabi tentang Iman, Islam dan Ihsan. Dan setiap pertanyaanya selesai dijawab oleh Nabi, maka langsung ia membenarkan jawaban nabi. Kemudian setelah jibril pergi, nabi bertanya kepada umar (salah seorang sahabat yang hadir pada waktu itu),

Hai umar, siapakah orang yang bertanya tadi? jawab umar, Allah dan Rasul-Nya adalah yang lebih tau.

Sifat sifat istimewa malaikat Para malaikat tidaklah makan tidak pula minum. Tidak menikah, dan tidak pula berketurunan. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, Silahkan anda makan. (Q.S.Adz-Dzariat:27) Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah yang diutus kepada kaum Luth.(QS Huud: 70)

Diriwayatkan dari Said bin Musayyib, beliau menyatakan bahwa para malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, tidak menikah dan tidak berketurunan. Malaikat juga mendengar, melihat, dan berbicara. Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa para malaikat itu berdialog dengan Allah SWT. Dalilnya, Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata, Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman yang artinya, Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS alBaqarah: 30)

Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat berbicara kepada Allah dan Allah pun mengajak bicara dengan mereka. Para malaikat mendengar firman Allah dan hal tersebut menyebabkan mereka pingsan.

Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu? Mereka menjawab, Yang benar, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar (QS Saba: 23) Malaikat juga berbicara dengan manusia baik pada saat dalam rupa aslinya atau pun ketika berwujud manusia. Ketika dalam wujud manusia, maka orang yang diajak bicara oleh malaikat pun bisa menyaksikan rupa malaikat tersebut sebagaimana dalam hadits Jibril. Terkadang pula Nabi bisa melihat malaikat, namun para shahabat yang berada di sekelilingnya tidak bisa melihatnya. Diantara dalil hal tersebut adalah saat Nabi berkata kepada isterinya Aisyah, Ini Malaikat Jibril, dia mengucapkan salam untukmu. Aisyah pun mengatakan engkau bisa melihat apa yang tidak bisa kami lihat. (HR Bukhari dan Muslim) Malaikat pun berbicara dengan sesamanya, sebagaimana firman Allah dalam QS Saba ayat 23 Pada saat menjelaskan ayat tersebut Aisyah mengatakan, Sesungguhnya para malaikat turun ke awan, lalu menceritakan ketetapan yang sudah ditetapkan di langit. Pembicaraan mereka ini kemudian dicuri oleh jin lalu disampaikan kepada para dukun.

Para Malaikat Tidak Pernah Merasa Capek dan Bosan Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya(QS alAnbiya: 20) Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu. (QS Fushilat: 38)

Karakter Kejiwaan Para Malaikat Terjaga dari maksiat Allah menciptakan para malaikat dan memberikan tugas besar untuk mereka. Oleh karena itu malaikat mashum (terjaga) dari tindak maksiat, sehingga tatanan alam semesta ini tidak mengalami ketimpangan. Allah berfirman yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS at-Tahrim: 6) Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka

mengerjakan perintah-perintahNya.. (QS al-Anbiya : 27) Ada sebagian orang yang kebingungan mengenai kemakshuman para malaikat jika dihubungkan dengan surat al-Anbiya: 29, Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim. Jawaban tentang hal ini sebagaimana yang disampaikan Syaikh Syinqiti dalam tafsirnya. Beliau mengatakan, Meskipun para malaikat adalah makhluk yang mulia dan memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, akan tetapi seandainya ada seorang malaikat yang mengaku sebagai ilah selain Allah tentu akan Allah siksa dengan api neraka. Kita semua mengetahui bahwasanya pengandaian itu mungkin terjadi dan adapula pengandaian yang tidak mungkin terjadi. Ayat yang semisal ini yang berisikan pengandaian yang tidak mungkin terjadi adalah dalam surat az-Zumar 65 yang artinya, Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada yang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan , niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

Kita semua sudah mengetahui bahwasanya para nabi itu terjaga dari melakukan kemusyrikkan. Ayat-ayat di atas (QS al-Anbiya 29 dan al-Zumar 65) dan ayat-ayat yang semakna, semuanya menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang berhak untuk disembah dan tidak boleh disekutukan. Disamping itu satu jenis ibadah pun tidak boleh diberikan kepada selain Allah, meskipun kepada malaikat yang sangat dekat dengan Alah, tidak pula seorang nabi sekaligus rasul. Ada juga orang yang kebingungan tentang kemakshuman malaikat jika dikaitkan dengan keengganan iblis untuk bersujud kepada Adam. Hal ini sebenarnya tidak perlu dibingungkan mengingat iblis bukanlah malaikat menurut pendapat yang benar. Ada juga yang meneruskan hal ini dengan Harut dan Marut yang mengajarkan sihir kepada banyak orang. Hal ini sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan jika kita menyadari bahwasanya apa yang

dilakukan oleh Harut dan Marut itu atas perintah Allah sebagai cobaan dan ujian bagi manusia.

Berilmu Allah berfirman, Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana . (QS al-Baqarah: 32)

Allah juga membebani para malaikat dengan berbagai tugas di langit dan di bumi. Oleh karena itu tentu mereka memiliki ilmu berkenaan dengan tugas yang diberikan kepada mereka. Allah berfirman, Padahal sesungguhnya bagi kamu ada yang mengawasi, yang mulia dan mencatat , (QS al-Infithar: 10-11) Bershaf Di Sisi Allah Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf . Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih . (QS as-Shaffat: 165-166) Nabi bersabda, Tidakkah kalian bershaf sebagaimana para malaikat membuat barisan di sisi Rabbnya? Para shahabat bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimanakah shaf yang dibuat oleh para malaikat di sisi Rabbnya? Nabi bersabda, Mereka menyempurnakan dan merapatkan shaf (HR Muslim) Safarah, Kiram, dan Bararah Allah berfirman, Di tangan para penulis, yang mulia lagi berbakti. (QS Abasa: 15-16) Yang dimaksud safarah adalah penghubung antara Allah dan para rasul serta para nabi Secara bahasa safarah berarti memperbaiki. Sehingga para malaikat dijadikan sebagaimana duta yang memperbaiki keadaan suatu kaum pada saat mereka turun membawa wahyu Allah dan menyampaikannya. Sedangkan yang dimaksud kiram adalah ciri fisik mereka yang bagus mulia dan terpuji. Sedangkan yang dimaksud dengan bararah adalah akhlak dan perbuatan para malaikat itu suci dan

sempurna. Dari Aisyah Rasulullah bersabda, Permisalan orang yang pandai membaca al-Quran adalah bersama para malaikat yang safarah, kiram, dan bararah. (HR Bukhari dan Muslim)

Memiliki rasa takut kepada Allah Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan yang maha keras siksa-Nya. (QS ar-Radu: 13) Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS al-Mukmin: 57)

Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mujam Ausath dengan sanad yang hasan dari Jabir. Rasulullah bersabda, Pada saat malam Isra Miraj aku melewati Mala Ala (para malaikat) sedangkan Jibril bagaikan tikar karpet yang usang karena demikian takut kepada Allah Merasa Malu Nabi bersabda mengenai Utsman, Tidakkah aku merasa malu terhadap seseorang (Utsman) yang para malaikat merasa malu terhadapnya. (HR Bukhari). Sifat sifat istimewa Jibril a. b. Ia adalah utusan Allah yang terhormat Ia mempunyai kekuatan luar biasa , sehingga ia mampu mengangkat tinggitinggi perkampungan kaum Luth dan sekaligus membalikkannya serta menghempaskan ke bumi, sehingga perkampungan Luth beserta penghuninya hancur binasa

c.

Ia mempunyai kedudukan tinggi disisi Allah. Hal ini terbukti dengan disebutnya jibril sebagai unsur kedua sesudah Allah, sebagaimana tersebut dalam surah attahrim ayat 4 maka sesungguhnya Allah adalah penolongnya (nabi) dan jibril dan orangorang mukmin yang baik. Dan selain dari itu para malaikat adalah penolongnya pula.

d.

e. f.

Ia ditaati di alam malaikat, karena ia adalah permukaanya Ia adalah terpercaya sebagai penyampai wahyu Allah kepada semua Nabi dan rosul-Nya

III.

KEDUDUKAN DAN TUGAS MALAIKAT Jumlah malaikat sangat banyak, tidak bisa diperkirakan. Sesama mereka juga ada perbedaan dan tingkatan-tingkatan, baik dalam kejadian maupun dalam tugas, pangkat dan kedudukan. Dalam surat Fathir ayat 1 disebutkan bahwa ada Malaikat yang bersayap dua, tiga dan empat: Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi. Yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S Fathir 35:1). Dalam suatu hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melihat Jibril bersayap enam ratus: Rasulullah SAW melihat Jibril alaihis salam bersayap enam ratus. (HR.Muslim) Perbedaan jumlah sayap tersebut bisa saja berarti perbedaan kedudukan, pangkat atau perbedaan kemampuan dan kecepatan dalam menjalankan tugas. Sedangkan bagaimana bentuk sayap Malaikat tersebut tentu saja kita tidak bisa mengetahuinya dan memang tidak perlu berusaha untuk menyelidikinya karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya Malaikat adalah makhluk ghaib (immaterial) yang hakekatnya hanyalah Allah SWT yang mengetahuinya. Sebagian dari Malaikat disebut nama-nama mereka dan sebagian lagi hanya dijelaskan tugas-tugasnya saja. Ada malaikat yang bertugas di alam ruh seperti memikul Arasy, bertasbih kepada Allah SWT, memberi salam kepada ahli sorga dan

menyiksa ahli neraka. Dan ada yang bertugas di alam dunia, berhubungan dengan manusia seperti mencatat amal perbuatan manusia, mencabut nyawa, menurunkan hujan ,menumbuhkan tanam-tanaman dan lain-lain. Diantara nama-nama dan tugas-tugas Malaikat adalah sebagai berikut: 1. Malaikat Jibril alaihis salam, bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul. Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkan Al-Quran kedalam hatimu dengan seizing Allah; membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (Al-Baqarah 2: 97)

Nama lain dari Jibril adalah Ruh Al-Qudus (An-Nahl 16: 102), Ar-Ruh Al-Amin (Asy-Syuara 26: 193) dan An-Namus (sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Waraqah bin Naufal kepada Rasulullah SAW pada permulaan kalinya menerima wahyu).

2.

Malaikat Mikail, bertugas mengatur hal-hal yang beruhubungan dengan alam seperti melepaskan angin, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Nama Mikail disebut didalam surat Al-Baqarah ayat 98: Barang siapa yang menjadi musuh Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Jibril dan Mikail (Mikal), maka sesungguhnya Allah adalah musuh Orang-orang kafir. (Al-Baqarah 2: 98).

3.

Malaikat Israfil, bertugas meniup terompet dihari kiamat dan hari berbangkit nanti. Tentang tiupan terompet itu Al-Quran menyebutkan: Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah Perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: Jadilah, lalu terjadilah, dan ditangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala (terompet) ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Al-Anam 6: 73) Lihat juga Al-Kahfi 18: 99, Thaha 20: 102, An-Naml 27: 87, Yasin 36: 51, AlHaqah 69: 13.

4.

Malaikat Maut (Malakul Maut), bertugas mencabut nyawa manusia dan makhluk hidup lainnya. Katakanlah: Malaikat Maut yang diserahi untuk mencabut nyawa akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan. (As-Sajdah 32: 11) Malaikat Maut dikenal juga dengan nama Izrail. Malaikat Raqib dan Atid, bertugas mencatat amal perbuatan manusia. .. Ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Raqib Atid. (Qaf 50: 1718) Disamping Raqib dan Atid, ada lagi Malaikat Kiraman Katibin yang bertugas menuliskan amal perbuatan manusia: Dan sesungguhnya bagi kami ada yang menjaga, yaitu Malaikat-Malaikat yang mulia lagi menulis (Kiraman Katibin). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Infithar 82: 10-12).

5.

Kemudian ada lagi Malaikat Hafazhah (penjaga atau pemelihara), yang bertugas memelihara segala catatan amalan manusia itu. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutusnya kepadamu Malaikat-Malaikat penjaga (Hafazhah) (Al-Anam 6: 61). Sebagian ulama berpendapat, malaikat Raqib dan Atid, Kiraman, Katibin dan Hafazhah itu berlain-lain. Dan ada yang mengatakan bahwa mereka berada dalam satu kesatuan tugas dengan bidang yang berbeda-beda, ada yang mengawasi, ada yang mencatat dan ada yang memelihara catatan itu (lihat Pelajaran Agama Islam oleh Hamka, 1956 hal. 121-122).

6.

Malaikat Munkar dan Nakir, bertugas menanyai mayat dalam kubur tentang siapa Tuhannya, apa agamanya dan siapa nabinya. Nama Munkar dan Nakir, ada dalam hadits riwayat Timizi. Sedangkan dalam suatu hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Al-Qaulu As-Tsabit dalam surat Ibrahim ayat 27 adalah jawaban orang Islam terhadap pertanyaan malaikat di dalam alam kubur. Sabda beliau: Seorang muslim, apabila ditanya di alam kubur, memberikan kesaksian bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad Rasulullah, itulah maksud dari firman Allah: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (Al-Qaulu As-Tsabit) dalam kehidupan di dunia dan akhirat (Ibrahim 14:27). (HR.Bukhari dan Muslim).

7.

Malaikat Ridwan, bertugas menjaga sorga dan memimpin para Malaikat pelayan sorga. Tentang Malaikat-Malaikat penjaga sorga (Khazanah) Allah berfirman: Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya dibawa kedalam sorga berombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke sorga itu sedang pintupintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya (Khazanutuha): Kesejahteraan atasmu, berbahagialah kamu, maka masukilah sorga ini, sedang kamu kekal di dalamnya. (Az-Zumar 39: 73)

Di dalam sorga Malaikat-Malaikat juga memberikan salam kepada para penghuninya: Dan Malaikat-Malaikat masuk menemui mereka dari segala pintu (sorga), (sambil mengucapkan) :keselamatan atasmu berkat kesabaranmy (Ar-Rad 13: 23-24).

8.

Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka dan memimpin para Malaikat menyiksa penghuni neraka. Allah berfirman tentang ucapan penghuni neraka kepada Malaikat Malik: Mereka berseru: Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja Dia menjawab: Kamu akan tetap tinggal di neraka ini (Az-Zukhruf 43: 77)

Tentang Malaikat-Malaikat penjaga neraka Allah berfirman:

Orang-orang kafir dibawa ke neraka jahanam berombongan. Sehingga apabila mereka sampai di neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: Apakah belum pernah dating kepadamu Rasul-Rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini? Mereka menjawab: Benar. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orangorang yang kafir. (Az-zumar 39: 71)

Dalam surat Al-Mudatsir ayat 30 disebutkan penjaga dan penyiksa di neraka itu ada 19: Tahukah kamu apa neraka Saqar itu? Saqar itu tidak membiarkan dan tidak membiarkan. Neraqa Saqar adalah pembakar kulit manusia. Diatasnya ada Sembilan belas (malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari Malaikat, dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir (Al-Mudatsir 74: 2731) Malaikat yang bertugas memikul Arasy. Malaikat-Malaikat yang memikul Arasy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya (Al-Mukmin 40: 7). Dan Malaikat-Malaikat berada di penjuru langit. Dan pada hari itu delapan. Malaikat memikul Arsy Tuhanmu. (Al-Haqah 69: 17).

9.

10.

Malaikat yang bertugas menggerakkan hati manusia untuk berbuat kebaikan dan kebenaran. Rasulullah Saw bersabda: Syaitan dapat menggerakkan hati anak Adam, demikian pula Malaikat dapat menggerakkan hati. Bisikan Syaitan berupa godaan untuk melakukan kejahatan dan mendustakan kebenaran. Sedangkan ajakan Malaikat berupa dorongan untuk berbuat kebaikan dan meyakini kebenaran (HR Ibn Abi Hatim dan Tirmizi).

11.

Malaikat yang bertugas mendoakan orang-orang yang beriman supaya diampuni oleh Allah segala dosa-dosanya, diberi ganjaran sorga dan dijaga dari segala keburukan dan doa-doa lain. Allah berfirman: Malaikat-Malaikat yang memikul Arasy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta meminta ampun bagi orang-orang yang beriman dengan mendoa: Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksa neraka yang menyala-nyala. Ya Tuhan kami, masukanlah mereka kedalam sorga adn yang Engkau janjikan kepada mereka (nenek moyang mereka), istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari segala keburukan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari segala keburukan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya daqn itulah kemenangan yang besar. (AlMukmin 40: 7-9)

Rasulullah bersabda: Pada setiap pagi hari para hamba Allah disertai dua Malaikat yang berdoa. yang satu berdoa: Ya Allah, berikanlah kerusakan harta orang yang tidak mau membelanjakan untuk kebaikan. Yang lain berdoa: berikanlah ganti pada orang yang mau membelanjakan hartanya untuk kebaikan. (HR Muslim).

Dalam surat Al-Ahzab ayat 43 dan hadits riwayat Tirmidzi, dijelaskan bahwa Malaikat-Malaikat memohonkan rahmat untuk orang-orang yang beriman umumnya dan untuk orang-orang yang mengerjakan kebaikan khususnya. Dialah yang memberikan rahmat kepadamu dan Malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan Dia maha Penyayang terhadap orang-orang yang beriman. (AlAhzab 33: 43).

Sesungguhnya Allah memberikan rahmat-Nya, dan para Malaikat dan para penghuni langit dan bumi (memohonkan rahmat Allah) untuk orang yang mengajarkan kebaikan. (HR Tirmidzi).

Bahkan para Malaikat sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abudaweud dan NasaI ikut pula membaca amiin bersama dengan orang-orang yang melakukan shalat. Pada akhir hadits itu Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yangbacaan amiinnya bersamaan dengan bacaan amiinnya Malaikat, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Ahmad, Abi Dawud dan Nasai).

Disamping tugas-tugas yang sudah disebutkan diatas, tentu masih banyak lagi tugas-tugas Malaikat yang lain seperti: Ikut menghadiri shalat Subuh dan Ashar (HR.Bukhari dan Muslim), menghadiri majlis-majlis dzikir (HR. Muslim), memberikan bantuan kepada orang-orang yang beriman (Al-Anfal 8: 12), dan tugastugas lain yang dapat kita ketahui baik dari Al-Quran maupun Hadits Rasulullah SAW.

IV.

BEBERAPA PEMAHAMAN YANG SALAH KEPADA MALAIKAT

Dikalangan bangsa persia yang menganut kepercayaan magi dan umat yahudi ada kepercayaan bahwa harut dan marut itu adalah malaikat yang mendapat hukuman tuhan ialah digantung badannya dengan kaki di atas dan kepala di bawah di daerah babil (sebuah kerajaan kuno di irak), karena kedua-duanya membangkang kepada tuhan.

Kepercayaan bangsa persia dan umat yahudi tersebut jelas bertentangan dengan ajaran islam yang percaya sepenuhnya bahwa semua malaikat pasti taat kepada Allah SWT berdasarkan pernyataan Allah sendiri dalam surat al-tahrim ayat 6 Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Kisah tentang harut dan marut ini diungkapkan didalam Al quran surat Al baqarah ayat 102 Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.

Mengenai harut dan marut ini di kalangan ulama islam ada beberapa pendapat antara lain a. Bahwa harut dan marut itu adalah benar-benar malaikat dan taat kepada Allah seperti malaikat lain b. Bahwa harut dan marut itu adalah manusia biasa bukan malaikat dan bukan pula raja. Tetapi keduanya dipandang oleh masyarakat pada waktu itu sebagai malaikat karena keshalehan dan ketaqwaannya atau dipandang sebagai raja, karena pengaruh dan wibawanya sehingga kedua-duanya sangat dihormati dan ditaati oleh masyarakat. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa iblis/setan itu termasuk golongan malaikat, bukan termasuk golongan jin. Anggapan ini adalah akibat dari kesalahan dalam memahami atau menfsirkan firman-firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 34

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dan juga firman Allah dalam surat al-hajr ayat 30-31 Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu.

Ayat-ayat tersebut tampaknya dapat memberikan kesan atau pengertian, bahwa iblis itu termasuk golongan malaikat. Tetapi jelas bahwa anggapan ini salah, karena tidak memperlihatkan hubungan dengan ayat-ayat lain atau ayat-ayat berikutnya yang berkenaan dengan masalah iblis ini. Misalnya surat shad ayat 75-76 Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?."Iblis berkata: "Aku lebih baik dari padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedang kandia Engkau ciptakan dari tanah."

Ayat-ayat tersebut menerangkan dengan jelas alasan iblis tidak mau sujud kepada adam, karena ia merasa lebih baik daripada adam, sebab ia diciptakan dari tanah liat. Kemudian firman Allah dalam surat al-kahfi ayat 50 Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.

Ayat-ayat tersebut menunjukan tegas bahwa iblis itu termasuk golongan jin. Dari firman-firman Allah tersebut diatas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa antara malaikat dan iblis terdapat perbedaan perbedaan pokok, antara lain ialah: Berbeda dengan asal kejadiannya Berbeda tentang fungsi/peranannya, sebab malaikat mendorong/mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat, sedangkan iblis

mendorong/mendatangkan malapetaka/celaka bagi manusia di dunia dan akhirat; sedamgkan iblis mendorong/mendatangkan malapetaka/celakabagi manusia di dunia dan di akhirat pula; Berbeda tentang sifat-sifatnya, antara lain malaikat itu tidak makan, tidak minum dan tidak kawin sedangkan iblis/setan dan jin itu makan-minum, kawin sehingga mereka mempunyai keturunan.

V.

CARA MALAIKAT JIBRIL A.S MENYAMPAIKAN WAHYU

Adapun malaikat yang bertugas untuk menyampaikan wahyu ialah jibril a.s, sebagaimana Allah taala berfirman dalam Al quran : Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orangorang yang beriman. (Surat Al- Baqarah ayat 97)

jibril a.s juga diberi nama ruh Al-amin (yang terpercaya) sebagaimana firmanNYA : Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, (Q.S Asy Syuara ayat 192-194)

Juga diberi nama ruh kudus (yang suci), sebagaimana firmanNYA : Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Q.S An Nahl ayat 102)

Ada pula nama lain untuk jibril a.s yaitu namus, sebagaimana yang pernah dikatakan oleh waraqah bin naufal kepada Rasullah saw pada permulaan kalinya menerima wahyu, yaitu Tuan telah didatangi oleh namus yang pernah diturunkan oleh Allah kepada musa. Perihal kedatangan jibril a.s itu sendiri, adakalanya dengan menjelma sebagai bentuk dan rupa manusia, tetapi kadang-kadang juga sebagai bunyi nyaring dari sebuah lonceng.

Iman bukhari meriwayatkan dari Aisyah r.a bahwa harits bin hisyam r.a bertanya kepada rasulullah saw dan berkata : ya rasulullah, bagaimanakah cara wahyu itu datang kepada tuan kemudian beliau swa bersabda : Kadang-kadang ia datang padaku bagaikan suara nyaring dari lonceng dan itulah yang terberat bagiku. Kemudian suara itu lenyap dari pendengaranku dan aku telah mengingat apa yang dikatakannya (sudah hafal isinya). Tapi kadang-kadang malaikat itu menjelma sebagai seorang lelaki, kemudian ia berkata kepadaku dan akupun lalu ingat (hafal) apa yang dikatakan Aisyah r. anha berkata : ,,sesungguhnya saya pernah melihat Rasullah s.a.w. ketika diturunkanya wahyu itu padanya yakni pada suatu hari yang sangat dingin, lalu setelah selesai, keningnya benar-benar bercucuran keringat. Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abidunya dan Hakim dari Ibnu Masud, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : .. sesumgguhnya Ruh kudus membisikan pada kalbuku bahwa seseorang itu tidak akan mati sehingga ia memperoleh cukup dari rizki yang ditentukan untuknya. Maka dari itu takutlah kamu semua kepada Allah dan berbuat baguslah dalam mencari rizki ( jangan tamak atau melalui jalan yang tidak halal).

VI.

MANUSIA LEBIH MULIA DARIPADA MALAIKAT

Manusia jika beriman dan taat kepada Allah SWT lebih mulia dari malaikat. Ada beberapa alasan yang mendukung pernyataan tersebut: 1. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud (hormat) kepada adam a.s Allah berfirman: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.(Q.S Al Baqarah:34) 2. Malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang Al-Asma (nama-nama ilmu pengetahuan), sedangkan Adam mampu, karena memang diberi ilmu oleh Allah SWT. Allah berfirman: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah

kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!". Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksa. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Q.S Al Baqarah : 31-33)

3. Kepatuhan malaikat kepada Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab malaikat tidak memiliki hawa nafsu, sedangkan kepatuhan manusia pada Allah SWT melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan syaitan.

4. Manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah dipermukaan bumi. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S Al Baqarah: 30)

DAFTAR PUSTAKA
Farid, ahmad. 2005. Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah Ilyas yunahar. 2007. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI Zuhdi masjfuk zuhdi. 1993. Studi Islam Jilid I: Akidah. Jakarta: PT. Raja grafindo persada

You might also like