You are on page 1of 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Menurut Efendi (2009; 73) Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya di mana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dapat langsung diduga ikut memengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme tersebut. Sedangkan, kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dengan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005), lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Lingkungan udara (atmosfer) adalah udara yang meliputi bumi. Atmosfer terdiri atas empat zona dengan perbedaan penyerapan sinar matahari pada tiap-tiap lapisannya. Zona yang terdekatt dengan permukaan bumi disebut troposphere, lapisannya setinggi 18 km di atas ekuator dan 8 km di atas kutub. Di atas zona tropospher terdapat zona stratosphere yang tingginya kira-kira 50 km dan unsur terpenting pada zona ini adalah uap air dan ozon (O3). Ozon melindungi permukaan sinar matahari dari radiasi ultraviolet. Menurut Efendi (2009; 77) Pencemaran lingkungan di antaranya pencemaran air, tanah, dan udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi pencemaran udara di dalam ruangan (indoor air pollution) dan pencemaran uadara di luar ruangan (outdoor air pollution). Polusi uadara dalam ruangan merupakan masalah dalam pemukiman, gedung umum, bis, kereta api, dan lainnya. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung lebih sering berada di dalam ruangan dari pada di jalanan. Pembakaran kayu bakar dan bahan bakar rumah tangga lainnya diduga merupakan salah satu faktor risiko timbulnya infeksi saluran pernapasan bagi anak balita. Menurut Efendi (2009; 78) Mengenai masalah pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungn ruang

peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan risiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok berisiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang pembakaran hutan untuk lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadwal penerbangan, dan terganggunya ekologi hutan. Pembangunan yang berkembang pesat khususnya dalam bidang industri dan teknologi menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara malampaui daya dukung lingkungan, hal ini dapat berdampak negatif terhadap manusia, yaitu pencemaran udara atau polusi. Polusi atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung, tidak langsung, atau akibat proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang kondusif, setiap sebstansi yang bukan merupakan bagian dari komposisi udara normal disebut sebagai polutan. Oleh karena itu, makalh ini dibuat untuk membahas lebih dalam mengenai penanganan limbah gas atau udara sebagai bekal ilmu kita semua agar dapat megurangi resiko peningkatan polusi udara di lingkungan kita.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini adalh Bagaimana cara penangan an limbah gas (udara) terlebih secara preventif dan promotif?

1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Agar setiap mahasiswa dan pembaca dapat mngetahui mengenai pengamanan limbah udara.

1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penulisan makalah ini agar setiap pembaca dan mahasisa dapat mengerti serta memahami mengenai: 1. Definisi 2. Proses Pencemaran Udara 3. Jenis Pencemaran Udara 4. Akibat Pencemaran Udara 5. Penanggulangan Pencemaran Udara a. Pokok Penanggulangan b. Alat Deteksi/ Monitor Pencemaran Udara c. Cara Analisis

1.4 Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan ini adalah agar setiap mahasisa dan pembaca mendapatkan pengetahuan baru mengenai pengamanan limbah gas serta dapat memahami tentang pengamanan limbah gas.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Berikut ini beberapa definisi polusi udara: 1. Henry C. Perkins (1974) polusi udara adalah hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfer, seperti: debu, gas, kabut, bau-bauan, asap, atau uap dalam kualitas yang banyak dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara, sehingga menimbulkan gangguan pada manusia, tumbuh-tumbuhan, binatang, maupun benda atau tanpa alasan yang jelas sudah dapat memengaruhi kelestarian kehidupan organisme maupun benda. 2. Soedirman (1975) Polusi udara diartikan sebagai adanya bahan atau zat-zat asing dalam jumlah yang dapat menyebabkan perubahan kompisisi atmosfer normal. 3. Gloliers Encyclopedia International, polusi udara adalah keadaan di amna ke dalam udara atmosfer oleh suatu sumber, baik melalui aktivitas manusia maupun alamiah dibebaskan satu atau beberapa bahan atau zat-zat ke dalam kualitas maupun batas waktu tertentu yang secara karakteristik dapat atau memiliki kecenderungan dapat menimbulkan ketimpangan susunan udara atmosfer secara ekologis, sehingga mampu menimbulkan gangguan-gangguan bagi kehidupan satu atau kelompok organisme maupun benda-benda. 4. Kepmen Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI. No. KEP03/MENKLH/II/1991, polusi udara adalah masuk/dimasukkannya mahluk hidup, zat energi, dan/ atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya.

Dasar-dasar penekanan diruangkan beberapa kriteria dalam definisi ini untuk melengkapi batasan-batasan terhadap pokok-pokok pengertian polusi udara. 1. Bahwa setiap pembebasan bahan atau zat-zat ke dalam udara/ atmosfer tidak senantiasa dikatakan pencemaran udara, bahan-bahan tadi masih belum ditentukan sebagai pencemar (pollutant). 2. Bahwa untuk menimbulkan gangguan terhadap ketimpangan susunan udara atmosfer harus terpenuhi angka batas. Angka batas itu ditentukan oleh faktor kualitas Angka kontaminan, batas lamaya berlangsung, paramenter maupun untuk

potensialnya.

digunakan

sebagai

mengatakan apakah sudah terjadi pencemaran atau belum. 3. Dalam pengertian pencemaran udara, sumber pencemaran tidak hanya kita batasi pada sumber-sumber yang berasal dari aktivitas manusia (karena tangan manusia), tetapi juga oleh sumber-sumber pencemaran yang datangnya akibat peristiwa almiah (seperti gunung meletus, bencana alam, dan lain-lain). 2.2 Proses Pencemaran Udara 1. Ekosistem dari Udara Melalui ekologi kita ketahui bahwa udara merupakan salah satu unsur dari sistem ekologi yang luas, yang merupakan salah satu kelompok dari unsur-unsur abiotik (atmosfer, hidrosfer, litosfer) yang tergolong sebagai salah satu lingkungan fisik, di samping unsur tanah dan air yang kita kenal. Baik tanah, air, maupun udara dengan berbagai unsur lingkungan lain (biotis). Unsur biotik (manusia, hewan, tumbuhtumbuhan, mikroorganisme) yang secara alamiah memiliki suatu interaksi yang kompleks. 2. Pengaruh Pencemarann terhadap Perubahan Sistem Udara Sumber-sumber pencemaran karen atangan manusia saat ini terus bertambah mulai dari pembakaran dari industri, pembakaran bahanbahan bakar pada alat transportasi, sampai pembakaran sampah. Bahanbahan buangan ke dalam udara akan memberikan pengaruh terhadap kelestarian, stabilitas, dan kualitas lingkungan udara, sehingga timbul fenomena efek rumah kaca (green house effects).

Berikut ini adalah pengaruh dari green house effects: a. Bertambahnya kadar CO2 dalam udara. Gas Co2 mempunyai pengaruh penyerapan energi radiasi sinar matahari. b. Pengaruh partikel-partikel terhadap keseimbangan panas permukaan bumi-atmosfer. c. Pengaruh perubahan cuaca/iklim karena pemborosan

penggunaan tenaga. 3. Mekanisme Pencemaran Udara. Adanya polutan di dalam udara umumnya berasal dari aktivitas manusia dan jarang terjadi secara alamiah. Perkembangan teknologi yang pesat serta pola konsumtif yang berlebihan telah menimbulkan efek samping berupa polutan yang berpengaruh terhadap kompoisisi udara atmosfer. Di lain pihak, proses-proses yang terjadi di dalam atmosfer bergantung pada jenis kontaminan. Berikut ini adalah beberapa jenis kontaminan yang ada diatmosfer. a. Kontaminan CO2 dan CO CO2 sebagai absorber panas dan menghambat terrestrial radiation kepada udara. CO adalah gas yang tak berawana, tak berbau, dan tak berasa yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon. Jika gas CO masuk ke dalam tubuh akan mengakibatkan berkurangnya kapasitas darah untuk menyalurkan O kepada jaringan-jaringan tubuh. b. Senyawa-senyawa oksida nitrogen (NOx) Senyawa-senyawa oksida nitrogen (NOx) dihasilkan dari pusat-pusat pembakaran (seperti pada industry,transformasi pusat-pusat

pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan gas alam). Ada tiga macam bentuk NOx yang memiliki sifat berbeda, yaitu N2O (Nitrous Oxide), NO (Nitric Oxide), dan NO2(Nitrogen Dioksida). Di udara bebas, sifat gas N2O (pollutant primer) akan lebih banyak menyerap seluruh sinar ultraviolet. Nitrous Oxide memainkan peranan penting dalam perubahan iklim di bumi. NO merupakan gas yang tidak stabil dan di udara akan teroksidasi menjadi NO2. NO2 merupakan gas yang

toksik bagi manusia dan pada umumnya mengganggu system pernapasan. c. Belerang oksida (SOx) terdiri atas gas sulfur dioksida (SOx) dan gas sulfur trioksida (SO). SO2 buatan berasal dari pembakaran bahan kimia bumi, gas, dan batu bara. Sedangkan SO2 alami berasal dari gunung merapi, pembusukan bahan organic oleh mikroba, dan reduksi sulfat secara biologis. Pada konsentrasi 500 ppm SO2 dapat menyebabkan kematian pada manusia, gas ini menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan kenaikan sekresi mocus. Gas SO bersifat reaktif. Gas SO mudah bereaksi dengan uap air untuk membantu asam sulfat (H2SO4) sehingga dapat menimbulkan hujan asam. d. Partikel. Menurut Wardhana (1995) partikel dapat berupa: Aerosol, yaitu yang melayang di udara; Fog/kabut, yaitu aerosol yang berupa butiran yang air yang berada di udara; Smoke/asap, yaitu aerosol campuran antara butiran padatan dan cairan yang melayang di udara; Dust/debu, yaitu aerosol padatan terhambur di udara karena hembusan angina; Mist/kabut, yaitu butiran-butiran zat cair yang terhambur di udara; Fume, yaitu aerosol berasal dari kondensasi uap logam biasanya dari pengecoran dan peleburan logam; Plume, yaitu asap suatu industri; Smog, yaitu campuran antara smoke dan fog. 4. Jenis Pencemaran Udara Dan Akibatnya Pertumbuhan penduduk yang pesat meningkatkansemua keperluan hidup. Keperluan hidup itu terus berkembang berkat adanya kemajuankemajuan teknologi. Kemajuan teknologi ini selain memberi kemudahan dan kenikmatan ternyata juga menimbulkan sejumlah masalah. Salah satu masalah yang dihadapi oleh manusia akibat kemajuan teknologi adalah pencemaran. Pengertian dari pencemaran ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan suatu lingkungan. Peristiwa pencemaran ini

mempunyai tiga hal pokok yaitu: (1) lingkungan yang terkena pencemaran adalah lingkungan hidup; (2) yang terkena dampak, yaitu makhluk yang penghuninya di dalam lingkungan tersebut ada juga bahan berbahaya yang disebabkan oleh makhluk hidup (manusia). Pada saat ini polusi telah menimbulkan kekhawatiran bagi manusia, terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di kota-kota besar dan di kawasan industri. Menurut para ahli meteorology mengatakan bahwa polusi udara tidak hanya meliputi kota-kota besar saja, tetapi juga telah meliputi keseluruhan atmosfer bumi.

2.3 Jenis Pencemaran Udara Berdasarkan sumbernya, pencemaran udara dibagi menjadi dua. 1. Aktivitas manusia. a. Berasal dari industry dan pertambangan (bahan kimia, minyak bumi, pengolahan tambang). b. Berasal dari kendaraan bermotor (gas CO, CO2, NO, karbon, hidrokarbon). c. Oleh ekses dari pembangunan. d. Berasal dari pembakaran segala bahan-bahan buangan (sampah dan lain-lain). 2. Dari faktor alam (kebakaran hutan). Berdasarkan partikelnya pencemaran udara dibagi menjadi dua. 1. Gas/uap (NO, CO, SO2 hidrokarbon, ammonia, dan lain-lain). 2. Partikel (aerosol, debu, fume, droplet, abu, logam). Berdasarkan partikelnya, pencemaran udara dibgai menjadi empat. 1. Debu yang mengakibatkan fibrosis di dalam paru-paru (debu silica) 2. Debu-debu karbon 3. Debu-debu yang menimbulkan alergi (debu kayu, debu organik) 4. Debu-debu yang menimbulkan iritan (asam-asam, alkali fluoride, dan kromat)

2.4 Akibat Pencemaran Udara Berikut ini adalah akibat yang ditimbulkan dari pencemaran udara 1. Menurut fisiologinya. Pencemaran udara dapat menimbulkan eradangan terhadap pemukaan mukosa saluran pernapasan 2. Terhadap lingkungan. Pencemaran udara berpengaruh terhadap bendabenda mati: (a) bahan logam (metal) mengalami perkaratan dan penyusutan berat (SO2, asam berupa gas); (b) bahan bangunan mengalami perubahan warna dan pucat (SO2); (c) lukisan/gambar menjdi pudar, perubahan warna (SO2, H2s, partikelnya); (d)ptekstil mudah rapuh (SO2, dan acid gases); (e) kulit, permukaan bertepung mudah lunak/nyonyot, (SO2, dan acid gases); (f) pada bahan karet mudah pecah-pecah dan lunak (oksidan). 3. Terhadap masyyarakat. Pencemaran udara masyarakat dapat berupa gas/uap dan juga partikel-partikel/debu. Pencemaran udara yang berupa gas dapat menyebabkan infeksii pernapasan akut, bronchitis kronis, bronchial asthma, dan kanker paru. Pencemaran udara dari bahan partikel dapat meyebabkan pharyngitis, pneumoconiosis, alergi, iritan dan lainlain.

2.5 Penanggulangan Pencemaran Udara 2.5.1 Pokok Penanggulangan Pada prinsipnya pencemaran udara dapat ditempuh menjadi empat pokok penanggulangan yang masing-masing bersifat sebagai suatu pendekatan. 1. Pendekatan teknologi. Pendekatan teknologi ditujukan kepada faktor sumber emisi beserta segala sesuatu yang menjalin sebagai subsistem. Berikut ini adalah tindakan pendekatan teknologi. Mengembangkan jalan bay pass pada kendaraan umum maupun pengembangan sarana jalan yang lain. Mengharuskan industri besar melakukan in plant trearment sebelum water effluent maupun industrial waste product. Melengkapi industri-industri yang menghasilkan asap/debu dengan dust exhasuter, agar debu tidak terlalu banyak bertebaran di udarra atau

lingkungan terbuka dan tersebar di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, perlu pengembangan industrial hygiene and safety secara

multistantional. Langkah dan tindakan dengan pendekatan teknologi merupakan pengendalian pencemaran melalui perubahan proses dalam subsistem sumber emisi dan pengendalian sumber emisi melaui cara-cara pembuangan kontaminan. 2. Pendekatan planologis. Pendekatan planologis merupakan suatu tindakan agar kita tetap sadar terhadap permasalahan yang diakibatkan oleh jumlah pembangunan yang overload. Pendekatan planologis ditujukan pada penataan lingkungan fisik agar secar timbal balik dapat diperkirakan menimpa reseptor. Adanya pendekatan secara planologis diharapkan akan tercipta suatu lingkungan hidup (perkotaan) yang mampu menjamin rasa aman, keindahan, maupun persyaratan hidup higienis dan sosial yang lebih baik. Beberapa pokok langkah planologis yang perlu memperoleh perhatian dalam perencanaan di antaranya adalah meloklisasi daerah sumber emisi dengan cara menerapan pencatatan daerah kota dalam berbagai zonifikasi dengan layout masingmasing peranan dari zonifikasi tersebut. Pada umumnya kita dapat membagi daerah kota dalam empat zonafikasi. (a) daerah non-industri, (b) daerah industri, (c) Zona pusar-pusat pemerintahan kota dn tempat-tempat pergudangan/perbengkalan, (d) zona bagi intercity transport. 3. Pendekatan administratif. Pendekatan administratif yang digunakan meliputi seluruh penerapan prosuk-prosuk hukum yang sesuai, tata kerja aparatur pemerintah. Pendekatan yang akan mengikat semua pihak mengikuti

ketentuan-ketentuan yang berlaku karena merupakan ketentuan hukum (law enforcement) 4. Pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif merupakan tindakan yang

melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam membina dan memelihara kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya dan menghindari pendirian industri yang bertentangan dengan hinder-ordonansi. Pendekatan edukatif dilakukan dan diperkembangkan untuk membinaa serta memberikan penerangan kepada masyarakat dengan memotivasi maupun

10

membangkitkan kesadaran masyarakat untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan hidup. 2.5.2 Alat Deteksi/ Monitor Pencemaran Udara Untuk mengetahui tingkat pencemaran oleh suatu polutan digunakan alat yang dapat mengurangi emisi dalam pencemaran. Berikut adalah alat yang dipakai untuk mengurangi emisi. 1. Absorber, alat berbentuk tabung yang mengandung reagen untuk penyerap polutan. 2. Absorber dengan silicia gel untuk sampling ozon dan hidrokarbon. 3. Kondensor, alat ini bekerja dengan menangkap dan mengodensi gas, sehingga dapat diketahui kandungan gas tersebut. 4. Kolektor, alat yang bekerja dengan menyerap gas dengan jalan mengurangi tekanan di dalamnya. 5. Sampler, untuk analisis spektrometris. Berikut ini adalah alat yang digunakan untuk mengurangi partikel polutan: 1. Alat sedimentasi, hasil sedimentasi dapat digunakan untuk serbuk tanaman. a. Ringlemann cards, cara kerja secara photometris untuk penentuan kuantitatif secara kasar dengan relief kedalaman yang berbeda-beda yang tersusun secara skaler mulai dari putih secara berturut-turut kehitaman (tiga skala). b. Alat impinger, alat ini menangkap partikel berupa aerosol. 2. Filter yang terbuat dari bahan gula, kristal asam salisi/plastik. Filter ini digunakan bila partikel yang akan di tentukan sulit dipisahkan dari filter yang telah menyaringnya. a. Cylone, alat ini digunakan untuk menangkap partikel-partikel dengan gaya trifugal. b. Presipitator, alat ini bekerja secara kolaris. c. Presipitator elektrostatik.

11

2.5.3

Cara Analisis Selain cara diatas, terdapat juga alat yang digunakan untuk detektor

maupun untuk pengukuran kuantitas dari pecemaran di udara. Berikut ini adalah beberapa alat yang bekerja dengan analisis kimia. 1. Emission spectrometric 2. Absorption spectrometric 3. X-ray spectrometric 4. Mass spectrometric 5. Polarografic 6. Alat mikroskopis khusus 7. Alat yang meneruskan panas

12

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan beberapa definisi mengenai polusi udara, dapat diambil dari salah satu definisi yaitu menurut Henry C. Perkins (1974) polusi udara adalah hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfer, seperti: debu, gas, kabut, bau-bauan, asap, atau uap dalam kualitas yang banyak dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara, sehingga menimbulkan gangguan pada manusia, tumbuh-tumbuhan, binatang, maupun benda atau tanpa alasan yang jelas sudah dapat memengaruhi kelestarian kehidupan organisme maupun benda. Cara penanggulangan polusi udara dapat dilakukan dengan cara: pendekatan teknologi, pendekatan planologis, pendekatan administratif dan pendekatan edukatif.

3.2 Saran Diharapkan kepada seluruh pembaca agar dapat menambah referensi lain untuk melengkapi informasi yang sudah disajikan di makalah ini agar semakin menambah ilmu pengetahuan.

13

You might also like