You are on page 1of 21

RIANI PUTRI

PENDAHULUAN
Kehamilan adalah kondisi fisiologis khusus di mana

terapi obat menjadi perhatian khusus karena fisiologi kehamilan mempengaruhi farmakokinetik obat yang digunakan dan obat-obatan tertentu dapat mencapai janin dan menyebabkan bahaya. Menghindari pengobatan farmakologis pada kehamilan tidak memungkinkan dan mungkin berbahaya karena sebagian perempuan memasuki kehamilan dengan kondisi medis yang memerlukan perawatan berkelanjutan dan episodik (misalnya asma, epilepsi, hipertensi).

PENDAHULUAN
Juga selama kehamilan masalah medis baru dapat

timbul dan yang lama dapat memburuk (misalnya migrain, sakit kepala) yang membutuhkan terapi farmakologi. Fakta bahwa obat-obatan tertentu yang diberikan selama kehamilan mungkin terbukti berbahaya bagi anak yang belum lahir adalah salah satu masalah klasik dalam perawatan medis.

KATEGORI OBAT DLM KEHAMILAN


Berdasarkan FDA
Berdasarkan ADEC

KELAS A
Studi studi pada wanita hamil belum

memperlihatkan adanya risiko kelainan janin jika diberikan selama trimester pertama (kedua, ketiga, atau semuanya), dan kemungkinan bahaya bagi janin, manusia tampaknya jauh Contoh : vit B, vit D, vit E, asam folat, hormon tiroksin

KELAS B
Studi-studi reproduksi pada hewan telah dilakukan

dan tidak memperlihatkan adanya bukti gangguan fertilitas atau bahaya bagi janin. Atau Studi pada hewan memperlihatkan efek samping, tetapi studi-studi yang adekuat dan terkontrol baik pada wanita hamil gagal memperlihatkan risiko bagi janin selama trimester pertama kehamilan, dan belum ada bukti risiko pada trimester-trimester selanjutnya Contoh : asetaminofen, dimenhidrinat, amoksisilin

KELAS C
Studi-studi reproduksi hewan telah memperlihatkan

bahwa obat ini bersifat teratogenik (atau embriosidal atau menimbulkan efek samping lain), dan belum ada studi yang adekuat dan terkontrol baik pada wanita hamil. Atau Belum ada studi reproduksi pada hewan dan belum ada studi terkontrol dan adekuat pada manusia. Contoh : INH, rifampisin, pirazinamid

KELAS D
Obat ini dapat membahayakan janin jika diberikan

kepada wanita hamil. Jika obat ini digunakan selama kehamilan atau jika seorang wanita menjadi hamil ketika menggunakan obat ini maka ia perlu diberitahu tentang kemungkinan efek samping pada janinnya Contoh : tetrasiklin, streptomisin, aspirin

KELAS X
Obat ini dikontraindikasikan bagi wanita yang sedang

atau akan hamil. Obat ini akan merugikan janin. Jika obat ini digunakan selama kehamilan atau jika seorang wanita menjadi hamil menggunakan obat ini maka ia perlu diberi tahu tentang kemungkinan bahaya bagi janinnya Contoh : androgen, estrogen

KEKURANGAN
Banyak peringkat obat didasarkan pada data hewan,

laporan kasus, dan data manusia yang terbatas atau tidak ada, dengan informasi yang jarang diperbaharui. Karena produsen juga membuat peringkat, sering terjadi ketidaksesuaian. Timbulkan kesan bahwa obat-obat dalam satu kategori memiliki risiko yang setara, yang sebenarnya tidak

Kategorisasi obat-obatan untuk digunakan dalam

kehamilan tidak mengikuti struktur hierarki. Data manusia masih kurang atau tidak memadai untuk obat di B1, B2 dan B3 kategori. Subcategorisation dari kategori B berdasarkan data hewan. Kategori B tidak berarti lebih aman daripada kategori C. Obat dalam kategori D tidak benar-benar dikontraindikasikan selama kehamilan (eganticonvulsants). Untuk produk farmasi yang mengandung dua atau lebih bahan aktif, kategorisasi kombinasi didasarkan pada bahan aktif dengan kategorisasi kehamilan paling bersifat membatasi

KELAS A
Obat yang telah banyak digunakan oleh ibu

hamil maupun wanita usia produktif tanpa disertai bu kti peningkatan frekuensi terjadinya malformasi ataupun efek lain yg membahayakan janin yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung Contoh : asetaminofen, metoklopramid, metildopa

KELAS B1
Obat yang digunakan hanya sejumlah kecuali ibu

hamil maupun wanita usia reproduktif tanpa disertai bukti peningkatan kejadian malformasi atau efek lain yang membahayakan janin baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian pada hewan tidak menunjukkan bukti peningkatan kejadian kerusakan pada janin Contoh : cefotaksim, ceftriaxone

KELAS B2
Obat yang digunakan oleh sejumlah kecil ibu hamil

atau wanita usia reproduktif tanpa disertai bukti peningkatan frekuensi kejadian malformasi atau efek lain yang membahayakan janin manusia yg diteliti,baik langsung maupun tidak langsung. Data penelitian pada hewan tidak mencukupi atau tidak ada, tetapi data yg tersedia tidak menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan pada janin Contoh : domperidon

KELAS B3
Obat yang digunakan hanya sejumlah kecil ibu hamil

tanpa disertai bukti peningkatan frekuensi kejadian malformasi atau efek lain yang membahayakan janin manusia yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian pada hewan menunjukkan bukti peningkatan kejadian kerusakan pada janin dengan kemaknaan efek tsb pada manusia belum jelas Contoh : acarbose, kontrasepsi oral

KELAS C
Obat yang berdasarkan efek farmakologinya telah atau

diduga dapat menyebabkan efek yang membahayakan pada janin manusia atau neonatus tanpa disertai malformasi. Efek tsb bisa jadi reversibel Contoh : siprofloksasin, tramadol, nifedipin

KELAS D
Obat yang telah dicurigai atau diramalkan

menyebabkan peningkatan kejadian malformasi janin manusia atau kerusakan yg bersifat menetap (irreversible) Contoh : antikonvulsan, tetrasiklin, captopril

KELAS X
Obat yang mempunyai resiko tinggi untuk

menyebabkan kerusakan yang bersifat menetap terhadap janin sehingga tidak boleh digunakan pada masa kehamilan atau jika ada kemungkinan terjadi kehamilan Contoh : isotretinoin

You might also like