Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. JUDUL
EVALUASI RENCANA TEKNIS PERRHITUNGAN PEMAKAIAN
JUMLAH ALAT MEKANIS PADA PENGUPASAN TANAH
PENUTUP DI PT. SEMEN
GRESIK TUBAN JAWA TIMUR
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan salah satu sarana
produksi yang vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah ditentukan
perusahaan. Pentingnya mengestimasi dan merencanakan jumlah dan produksi
dari alat muat dan alat angkut ini karena ada kaitannya dengan target produksi
yang harus dicapai oleh perusahaan. Interaksi antara target produksi dengan
produksi per unit alat ini akan menentukan jumlah alat muat dan alat angkut serta
kapasitas yang harus dipakai guna memenuhi target tersebut, disamping itu harus
disesuaikan dengan kondisi material yang ditangani, kemudahan pengoperasian
serta perawatannya.
Pada sisi lain, dalam menganalisa peralatan berat (heavy equipment), juga
dalam mengukur kemampuan alat (equipment performance), maka sangatlah
penting memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk memperkerjakan suatu
peralatan (cost of the job), dengan demikian untuk mengetahui efisien dan
tidaknya dari segi cost kita harus meninjau cost factor dari suatu alat PTM
yang diestimasi antara lain: biaya pemilikan (ownership cost), biaya operasi
(operating cost), biaya tak langsung dan lain-lain.
1
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji, merencanakan dan
membandingkan jumlah alat mekanis (heavy equipment) yang akan dipakai pada
proses pengupasan tanah penutup, baik alat yang harus bekerja dilapangan, alat
yang harus disediakan maupun yang harus dicadangkan oleh pihak perusahaan
serta menghitung/mengestimasi ongkos operasi alat mekanis, sehingga target
produksi dan keuntungan dari perusahaan dapat tercapai.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui kemampuan produksi/spesifikasi dari alat muat dan alat
angkut yang digunakan pada lokasi penambangan dan alat mekanis yang
akan kita kaji/bandingkan
2. Mengetahui kebutuhan dari alat muat dan alat angkut yang dibutuhkan,
baik yang harus kerja dilapangan, yang harus disediakan maupun yang
harus dicadangkan oleh perusahaan dan membandingkanya dengan data
yang diperoleh dalam penelitian
3. Mengetahui berapa ongkos produksi alat mekanis yang harus dikeluarkan
oleh pihak perusahaan dan membandingkanya dengan data hasil analisa
yang diperoleh dalam penelitian
2
BAB II
ANALISIS MASALAH
A. DASAR TEORI
A.1. Alat Mekanis
Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan sarana produksi
yang vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah ditentukan oleh
manajemen perusahaan. Ditinjau dari fungsinya, peralatan produksi dapat
diklasifikasikan sebagai :
(1) alat gali isi (Excavating), adalah alat-alat produksi untuk menggali dan
mengisikan material hasil; galiannya ke alat angkut.
Contoh : power shovel, backhoe, dragline, front-end loader, claimshell,
bucket wheel excavator (BWE), bucket chain excavator (BCE), dsb.
(2) alat angkut, adalah alat-alat produksi untuk mengangkut material menuju
proses berikutnya.
Contoh : Truck, lori-lokomotif (train), belt conveyor, pipa Lumpur (slurry),
scrapper, dsb.
(3) alat bantu, adalah alat-alat berat yang digunakan untuk kelancaran produksi
Contoh : bulldozer, ripper, grader, lubrication truck, water truck, fuel
truck, dsb.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih alat
berat antara lain: jenis material, altitude, kapasitas, system penambangan,
medan kerja dan ketersediaan dana.
A1.1. Elemen Elemen Produksi
3
Produksi adalah laju material yang dapat dipindahkan atau dialirkan per
satuan waktu (biasanya per jam). Untuk memperoleh angka produksi ada
empat parameter yang harus diperrhitungkan, yaitu :(1) kapasitas alat, (2)
tenaga kendaraan atau alat, (3) waktu edar (cycle time) dan (4) efisiensi
kerja.
Umumnya perpindahan material dihitung berdasarkan volume (m3 atau
CuYd), sedangkan pada tambang bijih dinyatakan dalam ton. Mengetahui
prinsip elemen-elemen produksi penting artinya karena tidak diinginkan
adanya kesalahan estimasi produksi alat-alat berat.
A.1.2. Kapasitas Alat
Kapasitas alat adalah jumlah material yang diisi, dimuat atau diangkut
oleh suatu alat berat. Kapasitas alat berkaitan erat dengan jenis material
yang diisi atau dimuat, baik berupa tanah maupun batu lepas.
A.1.3. Volume Material
Dikenal ada tiga bentuk volume material yang mempengaruhi
perhitungan pemindahannya, yaitu dinyatakan dalam bank cubic meter
(BCM), loose cubic meter (LCM) dan compacted cubic meter (CCM).
Perubahan ini terjadi karena adanya perbedaan densitas akibat
penggalian atau pemadatan dari densitas aslinya. BCM adalah volume
material pada kondisi aslinya di tempat (insitu)yang belum terganggu. LCM
adalah volume material yang sudah lepas akibat penggalian, sehingga
volumenya akan mengembang dengan berat tetap sama. CCM adalah
volume material yang mengalami pemadatan kembali setelah penggalian,
sehingga volumenya akan lebih kecil disbanding volume aslinya dengan
berat tetap sama.
A.1.4. Pemberaian (swell)
4
Adalah persentase pemberaian volume material dari volume asli yang
dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah material yang harus
dipindahkan dari kedudukan aslinya.
Rumus yang berkaitan dengan pemberaian material sebagai berikut :
1 ) ( %
sama berat untuk asli Volume
tertentu berat untuk lepas Volume
Swell Berai
Faktor berai ( swell factor) = volume bank / volume loose
) % 1 (
) (
) (
Berai
Loose Lepas Volume
Bank Asli Volume
+
12
A.2. Ongkos Operasi Alat Alat Mekanis (Ownership and Operation
Cost)
Faktor Faktor yang mempengaruhi Cost atau Cost Faktor adalah:
a. Biaya Pemilikan (Ownership cost)
adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memiliki suatu alat dan
memelihara segala peralatan itu baik dari segi keausan mauoun
dari segi kepajakan (perpanjangan), dengan demikian ownership
cost merupakan fixed cost
Ownership Cost terdiri dari beberapa macam :
Total Initial Investment
Merupakan jumlah dari Factory Cost, Freight Charges,
Ballast, Tire and Tube Cost, Unloading and erecting Cost dan
Moving To Job.
Factory Cost adalah cost yang ditunjukkan pada f.o.d
(free on board) factory list price. Jadi merupakan harga
alat PTM pada pelabuhan.
Freight Charges adalah tarif yang harus dibayar untuk
mengangkut alat PTM yang kita beli dari pelabuhan
sampai ketempat kerja. Tingi rendahnya tergantung
pada : jarak pengangkutan, macam alat yang akan
13
diangkut sehubungan dengan peraturan dari DLLAJR
(dinas lalu lintas angkutan jalan raya). Bila tarifnya tidak
diketahui, maka perhitungan total investment tidak macet
kita tentukan sendiri tarifnya, yaitu besarnya antara $1.10
- $6.00 per cwt (hundred pounds of weight)
Ballast adalah ongkos pengepakan, maksudnya agar
diperoleh safety sewaktu pengangkutan dari tempat
pembelian ke tempat kerja.
Tire and Tube Cost adalah harga ban yang merupakan
factor pengurang pada perhitungan total initial
investment
Unloading and Erecting Cost adalah tarif yang harus
dibayar untuk biaya pembongkaran yang kemudian di
assembling lagi ditempat dimana alat tersebut akan
digunakan.
Moving The Job adalah segala pengeluaran uang yang
dibutuhkan untuk menjalankan atau menempatkan alat
dari tempat assembling ke medan kerja, missal untuk
biaya clearing alang-alang pada jalan yang akan dilewati
alat PTM tersebut.
Economic Life
Adalah untuk mengetahui berapa umur suatu alat PTM masih
menguntungkan bila dipakai.
Economic Life dipengaruhi oleh :
Macam dan jenis dari alat PTM
Ukuran alat PTM
Kondisi kerja dimana alat PTM tersebut akan digunakan
Berapa shift alat PTM akan dipakai dalam sehari.
Average Investment
14
Adalah penanaman modal rata (tiap tahunya yang nilainya sama )
selama dipakainya alat PTM sebagai modal kerja
cara menghitung average investment ada 3 cara :
1. Dengan Cumulative Depreciation dari straight line
2. Dengan menghitung % of total investment
3. Dengan rumus average annual investment yaitu
=
'
+
n
x n
2
100 ) 1 (
% of total initial investment
Depreciation
Menurut Bureau of International Revenue Code. Didefinisikan
sebagai berikut :
Depreciation adalah penyisihan uang/keuntungan dari
pemekaian suatu barang\ alat tersebut.
Depreciation dapat diperoleh dengan cara :
1. Straight Line
Depresistion dengan cara ini adalah yang paling sderhana cara
perhitunganya, oleh karena dalam melakukan analisa kerja
sering dipakai. Rumusnya ;
Annual depreciation rate = Total Initial Investment Residual Value
Life in Years
2. Sinking Fund rate
Pada cara sinking fund, jumlah nilai uang yang akan dicicil
(to sink) dikalikan dengan interest rate. Rumusnya ;
Annual depreciation rate = ( Total Initial Investment Residual value) x
1
]
1
1 ) 1 (
n
i
i
i = sinking fund rate
n = umur pakai alat (in years)
3. Production Unit
15
System depreciation ini adalah paling baik, tetapi sangat tidak
mungkin untuk menaksir secara teliti.
Depreciationperunit =
Assets Of Life Assigment Over oduced Units
Value sidual Investment Initial Total
Pr
Re
4. Declining Balance
Sistem depreciation dengan system declining balance
sangat menguntungkan, karena pada tahun- tahun pertama
diperoleh depreciation rate yang besar, kemudian pada tahun
tahun mendekati keausan dimana banyak keausan, dilakukan
reparasi- reparasi terhadap alat depreciation Ratenya yang
terkecil.
Rumusnya ;
Depreciation Rate (%) = 1-
n
Investment Initial Total
Balance sidual Re
5.Sum-of The Years digits
Yaitu suatu metode depreciation yang menjumlahkan jumlah
angka-angka tahun yang akan disusut sebagai bilangan pembagi.
Interest, Taxes, Insurance, Storage
Interest adalah bunga yang dikehendaki oleh pemilik alat PTM
sebagaimana kalau ia menanamkan modalnya dibank. Hanya saja
disini ia menanamkan modalnya dalam bentuk alat PTM. Biasanya
besarnya rate of interest ialah 6% rate of interest ini dikalikan
terhadap average annual investment.
Taxes adalah pajak- pajak yang akan di bebankan pada average
annual investment dari alat PTM tersebut. Besarnya antara 1,5% -
2%
16
Insurance adalah premi yang harus ditambahkan dan
diperhitungkan untuk menjaga kemungkinan kecelakaan,
kebakaran dll. Besarnya antara 1% - 3%
storage adalah biaya penggudangan dari alat PTM tersebut yang
besarnya dinyatakan % dari average annual investment.
Besarnya 1%
Total Fixed Cost
Merupakan jumlah dari depreciation dengan uang untuk interest,
taxes, Insurance, dan Storage.
b.Biaya Operasi (Operating Cost)
adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk bias memperkerjakan
suatu alat PTM, operating cost ini merupakan variable cost,
hingga besar kecilnya bergantung pada output (produksi) yang
dikehendaki.
Operating Cost terdiri dari :
Repairs, Maintenance, Supplies
Untuk kepentingan pembiayaan reparasi, reparasi dan Supplies
maka harus disisihkan sejumlah uang yang besarnya dinyatakan
dalam persen dari annual depreciation rate.
Fuel, Lubricator, Power & Miscellaneous
Fuel
Fuel yang dibutuhkan oleh suatu alat kerja PTM diperoleh
dengan rumus :
Fuel consumption, in gal/hr = weight of fuel used/hp/hr x brake hp x load factor
Weight of fuel per gallon
Keterangan;
17
Weight of fuel used/hp/hr adalah berat bahan baker dalam
ib yang dibutuhkan mesin setiap horsepower tiap jamnya.
Brake horsepower ialah tenaga mesin yang diukut pada
roda gila (flywheel). Besarnya kira- kira 15% > drawbar
pull.
Drawbar horsepower Ialah ; tenaga mesin sesungguhnya
yang terpakai untuk menarik atau mendorong.
Load factor ialah ; suatu faktor pengali untuk memperoleh
horsepower yang sesungguhnya, sehubungan dengan
pegertian bahwa max. Power tidak dipergunakan terus
menerus selama periode kerja.
Lubrication
Biaya untuk lubrikasi setiap jamnya untuk peralatan berat adalah
merupakan jumlah dari ;
a. Oil Burned. Rumusnya adalah ;
= Weight of oil burned/ hp/hr x brake hp/ load factor
Weight of oil per gallon
b. Oil Changed, in gallon per hour . Rumusnya adalah ;
= volume of crankcase, cooler and filter (gallons)
Hours of operation between oil changed
c. Filter Cost, in gallons per hours, setiap penggantian
filter baru setiap periode penggantian oli perlu
diperhitungkan pula biayanya (filter cost). Filter cost
berkisar sekitar ; 1.5 6,5 $/ hr
Electric Power Cost
Dasar penentuan tarif untuk electric power ada 2 ;
a. Demand charge adalah; tarop listrik berdasarkan
kebutuhan maximum dari motor listriknya
18
b. Energy charge adalah; tarip listrik yang didasarkan atas
banyaknya KWh sesungguhnya yang dibutuhkan oleh
motor listrik.
Tires
Biaya yang akan dikeluarkan karena dipakainya ban oleh suatu alat
PTM. diperoleh dengan rumus ;
The hourly cost of tires = cost of complete set of tires and tubes
Tire life in hours
Keterangan;
Cost of complete set of tires and tubes adalah ; harga beli
dari semua ban yang yang dipakai sampai pada ongkos
pemasanganya.
Tire life adalah ; umur pakai ban , disini dinyatakan dalam
keadaan ideal, sedang sesungguhnya tire life suatu ban
bergantung pada job condition
Operators labor
Adalah ; biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan
dipakainya tenaga kerja. Biaya untuk operator,s labor harus
meliputi ;
1. Upah dasar untuk operator (base rate of operator)
2. Upah dasar untuk asisten (Base rate of assistant)
3. Tambahan upah lembur (overtime charge)
4. Kesejahteraan social (Sociall secury)
5. untuk asuransi buruh
6. Hospitalization (emungkinan adanya perawatn terhadap
buruh)
7. Biaya untu training
Total Direct Cost
19
Merupakan jumlah dari Total Fixed Cost +(Repairs, maintenance,
supplies), + (Fuel, Lubricator, Power & Miscellaneous) + Tires +
Operator Labor
Indirect cost adalah ; biaya tak langsung yang harus
dikeluarkan untuk memperkerjakan suatu alat PTM. Biaya
tak langsung ini misalnya karena dibutuhkanya supervisor
atau engineer yang berfungsi sebagai untuk mengawasi
jalanya pekerjaan demi peningkatan produksi output.
Total Cost merupakan jumlah dari Total Direct cost +
Indirect Cost
Cost per Ton or Cubic Yard adalah ; ongkos yang harus
dikeluarkan untuk memproduksi broken ore/ material setiap
ton atau yard per jamnya.
c.Biaya Tak Langsung
Yaitu merupakan biaya biaya tak langsung ( Overhead) Misalnya
untuk ;
Komisi kerja
Persentase untuk supervisor (pengawasan)
Pembiayaan staf ahli.
B. DATA PENDUKUNG
Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat
mendukung data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada
untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.
20
Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di
lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur--brosur dari
perusahaan, data dari instansi yang terkait dan dari literatur-literatur.
C. URUTAN KERJA PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian, dilakukan dengan menggabungkan antara teori
dengan data-data dilapangan, sehingga dari keduanya didapatkan pendekatan
penyelesaian masalah.
Adapun urutan pekerjaan penelitian :
1. Observasi terhadap kegiatan penambangan.
2. Penentuan tempat pengamatan langsung untuk pengambilan data.
3. Pengambilan data primer (langsung dari lapangan) dan data
sekunder dari laporan bulanan perusahaan.
4. Pengelompokan data, pengujian data.
5. Pengolahan data penelitian.
6. Analisa hasil penelitian dan memberikan alternatif pemecahan
masalah.
D. ANALISA PENYELESAIAN MASALAH
Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji
berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan
maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang
permasalahan tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif penyelesaiannnya.
Adapun rincian dari analisa penyelesaian masalah estimasi produksi alat muat dan
alat angkut adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
21
Untuk dapat mengestimasi jumlah alat dan cost operasi alat mekanis pada
suatu tambang terbuka, maka perlu dipelajari tentang metoda opersi, jenis
material, target produksi perusahaan, jumlah dan spesifikasi dari alat muat-
angkut.
2. Tahap Penyelidikan pendahuluan
Tahap penyelidikan pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi
umum daerah yang akan diselidiki, meliputi kondisi jalan, Lebar jalan angkut,
kemiringan jalan angkut dan lebar tikungan, dimensi jenjang dan data curah
hujan.
3. Tahap Penyelidikan Terinci
Tahap penyelidikan terinci dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan untuk penyelesaian masalah , adapun data yang akan diambil, yaitu:
a. Luas front kerja penambangan
b. Spesifikasi alat yang digunakan perusahaan dan alat yang akan
digunakan dalam penelitian
c. Data-data kondisi medan kerja dilapangan antara lain : target produksi,
Waktu kerja efektif (jumlah hari kerja dan shift), Swell factor, jarak
pengangkutan
d. Penentuan effisiensi kerja dari alat dan data-data lain yang dibutuhkan.
Data ini bisa diambil dari perusahaan yang bersangkutan.
Sehingga dengan mengetahui parameter-parameter diatas diharapkan
didapatkan pembandingnya
BAB III
PENELITIAN DILAPANGAN
22
A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis
menggabungkan antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari keduanya
didapat pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian
yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan
lapangan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan
di daerah yang akan diteliti
3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun
penelitian di laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
c. Uji realitas
5. Pengolahan data
6. Analisis hasil Pengolahan data
7. Kesimpulan
23
B. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
KEGIATAN Jadwal pelaksanaan
Minggu I II III IV V VI VII VIII
Persiapan dan study literatur
Survey dan pengamatan
Pengumpulan data
Pengolahan data dan analisis
data
Penyusunan laporan
24
25
D. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Frederic.S. Hiller & Gerald J. Lieberman.(1981), Introduction to Operation
Research, 3
rd
Edition, Holden-Day,Inc., Sanfrancisco.
2. Hamdy.A. Taha.(1990), Operation Research An Introduction, 3
rd
Edition
,
Macmillan Publishing Co.,Inc.,New York.
3. Pangestu Subagio, SE, MBA.(1983), Dasar-dasar Operasi Riset (Operation
Research), BPFE, Yogyakarta.
4. Partanto Prodjosumarto.(1995), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik
Pertambangan, ITB, Bandung.
5. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.
6. Ir. Yanto Indonesianto, M.Sc. (2006), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan
tekniki Pertambangan, UPN, Yogyakarta
26