Professional Documents
Culture Documents
m
Grafik Tan vs m
Series1
Linear (Series1)
=
2 2
) (
) )( (
x x n
y x xy n
m
Sy = 0.000163299
Sm = 0.00011547
Dengan metode least square didapat persamaan garis regresi y = 0,0322x +
0,0004 dengan gradien m = 0,0322
- Jarak antar celah d= 210
-3
cm = 210
-5
m
Maka:
= m d
= 0,0322 210
-5
= 6,4410
-7
m
= 644 nm
= Sm x d
= 0.00011547 x 210
-5
= 2.3094 x 10
-9
m
= 2.3094 nm
Kesalahan Relatif =
x 100%
=
2.3094 nm
644 nm
x 100 %
= 0.358 %
( ) ( ) ( )
( ) (
(
|
.
|
\
|
2
2
2 2
2
2
2
2
1
x x n
xy n y xy x y x
y
n
S
y
( )
2
2
=
x x n
n
S S
y m
- Jarak terang pusat dengan orde ke 1 :
| Posisi terang pusat - posisi orde ke-1 kiri| = | 176.66 mm 139.26 mm |
= 37.4 mm
| Posisi terang pusat - posisi orde ke-1 kanan| = | 176.66 mm 221.98 mm |
= 45.32 mm
Jarak rata-rata terang pusat dengan orde ke-1
=
37.4 + 45.32
2
= 41.36 mm
Sin Tan = Y/L
= 41.36 / 1300
= 0.0318
= arc sin 0,0318
= 1.822
- Jarak terang pusat dengan orde ke 2 :
| Posisi terang pusat - posisi orde ke-2 kiri| = | 176.66 mm 96.96 mm |
= 79.7 mm
| Posisi terang pusat - posisi orde ke-2 kanan| = | 176.66 mm 263.56 mm |
= 86.9 mm
Jarak rata-rata terang pusat dengan orde ke-1
=
79.7 + 86.9
2
= 83.3 mm
Sin Tan = Y/L
= 83.3 / 1300
= 0.064
= arc sin 0,064
= 3.669
Tabel sin vs m
m sin
1 0.0318
2 0.064
x y x
2
y
2
xy
1 0.0318 1 0.001011 0.0318
2 0.064 4 0.004096 0.128
3 0.0958 5 0.005107 0.1598
m
Grafik Sin vs m
Series1
Linear (Series1)
Sin = /d m
y = m x b
m= 0,0322
Sy = 0.000163299
Sm = 0.00011547
Dengan metode least square didapat persamaan garis regresi y = 0,0322x +
0,0004 dengan gradien m = 0,0322
- Jarak antar celah d= 210
-3
cm = 210
-5
m
Maka:
= m d
= 0,0322 210
-5
= 6,4410
-7
m
= 644 nm
( ) ( ) ( )
( ) (
(
|
.
|
\
|
2
2
2 2
2
2
2
2
1
x x n
xy n y xy x y x
y
n
S
y
( )
2
2
=
x x n
n
S S
y m
=
2 2
) (
) )( (
x x n
y x xy n
m
= Sm x d
= 0.00011547 x 210
-5
= 2.3094 x 10
-9
m
= 2.3094 nm
Kesalahan Relatif =
x 100%
=
2.3094 nm
644 nm
x 100 %
= 0.358 %
VII. Analisis
Analisis Percobaan
Penggunaan Sinar Laser ( Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation) untuk diukur panjang gelombangnya pada percobaan kali ini disebabkan
beberapa sifatnya yang memudahkan pengamatan panjang gelombanya lewat kisi
difraksi. Sinar Laser adalah mekanisme suatu alat yang memancarkan gelombang
radiasi elektromagnetik. Gelombang sinar Laser adalah gelombang koheren dimana
semua komponen elektromagnetik pada gelombang tersebut sefase atau sederap.
Suatu gelombang koheren, jika melewati kisi difraksi akan terbagi-bagi atau
terbelah, tetapi panjang gelombangnya akan tetap sama dengan panjang gelombang
sebelum terbelah oleh kisi difraksi. Hal tersebut bertolak belakang dengan
gelombang tak koheren seperti cahaya tampak, jika terdifraksi maka panjang
gelombangnya akan terbagi menjadi beberapa panjang gelombang. Pengukuran
panjang gelombang dari suatu gelombang tak koheren memiliki keakuratan yang
lebih kecil serta lebih sulit dibanding gelombang koheren yang panjang
gelombangnya tetap sebelum dan sesudah difraksi.
Penempatan posisi piranti laser pada jarak 130 cm dari detector fotodioda untuk
memperluas daerah kisi difraksi yang terkena sinar laser. Semakin jauh jarak dari
pemancar sinar dengan detektor, semakin luas pula daerah di kisi difraksi yang
terkena sinar tersebut. Semakin luas daerah kisi difraksi yang terkena sinar laser
maka akan terlihat dengan jelas daerah interferensi maksimum dan interferensi
minimum untuk masing-masing orde pada detektor.
Detektor fotodioda adalah detektor dengan jenis dioda yang bekerja karena
pengaruh cahaya yang mengenainya, sehingga dalam fungsinya dioda jenis ini bisa
digunakan untuk mendeteksi cahaya. Fotodioda merupakan sensor cahaya
semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik.
Cahaya yang dapat dideteksi oleh fotodioda ini mulai dari cahaya infra merah,
cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Dengan sensor cahaya inilah,
dapat terlihat interferensi maksimum (pola terang) dan interferensi minimum (pola
gelap) dari sinar laser yang digunakan.
Penggunaan piranti otomatis pemilih kisi difraksi dengan 50 slit/mm
menunjukkan betapa kecilnya kisi difraksi yang digunakan. Penggunaan kisi
difraksi seperti itu karena gelombang cahaya seperti gelombang sinar laser berada
pada orde mikro. Oleh karena itu, kisi difraksi yang digunakan juga dalam ukuran
mikrometer agar gelombang sinar laser dapat terdifraksi.
Analisis Hasil
Berdasarkan pengolahan data, setelah diketahui lokasi terang pusat serta
interferensi maksimum dari masing-masing orde dan dilakukan penghitungan jarak
antara orde 1 dengan terang pusat dan orde 2 dengan terang pusat, diketahui jarak
antara orde 2 dengan terang pusat dua kali dari jarak orde 1 dengan terang pusat.
Karena jarak orde ke-n dengan terang pusat berbanding lurus dengan sudut deviasi,
maka sudut deviasi gelombang sinar laser di orde 2 nilainya 2 kali lebih besar
dibanding di orde 1.
Sudut deviasi yang terbentuk pada orde 1 dan orde 2 besarnya kurang dari
10
o
maka nilai dari sin dan tan sangat kecil selisihnya atau hampir sama.
Praktikan pun menghitung terlebih dahulu sudut deviasi yang terbentuk melalui
pendekatan dengan tan , lalu untuk pendekatan dengan sin pengolahan data
disamakan dengan tan karena besar sudut yang dicari melalui kedua pendekatan
tersebut sangat kecil selisihnya atau hampir sama.
Analisis Grafik
Dari Grafik I vs x, praktikan dapat dengan jelas menentukan letak interferensi
maksimum terang pusat, orde ke-1, dan orde ke-2. Letak intereferensi maksimum
terang pusat dapat dengan mudah diketahui melalui puncaknya yang rata pada grafik.
Puncak yang rata menandakan banyaknya interferensi maksimum yang terjadi di
layar pada rentang posisi tertentu. Semakin banyak interferensi maksimum yang
terjadi berarti gelombang sinar laser tidak mengalami deviasi ( = 0) berinterferensi
konstruktif menghasilkan berkas yang tajam (maksimum/ puncak) pada pusat layar
sehingga disebut terang pusat. Sedangkan orde ke-1 berada pada sebelah kanan dan
kiri terang pusat dan orde ke-2 terletak di sebelah kanan dan kiri dari orde ke-1.
Dapat dilihat bahwa semakin jauh posisi orde dari terang pusat semakin sedikit
interferensi maksimum yang terdapat pada orde tersebut, kondisi ini dapat dilihat
pada orde ke-3 di sebelah kanan orde ke-2 dimana grafiknya sangat rendah
menunjukkan nilai intensitas yang sangat kecil. Intensitas yang rendah pada orde ke-
3 disebabkan sudut deviasi yang besar berbanding terbalik dengan intensitas sinar
laser yang semakin kecil.
Berdasarkan grafik sin vs m dan tan vs m, kedua grafik tersebut
menunjukkan hubungan linear antara besarnya sudut dengan nilai orde. Hubungan
tersebut ditunjukkan dari sudut orde ke-2 yang lebih besar dibandingkan dengan orde
ke-1. Hasilnya grafik sin vs m dan tan vs m yang terbentuk adalah grafik naik.
Analisa Kesalahan Relatif
Berdasarkan perhitungan panjang gelombang sinar laser yang digunakan
pada percobaan ini lalu dilanjutkan perhitungan kesalahan relatifnya, dapat
dinyatakan bahwa percobaan ini mendapatkan data yang akurat untuk mencari
panjang gelombang sinar laser pada percobaan ini karena nilai kesalahan relatif yang
sangat kecil. Kesalahan relatif yang sangat kecil disebabkan penggunaan alat ukur
digital dengan ketelitian yang sangat tinggi sehingga berhasil mencatat data dengan
akurat.
VIII. Kesimpulan
Difraksi adalah peristiwa penyebaran atau pelenturan gelombang cahaya
ketika melewati celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang)
atau ujung penghalang.
Panjang gelombang sinar laser yang digunakan pada percobaan pengukuran
panjang gelombang laser adalah 644 nm.
Semakin banyak interferensi maksimum yang terjadi berarti gelombang
sinar laser tidak mengalami deviasi ( = 0) berinterferensi konstruktif
menghasilkan berkas yang tajam (maksimum/ puncak) pada pusat layar
sehingga disebut terang pusat.
(sudut) berbanding terbalik dengan intensitas sinar laser.
(sudut) berbanding lurus dengan m (nilai orde).
Jika besar sudut di bawah 10
0
, maka tan sin .
IX. Referensi
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall,
NJ, 2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
Modul Praktikum Fisika Dasar 1 OR 01 Pengukuran Panjang Gelombang Laser.
Tipler, Paul A. & Gene Mosca. 2008. Physics for Scientists and Engineers. Sixth
Edition. W.H. Freeman and Company. New York