Professional Documents
Culture Documents
PUTRI YULIANI 030.05.174 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Trisakti Rumah Sakit Otorita Batam Periode 2 November 2009-9 Januari 2010
PENDAHULUAN
Thalassa = laut, emia = darah Thalassemia adalah kelainan bawaan dari sintesis hemoglobin. Dahulu dinamakan sebagai Mediterannian anemia (Whipple) Tahun 1925, Thomas Cooley mendeskripsikan suatu tipe anemia berat pada anak-anak yang berasal dari Italia.
EPIDEMIOLOGI
Di dunia 15 juta orang memiliki presentasi klinis dari thalassemia Menyerang hampir semua golongan etnik dan terdapat pada hampir seluruh negara di dunia. Thalassemia-
negara-negara Mediterania seperti Yunani, Itali, dan Spanyol Afrika Utara, India, Timur Tengah, dan Eropa Timur
EPIDEMIOLOGI
Mortalitas dan Morbiditas Thalassemia- mayor
hampir semua lahir dalam keadaan hydrops fetalis akibat anemia berat Beberapa neonatus dengan thalassemia- mayor yang bertahan setelah mendapat transfusi intrauterin
Thalassemia- mortalitas dan morbiditas bervariasi sesuai tingkat keparahan dan kualitas perawatan.
EPIDEMIOLOGI
Usia Bervariasi secara signifikan Pada pasien dengan kasus-kasus yang parah dan temuan hematologik pada pembawa (carrier) tampak jelas pada saat lahir. Pada thalassemia- berat paruh kedua tahun pertama kehidupan Bentuk thalassemia ringan sering ditemukan secara kebetulan pada berbagai usia
PATOFISIOLOGI
Penurunan produksi dari satu atau lebih rantai globin tertentu (,,,) menghentikan sintesis Hb ketidakseimbangan karena terjadinya produksi rantai globin lain yang normal.
Dua tipe rantai globin ( dan non-) berpasangan antara satu sama lain dengan rasio hampir 1:1 produksi berlebihan rantai globin normal akumulasi rantai tersebut di dalam sel tidak stabil destruksi sel
PATOFISIOLOGI
Tipe thalassemia membawa nama dari rantai yang tereduksi Konsekuensi dari gangguan produksi rantai globin berkurangnya deposisi Hb pada sel darah merah (hipokromatik) Defisiensi Hb sel darah merah menjadi lebih kecil gambaran klasik thalassemia anemia hipokromik mikrositik.
PATOFISIOLOGI
Pada tipe trait thalassemia- penggunaan rantai meningkat oleh sebgaian rantai bebas level Hb A2 (2/2) meningkat
Sisa (rantai ) akan terpresipitasi di dalam sel bereaksi dengan membran sel mengintervensi divisi sel normal bertindak sebagai benda asing destruksi
HIPOTESA MALARIA
Adanya suatu keuntungan selektif untuk bertahan hidup pada individu dengan trait thalassemia pada daerah endemik malaria(Hardane, 1949) Mekanisme proteksi terhadap malaria belum jelas Sel Hb F telah didemonstrasikan dapat menghambat pertumbuhan parasit malaria
THALASSEMIA ALPHA
THALASSEMIA ALPHA
Anemia mikrositik yang disebabkan oleh defisiensi sintesis globin- akibatnya hilangnya gen pada kromosom 16
Tipe thalassemia subklinik yang paling umum, biasanya ditemukan secara kebetulan diantara populasi Penderita sehat secara hematologis, hanya ditemukan jumlah eritrosit yang rendah dalam beberapa pemeriksaan. Pemeriksaan darah lengkap pada salah satu orangtua hipokromia dan mikrositosis tanpa penyebab yang jelas
PENYAKIT HB H
HYDROPS FETALIS
THALASSEMIA BETA
THALASSEMIA BETA
Asimtomatik hanya ditemukan nilai eritrosit yang rendah Mutasi yang terjadi sangat ringan, dan merepresentasikan suatu thalassemia-+. Tidak menimbulkan kelainan yang dapat diidentifikasi pada individu heterozigot, tetapi jika diwariskan bersama-sama dengan gen untuk thalassemia-, menghasilkan sindrom thalassemia intermedia.
Klinis :
anemia ringan nilai eritrosit abnormal elektroforesis Hb abnormal jumlah Hb A2, Hb F, atau keduanya meningkat
Peningkatan Hb-A2 yang berarti (3,4%-7%) 90% penderita Kenaikan HbF, sekitar 2-6% 50 % penderita Pada sekelompok kecil kasus dijumpai Hb A2 normal dengan kadar HbF berkisar dari 5% sampai 15% thalassemia tipe .
Presentasi klinisnya bervariasi Ekspresi gen homozigot thalassemia (+) menghasilkan sindrom mirip anemia Cooley yang tidak terlalu berat (thalassemia intermedia) kadar Hb mereka biasanya bertahan pada 6-8 gr/dL tanpa transfusi. Thalassemia- heterozigot terkait dengan anemia ringan. Kadar Hb khas sekitar 2-3 gr/dL lebih rendah dari nilai normal menurut umur. Eritrosit mikrositik hipokromik dengan poikilositosis, ovalositosis, dan seringkali bintik-bintik basofil MCV rendah, kira-kira 65 fL, dan MCH juga rendah (<26 pg) Penurunan ringan pada ketahanan hidup eritrosit juga dapat diperlihatkan tanda hemolisis (-) Kadar besi serum normal atau meningkat.
Anemia hemolitik kronis yang progresif selama 6 bulan kedua kehidupan Tanpa transfusi, 80% penderita meninggal pada 5 tahun pertama kehidupan. Pada kasus yang tidak diterapi hipertrofi jaringan eritropoetik disumsum tulang maupun di luar sumsum tulang ekspansi masif sumsum tulang di wajah dan tengkorak menghasilkan bentuk wajah yang khas.
Limpa dan hati membesar karena hematopoesis ekstrameduler dan hemosiderosis Pertumbuhan terganggu pada anak yang lebih tua; pubertas terlambat atau tidak terjadi karena kelainan endokrin sekunder Diabetes mellitus akibat siderosis pankreas Komplikasi jantung aritmia dan gagal jantung kongestif kronis
yang terfragmentasi
bizarre target
Eritrosit
berinti
Kadar Hb turun secara cepat menjadi < 5 gr/dL kecuali mendapat transfusi. Kadar serum besi tinggi dengan saturasi kapasitas pengikat besi (iron binding capacity). Kadar HbF yang sangat tinggi dalam eritrosit.
ANEMIA COOLEY
STADIUM THALASSEMIA
Berdasarkan jumlah kumulatif transfusi darah yang diberikan pada penderita. Pada sistem ini, pasien dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Stadium I
Transfusi kurang dari 100 unit Packed Red Cells (PRC). Penderita asimtomatik, pada ECG hanya ditemukan sedikit penebalan pada dinding ventrikel kiri, dan elektrokardiogram (EKG) dalam 24 jam normal. Transfusi antara 100-400 unit PRC + keluhan lemah-lesu. Pada ECG ditemukan penebalan dan dilatasi pada dinding ventrikel kiri. Dapat ditemukan pulsasi atrial dan ventrikular abnormal pada EKG dalam 24 jam Gejala berkisar dari palpitasi hingga gagal jantung kongestif, menurunnya fraksi ejeksi pada ECG. Pada EKG dalam 24 jam ditemukan pulsasi prematur dari atrial dan ventrikular.
Stadium II
Stadium III
TERAPI THALASSEMIA
Penderita trait thalassemia tidak memerlukan terapi Terapi preparat besi sebaiknya tidak diberikan Diperlukan konseling pada semua penderita dengan kelainan genetik, khususnya mereka yang memiliki anggota keluarga yang berisiko Transfusi darah harus dimulai pada usia dini ketika anak mulai mengalami gejala
TRANSFUSI DARAH
Bertujuan untuk mempertahankan nilai Hb tetap pada level 9-9.5 gr/dL sepanjang waktu. Dibutuhkanstudi lengkap untuk keperluan pretransfusi, yaitu : fenotip sel darah merah, vaksinasi hepatitis B (bila perlu), dan pemeriksaan hepatitis. Regimen yang adekuat : 10-15 mL/kg PRC dengan kecepatan 5 mL/kg/jam setiap 3-5 minggu Berikan asetaminofen dan difenhidramin sebelum transfusi untuk mencegah demam dan reaksi alergi.
Komplikasi utama transmisi bahan infeksius ataupun terjadinya iron overload Penderita thalassemia mayor biasanya lebih mudah untuk terkena infeksi dibanding anak normal, bahkan tanpa transfusi. Virus Hepatitis C (HCV) merupakan penyebab utama hepatitis pada remaja usia di atas 15 tahun dengan thalassemia Infeksi oleh organisme opurtunistik demam dan enteriris pada penderita dengan iron overload Demam yang tidak jelas penyebabnya, sebaiknya diterapi dengan Gentamisin dan TrimetoprimSulfametoksazol.
Prognosis bagi penderita yang memiliki ketiga karakteristik ini adalah 59%, sedangkan pada penderita yang tidak memiliki ketiganya adalah 90 Individu tertentu perlu terus mendapat terapi khelasi setelah TSSH menghilangkan zat besi yang berlebihan.
TERAPI BEDAH
Limpa diketahui mengandung sejumlah besar besi nontoksik (yaitu, fungsi penyimpanan) dan meningkatkan perusakan sel darah merah dan distribusi besi Pengangkatan limpa yang terlalu dini dapat membahayakan. Splenektomi bermanfaat pada pasien yang membutuhkan > 200-250 mL / kg PRC per tahun untuk mempertahankan tingkat Hb 10 gr / dL Biasanya, prosedur ditunda sampai anak berusia 4-5 tahun atau lebih Pengobatan agresif dengan antibiotik harus selalu diberikan untuk setiap keluhan demam sambil menunggu hasil kultur Dosis rendah Aspirin setiap hari juga bermanfaat jika platelet meningkat menjadi lebih dari 600.000 / L pasca splenektomi.
SPLENEKTOMI
DIET
asam folat asam askorbat dosis rendah alfa-tokoferol Sebaiknya zat besi tidak diberikan, dan makanan yang kaya akan zat besi juga dihindari Kopi dan teh diketahui dapat membantu mengurangi penyerapan zat besi di usus.
Skrining
Dapat dilakukan skrining premarital dengan menggunakan pedigree. Atau bisa juga dilakukan pemeriksaan terhadap setiap wanita hamil berdasar ras, melalui ukuran eritrosit, kadar Hb A2 (meningkat pada thalassemia-). Bila kadarnya normal, pasien dikirim ke pusat yang bisa menganalisis rantai .
Prognosis
Prognosis bergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari thalassemia. Seperti dijelaskan sebelumnya, kondisi klinis penderita thalassemia sangat bervariasi dari ringan bahkan asimtomatik hingga berat dan mengancam jiwa.
FAKTOR RISIKO
KESIMPULAN
Thalassemia adalah gangguan pembuatan hemoglobin yang diturunkan Thalassemia ditemukan tersebar di seluruh ras di Mediterania, Timur Tengah, India sampai Asia Tenggara Thalassemia memiliki dua tipe utama berdasarkan rantai globin yang hilang pada hemoglobin individu yaitu Thalassemia- dan thalassemia-, yang nantinya akan dibagi lagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan derajat mutasi (secara genetik) ataupun berat ringannya gejala
Thalassemia diturunkan berdasarkan hukum Mendel, resesif atau ko-dominan Heterozigot biasanya tanpa gejala, sedangkan homozigot atau gabungan heterozigot gejalanya lebih berat dari thalassemia dan Terapi thalassemia antara lain adalah terapi transfusi, terapi pengikat besi (khelasi), splenektomi, dan transplantasi sumsum tulang Masing-masing terapi memiliki kriteria dan efek samping tertentu sehingga perlu dipertimbangkan secara seksama Konseling mengenai thalassemia sangat diperlukan untuk skrining dan pemahaman terhadap penderita Sampai saat ini, penderita thalassemia yang berat biasanya tidak dapat bertahan hingga mencapai usia dewasa normal meskipun kemungkinan ini tidak tertutup sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson : Ilmu Kesehatan Anak Volume 2. Edisi ke-15. Jakarta : EGC ; 1996 Erythropoesis. November 4, 2009 (cited December 6, 2009) Available at http://en.wikipedia.org/wiki/Erythropoiesis Hemoglobine. December 9, 2009 (cited December 12, 2009). Available at http://en.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin Hay WW, Levin MJ. Current Diagnosis and Treatment in Pediatrics. 18th Edition. New York : Lange Medical Books/ McGraw Hill Publishing Division ; 2007 Permono B, Sutaryo, dkk. Buku Ajar Hemotologi-Onkologi Anak Cetakan Kedua. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia ; 2006 Yaish HM. Thalassemia. July 29, 2009 (cited December 5, 2009). Available at : http://emedicine.medscape.com/article/958850-followup
TERIMAKASIH