You are on page 1of 35

MAKALAH MANAJEMEN INVESTASI

PASAR KEUANGAN DAN BAGAIMANA SEKURITAS DIPERDAGANGKAN

Oleh kelompok 2:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. M. Julfiqar Titin Ermawati Hafiz Ardhiputra Novita Anjarsari Yoga azif Affan Irwanto Nur Aini Kandarisa Listya Manggarani P Yusuf Pratama (108694062) (108694064) (108694069) (108694074) (108694075) (108694093) (108694272) (108694219) (108694279)

S1 AKUNTANSI 2010 B

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS EKONOMI S1 AKUNTANSI 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berbentuk makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada banginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Penyusunan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas dari Manajemen Investasi. Dalam penulisan makalah ini, tentu banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada hingga kepada: 1. 2. Dosen Mata Kuliah Manajemen Investasi. Rekan-rekan Mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Surabaya, 23 September 2013

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Pasar Modal merupakan aktivitas yang berlangsung cukup lama di Indonesia sejak tahun 1992, pada saat penjajahan Belanda. Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan teritama setelah adanya regulasi yang dilakukan pemerintah dibidang keuangan, perbankan dan pasar modal. Para pelaku di pasar modal menganggap dengan perdagangan efek dapat memberikan return yang baik bagi mereka disamping adanya risiko yang mereka hadapi. Para investor menjadikan pasar modal sebagai salah satu tempat investasi jangka panjang dengan mengharapkan return dimasa mendatang. Perdangangan efek tentunya juga dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian negara. Pasar modal berbeda dengan pasar uang dalam hal peran, walaupun keduanya dianggap sebagai teampat investasi. Pasar uang cenderung sebagai tempat investasi jangka pendek seperti bank. Pasar uang juga sebagai tempat bagi para investor minoritas ataupun para penghindar risiko yang berlebihan seperti pada pasar modal. Dengan demikian baik pasar modal maupun pasar uang mempunyai fungsi yang sama dan yang membedakan adalah kebijakan jangka waktu yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga.

PERUMUSAN MASALAH Sesuai dengan judul pada makalah ini Pasar Keuangan dan Bagaimana Sekuritas Diperdagangkan. Berkaitan dengan judul tersebut maka maslahnya dapat dirumuskan sebagai berikut: Pasar Keuangan A. Pentingnya Pasar Keuangan B. Pasar Primer dan Pasar sekunder C. Indeks Pasar Saham D. Pasar Obligasi E. Pasar Derivatif F. Perubahan Pasar Sekuritas II. Bagaimana Sekuritas Diperdagangkan A. Transaksi Broker B. Bagaimana Order Bekerja C. Perlindungan bagi Investor di Pasar Sekuritas D. Margin E. Short Sale I.

TUJUAN Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi Mata Kuliah Manajemen Investasi. Pada makalah yang kami tulis diharapkan dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan serta wawasan bagi pembaca mengenai Pasar keuangan serta Bagaimana Sekuritas diperdagangkan.

BAB II PEMBAHASAN

PASAR KEUANGAN
A. Pentingnya Pasar Uang

Pengertian Pasar Uang (Money Market) adalah pasar dengan instrumen financial jangka pendek, umumnya yang diperjualbelikan berkualitas tinggi. Jangka waktu instrumen pasar uang biasanya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek. Manfaat pasar keuangan Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan mengalami kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya. Pengantara seperti bank membantu dalam melakukan proses ini, dimana bank menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada orang yang berniat untuk meminjam uang. Bank biasanya memberikan pinjaman uang dalam bentuk kredit dan kredit pemilikan rumah. Hubungan antara peminjam dan pemberi pinjaman Pemberi pinjaman Perantara keuangan Pasar keuangan Antarbank Bursa efek Pasar uang Pasar obligasi Valuta asing Peminjam Individu Perusahaan Pemerintah pusat Pemerinmtah daerah Perusahaan publik

Banks Individu Perusahaan Perusahaan Asuransi Dana Pensiun Reksadana

Pemberi pinjaman Individu tidak pernah menganggap dirinya sebagai pemberi pinjaman namun mereka meminjamkan sejumlah uang kepada pihak lainnya dalam berbagai cara seperti misalnya:
a.

Menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan atau deposito di bank

b. c. d. e.

Menjadi peserta program dana pensiun Membayar premi asuransi Investasi dalam obligasi pemerintah atau investasi dalam saham perusahaan.

Perusahaan cenderung menjadi peminjam untuk permodalannya. Apabila perusahaan mengalami kelebihan dana tunai yang tidak digunakan dalam jangka waktu pendek maka mereka meminjamkan uang tersebut melalui pasar pinjaman jangka pendek yang disebut pasar uang. Amat sedikit perusahaan yang memilki struktur arus kas yang kuat, dan perusahaan seperti inilah yang cenderung menjadi pemberi pinjaman dibanding meminjam uang. Peminjam 1. Individu meminjam uang melalui kredit bank untuk kebutuhan jangka pendek maupun panjang guna pembiayaan pembelian rumah. 2. Perusahaan meminjam uang untuk membantu kebutuhan jangka pendek maupun panjang guna perputaran dananya maupun untuk pengembangan bisnis. 3. Pemerintah seringkali menghadapi suatu masalah dimana pengeluaran mereka lebih besar daripada pemasukan pajaknya maka guna menutupi kekurangan ini dibutuhkan pinjaman. Pemerintah juga melakukan peminjaman bagi keperluan badan usaha milik negara, pemerintah daerah, otoritas setempat dan sektor publik lainnya. Peminjaman ini dilakukan dengan cara menerbitkan obligasi pemerintah. 4. Pemerintah daerah dapat meminjam atas nama daerahnya sebagaimana halnya dengan penerimaan pinjaman dari pemerintah pusat. 5. Badan usaha milik negara dan perusahaan publik biasanya termasuk industri nasional dal layanan publik seperti perusahaan kereta api pos, perusahaan listrik negara, air minum dan perusahaan penyedia layanan publik lainnya. Perbedaan dengan Pasar Modal Perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang adalah jangka waktunya. Dalam pasar uang, diperdagangkan surat berharga berjangka waktu pendek, sedangkan dalam pasar modal, diperdagangkan surat berharga berjangka waktu panjang.

Fungsi Pasar Uang

Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar uang merupakan sarana alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya, baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya. 1. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek 2. Sebagai penghimpun danas berupa surat-surat berharga jangka pendek 3. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untul melakukan investasi 4. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka pendek kepada perusahaan di indonesia

Jenis-jenis Resiko Investasi di Pasar Keuangan 1. Resiko Pasar (interest rate risk) Resiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat berharga (dan tingkat bunga naik) mengakibatkan investor mengalami capital loss. 2. Resiko Reinvestment Resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset finansial yang harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah (resiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga. 3. Resiko Gagal Bayar (default risk atau credit risk) Resiko yang terjadi akibat peminjam (debitur) tidak mampu memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. 4. Resiko Inflasi (resiko daya beli atau purchasing power risk) Untuk menghadapi hal tersebut kreditur biasanya berusaha mengimbangi proyeksi inflasi dengan mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi. 5. Resiko Valuta (currency risk atau exchange rate risk). 6. Resiko Politik Ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan. 7. Marketability atau Liquidity Risk

Ini dapat terjadi apabila instrument pasar uang yang dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual kembali surat berharga tersebut memberi resiko untuk tidak dapat mencairkan kembali instrument pasar uang dalam bentuk uang tunai pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo. B. Pasar primer dan sekunder Pasar Primer Pasar perdana, adalah pasar tempat efek-efek diperdagangkan untuk pertama kalinya. Di sini, saham atau efek lain untuk pertama kalinya ditawarkan kepada investor oleh pihak penjamin emisi (underwriter) melalui perantara pedagang efek (broker-dealer) sebagai agen penjual saham. Proses ini disebut dengan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO). Di pasar perdana investor dapat langsung membeli saham atau efek dari perusahaan melalui penjamin efek dan agen penjual. Sebelum membeli saham atau efek, sebaiknya investor mempelajari dahulu perusahaan tersebut. Hal tersebut bisa dilakukan melalui prospektus yang dikeluarkan perusahaan. Di dalam prospektus terdapat informasi tentang catatan keuangan secara historis sampai perkiraan laba dan dividen yang akan dibayarkan sampai tahun berjalan. Atas dasar perkiraan dalam prospektus tersebut, penjamin emisi dan emiten menetapkan harga penawaran. Harga penawaran ini biasanya lebih murah dibandingkan dengan rata-rata saham perusahaan sejenis yang sudah ada di pasar modal. Hal tersebut dilakukan untuk menarik calon pembeli. Penetapan harga ini juga dilakukan untuk memberi kesempatan kepada investor mendapatkan capital gain ketika saham tersebut dicatatkan di bursa. Ciri-ciri pasar primer di antaranya: 1. harga saham tetap; 2. tidak dikenakan komisi; 3. hanya untuk pembelian saham; 4. pemesanan dilakukan melaui agen penjualan; dan 5. jangka waktu terbatas. Pasar Sekunder Pasar sekunder, adalah pasar tempat efek-efek yang telah dicatatkan di bursa efek diperjualbelikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di bursa setelah terlaksananya penawaran perdana. Di

pasar sekunder efek-efek akan diperdagangkan dari satu investor kepada investor yang lain. Pasar sekunder dimulai ketika efek mulai dicatatkan di bursa. Efek yang dibeli sama dengan efek yang ditawarkan dalam IPO. Perbedaannya, investor membelinya dari investor lain yang ingin menjual saham tersebut. Tentunya mekanisme tersebut melalui transaksi broker sekuritas. Perusahaan broker harus sudah mendapat lisensi untuk melakukan jual beli atau perantara pedagang efek dan menjadi anggota bursa. Ciri-ciri pasar sekunder di antaranya: 1. harga beruktuasi sesuai kekuatan pasar; 2. dibebankan komisi untuk pembelian dan penjualan; 3. pemesanan dilakukan melalui anggota bursa; 4. jangka waktu tidak terbatas. C. Indeks Harga Saham Informasi mengennai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham. Indeks pasar saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham dipasar. Karena menggambarkan pergerakan hargaharga saham, maka indeks pasar saham juga disebut indeks pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Masing-masing pasar modal memiliki indeks yang dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam perhitungan indeks harga. IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks pada tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Jumlah emiten yang tercacat dibursa waktu itu sebanyak 13 emiten san pada desember 2009 jumlah emiten yang tercatat di bursa mencapai 398 emiten Index LQ45 Intensitas transaksi setiap sekuritas dipasar modal berbeda-beda. Hal ini menyebabkan perkembangan dan tingkat likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi riil yang terjadi dibursa efek. Di Indonesia persoalan tersebut dipecahkan dengan menggunakan indeks LQ45. Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham di BEI dengan tingkat likuiditas yang tinggi dan

kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteria yang dapat digunakan untuk memilih saham yang masuk LQ45 sebagai berikut: 1. masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham dipasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). 2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan. 4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi dipasar reguler. Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk perhitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar100. Selanjutnya bursa efek secara rutin memantau pekembangan kinerja ke-45 saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Pergantian saham dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila ada saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham tersebut akan dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Indeks Harga Saham lainnya Selain IHSG dan indeks LQ45, BEI juga mengeluarkan indeks harga saham lainnya yang meliputi: Indeks Kompas 100, Indeks Sektoral, Jakarta Islamic Indeks, Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembang. a. Indeks Kompas 100 Indeks kompas 100 pada prinsipnya sama dengan LQ45, yakni terkait dengan isu likuiditas saham. Dalam hal ini, yang dipakai sebagai dasar perhitungan indeks adalah 100 saham teraktif. Proses pemilihan saham mempertimbangkan frekuensi transaksi, nilai transaksi dan kapitalisasi pasar seta kinerja fundamental dari sahamsaham tersebut. Kriteria Pemilihan Saham Indeks kompas 100 sebagai berikut: 1. 2. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan Aktivitas transaksi dipasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi. 3. Jumlah hari perdagangan dipasar reguler

4. 5.

Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu BEI mengevaluasi dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan pola perdagangan

6.

BEI memiliki tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pemilihan saham-saham yang masuk dalam daftar indeks ini

Hari Dasar dan Evaluasi Indeks BEI menggunakan hari dasar perhitungan indeks pada tanggal 2 Januari 2002 dengan nilai Indeks sebesar 100. Sedangkan pergantian saham akan evaluasi akan dilakukan tiap 6 bulan sekali. b. Indeks Sektoral Semua saham yan tercatat didalam BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang ditetapkan BEI. Selain itu BEI juga menghitung indeks industri manufaktur yang merupakan 3 gabungan dari tiga sektor industri. Hasilnya adalah 10 indeks sektoral. a) Sektor-sektor Primer (Estraktif) Sektor 1: Pertanian (agn) Sektor 2: Pertambangan (mining) b) Sektor-sektor Sekunder (Industri Pengolahan/Manufaktur) Sektor 3: Industri dasar dan kimia (basic-ind) Sektor 4: Aneka industri (misc ind) Sektor 5: Industri barang konsumsi (consumer) c) Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa/Non Manufaktur) Sektor 6: Properti dan real estate (property) Sektor 7:Transportasi dan infrastruktur (infrasruc) Sektor 8:Keuangan (finance) Sektor 9:Perdagangan, jasa, dan investasi (trade) Selain sembilan sektor diatas, BEI juga menghitung Indeks Industri Manufaktur (Industri Pengolahan) yang merupakan gabungan dari emiten-emiten yang terklasifikasikan dalam sektor 3, 4 dan 5.

Hari Dasar dan Evaluasi Indeks Indeks sektoral menggunakan semua sham yang termasuk dalam masingmasing sektor. Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggan 2 Januari 1996 dengan nilai awal indeks 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 28 desember 1995. c. Jakarta Islamic Indeks Jakarta Islamic Indeks terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari sahamsaham yang sesuai dengan syariah Islam dan termasuk saham likuid. Jakarta Islamic indeks dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja investasi pada saham dengan basis syariah dan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi secara syariah. Jakarta Islamic Index diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. Akan tetapi untuk mendapatkan data historical yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah yanggal 2 Januari 1995, dengan nilai indeks sebesar 100. Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Indeks: 1. saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan BAPEPAM-LK 2. memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan urutan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir 3. dari 60 saham, dipilih 30 saham berdaskan tingkat likuiditas yaitu nilai transaksi dipasar reguler selama 1 tahun terakhir d. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembang Indeks papan utama (MBX) dan papan pengembangan (DBX). Kedua indeks ini dikeluarkan BEJ untuk menyediakan indikator dalam memantau perkembangan saham-saham yang masuk dalam masing-masing papan pencatatan. Hari dasar untuk perhitungan indeks papan utama dan papan pengembang adalah 28 Desember 2001 dengan nilai dasar 100. Pada hari ini, 34 indeks saham tercatat pada papan utama dan 287 saham tercatat pada papan pengembang dengan komposisi kapitalisasi pasar untuk indeks masing-masing 62% dan 38% dari total keseluruhan saham yang tercatat di BEJ. Perhitungan Indeks

Indeks yang ada di BEI dihitung dengan menggunakan metodologi rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat (nilai pasar). Formula dasar perhitungan indeksnya adalah:

Nilai pasar adalah kumulatif jumlah saham tercatat (yang digunakn untuk menghitung indeks) dikali dengan harga pasar. Nilai pasar biasa disebut kapitalisasi pasar. Formula untuk menghitung nilai pasar adalah: Nilai Pasar = p1q1 + p2q2 +...+ piqi+pnqn Dimana: P = closing price (harga yang terjadi) untuk emiten ke-i Q = jumlah saham yang digunakan untuk menghitung indeks (jumlah saham yang tercatat) untuk emiten ke-i N = jumlah emiten yang tercatat di BEI Nilai dasar adalah kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar. Contoh hari dasar untuk IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. D. Pasar Obligasi Secara umum, obligasi merupakan surat pengakuan utang jangka menengah dan jangka panjang yang diterbitkan oleh pihak penerbit (pemerintah maupun swasta) dengan memberi imbalan berupa bunga (kupon) secara periodik dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada pihak yang menerbitkan obligasi (Tandelilin,2001). Obligasi (bond) adalah sertifikat utang yang menjelaskan kewajiban-kewajiban dari emiten (penerbit obligasi) kepada pemegang obligasi (Mankiw,2003). Obligasi merupakan sekuritas utang dengan pendapatan tetap karena menjanjikan pendapatan yang tetap atau pendapatan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan rumus tertentu. Sekuritas utang merupakan pernyataan hak/klaim atas sejumlah pendapatan rutin pada suatu

waktu tertentu. Kalau seseorang memiliki obligasi, maka secara periodik akan mendapatkan penghasilan yaitu berupa kupon obligasi (yield) yang dibayarkan dengan jumlah tetap pada waktu yang telah ditetapkan misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan maupun setahun sekali. Obligasi dapat dibedakan menurut siapa penerbitnya baik negara maupun perusahaan. Obligasi negara dan obligasi perusahaan memiliki karakteristik : 1. Nilai nominal (Nominal value atau face volue) atau nilai pari (par value). Nilai nominalnya menunjukkan nilai rupiah. Nilai nominalnya jauh lebih besar dari nilai saham. Di Indonesia denominasi Rp. 1 Juta. 2. Kupon (Coupon), Nilai kupon ditetapkan dalam persen (%), nilai kupon juga boleh ditetapkan nol (tidak membayar kupon : Zero coupon bond). 3. Jatuh Tempo (Maturity),Pemegang obligasi akan menerima uang pokonya pada tanggal jatuh tempo sebesar nilai nominalnya. 4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia. Setelah diterbitkan, obligasi dapat diperdagangkan sampai sebelum jatuh tempo antar investor di bursa efek pada harga yang bisa berbeda dengan nilai nominalnya. Risiko Obligasi Dalam melakukan investasi pada obligasi, terdapat risiko-risiko yang dapat timbul, diantaranya adalah: 1. Credit Risk (Default Risk) Credit risk adalah risiko bahwa emiten tidak dapat membayar bunga maupun pokok hutang. Alat ukur risiko ini yang lazim digunakan adalah peringkat dari emiten obligasi. Secara umum peringkat didefinisikan sebagai suatu pendapat tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya dengan memperhitungkan faktor-faktor risiko yang relevan. 2. Market Risk Risiko volatilitas harga instrumen dan risiko reinvestasi dari kupon yang diterima akibat pergerakan tingkat suku bunga. Alat ukur yang umumnya digunakan untuk

melihat sensitivitas harga terhadap pergerakan suku bunga adalah duration dan convexity. 3. Liquidity Risk Liquidity risk adalah risiko bahwa pemegang instrumen menemui kesulitan dalam menjual obligasi di harga wajar ketika terpaksa harus menjualnya. 4. Foreign Exchange Risk Forex risk ini merupakan risiko yang timbul karena pergerakan kurs mata uang apabila berinvestasi pada suatu obligasi yang memiliki mata uang yang berbeda. 5. Political (Country) Risk Risiko politik dapat timbul akibat adanya tindakan pemerintah, seperti perubahan peraturan, penjadwalan, dan restrukturisasi hutang.

Yield Obligasi Dalam obligasi, ada dua istilah yang terkait dengan karakteristik pendapatan suatu obligasi yaitu, yield obligasi (bond yield) dan bunga obligasi (bond interest rate), kedua istilah tersebut memiliki konsep yang sama, karena keduanya menggambarkan pendapatan yang akan diperoleh investor jika menginvestasikan dananya pada sekuritas obligasi dalam suatu periode tertentu. Bunga obligasi atau kupon obligasi bisa diartikan sebagai harga atau imbalan yang dibayarkan oleh pihak yang meminjam dana, dalam hal ini emiten (penerbit) obligasi, kepada pihak yang memberikan pinjaman dana atau investor obligasi, sebagai kompensasi atas kesediaan investor obligasi meminjamkan dananya bagi perusahaan emiten obligasi. Besarnya bunga obligasi sudah ditentukan pada saat obligasi diterbitkan oleh emiten. Sedangkan yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima investor, yang cenderung bersifat tidak tetap karena yield obligasi akan sangat terkait dengan tingkat retrun yang disyaratkan investor. Dalam hubungan emiten dan investor, tingkat bunga obligasi dipengaruhi oleh besarnya permintaan dan penawaran atas dana yang akan diinvestasikan dalam obligasi, sehingga tingkat bunga obligasi bisa berbeda-beda untuk obligasi berbeda tergantung pada dua faktor yaitu : 1. Waktu jatuh temponya suatu obligasi 2. Premi risiko obligasi

Suatu obligasi yang mempunyai waktu jatuh tempo berbeda akan mempunyai kepekaan yield obligasi yang berbeda pula. Sedangkan premi risiko terkait dengan premi yang diminta oleh peminjam sebagai kompensasi atas risiko obligasi yang ditanggungnya. Ada beberapa ukuran yield obligasi yang dapat digunakan investor yaitu : 1. Nominal yield Dikenal dengan sebutan tingkat kupon (coupon rate) yaitu penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan pada pemegang obligasi. Tingkat kupon dinyatakan sebagai persentase nilai nominal.

2. Current yield Penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan harga pasar obligasi. Nominal yield mendasarkan pada nilai nominal yang selalu berjumlah tetap sedangkan current yield mendasarkan pada nilai pasar yang dapat berubah-ubah.

3. Yield to maturity (YTM) Diartikan sebagai tingkat retrun majemuk yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo. Yield to maturity banyak digunakan karena mencerminkan retrun dengan tingkat bunga majemuk yang diharapkan investor, jika dua asumsi yang disyaratkan bisa terpenuhi yaitu : 1) Investor akan mempertahankan obligasi tersebut sampai dengan jatuh tempo 2) Investor menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh dari obligasi pada tingkat YTM yang dihasilkan. Untuk menghitung YTM digunakan persamaan :
P Pp C i /2 t (1 YTM/2)2n t 1 (1 YTM/2)
2n

Menghitung YTM dengan rumus di atas bisa dilakukan dengan metode trial and error hingga ditemukan tingkat bunga (YTM) yang menyamakan sisi kanan dan kiri

Ci

Pp P

persamaan. Di samping metode trial and error, kita juga bisa menggunakan rumus berikut untuk mencari tingkat YTM yang paling mendekati:

4. Yield to call (YTC) Yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali (callable), yang bearti bahwa emiten bisa melunasi atau mmbeli kembali obligasi yang telah diterbitkannya dari tangan investor yang memegang obligasi tersebut, sebelum jatuh tempo.
P Ci / 2 Pc t (1 YTC) / 2)2c t 1 (1 YTC) / 2)
2c

Menghitung YTC dengan rumus di atas bisa dilakukan dengan metode trial and error hingga ditemukan tingkat bunga (YTC) yang menyamakan sisi kanan dan kiri persamaan. Di samping metode trial and error, kita juga bisa menggunakan rumus berikut untuk mencari tingkat YTC yang paling mendekati:
YTC
*

Ci

Pc P n Pc P 2

5. Realized (borizon) yield Tingkat return harapan investor dari sebuah obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor sebelum waktu jatuh temponya. Di samping itu, dapat digunakan untuk mengestimasi tingkat return yang dapat diperoleh investor dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu. Estimasi yang digunakan oleh investor antara lain adalah estimasi harga jual obligasi pada akhir periode investasi diharapkan dan estimasi tingkat reinvestasi untuk pendapatan kupon yang diperoleh. Rumus untuk menghitung RY:
P Ci / 2 Pf t (1 RY ) / 2)2h t 1 (1 RY ) / 2)
2h

Pengelolahan Mengenai Pasar Obligasi Dalam pengelolahan portofolio obligasi ada beberapa hal yang terlebih dahulu harus dipahami investor, seperti karakteristik pasar obligasi, struktur bunga dan struktur tingkat

bunga. Pasar obligasi umumnya akan menarik apabila kondisi ekonomi cenderung menurun. Dalam pertumbuhan ekonomi yang lambat, tingkat bunga akan cenderung turun dan harga obligasi akan naik. Penurunan pertumbuhan ekonomi juga akan menyebabkan berkurangnya kesempatan investasi sehingga akan meningkatkan permintaan obligasi. Hal itu akan menyebabkan harga obligasi naik dan yield obligasi turun. Dalam kondisi ekonomi yang mengalami peningkatan inflasi, suku bunga akan cenderung mengalami peningkatan. Tingkat inflasi nantinya akan mempengaruhi tingkat bunga pasar dan selanjutnya tingkat bunga tersebut akan mempengaruhi harga dan yield obligasi. Struktur Tingkat Bunga Hubungan antara waktu jatuh tempo dengan yield untuk suatu kategori obligasi tertentu pada waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu obligasi, maka risiko ketidakpastian juga akan semakin tinggi, sehingga tingkat bunga yang diharapkan juga semakin tinggi. E. Pasar Derivatif

Pasar derivatif adalah tempat diperdagangkannya surat-surat berharga yang nilainya didasarkan aset yang mendasarinya (underlying asset atau elementary asset). Transaksi derivatif merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan). Dalam istilah umum, transaksi derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya tergantung pada diturunkan dari nilai aset, tingkat referensi atau indeks. Saat ini, transaksi derivatif terdiri dari sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs tukar (currency), komoditas (commodity), ekuitas (equity) dan indeks (index) lainnya. Mayoritas transaksi derivatif adalah produk-produk Over the Counter (OTC) yaitu kontrak-kontrak yang dapat dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna akhir, sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan diperjualbelikan di bursa. Terdapat banyak alasan mengapa pelaku pasar modal masih menggunakan derivatif sebagai salah satu cara untuk mencari keuntungan : 1. Peralatan untuk mengelola risiko; 2. Pencarian untuk hasil yang lebih besar 3. Biaya pendanaan yang lebih rendah; 4. Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari sekelompok pengguna;

5. Hedging risiko-risiko saat ini dan masa datang; 6. Mengambil posisi-posisi risiko pasar; 7. Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada di antara pasar-pasar.

Peranan pasar derivatif bagi perekonomian suatu negara bisa dijabarkan dalam beberapa hal sebagai berikut : 1. Transfer of risk yaitu sebagai alat memindahkan risiko dari pelaku ekonomi yang ingin menghindari risiko keuangan kepada pihak yang bersedia menanggung risiko. 2. Price discovery yaitu memungkinkan ttersedianya informasi tentang transaksi perdagangan berbagai macam aset (diantaranya keuangan, komoditi, indeks) di masyarakat secara tepat waktu, komprehensif, melalui media elektronik maupun cetak sehingga harga-harga di masyarakat sehari-hari berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan. 3. Market integrity yaitu pasar derivatif yang diselenggarakan secara baku melalui bursa (futures exchange) dan adanya clearing house menjadikan transaksi yang pasti dan terpercaya. 4. Liquidity yaitu tersedianya sumber daya (pendanaan) untuk memenuhi kewajiban 5. Enhance eficiency modal dalam transaksi derivatif relatif kecil dan dilakukan secara transparan.

Pelaku Transaksi Derivatif : 1. Pengguna Akhir (End Users) Berdasarkan Laporan G-30 tahun 1993, sebagian besar pengguna akhir derivatif yaitu sekitar 80% adalah perusahaan-perusahaan, disamping badan-badan pemerintah dan sektor publik. Alasan-alasan yang mendorong pengguna akhir menggunakan instrumen derivatif adalah untuk sarana lindung nilai (hedging), memperoleh biaya dana yang lebih rendah, mempertinggi keuntungan, untuk mendiversifikasikan sumber-sumber dana, untuk mencerminkan pandangan-

pandangan pasar melalui posisi yang diambil 2. Pialang (Dealer) Terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang bertindak sebagai pialang. Fungsi dari dealer antara lain menjaga likuiditas dan terus menerus tersedianya transaksi, memenuhi permintaan pengguna akhir dengan segera, memberikan kemampuan untuk mempertinggi likuiditas pasar dan efisiensi harga.

Jenis-jenis Instrument Derivatif 1. Spot Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan pen-jualan valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. 2. Future Futures adalah kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam jumlah, harga dan batas waktu tertentu. Instrumen futures biasanya dikenal juga dengan istilah transaksi future contract. Future contract adalah kontrak untuk membeli sesuatu aset di masa depan dengan harga yang ditetapkan dan diperdagangkan di bursa_dengan_sifat_terstandar. Transaksi futures yaitu transaksi valas dengan perbedaan nilai antara pembelian dan penjualan future yang tertuang dalam future contracts secara simultan untuk dikirim dalam waktu yang berbeda. Misalnya, A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. A akan menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per US$ pada 30 Juni 2008, tidak peduli berapa kurs di pasar saat itu. Di satu sisi transaksi ini dapat dipandang sebagai spekulasi, paling tidak berunsur maysir, meskipun disisi lain para pelaku bisnis pada beberapa kasus menggunakannya sebagai mekanisme hedging (melindungi nilai transaksi berbasis valas dari risiko gejolak kurs). Ulama kontemporer menolak transaksi ini karena tidak terpenuhinya rukun jual beli yaitu ada uang ada barang (dalam hal ini ada rupiah ada dollar). Oleh karena itu, transaksi futures tidak dapat dianggap sebagai transaksi jual beli, tetapi dapat ditransfer kepada pihak lain. Alasan kedua penolakannya adalah hampir semua transaksi futures tidak dimaksudkan untuk memilikinya, hanya nettonya saja sebagaimana transaksi margin trading. Pembeli maupun penjual kontrak mempunyai kuwajiban melaksanakan kontrak tersebut, apapun kenyataan yg terjadi di kemudian hari (menguntungkan ataupun merugikan) Kontrak futures merupakan perjanjian antara pembeli dan penjual yang berisi : a. Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau asset tertentu) dari penjual futures dalam jumlah tertentu dengan harga tertentu pada waktu yang telah ditentukan dalam kontrak

b. Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau asset tertentu kepada pembeli futures dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak Manfaat kontrak futures a. Futures sebagai lindung nilai (hedging) : melindungi nilai asset yang dijadikan patokan dari ancaman risiko ketidakpastian perubahan harga di masa depan b. Futures sebagai saranan spekulasi : para spekulator mencari keuntungan dari perubahan harga yang terjadi Instrumen futures sebagai ajang spekulasi adalah untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga yang terjadi. Para spekulan secara sukarela menanamkan modalnya dalam futures yang beresiko untuk memperoleh keuntungan secara cepat dengan membeli pada saat harga rendah dan menjual dengan harga tinggi. Jadi, tujuan yang ingin dicapai oleh spekulan hanyalah untuk mengejar return dari pergerakan harga yang fluktuatif (capital gain), tanpa melakukan transaksi pada perdagangan komoditi atau aset yang menjadi underlying pada futures secara fisik 3. Forward Foward adalah Tansaksi/kontrak membeli/menjual valuta asing lawan valuta lainnya pada tanggal valuta dimasa yang akan datang dengan harga/rate yang sudah ditentukan sekarang (pada tanggal kontrak). Seringkali suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindar adanya kerugian akibat selisih kurs. Upaya ini dikenal dengan hedging dalam hutang ataupun piutang. Didalam melakukan hedging ini bank akan melaksanakan pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka, atau dikenal dengan forward. Dalam transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang Rupiah dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing di hari kemudian yang ditentukan berdasarkan perjanjian. 4. Swap Swap adalah Suatu kontrak untuk membeli/menjual sejumlah valuta asing (refference currency) terhadap valuta asing lainnya (non-refference currency) pada tanggal valuta tertentu dan secara bersamaan disepakati untuk menjual/membeli kembali jumlah tersebut di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan.

Salah satu jenis hedging dan upaya untuk meraih keuntungan dalam mekanisme pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau dikenal dengan istilah SWAP. Ada 2 jenis transaksi SWAP: a. Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka pendanaan Selisih antara suku bunga yg dipertukarkan (original interest rate) dgn suku bunga yg diperjanjikan (contracted interst rate) disajikan sbg penambah atau pengurang beban dana dan diamortisasikan scr proporsional selama jangka waktu kontrak.

b. Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka trading Selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dgn suku bunga yg diperjanjikan diakui sbg laba atau rugi pada akhir masa kontrak. 5. Option Option adalah Hak untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu dengan harga yang telah ditentukan (strike price) untuk suatu periode tertentu dengan membayar/menerima sejumlah premi.

Hedging Pengertian hedging menurt kamus yaitu menutup transaksi jual beli komoditas, sekuritas atau valuta yang sejenis untuk menghindari kemungkinan kerugian karena perubahan harga sedangkan hedging menurut pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat fluktuasi harga. Hedging ini dapat dilaksanakan melalui bursa berjangka dengan membuka kontrak beli atau jual atas suatu komoditas sejalan dengan perdagangan komoditas tersebut di pasar fisik. Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan resiko yang terkait dari langkah tertentu yang diambil seseorang. Dalam pasar uang atau dunia keuangan, hal ini banyak dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin timbul dari resiko investasi yang dilakukan. Hedging atau lindung nilai adalah merupakan suatu mekanisme yang dilaksanakan di Bursa Berjangka dengan membuka suatu kontrak beli atau jual atas suatu komoditi yang sama dengan komoditi yang akan diperdagangkan di pasar fisik. Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan resiko yang terkait dari langkah tertentu yang diambil seseorang. Dalam pasar uang atau

dunia keuangan, hal ini banyak dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin timbul dari resiko investasi yang dilakukan. Hedging timbul didasari oleh ketidakpastian akan masa yang akan datang. Apakah musim hujan akan datang sesuai perkiraan? apakah keamanan barang saya terjamin? apakah harga minyak akan tetap bulan depan? Semua ketidakpastian ini mendorong orang untuk melakukan suatu tindakan guna mengurangi resiko yang ada. Asuransi kebakaran adalah salah satu contoh bentuk hedging terhadap resiko kebakaran. Bentuk lain adalah pembayaran dalam mata uang dollar untuk pembelian minyak mentah, yang dilakukan pembeli untuk melindunginya dari resiko tidak stabilnya mata uang negara asal penjual minyak. Bursa komoditi juga merupakan salah satu bentuk dari hedging untuk memastikan terjaminnya suplai komoditas yang diperlukan produsen satu ke yang lain. Hedging juga merupakan cara untuk memastikan ketersediaan suatu produk di masa mendatang dengan harga yang telah ditetapkan dari sekarang untuk melindungi penjual dan pembeli dari resiko kelangkaan maupun kelebihan suplai yang dapat membuat harga fluktuatif. Hedging atau lindung nilai adalah merupakan suatu mekanisme yang dilaksanakan di Bursa Berjangka dengan membuka suatu kontrak beli atau jual atas suatu komoditi yang sama dengan komoditi yang akan diperdagangkan di pasar fisik. Hedging ini bertujuan untuk Memperkecil atau menghilangkan resiko kerugian atas ketidakpastian harga yang mungkin terjadi pada saat transaksi di pasar fisik nantinya,. Jadi dengan melakukan hedging kerugian yang terjadi akan ditutupi oleh keuntungan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan di bursa berjangka. Para pelaku hedging ini biasa disebut hedger, yang terdiri atas hedger pembeli (hedge long) dan hedger penjual (hedge short). 1. Hedger Pembeli umumnya berencana akan membeli komoditas di pasar fisik di masa yang akan datang untuk melindungi transaksinya dari fluktuasi. Hedger pembeli biasa nya dilakukan oleh kalangan eksportir, prosesor, pengguna bahan baku seperti pabrik, dan sebagainya. 2. Hedger Penjual atau hedge short adalah hedger yang akan menjual komoditas tertentu di pasar fisik di masa yang akan datang. Untuk melindungi harga penjualan komoditasnya, hedger akan membuka kontrak berjangka sekarang dengan posisi short (jual). Selling hedge biasanya dilakukan oleh para produsen, terutama para petani, dengan tujuan untuk melindungi dari kemungkinan penurunan harga komoditas pada waktu panen.

Banyak pihak yang sebenarnya bisa memperoleh manfaat dari transaksi hedging ini, yakni para produsen komoditas, petani, pengusaha, konsumen, investor, juga bursa berjangka serta pialang berjangka bila jenis transaksi tersebut digiatkan. Dan di Indonesia sendiri sebagai salah satu negara komoditas utama di dunia sangat berpotensi untuk mengembangkan lebih jauh pasar berjangka dengan salah satu manfaatnya dilakukan transaksi lindung nilai fluktuasi harga komoditas.

F. Perkembangan Pasar Sekuritas Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

Kronologi Desember 1912 1914 1918 1925 1942

Perkembangan Bursa Efek di Indonesia Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

Awal tahun 1939 1942 1952

1956 1956 1977 10 Agustus 1977

Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif Perdagangan di Bursa Efek vakum Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems) Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta

1977 1987

1987

1988 1990

2 Juni 1988

Desember 1988

16 Juni 1989

13 Juli 1992

22 Mei 1995

10 November 1995

1995 2000

2002

2007

(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)


02 Maret 2009

Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-Next

BAGAIMANA SEKURITAS DIPERDAGANGKAN A. Pengertian Broker Broker adalah perusahaan pialang yang kegiatan utamanya adalah memberikan klien akses ke bursa mata uang internasional (forex market) atau pasar modal. Broker merupakan provider/ penyedia server antara individu (tarder) dan bursa valas atau pasar modal.

Transaksi Broker Klien suatu broker bisa berkomunikasi dengan perusahaan melalui situs resmi perusahaan tersebut, dimana klien mendaftarkan akun tradingnya, yang mana melalui akun tersebut klien sendiri melakukan transaksi trading di bursa forex. Dalam hal ini broker bertindak sebagai perantara antara bursa dan klien, karena tidak mungkin untuk secara independen melakukan kegiatan transaksi jual beli di pasar keuangan atau modal.

Klien

Broker

Forex/ pasar modal

Dalam transaksi jual beli di forex atau pasar modal, broker juga bertindak sebagai penyedia dana pinjaman sebesar nilai kontrak pembelian atau penjualan di pasar modal atau forex dalam jumlah yang relative besar. Broker akan membelikan kontrak tersebut untuk kliennya asalkan klien memiliki capital/ modal sesuai dengan jumlah margin atau jaminan untuk nilai kontrak jual beli tersebut. Hubungan klien dan broker diatur oleh perjanjian antar keduanya. Perjanjian tersebut dengan jelas menunjukkan daftar layanan dan kondisi yang disediakan oleh broker tersebut. selain itu perjanjian tersebut juga berisikan tantang ketentuan transaksi, spesifikasi kontrak, pemberian bonus dll. B. Bagaimana broker bekerja Satu cara untuk berinvestasi adalah dimulai dengan calon investor membuka sebuah rekening atau akun (account) pada suatu perantara atau pedagang efek (pialang atau broker).rekening ini disebut dengan brokerage account atau ntrading account. Calon investor akan diminta untuk memberikan informasi seputar dirinya dan menandatangani suatu

perjanjian yang berisi hak dan kewajiban calon investor memberikan uang tunai dan perintah bagaimana uang tersebut diinvestasikan. Sebagai contoh, ibu lisa membuka rekening sebesar Rp 100.000.0000 dan selanjutnya memerintahkan pialangnya untuk membeli 100.000 lembar saham FFGG dan menahan sisa dana dalam rekening. Pialang atau broker akan melakssnakan pesanan pembelian ini. Anggap harga saham FFGG adalah Rp 700 per lembar sehingga 100.000 lembar saham FFGG bernilai Rp. 70.000.000. untuk pelayanan teersebut, pialang akan akan membebani biaya komisi semisal Rp. 500.000. di waktu-waktu selanjutnya bu lisa dapat memerintahkan pada pialangnya untuk menjual saham FFGG ataupun perintah beli atau jual untuk saham-saham lainnya. Umumnya para pialang dibagi dan dibedakan kedalam tiga kelompok, sebagai berikut : 1. Full service Broker : Pialang atau broker ini menyediakan saran investasi dan strategi investasi yang sekiranya tepat bagi investor. Full service broker bahkan dapat mengelola rekening jika diinginkan investor. 2. Deep Discount Broker : Pialang atau broker ini menyediakan layanan pada pemeliharaan rekening dan eksekusi pesanan membeli atau menjual. 3. Discount Broker: pialang atau broker ini menyediakan layanan diantara layanan yang disediakan oleh kedua jenis pialang lainnya. Discount Broker menawarkan bimbingan investasi yang lebih banyak dibandingkan dengan Deep Discount Broker dan biaya komisi yang lebih rendah dibnding dengan Full Service Broker. Jenis pialang manakah yang seharusnya dipilih tergantung pada berapa

banyaklayanan dan saran yang dibutuhkan dan diinginkan investor. Dengan melakukan kegiatan investasi tanpa bimbingan pialang atau broker dapat menurunkan biaya komisi, namun investor pemula akan dapat memperoleh banyak pengalaman dan keyakinan melalui Full Servive Broker. Yang perlu diperhatikan adalah saran yang diperoleh dari pialang atau broker tidaklah dijamin. Tugas para pialang atau broker memang memberikan rekomendasi yang seharusnya secara hati-hati. Namun untuk resiko dari pembelian dan penjualan di pasar modal, tetaplah para investor yang menanggungnya. C. Perlindungan Investor di Pasar Sekuritas

Investor merupakan faktor penting hingga terjadinya transaksi di pasar modal. Investor yang melakukan transaksi tersebut sebaiknya mendapat perlindungan dari regulasi. Kepastian membeli dan menjual barang harus didapatkan investor yang bersangkutan. Investor ini bisa dikelompokkan menjadi investor minoritas dan investor mayoritas. Investor minoritas hanya bisa mengendalikan perusahaan melalui RUPS, di mana investor mayoritas mempunyai kewenangan penuh dalam mengendalikan perusahaan. Perlindungan terhadap investor minoritas ini menjadi sangat penting agar keberadaan bursa tetap berjalan. Beberapa kasus manipulasi dana nasabah sempat terjadi di pasar modal Indonesia. Sebutlah kasus PT Sarijaya Sekuritas, PT Antaboga Delta Sekuritas, dan banyak lagi. Investor publik yang dirugikan oleh perusahaan sekuritas banyak yang mengaku kapok dan tak mau lagi berinvestasi di pasar modal. Mereka umumnya menyatakan merasa tidak terlindungi. Itu sebabnya, jumlah pemodal lokal tak bertambah signifikan selama sepuluh tahun terakhir. Kondisi tersebut yang mendorong dibentuknya lembaga perlindungan dana investor. Meskipun ada banyak pembenahan lain yang telah dilakukan SRO (Self Regulatory Organization) seperti SID (single investor identification) dan kartu AKSes untuk memberi akses investor memonitoring asetnya. Pembentukan lembaga dana perlindungan investor disiapkan dengan serius sepanjang tahun lalu. Hingga akhirnya terbentuklah Investor Protection Funds (IPF) yang diberi nama PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI) pada 18 Desember 2012 lalu. IPF merupakan bagian dari proyek pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) terlibat dalam pengembangan ini yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia. Proyek Pengembangan IPF tahun 2012 merupakan tahapan lanjutan dari proyek pengembangan yang telah berjalan dari tahun sebelumnya. Kehadiran P3IEI diharapkan membantu perkembangan pasar modal. Target jumlah pemodal 2,3 juta investor diharapkan bisa tercapai. Karena salah satu faktor yang membuat masyarakat Indonesia enggan membeli saham adalah kebangkrutan perusahaan sekuritas akibat salah kelola dan kejahatan pemilik dan pengelola perusahaan. Dengan P3IEI akan ada perlindungan bagi investor. Meskipun investor tetap memiliki risiko investasi akibat pergerakan pasar dan perkembangan kinerja fundamental. Meski dikenal sebagai negara yang menerapkan sistem ekonomi liberal, Amerika Serikat (AS) memiliki kelembagaan yang cukup lengkap dalam melindungi nasabah di sektor finansial. Di perbankan, AS memiliki Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC),

sedangkan di pasar modal AS ada Securities Investor Protection Corporation (SIPC). Jika FDIC melindungi semua dana nasabah hingga batas tertentu, SIPC tidak menjamin semua dana investor dari risiko kerugian. Sejak dibentuk Kongres AS tahun 1970 hingga Desember 2010, SIPC sudah mengeluarkan dana perlindungan lebih dari USD1,2 miliar untuk mengembalikan sekitar USD109 miliar dana milik 763 ribu investor. Kehadiran SIPC nyata dirasakan oleh para pemodal. Tidak semua investor diproteksi SIPC. Tapi, 99 persen pemodal yang kehilangan dananya memperoleh kembali dananya dari SIPC. SIPC melindungi investor yang kehilangan dananya akibat kebangkrutan perusahaan sekuritas. SIPC adalah lembaga terdepan dalam mengembalikan uang tunai dan surat berharga milik investor yang dikelola perusahaan sekuritas. Tanpa lembaga pengelola dana perlindungan investor, pengembalian dana investor akan memakan waktu lama. Harus menunggu proses pengadilan dan hasil penjualan aset. Dengan menyelamatkan perusahaan sekuritas, dana nasabah bisa diselamatkan lewat penjualan aset yang diambil SIPC. Broker yang nakal diproses secara hukum, sedangkan asetnya dikelola dan ditingkatkan nilainya agar mampu menutup kerugian. Ketika sebuah sekuritas menunjukkan tanda-tanda bangkrut, SIPC akan meminta pengadilan menunjuk wali amanat untuk melikuidasi perusahaan dan melindungi investor. Namun, tidak semua perusahaan sekuritas yang bangkrut diambil alih. Ada kriteria ketat agar dana perlindungan investor tidak melahirkan moral hazaard. Investor yang sengaja melakukan tindakan untuk mendapat dana perlindungan tidak akan mendapatkannya. Begitu pula dengan pemilik dan direksi perusahaan sekuritas yang merekayasa kerugian agar perusahaannya diambil alih oleh SIPC. Dana dari SIPC tidak boleh digunakan untuk membayar klaim kerugian akibat penipuan investor. Yang diambil alih oleh SIPC adalah perusahaan sekuritas yang menderita rugi akibat salah kelola, termasuk faktor kejahatan yang dilakukan pemilik dan pengelola. Biaya keanggotaan IPF pun saat ini masih ditanggung BEI, KSEI, dan KPEI selaku pihak SRO (Self Regulated Organization). Nantinya, pungutan itu akan menyasar ke seluruh anggota bursa yang ada. Saat ini, dia mengaku besaran pungutan terhadap anggota bursa ini belum ditetapkan. Besaran biaya keanggota sebesar Rp 100 juta per anggota masih ditanggung pihak BEI, KSEI dan KPEI. Namun untuk selanjutnya pungutan akan dikenakan pada anggota bursa yang besarnya berdasarkan aset. Sementara belum ada pungutan, kita kenakan bukan dari per transaksi, pungutan itu disebut safe keeping fee.

Saat ini kantor IPF sedang dipersiapkan di lantai dua Gedung BEI dan pembuatan logo. Selain itu, jabatan direktur IPF juga akan dipilih Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui proses fit and proper test. Saat ini, kata dia, pelaksana tugas dipegang Hari Purnomo selaku kepala divisi pengembangan BEI. Diharapkan dengan usaha itu semua pasar sekuritas indonesia semakin banyak diminati oleh masyarakat domestic maupun luar negeri. D. Margin

Transaksi margin atau sering disebut margin trading merupakan praktek membeli saham dengan menggunakan fasilitas utang yang diberikan perusahaan sekuritas, tempat investor membuka rekening atau menjadi nasabah. Investor yang akan membeli atas dasar margin, harus membuka rekening margin (margin account) dengan pialang saham. Rekening margin mirip dengan rekening koran yang memiliki hak membayar melebihi haknya dalam arti jika uang yang diperlukan lebih besar dari yang ada di rekeningnya, pinjaman (dalam batas tertentu) akan secara otomatis diberikan oleh pialang. Dengan rekening margin investor cukup menyediakan uang tunai dalam persentase tertentu dari biaya dan sisanya dapat dipinjam dari pialang. Jumlah yang dipinjam dari pialang karena pembelian margin disebut sebagai rekening debit investor. Biaya bunga dari pinjaman untuk pembelian margin tersebut biasanya dihitung dengan menambahkan biaya jasa (misalnya 1%) ke tingkat bunga pinjaman pialang. Tingkat bunga pinjaman pialang tersebut merupakan tingkat bunga yang dibayar pialang kepada bank yang meminjamkan uang tunai kepada pialang yang pada akhirnya digunakan oleh investor untuk membiayai sebagian dari pembelian. Sedangkan sekuritas yang dibeli investor nantinya akan berfungsi sebagai jaminan pinjaman yang dilakukan oleh pialang. Pada gilirannya, pialang memakai sekuritas tersebut sebagai jaminan pinjaman yang diberikan oleh bank. Jadi pialang dalam hal ini bertindak sebagai perantara keuangan dalam proses peminjaman untuk memfasilitasi pinjaman dari bank ke investor. Dengan menggunakan fasilitas margin trading, investor yang bertransaksi saham bisa mendapatkan keuntungan yang besar, walaupun dengan menggunakan modal yang relatif kecil. Hal ini dikarenakan fasilitas margin memberikan investor saham kesempatan untuk mendapatkan leverage (efek pengungkit) yang tinggi. Jadi, dengan adanya kenaikan harga saham, maka dapat menghasilkan persentase keuntungan yang lebih besar dibandingkan bila bertransaksi tanpa margin. Sedangkan Kerugian penggunaan Transaksi Margin adalah

pembesaran kerugian. Tambahan kerugian tersebut berupa pembayaran bunga atas jumlah

yang dipinjam dan harus dibayar baik harga saham meningkat ataupun menurun yang nantinya akan memperbesar risiko. Investor akan dibebankan bunga yang cukup tinggi dari fasilitas margin tersebut. Bunga yang dikenakan cukup tinggi karena pada dasarnya perusahaan pialang meminjamkan uang untuk orang yang bertransaksi saham, yang juga memiliki risiko tinggi. E. Short Sales Investor yang akan membeli dan memiliki saham dikatakan mempunyai long position. Investor mengharapkan harga sahamnya akan meningkat. Kenaikan harga saham akan menghasilkan uang dan penurunannya akan mengurangi uangnya. Berbagai aset finasial dapat diperdagangkan secara short sales tetapi mekanismenya adalah berbeda-beda antarjenis sekuritas. Bahasan ini memfokuskan pada short sales pada saham. Sekarang anggap seorang investor meyakini bahwa harga saham suatu perusahaan akan turun. Dia tentunya tidak ingin membelinya. Dia mungkin akan menjual saham tersebut jika dia mempunyainya. Namun meskipun dia tidak mempunyai saham tersebut, dengan short sale, dia masih dapat menjual saham tersebut meskipun tidak memilikinya. Jadi dalam short sale, investor menjual sekuritas yang tidak dimilikinya. Secara definisi, short sale adalah penjualan yang penjualnya sebenarnya tidak memiliki sekuritas yang dijualnya. Setelah short sale, investor dikatakan mempunyai short position dalam sekuritas tersebut. Bagaimana investor melakukan short sales? Investor meminjam saham dari pialangnya dan kemudian investor tersebut menjualnya. Di waktu tertentu di masa mendatang, investor tersebut akan membeli saham dalam jumlah lembar yang sama dipinjamnya untuk mengembalikannya. Seorang investor dengan short position akan memperoleh keuntungan apabila nilai sekuritas mengalami penurunan. Contoh, Bapak Roni melakukan short sale 100.000 lembar saham UUOO pada harga Rp300 per lembar. Bapak Roni menerima Rp30.000.000 dari penjualannya. Satu bulan kemudian, saham diperdagangkan pada harga Rp200 per lembar. Bapak Roni selanjutnya membeli 100.000 lembar pada harga Rp200 atau senilai Rp20.000.000 dan mengembalikannya pada pialangnya untuk menutup short position. Dalam hal ini, Bapak Roni memperoleh keuntungan sebesar Rp10.000.000 karena menerima Rp30.000.000 dan membayar Rp20.000.000.

Sebuah kearifan di pasar modal mengatakan bahwa untuk menghasilkan keuntungan adalah dengan membeli ketika harga rendah, menjual ketika harga tinggi. Dengan short sale, investor membalik urutannya, yaitu menjual ketika harga tinggi, membeli ketika harga rendah. Investor dengan long position akan diuntungkan dari kenaikan harga. Sedangkan investor dengan short position akan diuntungkan dari penurunan harga.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Pasar Modal dan Pasar Uang dapat dijadikan referensi bagi para investor yang ingin berinvestasi sesuai kebutuhan untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Banyak alternatif yang dapat digunakan dalam memilih efek sebagai sarana investasi yang akan digunakan pada pasar modal, diantaranya saham, obligasi, derivatif dan lainnya. Para investor dapat menganlisis untuk menentukan dimana keuntungan didapatkan sesuai dengan harapan dengan risiko yang minim. Investor juga dapat menggunakan jasa para teknisi yang bergerak dalam dunia pasar modal untuk membantu mengelolah uang dibelanjakan pada pembelian efek seperti broker. SARAN Makalah yang kami tulis masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu masukan serta saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk tercapainya kesempurnaan tersebut.

You might also like