You are on page 1of 39

KIMIA KRISTAL

a. Elemen Kimia Alam Semua mineral terdiri dari unsur-unsur kimia yang komposisinya bervariasi. Atom-atom yang terdiri dari berbagai macam unsur disusun oleh penyusun zat yang dasar, yaitu proton, neutron, dan electron. Partikel lain seperti neutrinos dan quark memang menarik perhatian ahli fisika, tapi tidak begitu penting dalam pembahasan ini.

Table partikel atom yang utama 1. Inti Proton dan neutron tertahan bersama-sama dalam inti dengan kecenderungan bermuatan positif sehingga berusaha menolak satu sama lain. Setiap unsur kimia memiliki nomor proton tersendiri di dalam inti atom. Proton adalah nomor atom (Z) yang merupakan keterangan unsur. Sebagai contoh, inti dari hidrogen memiliki 1 proton, oksigen memiliki 8 proton, dan aluminium memiliki 13 proton. Jumlah dari 110 unsur telah diidentifikasi, tapi unsur dengan nomor atom 43 (technetium), 61 (prhometium), 85 ( astatine), dan yang lainnya yang nomor atomnya lebih besar dari 92 (unsur transuranic) belum diketahui pembentukan alaminya yang mungkin saja termasuk dalam plutonium. Nomor neutron dalam inti setiap unsur hamper sama dengan nomor proton untuk unsur yang nomor atomnya kecil, dan lebih besar dari nomor proton untuk nomor atom yang lebih besar, tapi bias saja bervariasi untuk setiap unsur. Setiap isotop dari unsur memiliki nomor neutron yang berbeda. Jumlah dari nomor proton dan neutron merupakan berat atom dari sebuah atom. Untuk membedakan antara isotop yang berbeda dari sebuah unsur, berat atom dari isotop ditulis lebih dulu dan superscript (pangkat) dari nama unsur. Contoh, potassium (K) nomor atomnya 19 (Z=19) jadi intinya terdiri dari 19 proton. Isotop dari 39K memiliki berat atom 39, terdiri atas 19 proton dan 20 neutron. Isotop 40K memiliki berat atom 40 terdiri atas 19 proton dan 21 neutron. 2. Elektron Orbit electron di sekitar inti. Pada unsur, nomor elektron sama dengan nomor proton. Elektron tidak mengorbit inti secara acak, agaknya mereka tersusun secara sistematis ke dalam

level energi yang berlainan diidentifikasikan dengan 4 bilangan kuantum; n, l, m, s. Prinsip pengeluaran Paul memberi informasi kepada kita bahwa tidak ada 2 elektron dalam atom yang bisa memiliki 4 bilangan kuantum yang sama. Terkadang keempat bilangan kuantum dapat disamakan dengan sebuah alamat, sama dengan kota, jalan, bangunan, dan ruangan. Prinsip dari bilangan kuantum n bisa memiliki nilai bilangan bulat yang positif. Energi dari sebuah elektron pada prinsipnya bergantung pada n; semakin tinggi nilai n semakin tinggi pula energinya. Karena energi yang tinggi diasosiasikan dengan jarak elektron ke inti, prinsipnya adalah dihubungkan dengan kulit atom yang dieja K, l, M, N, dan seterusnya. n kulit 1 2 3 4 K L M N

Bilangan kuantum l memiliki nilai antara 0 dan n-1. Ini membedakan antara subkulit dengan bentuk yang berbeda. Meskipun sebuah elektron mampu, prinsipnya, dapat dimana saja di sekitar inti atom. Subkulit ini diidentifikasikan dengan huruf s, p, d, f: l 0 1 s 2 p 3 d f

subkulit

Nomor subkulit dibatasi di antara kulit dibatasi dengan n-1. Kulit K (n=1) hanya memiliki subkulit s (l=0), kulit L (n=2) hanya bisa memiliki subkulit s dan p (l=1), begitu selanjutnya. Subkulit biasanya diidentifikasikan dengan prinsip bilangan kuantum dari setiap kulit dan huruf diasosiasikan dengan subkulit.

Bilangan kuantum magnetik m memiliki nilai bulat antara -1 dan +1. Ini membedakan antara orbital yang berbeda dengan orientasi yang berbeda dalam subkulit. Bilangan orbital antara subkulit adalah 2l + 1. Untuk subkulit l=0 maka m = 0 dan bilangan orbitalnya adalah l. karena hanya 1 orientasi yang mungkin, orbitalnya adalah spherical. Pada subkulit p, l =1 maka bilangan kuantum magnetiknya adalah -1, 0, dan +1. Itu merupakan asosiasi dengan 3 orbital bilobate berbeda (dumbellshaped) yang mana merupakan khayalan dari sumbu yang saling tegak lurus. Pada subkulit d, l=2 maka dibedakan menjadi 5 orbital, yaitu -2, -1, 0, +1, dan +2.empat dari lima orbital yang ada pada subkulit d adalah quadralobate; yang kelima dengan sebuah torus di lengan pada sudut kanan. Orbital f memiliki geometri yang lebih kompleks.

Setiap orbital bisa saja memiliki 2 elektron yang dibedakan oleh bilangan quantum spin s. nilai yang mungkin dari s adalah + dan - . Elektron yang lebih dulu menunjukkan perputaran pada sebuah sumbu maka bilangan quantumnya secara umum memberi indikasi putaran pada bagian kanan dan kiri. Jika putaran elektron seimbang, nomor yang di kanan dan di kiri sama.

Gambar energi relatif dari tingkat subkulit elektron. Pada diagram memperlihatkan energi relatif dari orbital yang berbeda. Catatan bahwa tingkatan energi tidak ditunjukkan dalam skala. Perbedaan energi di antara orbital dalam ( contoh, 1s vs 2s) adalah perbandingan yang besar pada energi yang berbeda dari orbital luar.

Catatan juga bahwa range dari tingkatan energi ditmukan pada subkulit dari kulit yang berbeda. Deret umum dari peningkatan energi adalah 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f. Catatan bahwa meningkatnya nomor atom, elektron secara sistematis akan mengisi orbital sesuai urutan tingkatan energi. Orbital 1s harus diisi sebelum elektron-elektron lain menempati orbital 2p. dan seterusnya. Unsur pad kolom IA memiliki 1 elektron subkulit terluarnya, begitupula kolom IIA memiliki 2 elektron pada kulit terluarnya, dan seterusnya. Pada unsur yang paling kanan, subkulitnya telah terisi dengan sempurna manjadi unsur kimia yang tidak reaktif (gas mulia). Pada tabel menunjukkan bahwa konfigurasi gas mulia tetap pada kulit bagian dalam yang disebut inti yang mana semua posisi pada orbital telah terisi penuh. Penambahan elektron yang disebut elektron valensi menempati subkulit yang tidak terisi penuh. Jika inti yang identik dengan gas mulia, disebut inti gas mulia. Contoh, Na memiliki sebuah inti gas mulia Ne ditambah 3s elektron valensi tunggal dan Ca memiliki sebuah inti gas mulia ditambah 4s elektron valensi. 3. Pembentukan ion-ion Ion-ion adalah atom yang kelebihan atau kekurangan elektron. Anion bernilai yang negatif sebab kelebihan elektron dari pada proton; kation bernilai positif karena elektronnya lebih sedikit daripada proton. Isi dari ion adalah valensi atau bilanagn oksidasi. Jika sebuah unsur yang terbentuk dari anion atau kation bisa saja berasal dari elektron valensinya. Unsur-unsur akan menerima atau melepas elektron agar berada pada keadaan stabil sesuai dengan konfigurasi dari gas mulia. Atom netral dari logam memiliki inti gas mulia dan 1 atau lebih elektron valensi. Energi kecil dibutuhkan untuk mengosongkan elektron valensi agar diperoleh inti gas mulia maka logam umumnya logam berasal dari kation. Atom netral dari bukan logam ditemukan pada sisi kanan dari tabel periodik, memiliki subkulit yang hanya membutuhkan beberapa elektron untuk diisi. Karenanya, nonlogam memiliki afinitas yang kuat untuk mengisi subkulit terluar sehingga umumnya terbentuk dari anion.

Untuk unsur-unsur 1-20 dan 31-38, oksidasi yang terjadi berupa pola yang sistematik dan pantulan pola mengisi orbital pada subkulit s dan p. contoh, peningkatan oksidasi dari dari Li+ menjadi N5+ disebabkan karena kehilangan elektron dari kulit 2p yang dibutuhkan untuk menerima pengisi konfigurasi He. O2- dan F-, kekurangan elektron, memperoleh elektron untuk mengisi tempat kosong pada kulit 2p dan dengan demikian elektron stabil diperoleh untuk konfigurasi Ne. Pola yang sistematik terpotong untuk logam transisi. Ini karena elektron valensinya ada pada subkulit 4s dan 3d. Pengecualian pada Cr, subkulit 4s terisi lebih dulu, lalu 3d. Ketika elektronnya dipindahkan, itu berasal dari subkulit yang memiliki bilangan kuantum terbesar, seperti 4s, berasal dari subkulit yang memiliki energi terendah. Untuk atom nomor 24-30, elektron 4s dapat diganti , tapi tidak semua dari elektron 3d. Ketika unsur-unsurnya terionisasi umumnya kehilangan 2 elektron 4s pertama sehingga unsurunsurnya bisa berasal dari kation divalent. Juga bisa kehilangan 1 atau lebih dari elektron 3d. Sebagai konsekuensi, unsur-unsurnya bisa saja memiliki valensi yang berbeda. Besi adalah contoh yang utama. Kecenderungan sebuah unsur untuk menerima atau melepas elektron disediakan dengan dengan nilai yang disebut keelektronegatifan. Ini didefinisikan oleh Linus Pauling menggunakan skala yang berubah sehingga lithium (Li) memiliki keelektronegatifan 1, carbon (C) memiliki keelektronegatifan 2,5, dan fluorin (F) keelektronegatifannya 4. Unsur-unsur yang keelektronegatifannya rendah, melepas elektron valensi terluarnya membentuk kation, sebaliknya yang keelektronegatifannya tinggi memiliki afinitas yang kuat untuk menerima elektron membentuk anion. d. Kelimpahan Unsur-Unsur Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperkirakan kelimpahan relatif dari unsurunsur kimia di kerak bumi . Yang paling berpengaruh adalah kompilasi dari Clarke dan Washington (1924) yang menghitung komposisi rata-rata analisis terhadap 5159 batuan beku kualitas tinggi, Batuan yang dianalisis berasal dari seluruh dunia, tetapi didominasi dari amerika, eropa dan utara, termasuk beberapa sampel dari cekungan lautan. Dengan beberapa refisi dan penambahan unsur minor (misalnya, penjahit, 1969; tukang batu dan banyak lagi, 1982), nilainilai mereka telah memberikan dasar bagi kelimpahan unsur ditunjukkan dalam tabel 3.5. Dari 89 unsur alami yang terbentuk, hanya 8 yang hadir dalam jumlah yang besar (tabel 3.6). Kedelapan unsur ini, yaitu O, Si, Al, Ca, Na, K, dan Mg, secara umum membentuk kerak bumi dan sebagian besar membentuk mineral yang umum dijumpai.

Penentuan komposisi bumi seluruhnya sangat sulit sebab mantel dan inti bumi tidak dapat dismpling secara langsung. Perkiraan lain dapat diperoleh melalui cara: - mempertimbangkan massa bumi dan massa jenis yang ditentukan dengan cara geofisika, -mempelajari komposisi magma basal biasanya berasal dari mantel dan sampel dari mantel yang kadang-kadang keluar dengan magma, - menganalisis komposisi dari meteorit yang diduga menambah isi bumi. -penerapan kosmologi yang tepat, geokimia, dan model petrofisika untuk mengevaluasi data ini Nilai-nilai yang ditunjukkan dalam tabel 3.6 adalah perkiraan terbaik, tapi dapat dilihat dengan jelas bahwa bumi kayadengan aluminum dan magnesium ,dan lebih rendah pada silikon, aluminium, kalium, natrium, dan kalsium bumi secara keseluruhan juga dianggap memiliki nikel secara substansial lebih dan belerang dari kerak. melibatkan elektron valensi dan obligasi yang tidak obligasi yang melibatkan elektronvalensi termasuk ikatan. ikatan ionik, kovalen, dan logam yang tidak melibatkan elektron valensi termasuk van der Waals dan ikatan hydrogen

Ikatan Kimia Ikatan kimia yang memegang atom-atom yang membentuk mineral bersama-sama dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:

e. Hubungan Ikatan Valensi Dari 89 elemen alami, tetapi semua gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) secara rutin ikatan kimia dengan diri sendiri atau unsur lainnya. Fitur bahwa gas mulia memiliki kesamaan bahwa semua subshells sepenuhnya diisi dengan elektron-elektron dari unsur yang kekurangan kelambu (tabel 3.3). Kurangnya reaktivitas kimia menunjukkan bahwa konfigurasi elektron yang ditampilkan oleh gas mulia merupakan energi rendah atau konfigurasi yang stabil. Jika unsurunsur lain adalah untuk memperoleh suatu konfigurasi elektron yang sama sebagai salah satu gas mulia dengan memperoleh, kehilangan, atau elektron valensi berbagi, mereka juga akan berada dalam energi yang lebih rendah, konfigurasi lebih stabil. Semua jenis ikatan valensi yang berhubungan dengan melibatkan unsur-unsur mekanisme yang memungkinkan untuk memperoleh konfigurasi elektron dari gas mulia, atau gagal itu, pseudo-gas mulia konfigurasi. f. Ikatan Ionik Ikatan ion adalah ikatan kimia yang dibentuk oleh daya tarik elektrostatik antara ion positif dan negatif. Pertimbangkan garam karang mineral (NaCl). Konfigurasi elektron dari atom Na ditunjukkan dalam tabel 3.3 memiliki inti-gas mulia Ne merupakan electron tunggal yang berada dalam subkulit 3s. Jika kehilangan electron, maka akan memperoleh konfigurasi electron yang stabil pada atom Ne. Tapi atom Na tidak begitu saja melepaskan electron melainkan tetap ( netral ), sehingga electron yang lepas adalah atom Cl yang memiliki 1s, 2s, 2p, dan orbital 3s yang terisi penuh tetapi hanya 5 elektron di subkulit 3p.elektron yang hilang oleh Na ini mudah diterima oleh Cl sehingga dapat memiliki lengkap enam 3p electron ke orbital 3p yang memberikan Cl yang konfigurasi electron argon yang mempunyai muatan1. Pertukaran electron

dari natrium hingga klor menhasilkan konfigurasi electron yang stabil untuk kedua elemen dan natrium dan klorin dengan gaya yang berlawanan dan saling tarik menarik.

Sifat gaya tarik menarik antara na dan cl terjadi sesuai dengan hokum coloumb dan berbanding terbalik dengan jarak d antara pusat ion. Dimana q+ dan q- adalah besaran pada kation dan aniom. Seperti pada gambar 3.4 yang menunjukkan besarnya daya tarik antara na dan cl. Reaksi ini terjadi akibat tolakanyang dihasilakn ketika electron , anion dan kationnya mulai tumpah tindih. Besarnya gaya tolak berasal dari fungsi invers negative dari jarak antara anion dan kation. FR-n/d1+n Dimana sebuah interger tergantung pada jumlah kulit elektron . gaya tolak yang ada karena elektron pada kulit yang stabil pada kedua elemen tersebut memiliki muatan yang sama dan tidak dapat menempati ruang yang sama. Distorsi dari bagian elektron melibatkan peningkatan energi dan karena itu sehingga terjadi perlawanan. Besarnya FR untuk Na+-Cl ditunjukkan oleh kurva yang lebih rendah yang ada dalam gambar 3.4a Muatan gaya F adalah gaya tarik dan gaya tolak

F= FA + FR Jarak seimbang antara Na+ dan Cl- terjadi ketika F = 0. Yang terjadi pada sekitar 2,8 A seperti yang ditunjukkan oleh kurva ketiga pada gambar 3.4. Pada jarak yang lebih baik, gaya tariknya lebih besar, sedangkan pada jarak yang lebih kecil, gaya tolakna lebih besar. Ikatan ion berdasarkan rasio memastikan bahwa muatan positif dan muatan negatif adalah sama. Beban harus seimbang. Untuk mineral halit, ini berarti bahwa Na+ akan bereaksi dengan Cl- akan membentuk NaCl. Dalam mineral fluorit, harus ada dua F-agar bereaksi denganCa2+ dan akan membentuk CaF2. Ketika sementara bereaksi, ion bertindak seperti muatan yang diisi dan terikat bersama-sama secara sistematis dan simetris. kristal kimia kristal ionik memiliki ketahanan yang kuat untuk sliding bagian yang berbeda dari kristal melewati satu sama lain. memaksa masalah dapat mengakibatkan repture daripada deformasi ulet. Karena struktur seringkali cukup tertib, kegagalan biasanya terjadi bersama pesawat belahan dada. Gambar ikatan 3.4 ion antara Na + dan Cl-. (a). FA menarik dan pasukan FR menjijikkan antara Na + dan Cl-ion. F kekuatan bersih adalah nol saat titik pusat ion berada pada jarak sekitar 2,8 A. pada jarak yang lebih besar adanya daya tarik bersih dan pada jarak yang lebih kecil sebuah tolakan bersih. (b) Na + dan Clion pack bersama dalam wajah - berpusat kisi kubik dengan jarak sekitar 2,8 A. dan muatan negatif alternatif untuk membentuk kristal elektrik netral padat. Ini merupakan suatu yang rendah - konfigurasi energi, obligasi sehingga ion cukup kuat. Na dan Cl paket bersama dalam wajah - berpusat kisi kubik (Gambar 3.4 b) di mana setiap Na dikelilingi oleh enam Cl dan setiap Cl dikelilingi oleh enam Na. Kristal ionik terikat cenderung rapuh. Upaya untuk merusak struktur kristal dan geser satu bagian dari kristal lalu lain akan mendekatkan kation terhadap kation dan anion terhadap anion. Karena seperti biaya saling tolak. g. Ikatan Kovalen Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama elektron di antara atom-atom. Ikatan ini terbentuk ketika orbital dari dua atom saling melengkapi. Asalkan bahwa orbital-orbital yang saling melengkapi tidak lebih dari 2 gabungan elektron, sehingga elektron yang berada disekitar orbitalnya mulai berpindah di antara keduanya. Karena elektronelektron yang tertarik ke inti keduanya adalah atom, maka ikatannya teteap. Kekuatan ikatan kovalen merupakan fungsi dari derajat pada ikatan atom yang berdekatan,pasangan yang lebih menghasilkan ikatan yang lebih kuat. Intan, tingkat pemakaian elektron bersamanya tinggi sehingga menghasilkan ikatan yang kuat, sehingga memiliki kekerasan terbesar. Intan tersusun dari karbon yang komfigurasi elektron dasarnya 1s2 2s2 2p2. Konfigurasi gas mulia yang stabil bisa saja memperoleh tambahan 4 elektron dari konfigurasi Ne atau melepas 4 elektron dai konfigurasi He. Ikatan ionik tidak dimungkinkan sebab semua atom karbon memilki konfigurasi elektron yang identik dan elektron valensi yang identik. Satu karbon tidak dapat mencuri satu elektron dari atom lain untuk membentuk ion positif atau negatif. Pada tingkat tenaga dasar (tidak terikat), karbon memiliki 2 elektron pada orbital 2s. dua dari tiga orbital pada subkulit 2p memilki elektron tunggal dan yang ketiganya kosong. Jumlah

dari 4 elektron tambahan dibutuhkan subkulit 2p yang terisi penuh dan dibutuhkan konfigurasi yang stabil dai Ne. untuk membagi 4 elektron, empat pasangan orbital bebas berbeda harus tersedia. Ini merupakan masalah sebab hanya 3 orbital 2p yang tersedia untuk dibagi. Orbital 2p yang keempat tidak mengandung elektron dan orbital 2s tidak dapat dibagi karena sudah lengkap. Untuk membuat 4 pasangan orbital bebas, dibuat orbital hybrid yang mengikuti: a. Satu dari elektron-elektron orbital 2s dipertimbangkan untuk dikosongkan pada orbital 2p; ini menyediakan 4 pasang orbital bebas yang dapat dibagi. b. Karena masing-masing dari 4 ikatan karbon yang berdekatan harus diidentikkan,orbital pada subkulit 2s dan 2p dihibridisasikan pada 4 orbital sp3 yang identik. Masing-masing dari 4 orbital hybrid sp3 dibagikan dengan orbital hybrid yang identik pada setiap atom karbon yang berdekatan membentuk struktur kristal yang berlanjut dari intan. Masing-masing dari ikatan kovalen ini, memsukkan ikatan sigma (), memiliki sudut simetri yang besar di sekitar sumbu yang sejajar menuju ujung orbital yang berpasangan ujung dengan ujung. Grafit memperlihatkan pola yang berbeda dari orbital hybrid. Ini juga berasal dari karbon, tapi hanya orbital hybrid 2px dan 2py dengan orbital 2s membentuk hybrid 2p2. Atom karbon mengikat 3 tetangganya dengan menggunakan 3 orbital hybrid 2sp2 membentuk lembaran karbon yang berlanjut. Orbital 2pz, diorientasikan pada sudut kanan lembar karbon, membagikan elektron yang berbeda, dan membentuk apa yang disebut ikatan phi (). Elektron-elektron yang terbentuk dari ikatan phi bisa saja berpindah antar atom dengan mudah, secara efektif membentuk ikatan logam. h. Ikatan logam Ikatan logam bisa saja dimasukkan dalam ikatan kovalen yang mana elektron valensinya tidak dibatasi dan bebas untuk berpindah antar atom melewati struktur kristal. Elektron valensinya terbentuk dari perekat yang bergerak yang saling mempertahankan.

Bentuk ikatan logam dari beberapa faktor. Pertama karena elektron valensi yang tertahan dengan lemah. Logam, yang memiliki keelektronegatfan rendah, melepaskan elektron valensinya dengan mudah. Kedua, ikatan logam memberi ketika nomor elektron harus dibagi membentuk konfigurasi gas mulia yang cukup besar. Nonlogam dengan jelas hanya membutuhkan 1 atau 2 elektron untuk stabil pada konfigurasi gas mulia dan umumnya membentuk ikatan kovalen atau ionik. Pertimbangan ketiga adalah dengan adanya kecocokan antara tingkat energi yang kosong dengan elektron valensi yang dapat berpidah. Kebebasan dari pita energi yang dihasilkan oleh masing-masing subkulit meningkat seperti dekatnya peningkatan atom-atom. Elektron menjadi bebas untuk berpindah melalui strukturnya jika tingkat energi dari pita yang tidak penuh saling mengisi dengan pita yang penuh atau valensi subkulit terluar hanya sebagian yang terisi. Magnesium mengilustrasikan pemakaian bersama dari pita-pita yang telah penuh. Ketika atom Mg ditempatkan pada pada tempat yang terdekat maka menjadi logam magnesium, luas dari pita energi meningkat sehingga pita 3s dan 3p saling mengisi. Karena semua pita 3s terisi penuh pada semua atom Mg, i. Hubungan Antara Ikatan Valensi terdapat tiga jenis ikatan yaitu ionik, kovalen, dan logam, semua tergantung pada perolehan konfigurasi elektron stabil untuk atom yang terlibat. ikatan kimia banyak memiliki karakteristik misalnya pemberian antara anggota ionik, kovalen, dan logam. variasi ini dapat skematis diilustrasikan dengan menempatkan tiga tipe obligasi di sudut-sudut segitiga (gambar 3.9). sebagai perkiraan, nilai elektronegativitas dapat digunakan untuk memperkirakan sifat suatu ikatan kimia. ikatan ion memerlukan pembentukan kation dan anionyang berlawanan ikatan , maka ikatan ionik harus menjaga elektronegativitas dari ikatan elemen bersama yang sangat berbeda. ikatan

kovalen dan logam, bagaimanapun, melibatkan berbagi elektron antara atom dengan afinitas yang sama untuk elektron dan karena itu perbedaan kecil atau nol dalam elektronegativitas antara atom menggunakan logika ini, Pauling (1960) merancang suatu hubungan empiris antara sebagian besar perbedaan elektronegativitas antara unsur-unsur dan karakteristik derajat ion yang diproduksi antara elemen-elemen yang ditunjukkan pada Gambar 3.10. hubungan matematis Dari delapan elemen penting yang berlimpah di kerak bumi hanya oksigen terbentuk dari anion dan mempunyai keelektro negatifan 3,5. Tujuh elemen lain ( Si,Al,Fe, Ca, Na, K, Mg ) semuanya terbentuk dari kation lalu berikatan dengan oksigen dan mempunyai keelektronegatifan antara 1,8 (Si) dan 0,8 (K ) ( Tabel 3.4 ). Berdasarkan 3.10 ikatan antara metal dan oksigen jaraknya 50 % dari ionic ( Si-O ) sampai 80% ionik ( K-O ). Bagaimana pun model ikatan ionik bias disajikan layaknya sebagai taksiran pertama dari mineral penting di oksigen sebagai anion. Native Element seperti intan dan grapit ( C ), sulfur ( S ), emas ( Au ), perak ( Ag ) dan sebagainya terbentuk dari ikatan di mana keelektronegatifan bertentangan dari nol. Ikatan Tidak Melibatkan Elektron Valensi Ikatan yang tidak melibatkan electron valensi tergantung pada gaya elektrosatik yang relative lemah yang dapat berkembang karena distrilisasi muatan asimetris. Ikatan ini kadangkadang disebut sebagai molekul atau ikatan antar molekul. Dua mekanisme, distribusi muatan yang asimetris dikembangkan diilustrasikan oleh hydrogen dan ikatan Van Der Waals. j. Ikatan Hidrogen Es merupakan mineral yang paling sering dijumpai dalam semua ikatan hidrogen. Komposisi dari es sendiri terdiri dari molekul h2o yang berikatan dengan salju, gletser, serta es batu yang biasa terdapat pada minuman dingin. Ikatan ini terjadi dikarenakan molekul dari es tergolong polar. Dua atom hidrogen kovalen berikatan dengan masing masing atom oksigen sehingga membentuk orbital 2p ( lihat gambar 3.11a ). Hal ini tidak lepas dari peranan oksigen yang memiliki sifat keelektronegatifan yang sangat tinggi. Sehingganya wadah untuk pertukaran maupun pengikatan elektron lebih besar daripada atom hidrogen. Hasil dari ikatan ini adalah elektron yang bersifat polar yang terdapat dalam molekul air (lihat gambar 3.11b ). Pada gambar, elektron h lebih dekat dengan positif, sedangkan elektron negatif kebalikannya yaitu berada didekat elektron o. Elektron positif dan negatif ini memiliki konsentrasi yang berada di sudut dari tetrahedron. Temperaturnya sangat rendah (<0oc), sehingga menyebabkan terjadi kontak antara energi elektrostatik yang sangat besar diantara molekul-molekul polar yang dapat mengikat semuanya. Dalam es, es menghasilkan suatu kerangka bersudut enam (

heksagonal ) bersamaan dengan molekul-molekul air yang berikatan menjadi 4 bagian yang saling berhubungan membentuk ikatan hidrogen. k. Ikatan Van Der Waals Ikatan Van der Waals juga tergantung pada distribusi muatan asimetris, namun asimetri diproduksi dengan cara yang berbeda. Pertimbangkan grafit, yang strukturnya terdiri dari lembaran atom karbon yang kovalen terikat menggunakan kedua sigma dan ikatan pi. Ketika posisi elektron dalam salah satu lembaran atom karbon rata-rata selama periode waktu, muatan pada satu sisi lembaran adalah sama dengan yang lain.Pada suatu instan, bagaimanapun, akan lebih banyak elektron pada satu sisi lembaran daripada yang lain, menghasilkan polarisasi positif pada satu sisi dan negatif di sisi lain. Muatan positif bersih di salah satu sisi lembaran menarik elektron dari lembar tetangga, sehingga lembar tetangga juga menjadi terpolarisasi dalam arti yang sama.Hasilnya adalah daya tarik elektrostatik antara lembaran yang dihasilkan oleh polarisasi jangka pendek lembar. Ikatan Van der Waals cukup lemah, dan mineral yang telah mereka, seperti grafit dan bedak, biasanya cukup empuk dan berminyak rasakan. Properti ini dapat digunakan untuk keuntungan. Karena grafit yang lembut dan hitam, digunakan untuk membuat pensil, dan kemudahan yang lembaran slide karbon masa lalu sama lain, membuat grafit pelumas berguna. Talk secara luas digunakan sebagai bedak karena sangat lembut dan membantu mencegah radang kulit tender. Kelemahan ini masalah rekayasa, yang dikenal sebagai tanah pembengkakan, yang akan dijelaskan dalam bab 13. Ini harus jelas dari diskusi sebelumnya yang mineral mungkin memiliki beberapa jenis ikatan. Grafit misalnya, memiliki ikatan sigma kovalen, obligasi pi dengan ikatan van der Waals. Lembar karbon yang terikat secara internal oleh dan dan ikatan kovalen.Pada setiap instants lebih banyak elektron bermuatan negatif pada satu sisi lembar dari yang lain, menghasilkan polarisasi. Polarisasi dari satu lembar menghasilkan polarisasi serupa. ikatan Van der Waals diproduksi oleh daya tarik elektrostatik yang lemah antara biaya yang berlawanan pada permukaan lembaran yang berdekatan, menengah kovalen / karakter metalik, dan ikatan van der Waals Van der Waals obligasi juga tergantung pada distribusi muatan asimetris, namun asimetri diproduksi dengan cara yang berbeda. Pertimbangkan grafit, yang strukturnya terdiri dari lembaran atom karbon yang kovalen terikat menggunakan kedua sigma dan ikatan pi. Ketika posisi elektron dalam salah satu lembaran atom karbon rata-rata selama periode waktu, muatan pada satu sisi lembaran adalah sama dengan yang lain.Pada suatu instan, bagaimanapun, akan lebih banyak elektron pada satu sisi lembaran daripada yang lain, menghasilkan polarisasi positif pada satu sisi dan negatif di sisi lain. Muatan positif bersih di salah satu sisi lembaran menarik elektron dari lembar tetangga, sehingga lembar tetangga juga menjadi terpolarisasi dalam arti yang sama.Hasilnya adalah daya tarik elektrostatik aweak antara lembaran yang dihasilkan oleh polarisasi jangka pendek lembar. Van der Waals obligasi cukup lemah, dan mineral yang telah mereka, seperti grafit dan bedak, biasanya cukup empuk dan berminyak rasakan. Properti ini dapat digunakan untuk keuntungan. Karena grafit yang lembut dan hitam, digunakan untuk membuat pensil, dan kemudahan yang lembaran slide karbon masa lalu sama lain, membuat grafit pelumas berguna. Talk secara luas digunakan sebagai bedak tubuh karena sangat lembut dan membantu mencegah radang kulit tender. Kelemahan ini masalah rekayasa, yang dikenal

sebagai tanah pembengkakan, yang akan dijelaskan dalam bab 13. Ini harus jelas dari diskusi sebelumnya yang mineral mungkin memiliki beberapa jenis obligasi. Grafit misalnya, memiliki ikatan sigma kovalen, obligasi pi dengan ikatan van der Waals. Lembar karbon yang terikat secara internal oleh dan ikatan kovalen.Pada setiap instants lebih banyak elektron bermuatan negatif pada satu sisi lembar dari yang lain, menghasilkan polarisasi. Polarisasi dari satu lembar menghasilkan polarisasi serupa di negara-negara tetangganya. Van der Waals obligasi diproduksi oleh daya tarik elektrostatik yang lemah antara biaya yang berlawanan pada permukaan lembaran yang berdekatan, menengah kovalen / karakter metalik, dan van der Waals obligasi. Ikatan ini bukanlah ikatan yang bersifat ionic akan tetapi intermediet atau berada diantara kovalen dan metalik, Suatu nomor atau jumlah sederhana dari ikatan ini bukanlah tersedia untuk menyediakan suatu ukuran yang menyangkut derajat tingkat covalent melainkan untuk mengikat metalik. Bagaimanapun, unsur-unsur asli yang mempunyai suatu derajat tinggi dapat mengikat metalik ( tembaga, emas, perak, dll.) yang secara khas dan secara relatif memiliki keelektronegatifan rendah ( 1,8-2,4) dan juga sebagai tambahan terhadap energy orbital dan faktor yang lain dibahas di atas. Unsur yang bukan logam ( S,C) memiliki keelektronegatifan yang lebih tinggi (~ 25) dan bersifat kovalen yang dapat mengikat. Perbedaan antara ikatan kimia yang bersifat ionik dengan kovalen pada dasarnya terletak pada posisi elektronnya. pada ikatan kovalen yang normal, ada kemungkinan bahwa electron valensinya ditemukan atau terletak pada berbagai pasangan atom. sama halnya pada jenis ikatan ionic, ada kemungkinan bahwa electron valensinya ditemukan pada saat pengurangan orbital kation atau pada penambahan anion dan penambahan electron. pada Ikatan ionic yang normal, electron valensinya terletak pada orbital anion yang tidak berasosiasi dengan kation (anion dan kation berpisah). hal tersebut sebagaimana terlihat pada gambar 3.10 dan gambar 3.4 menjelaskan bahwa ikatan ionic yang normal tidak mungkin ada karena perbedaan keelektronegatifannya tidak dapat ditentukan (tdak terbatas). bahkan ikatan ionic terkuat mempertahankan beberapa jenis kovalen. Seperti ikatan metalik memiliki karakter yang efektif dengan jumlah atomnya dimana electron valensi dari dua atom kovalen digunakan untuk mengikat metalik di dalam kristal. Ikatan yang terbatas meluas dari metalik kearah ionic, biasanya terjadi akibat campuran logam dari unsur-unsur metalik yang berbeda. Jika keduanya merupakan suatu campuran logam yang berbeda keelektronegatifannya, maka unsure yang lebih tinggi memiliki gaya gabung yang lebih dekat unuk electron yang mempunyai daya ikat lebih tinggi terhadap beberapa electron valensinya. Kristal dengan sifat ikatan ionic dan kovalen mempunyai daya hantar listrik yang rendah karena electron valensinya terletak pada orbital yangspesifik. Daya hantar listrik akan meningkat jika Kristal ini dipanaskan sebab energy panas akan meningkatkan energy dari beberapa electron sehingga electron akan menjadi jalur penghantar potensial listrik. Ikatan metalik mempunyai daya hantar elektrik tinggi sebab electron bebasnya berpindah tempat sepanjang struktur orbital penghantarnya. Konduktivitas elektrik ikatan metalik berkurang ketika temperaturnya meningkat, sebab semakin besar vibrasi energi panasnya untuk menghalangi perpindahan elektronnya.

l. Ukuran dari Atom dan Ion Pada pembahasan mengenai ikatan kimia, diasumsikan bahwa ion bertindak sebagai lapisan kecil dan keras dengan muatan seperti kebanyakan ukuran kelereng atau bola . konsep dari model atom dan ion ini meskipun bermanfaat tetapi memiliki kekurangan yang cukup signifikan. Kedudukan dari proton, neutron, dan electron terdiri atas atom bebas atau ion yang merupakan penggambaran kemungkinanuan letak electron pada suatu tempat disekitar nucleus. Kemungkinan elektron ini tidak bebrbentuk bola kecuali electron yang terletak pada kulit s. beberapa kemungkinan meskipun sedikit tetapi selalu ditemukan suatu electron pada jarak agak jauh dari nucleus. Lebih lanjut, ikatan kimia ditemukan pada kebanyakan jenis mineral yang melibatkan ikatan kovalen dimana orbital dekat dari atom atau ion untuk memungkinkan pembagian electron.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: ABDUL HAFIDZ STB: D611 10 901

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: SUTRISNO STB: D611 10 006

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: ANNA ALNITA PABUBUNG STB: D611 10 261

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: GITA NIRMALA S STB: D611 10 003

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: FADLIAH STB: D611 10 262

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: DEVIWANTY E. PAKIDING STB: D611 10 269

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: BADARUDDIN STB: D611 10 009

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: ZULFIAH STB: D611 10 903

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: MUH. RESKIANTO I STB: D611 10 256

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: IRVAN P. PASOMBA STB: D611 10 275

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: APRIONO AIDIL STB: D611 10 283

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: SALEHA INDRA P STB: D611 10 272

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: ANUGRAH DWINAL STB: D611 10 287

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: ABDUL HAFIDZ STB: D611 10 901

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: ABDUL HAFIDZ STB: D611 10 901

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: ABDUL HAFIDZ STB: D611 10 901

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: ABDUL HAFIDZ STB: D611 10 901

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: MUHAMMAD ARDIANSYAH STB: D611 10 253

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: M. AHMAD STB: D611 10 254

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: ADHE SETIAWAN S.R STB: D611 10 279

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: HARDIANSYAH P. UTOMO STB: D611 10 264

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: MUH. NAHRY FAUZAN STB: D611 10 267

MAKASSAR 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS IV MINERALOGI KIMIA KRISTAL

NAMA: SANHEALDY STB: D611 10 284

MAKASSAR 2011

You might also like