You are on page 1of 24

Redaksi DARI PEMBACA

Penanggung Jawab
Abetnego Tarigan Komoditas Bukankah sawit itu legal? bukan
tanam ganja, tidak maling, tidak
adalah adanya perubahan dari
sistem perkebunan kelapa sawit
nyuri kayu gelondong? mohon di Indonesia mulai dari kebijakan
website : sawitwatch.or.id perkebunan, proses pembukaan
Dewan Redaksi dimuat jika sampeyan demokra-
area untuk perkebunan hingga
Abetnego Tarigan, Edi Saya petani Trans PIR Sawit tis. Saya cuma lulusan STM
pengelolaan yang sangat tidak
dengan sawit saya bisa meng- yang saat ini sukses di daerah
Sutrisno, NA Surambo, Jefri manusiawi. Dan mungkin jika
kuliahkan anak saya ke Jawa. transmigrasi
G. Saragih, Norman Jiwan. Menurut saya boleh saja ber-
Singkong atau ubi kayu di tanam
(darminto priyadi) pada area yang luasnya ribuan
pikir lingkungan, tapi kalau --------------------------------------- bahkan jutaan hektar dampak
Pemimpin Redaksi nunggu program kehutanan Re : Saya petani Trans PIR Sawit, merusaknya akan sama.
Edi Sutrisno macam GN-RHL jelas rakyat
yang mati kelaparan. Seka- Pak DarmintoPriyadi, Jadi Pak Darminto, kami juga di
rang apa imbalan kita men- Sawit Watch mencoba melakukan
Redaksi Pelaksana jaga lingkungan? Di Jawa Terima kasih atas komentar ba- pendampingan pada Kelompok
Jefri G. Saragih pak di media kami, kami di Sawit Petani kelapa sawit dan buruh
rumah saya dekat hutan jati, Watch tidak pernah melarang perkebunan kelapa sawit yang
masyarakat juga tetap miskin masyarakat untuk menanam Kela- mungkin tidak seberuntung ba-
Redaksi malah pegawai kehutanan pa Sawit sebagai komoditas, yang pak, tetapi mereka terlibat lang-
yang kaya raya. Kami terpak- kami persoalkan adalah sistem
Yan-Yan Hadiyana, Elsa Su- sung dalam sistem perkebunan
sa ikut tran karena tidak ada perkebunan kelapa sawit yang kelapa sawit yang ada di Indo-
santi, Carlo Nainggolan, Eep yang bisa dimakan di Jawa. saat ini ada di Indonesia lebih nesia.
Saepullah, Fatilda Hasibuan, Pekerjaan susah, sampeyan merusak dari sistem perkebunan
Inda Fatinaware. melarang sawit lalu buat pada jaman VOC, maka dari itu Salam
penghasilan kami dari mana? yang Sawit Watch dorong kan (redaksi)
Sekretariat Redaksi
Vinna Saprina

Distribusi dan 3 4
Pelayanan Komplain
Eep Saepullah dan
Sahroel REDD dan Imple- Implementasi
mentasinya.. REDD..
Keuangan
Tina Sumartina, Supapan
dan Sukardi
6 10 11
Penerbit SKEMA REDD
Perkumpulan Sawit Watch dalam kebun Siaran Pers Lahan Gambut
sawit.. Sawit Watch.. Indonesia ..
Alamat Redaksi
Jl. Sempur Kaler No. 28,
Bogor
Telp : 0251-8352-171
Fax : 0251-8352-047 12 18 19
redaksi@sawitwatch.or.id Nuklir Jelas Dilema Petani
Nasib Buruh Plasma..
www.sawitwatch.or.id bukan Jawaban..
Sumber foto : Kebun
Sawit Watch

TandanSawit 2
EDITORIAL

REDD dan Implementasinya

Apa itu REDD? menjadi perhatian utama, pertanyaan kru- implementasi REDD, Studi-studi tersebut
sialnya adalah seberapa luas pencantuman berkaitan dengan metodologi, mekanisme,
agasan dasar di belakang Reducing dari pembangungan dan tujuan konservasi pembayaran, pasar dan pengkajian strategi

G Emissions from Deforestation and ini akan dapat mengangkat seluruh keber-
(forest) Degradation ( Mengurangi hasilan di masa depan dari kerangka REDD
Emisi yang disebabkan oleh Penggundulan atau komplikasi yang kemungkinan akan
yang menyangkut hutan produksi, konser-
vasi, lahan gambut, lahan kelapa sawit dan
lahan yang diperuntukkan bagi industri
Hutan dan Degradasi (hutan) = (REDD) merintangi proses yang sedang berjalan pulp dan kertas. Jadi jelas terlihat pemerin-
adalah sederhana: Negara yang bersedia dan pada negosiasi REDD? tah Indonesia akan mendorongkan industri-
dapat mengurangi emisi dari penggundu- industri perkebunan untuk mendapatkan
lan hutan sebaiknya akan mendapatkan keuntungan dari perdagangan karbon den-
kompensasi secara finansial karena gan mekanisme REDD.
melakukan hal tersebut. Pendeka-
tan sebelumnya untuk menahan laju “Skema REDD sangat Departemen Kehutanan terus men-
gupayakan pencegahan kerusakan
penggundulan hutan secara global
sampai sejauh ini sudah dapat dika- menguntungkan secara hutan dan berharap besar pada skema
takan gagal, akan tetapi, REDD me- ekonomi karena dapat Pengurangan Emisi dari Deforestasi
dan Degradasi(REDD) yang akan
memberi suntikan dana
nyediakan kerangka kerja baru yang
mengijinkan sebuah Negara yang diputuskan pada pertemuan COP
hutannya ditebang sebagai jalan ke-
luar dan menjadi sebuah trend yang
dari negara-negara (Conference of the Parties) ke-15
tentang Perubahan Iklim di Ko-
bersejarah. maju sebesar penhagen, Denmark 2009. "Skema

3,75 miliar dollar AS


REDD sangat menguntungkan se-
cara ekonomi karena dapat memberi
Apa Tujuan dari REDD ?
atau lebih dari suntikan dana dari negara-negara
maju sebesar 3,75 miliar dollar AS
REDD utamanya berbicara mengenai
pengurangan emisi. Bali Action Plan
Rp 33,75 triliun atau lebih dari Rp33,75 triliun per
memutuskan pada Conference of Par- per tahun,” tahun," kata Menhut MS Kaban,
ties (COP) sesi ketiga belas bahwa 7
negara yang melakukan pendekatan kata Menhut MS Kaban Melihat pernyataan seperti itu, kita
yakin bahwa Republik ini dengan
menyeluruh pada mitigasi perubahan
digawangi oleh Dephut akan men-
iklim sebaiknya mencakup: “ adanya
coba meraup keuntungan dari keru-
pendekatan kebijakan dan insentif
sakan dan penebangan hutan yang sengaja
positif untuk issu yang terkait pengurangan
emisi dari penebangan hutan dan perubahan Implementasi REDD di dilakukan oleh perusahaan perkebunan, se-
jatinya perusahaan perusak hutan diberikan
hutan di Negara berkembang” Indonesia sanksi tetapi dengan bertameng pada meka-
nisme REDD mereka seakan mendapatkan
Tetapi di kedepannya mekanisme REDD Sementara di Indonesia sendiri mekanisme “penghargaan” dari hasil karya mereka, dan
sangat potensial untuk mendapatkan lebih REDD baru sebatas dengan dikeluarkannya pemerintah pun lupa bahwa kerusakan yang
dari itu, REDD dapat secara simultan me- Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) terjadi tidak dapat digantikan dengan uang!
nahan laju perubahan iklim dan tingkat yang intinya mengatur tentang tata cara seberapapun besarnya.
kemiskinan, selain memelihara keanekarag- implementasi Reduksi Emisi Deforestasi (oeyanz, dari berbagai sumber)
aman hayati dan menjaga ekosistem utama. dan Degradasi (REDD) dan melakukan stu-
Walaupun keuntungan ini terlihat nyata dan di-studi yang disiapkan untuk menunjang
3
Edisi III/Mei ‘09-SW10
LAPORAN KHUSUS

Implementasi REDD
dan Persoalan Kebun Sawit di Indonesia
Versi resmi pemerintah Emisi dan Degradasi Hutan (Reducing Emis-
sion from Deforestation and Degradation)
Indonesia, yang dikeluar- yang memuat tentang pengerti, maksud dan
kan melalui Departemen tujuan, lokasi dan persyaratan, pelaku, tata
Kehutanan menyebutkan cara permohonan, penilaian dan persetujuan
jangka waktu, hak dan kewajiban, verifikasi
Reducing Emission from , distribusi insentif dan liabilitas dan perali-
Deforestation and Degra- han mekanisme dalam REDD.

dation di Negara berkem-


Mekanisme REDD dan Orien-
bang adalah mekanisme
tasi Pembangunan di Indone-
internasonal untuk mem- sia
berikan insentif yang ber-
sifat positif bagi negara Apabila dicermati dari tulisan di atas, pe-
merintah Indonesia berkeinginan untuk
berkembang yang berha- segera melaksanakan mekanisme REDD
sil mengurangi emisi dari Jefri Gideon Saragih
karena beberapa alasan, antara lain:
deforestasi dan degradasi b. Metodologi untuk menentukan reference 1. Mengurangi emisi karbon akibat
hutan. REDD merupakan emission level/ baseline, penghitungan pembukaan hutan (termasuk lahan
dan monitoring sebagai dasar untuk per-
salah satu kegiatan miti- hitungan pengurangan emisi/ penghitun-
gambut yang dikategorikan hutan
menurut UU No 41 tentang Kehutanan
gasi perubahan iklim di gan insentif mesti credible. tahun 1999) demi keberlanjutan
c. Strategi implementasi REDD harus lingkungan, menyelamatkan bumi
sektor kehutanan, dan memberikan manfaat bagi Indonesia. dari persoalan pemanasan global dan
bersifat voluntary serta perubahan iklim.
Selain itu pemerintah Indonesia juga men- 2. Pemerintah berharap ada dana kompensasi
menghormati kedaulatan syaratkan agar REDD mendukung upaya atas tindakannya menyelamatkan hutan
Negara (soveregnity). pembangunan berkelanjutan maupun pri- Indonesia dari dunia internasio- nal.
oritas pembangunan nasional yang berori- 3. Mekanisme REDD bisa memberikan
kemajuan ilmu pengetahuan dan transfer
REDD di Indonesia entasi pada; pro-growth, pro-job and pro-
teknologi dari dunia internasional
emi menanggapi dan mengentas- poor, perbaikan pengelolaan hutan yang

D kan persoalan tersebut, pemerintah dijadikan sumber penghidupan dan sumber


Indonesia membentuk IFCA (Indo- pendapatan.
nesia Forest Climate Alliance), sebuah lem-
kepada Indonesia.

Namun niat baik yang berpusat pada men-


cari pelbagai keuntungan tadi, sering kali
baga studi yang berfungsi untuk memper- Hal terakhir yang di inginkan pemerin- tidak sejalan bahkan bertolak-belakang den-
siapkan metodologi dan strategi REDD di tah Indonesia dari mekanisme tadi adalah gan tindakan pemerintah dalam melaksana-
Indonesia. Berdasarkan studi tersebut dida- REDD mesti bisa mendukung upaya Indo- kan program pembangunan di Indonesia.
pati beberapa ketentuan tentang mekanisme nesia mereformasi sektor kehutanan mela- Lihat saja buktinya. Berdasarkan data De-
REDD, antara lain: lui aliran dana, peningkatan kapasitas dan
partemen Kehutanan tahun 2007, disebut-
transfer teknologi
kan bahwa luas hutan alam di Indonesia
a. REDD harus memenuhi persyaratan in- mencapai 150 juta hektar, termasuk 26 juta
ternasional di bawah UNFCCC dan mes- Tak lama berselang, pemerintah mengelu- hektar berupa hutan lahan gambut. Namun
ti sesuai dengan kebijakan serta prioritas arkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 30 akibat orientasi pembangunan, sejak pe-
nasional. tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan
TandanSawit 4
merintahan Orde Baru (1966) sampai pe- Ekspansi kebun sawit dalam jumlah gila-gi- dan departemen keuangan selalu berusaha
merintahan Susilo Bambang Yudhoyono laan tersebut, dilakukan dengan cara mem- memberikan dukungan berupa kemudahan
sekarang ini, yang selalu menitik-beratkan babat hutan, membakar lahan, membangun kebijakan dan pinjaman lunak kepada pe-
pada pro-growth, pro-job and pro-poor, kanal-kanal untuk mengeringkan air di la- rusahaan sawit untuk melakukan ekspansi
maka apapun kegiatan produksi yang bersi- han gambut dan menaburkan berbagai jenis perkebunan. Misalnya saja diterbitkan-
fat massal/ massif diijinkan. bahan kimia termasuk kapur berzat fosfor nya Permentan No. 33 tahun 2006 tentang
untuk menyuburkan kebun sawit. Mekan- Pengembangan Perkebunan melalui Pro-
Salah satunya adalah konversi hutan secara isme membuka lahan untuk ditanami sawit gram Revitalisasi Perkebunan dan Pera-
besar-besaran untuk membangun industri tadi, ternyata menghasilkan jutaan ton kar- turan Menteri Keuangan Nomor 117 / pmk
kayu log baik yang legal maupun illegal bon dioksida (CO2) yang membuat Indone- 06 / 2006 tentang kredit pengembangan
lewat perusahaan hak pengelolaan hutan. sia menjadi kontributor emisi CO2 terbesar energi nabati dan Revitalisasi perkebunan
Lalu pembangunan hutan tanaman indus- ketiga di dunia. dimana kedua keputusan tersebut bertujuan
tri, pulp and paper industry dan perkebunan untuk mempercepat pembangunan sektor
sawit skala besar. Proses inilah yang me- Sampai tahun ini luas perkebunan sawit di perkebunan dan pengembangan perkebunan
nyebabkan kerusakan hutan di Indonesia Indonesia telah mencapai 7,8 juta hektar, di- sawit rakyat demi peningkatan kesejahter-
telah mencapai mencapai 60 jutaan hektar mana sekitar 2 juta hektar kebun sawit dimi- aan petani plasma dan buruh.
atau rata-rata kerusakan 2-3 juta hektar per liki oleh petani dan selebihnya dikelola oleh
tahun. perusahaan induk. Secara ekonomi pada ta- Selain itu UU NO 32 tahun 2004 tentang
hun 2008 Indonesia telah memproduksi 18, Otonomi Daerah dan Peraturan Menteri
Pemerintah sangat yakin konversi hutan 7 juta CPO dengan perhitungan; 4,5 sampai Pertanian No.14/Permentan/PL.110/2/2009
menjadi wilayah produksi akan men- tentang Pedoman Pemanfaatan La-
ingkatkan pertumbuhan ekonomi, han Gambut untuk Budidaya Kelapa

Mekanisme membuka
membuka peluang lapangan kerja Sawit (sebuah kebijakan kontroversial
bagi warga juga mampu mengentas- dan bertentangan dengan kebijakan
kan kemiskinan di Indonesia.
lahan untuk ditanami REDD) merupakan jaminan terh-
adap perusahaan kebun sawit untuk
Konversi Hutan un- sawit terutama di lahan melakukan perluasan kebun di ber-
bagai kabupaten/ provinsi di Indonesia
tuk Perkebunan Kelapa gambut, ternyata meng- yang masih memiliki hutan dan lahan
Sawit gambut.
hasilkan jutaan ton kar-
Berdasarkan data Sawit Watch tahun
bon dioksida (CO2) yang Sikap Mendua Pemerintah
2008, setiap tahun terjadi konversi
dalam Mekanisme REDD
hutan tegakan pohon menjadi perke-
bunan sawit sebesar 200-300 ribu ha
membuat Indonesia men-
per tahun. Misalnya saja pembukaan
hutan perawan di sepanjang per-
jadi kontributor emisi Sebenarnya sikap pemerintah Indo-
nesia mendua dalam mengimplemen-
batasan Indonesia – Malaysia di Pu- CO2 terbesar ketiga tasikan mekanisme REDD. Satu sisi
pemerintah menyetujui mekanisme
lau Kalimantan yang sampai saat ini
masih dilakukan. di dunia. REDD, namun di sisi lain ia juga
menerbitkan kebijakan yang memper-
Sedangkan konversi hutan rawa gam- bolehkan pembukaan hutan dan lahan
but (swamp forest) menjadi perke- gambut untuk jadi wilayah produksi,
bunan sawit setiap tahun mencapai 50 – 5 juta ton CPO digunakan untuk kebutuhan salah satunya adalah perluasan perkebunan
100.000 ha. Misalnya saja di Provinsi Riau, domestik, dan sisanya memang ditujukan sawit, demi orientasi pembangunan yang
Sawit Watch mencatat 792.618, 08 hektar untuk diekspor ke Negara China, India, Uni pro-growth, pro-job and pro-poor.
hutan rawa gambut dikonversi oleh 110 pe- Eropa, Pakistan dan Bangladesh.
rusahaan menjadi perkebunan kelapa sawit. Selain itu, Peraturan Menteri Kehutanan no
Apabila dihitung secara merata, setiap pe- Dari perdagangan CPO tadi, sektor perke- 30 tahun 2009 tentang Tata Cara Penguran-
rusahaan mengubah 7.205 ha hutan gambut bunan sawit mampu menyumbang penda- gan Emisi dan Degradasi Hutan, sangat sen-
jadi kebun sawit. Atau di daerah lain, te- patan Negara sebesar 12% (terbesar di luar tralistik legal formal alias dikontrol penuh
patnya di Kalimantan Tengah, Sawit watch pendapatan dari sektor minyak dan gas) oleh pemerintah melalui Komisi REDD (se-
mendata 592.939 ha lahan gambut diubah dari total pendapatan sebesar Rp 700 triliun. bagai pelaksana REDD) tanpa memberikan
menjadi kebun sawit skala besar oleh 178 Selain itu perkebunan sawit juga menam- ruang kepada masyarakat adat/ lokal (yang
perusahaan. Jumlah di atas belum termasuk pung lebih dari 4 juta tenaga kerja, di luar selama ini ikut menjaga keberlanjutan hu-
pembukaan 1 juta ha lahan gambut yang 2 juta kepala keluarga yang menjadi petani tan melalui budaya dan kearifan lokalnya)
diproyeksikan menjadi wilayah persawa- plasma. untuk terlibat langsung dalam mengimple-
han terluas di Indonesia masa pemerintahan mentasikan mekanisme REDD. Kecuali
Suharto. Berdasarkan data-data di atas, pemerintah masyarakat yang memang telah diakui ke-
Indonesia melalui departemen pertanian beradaannya oleh undang-undang. Padahal

5
Edisi III/Mei ‘09-SW10
sampai saat ini bisa dihitung ada berapa Rekomendasi untuk REDD di ara industri agar mengurangi emisi car-
kelompok masyarakat adat yang diakui ke- bonnya. Jadi Negara-negara pemilik hutan
beradaan oleh Negara ini.
Indonesia tropis tidak mendahulukan tuntutan dana
kompensasi melalui mekanisme REDD ke-
Apabila dikritisi selain untuk menjaga
Ironisnya dalam peraturan tersebut adalah pada Negara-negara kaya. Hal ini penting
degradasi dan deforestasi, sebenarnya
perusahaan kayu yang mendapat ijin usaha dilakukan untuk membangun kesadaran
REDD cenderung menjadi proyek Re-
pemanfaatan hasil hutan berupa kayu me bersama Negara-negara di dunia ini dalam
lokasi Emisi dari negara-negara industri
lalui usaha hutan tanaman industri, hutan menjaga keberlanjutan lingkungan, demi
ke negara-negara berkembang yang masih
kemasyarakatan dan hutan tanaman rakyat menyelamatkan bumi dan penghuninya.
memiliki hutan tropis (rainforest tropical
serta hutan produksi lainnya jusru men
developing countries). Relokasi emisi tadi
dapat kompensasi dana dari mekanisme Khusus untuk Indonesia, pemerintah se-
mengharuskan negara-negara kaya mem-
REDD di luar hutan alam, hutan lindung, mestinya mengadopsi Pedoman Prinsip da-
berikan kompensasi kepada Negara-negara
hutan konservasi. lam Implementasi REDD yang sedang diuji
coba oleh Perserikatan
Apabila Peraturan Menteri Bangsa-Bangsa, yang

Dikhawatirkan implementasi
Kehutanan ini benar-benar menekankan
dijadikan peraturan (acuan)
dalam pelaksanaan REDD,
bisa dipastikan akan mendap- REDD ini merupakan tindakan Human Rights Based Ap-
proaches yaitu penghor-
at penolakan dari masyarakat
(atau malah pembiaran kar-
diskriminasi positif (affirmative matan hak masyarakat
adat, keadilan gender,
ena kurang pengetahuan) kar-
ena perusahaan kayu yang se-
actions) oleh Negara terhadap keberlanjutan
kungan,
ling-
pengelolaan
lama ini merusak hutan justru
mendapatkan dana REDD.
industri kehutanan di Indonesia berdasarkan hasil, dan
pengembangan kapasi-
Sementara masyarakat adat/ tanpa keberlangsungan hak sipil tas. Juga Human Needs
lokal yang tinggal di seki- Based Approaches
tar hutan serta ikut menjaga dan politik, ekonomi,sosial dan (menjamin hak ekono-

budaya rakyat Indonesia.


kelestariannya hanya bisa mi, sosial dan budaya)
menjadi penonton sebelum yang tercantum dalam
keberadaannya diakui oleh pembukaan UUD’45.
undang-undang. Kalaupun
dia mendapat pengakuan, Diharapkan implemen-
berkembang, salah satunya Indonesia, un-
menurut analisis penulis masyarakat adat tasi REDD bisa dijadikan momentum un-
tuk mempertahankan keberadaan hutannya
paling banter mendapat efek menetes dari tuk mengubah orientasi pembangunan yang
demi menampung gas buangan dari pabrik
me kanisme REDD tadi alias uang kecil se- selama ini selalu berdasarkan pro-growth,
dan transportasi dari negara-negara industri
mata. pro-job and pro-poor menjadi pro hak kon-
tersebut.
stitusi. Demi melindungi dan memberdaya-
Dikhawatirkan implementasi REDD ini kan kelompok mayoritas rentan yang se-
Belajar dari kenyataan di atas, sebaiknya
merupakan tindakan diskriminasi positif lama ini dimarginalkan seperti masyarakat
pemerintah Indonesia dan pemerintah rain-
(affirmative actions) oleh Negara terhadap adat, buruh dan petani kecil.
forest tropical developing countries lainnya,
industri kehutanan di Indonesia tanpa keber-
tidak lagi membuka hutan untuk menjaga
langsungan hak sipil dan politik, , ekonomi.
kelestarian lingkungan tinggalnya. Namun
sosial dan budaya rakyat Indonesia. Jefri Gideon Saragih, Departemen Kampa-
kelompok Negara ini mesti mendesak dan
nye dan Pendidikan Publik Sawit Watch
membuat kesepatakan dengan negara-neg-
TandanSawit 6
LAPORAN KHUSUS

Skema REDD dalam Kebun Sawit?


Relokasi Emisi Degradasi dan
Deforestasi (REDD)
1. Pendahuluan United Nations Framework Convention on
Mengapa Reduced Emis- Climate Change (UNFCC) secara legalitas
formal hanya merupakan salah satu dari
sions from Deforestation beberapa komitmen dan kewajiban inter-
and Degradation berubah nasional Indonesia. Sampai saat ini REDD
menjadi Relokasi Emisi hanya merupakan (applicable pilot project)
Degradasi dan Deforestasi? proyek multi-pihak global dalam kerangka
Karena, REDD gagal diter- operasionalnya harus aktual, berkelanjutan,
apkan dengan baik, maka ketercapaian, sahih dan terukur dalam pen-
gurangan emisi.
ini hanya akan menjadi
upaya mengalihkan secara Betulkan demikian dalam implementasin-
bertahap, berulang-ulang, ya dikemudian hari? Apa saja potensi dan
sistematis, konsisten, flek- implikasi bagi Indonesia? Apa peran dan
sibel dan permanen se- tugas konstitusi Negara terutama pemer-
bagian atau bahkan seluruh intah sebelum REDD efektif dilaksanakan
dan memastikan REDD berhasil dan efektif
tanggung jawab, penguran- mencegah kehilangan dan kerusakan hutan
gan dan penyerapan pence- di Indonesia sekaligus berkontribusi ter-
maran emisi negara-negara hadap pengurangan emisi gas rumah kaca Norman Jiwan, Ka. Departemen
industri pada negara-neg- dan penyerapan serta perlindungan karbon Inisiatif Mitigasi Resiko Sosial dan
ara hutan tropis sedang dari hutan? Lingkungan, Sawit Watch
berkembang. ong tercapainya tujuan pembangunan mil-
2. Perkebunan kelapa sawit lennium (millennium development goals)

E
misi gas rumah kaca, bila benar Indonesia patut berbangga, menjadi pro- pembukaan lapangan pekerjaan dan pen-
asumsi bahwa 80% berasal dari in- dusen minyak sawit mentah (CPO) terbesar gentasan kemiskinan melalui pembangunan
dustri khususnya berbasis bahan ba- didunia dengan output 17.2 juta ton menin- perkebunan kelapa sawit. Untuk Indonesia,
kar fossil fuels, maka 20% kemudian baru ggalkan Malaysia pada posisi kedua dengan output CPO tahun lalu mencapai 17,200
berasal dari kehilangan dan kerusakan hu- produksi 16.4 juta ton pada tahun 2007 (the miliar kilogram menghasilkan nilai tran-
tan. Artinya apabila REDD diimplementasi- Jakarta Post). Gabungan produksi CPO In- saksi mencapai Rp. 173,496,400,000,000
kan hanya akan menutupi 20%? Bagaimana donesia dan Malaysia menempatkan 82% atau Rp. 173.50 triliun mengacu pada harga
dengan emisi industri berbasis bahan bakar dari output CPO dunia dimana 43% berasal jual domestik CPO lokal pada Rp. 10,087
fossil? dari kebun sawit petani kecil. Sementara (http://www.kpbptpn.co.id/, Mei 2008).
produksi CPO Indonesia sendiri dihasil- Merupakan pencapaian yang cukup fantas-
Dengan skema kerja dan penerapan REDD kan dari kebun sawit seluas 7.4 juta hektar tis! Dengan penjualan tersebut untung men-
yang dibangun dalam konsep pengurangan (Sawit Watch, 2008). Dari luas tanam ke- jadi milik perusahaan swasta lokal, nasional
emisi dari kehilangan dan kerusakan hu- bun sawit yang ada, pemerintah telah men- dan multinasional serta BUMN pemerintah
tan adalah mengandaikan seberapa banyak etapkan lahan kurang dan membuka lahan kususnya pemilik pabrik. Beberapa perusa-
hutan yang rusak dan hilang berkontribusi lebih dari 21 juta ha untuk perluasan kebun haan besar dalam laporan tahunan bahkan
dan melepaskan emisi gas rumah kaca, bila sawit. melaporkan pendapatan mereka rata-rata
dapat diupayakan hutan tetap terjaga dari naik 2 kali lipat sepanjang tahun 2007 ber-
kerusakan dan kehilangan, maka sebesar itu Keberhasilan Indonesia dan Malaysia da- samaan dengan naiknya harga dan permint-
pula potensi emisi yang akan terserap, ter- lam pembangunan bisnis dan sektor min- aan minyak sawit di pasar dunia. Salah satu
simpan dan terlindungi. yak sawit membawa reputasi positif dimata raksasa eksporter CPO Indonesia, Wilmar
dunia terutama peran dalam upaya mendor- Internasional melaporkan membayar pajak

7
Edisi III/Mei ‘09-SW10
ekspor CPO sebesar US$124,4 juta sepan- gas yang terdapat pada atmosfir/lapisan Perdagangan Karbon (Car-
jang kuartal pertama 2008 (Bisnis Indone- tertentu muka bumi, baik alami maupun bon Trade)?
sia, Mei 2008). anthropogenik, menyerap dan melepaskan Ada dua jenis perdagangan karbon. Pertama
kembali radiasi inframerah. Artinya gas ru- perdagangan emisi atau gas buangan (emis-
Sayang sekali, setelah 5 tahun kemudian mah kaca (greenhouse gasses/GHG) meru-
sion trading). Kedua perdagangan kredit
terbukti Undang-Undang No. 18 tahun pakan hasil dari dua proses yaitu proses
berdasarkan proyek (trading in project-
2004 tentang Perkebunan disyahkan efektif alami bumi dan hasil perbuatan manusia
based credits). Seringkali kedua kategori
terbukti gagal menjawab berbagai persoalan (anthropogenic). Dalam siklus alami regu-
perdagangan karbon tersebut dimasukan da-
terkait dengan pembangunan perkebunan lasi mekanis bumi memiliki kemampuan
lam sistem perdagangan campuran (hybrid
kelapa sawit diantaranya perubahan iklim terpasang dalam melepaskan, menurunkan
trading systems).
dan krisis energi, krisis pemerintahan dan dan menyeimbangkan kadar gas-gas pada
kebijakan pro rakyat dan lingkungan hidup, permukaan bumi sampai pada jumlah ter-
krisis ketahanan ekonomi petani masyarakat tentu.
Perdagangan emisi (Emis-
disekitar kebun sawit, emisi akibat ekspansi sion trading)
dan konversi hutan dan sumber daya alam, Perubahan iklim dalam bentuk naiknya Misalnya bila anda memiliki 2 perusahaan,
krisis keberpihakan dan penegakan hukum, suhu permukaan bumi telah diyakini men- A dan B. Masing-masing melepaskan gas
kedaulatan dan ketahanan pangan menurun, jadi penyebab utama pencairan es abadi di (emisi) 100,000 karbondioksida (CO2) set-
kebijakan dan ekspansi investasi, transfor- kutub utara dan kutub selatan bumi, per- ahun.
masi total masyarakat adat, rendah jaminan mukaan dan genangan air naik, kemarau
hak-hak dasar buruh – upah dan kebebasan panjang dan penggurunan, wabah penya- Pemerintah bermaksud memotong emisi
dasar, diskriminasi dan eksploitasi terhadap kit dan dampak-dampak lainnya termasuk mereka sebesar 5%. Pemerintah memberi-
perempuan, anak-anak dalam kebun sawit, pengungsian ekologis. Ini terjadi akibat gas kan hak kepada masing-masing perusahaan
dan petani sawit. rumah kaca semakin dari dampak aktifitas hak, atau ‘santunan’(allowance), untuk me-
buatan manusia (anthropogenic) terlepas lepaskan emisi 95,000 ton tahun ini. Mas-
Fakta menunjukan, pada tahun 2004 konflik bebas ke udara permukaan bumi yang me- ing-masing perusahaan harus mengurangi
perkebunan kelapa sawit hanya 160 sam- nyerap dan kemudian memantulkan cahaya emisi 5000 ton atau membeli 5000 santunan
pai akhir Januari 2009 konflik perkebunan matahari terutama sinar inframerah. Perang- dari orang lain.
kelapa sawit meningkat signifikan menjadi kap atmosfir gas rumah kaca terhadap sinar
576 konflik (Sawit Watch, Januari 2009). matahari (sinar inframerah) dalam waktu Harga pasar atas tunjungan adalah US$ 10
Krisis global melemahnya daya beli pasar tertentu mengakibatkan akumulasi suhu per ton. Perusahaan A dapat mengurangi
internasional berdampak pada menurunnya meningkat pada permukaan bumi menjadi emisinya setengah biaya tunjangan per ton.
harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit lebih hangat. Oleh karena itu mudah bagi perusahaan
dari Rp. 1200 per kg menjadi Rp. 600 atau mengurangi emisi sampai 10,000 ton, jika
bahkan di Propinsi Jambi jatuh Rp. 80 per Gas-gas yang berakumulasi membentuk perusahaan tersebut menjual kelebihan 5000
kg TBS (Jambi Ekspres, Oktober 2008). efek rumah kaca adalah Carbon diox- ton emisi untuk mendapatkan US$ 50,000
ide (CO2), Methan (CH4), Nitrous oxide perusahaan dapat menutupi biaya pengelu-
Itulah sekilas kondisi sektor kelapa sawit di (N2O), Hydrofluorocarbons (HFCs), Per- aran perusahaan. Dari upaya tersebut peru-
Indonesia secara nasional. bagaimana dan fluorocarbons (PFCs), dan Sulphur hexaflu- sahaan dapat menabung US$ 25,000.
apa kaitan serta potensi implikasi apabila oride (SF6). Gas-gas tersebut terutama dari
sektor ini ketiban ‘rezeki uang’ penerapan dampak aktifitas manusia dapat bersumber Untuk perusahaan B, mengurangi emisi
REDD dalam sektor perkebunan kelapa dari penggunaan energi, pembakaran bahan sangat mahal. Mengurangi setiap ton emi-
sawit? bakar fosil, industri energi, industri manu- si menelan biaya US$ 15. oleh karena itu
faktur dan konstruksi, transportasi dan sek- perusahaan memutuskan untuk tidak men-
Perubahan Iklim tor lainnya, kegiatan pemafaatan lahan, dan gurangi emisi namun sebaliknya membeli
Diperkirakan perubahan iklim global telah pembakaran. 5000 ton emisi kelebihan tunjangan dari
berlangsung sekitar 150 tahun yang lalu yang ditawarkan oleh perusahaan A. Jika
sejak revolusi industri mulai menemukan Sebagai contoh, akibat pembukaan lahan perusahaan B mengurangi emisinya sendiri
bentuk sederhana sampai manifestasi in- untuk pemanfaatan pertanian atau pemban- biaya bisa mencapai US$ 75,000. tetapi jika
dustrialisasi canggih dalam segala bentuk gunan perkebunan kelapa sawit dalam me- perusahaan B membeli dari surplus tunjan-
operasional yang menghasilkan dan me- lepaskan karbon dalam jumlah yang sangat gan perusahaan A, biaya yang dikeluarkan
lepaskan buangan gas (gaseous emissions) signifikan. Dalam hitungan penilaian Wet- hanya mencapai US$ 50,000. Jadi perusa-
termasuk karbon. Kandungan gas karbon lands International terhadap emisi karbon haan B juga mendapatkan US$ 25,000 dari
alami di atmosfir (udara-langit) dalam sik- Indonesia dari pengeringan akibat pembu- kesepakatan tersebut.
lus bumi merupakan hasil dari proses pen- kaan dan pemanfaatan lahan gambut (tidak
gaturan alami bumi secara mekanis dan termasuk pembakaran atau kebakaran) Singkatnya kedua perusahaan tersebut mas-
menghasilkan emisi karbon 516 juta ton per
biologis dalam sistem regulasi planet tanpa ing-masing mendapatkan keuntungan US$
tahun. Angka tersebut bisa mencapai 823
campur tangan manusia. 25,000 atas biaya harus dikeluarkan untuk
juta ton per tahun dimasa 5 sampai 10 tahun
mendatang jika pengeringan dan pembu- tanpa perdagangan. Jika mereka hanya 2
Gas karbon, salah satu gas rumah kaca kaan lahan gambut terus berlangsung tanpa perusahaan yang ada dinegara tersebut, ini
(greenhouse gas) merupakan unsur-unsur upaya nyata konservasi dan pelestariannya. berarti sektor industri di negara tersebut

TandanSawit 8
berhasil memangkas emisi sama banyaknya B mendapatkan US$ 55,000. Jadi total sav- Apakah harus menunggu sampai 2050?
dengan pemotongan biaya yang akan dike- ing untuk sektor swasta dalam negeri adalah Penurunan cuaca global akan sangat ber-
luarkan negara. Dengan mendistribusikan/ sebesar US$ 60,000. manfaat bagi seluruh umat manusia. Tetapi
membagikan pengurangan emisi terhadap perdagangan karbon sendiri tidak memberi-
seluruh sektor swasta dinegara tersebut, Sistem perdagangan cam- kan manfaat atau keuntungan secara lang-
maka biaya yang dikeluarkan oleh sektor puran (hybrid trading sys- sung bagi masyarakat adat dan masyarakat
swasta dinegara tersebut akan kurang dari tems) lokal. Pendekatan dan pola penerapannya
US$ 50,000 bila mereka melakukannya. Beberapa sistem perdagangan polusi hanya dirumuskan melalui kebijakan oleh pemer-
menggunakan perdgangan emisi. Sistem intah tetapi pelaksanaannya diserahkan ke-
Dalam beberapa pola perdagangan karbon gabungan menggunakan perdagangan emisi pada para emitter, yakni perusahaan-perusa-
memberikan kesempatan kepada perusa- dan perdagangan ’off set’, dan mencoba un- haan besar. Singkatnya mengurangi emisi,
haan untuk menyimpan surplus tunjangan tuk membuat ’tunjangan’ dapat dipertukar- perusahaan mendapat insentif tetapi tidak
yang mereka miliki untuk mereka gunakan kan untuk kredit-kredit berdasarkan proyek. melakukan pengurangan emisi perusahaan
tahun-tahun dimuka, daripada menjual sur- Pasar sulphur dioxide di Amerika Serikat juga tidak mendapatkan sanksi.
plus yang mereka miliki. hanya sistem perdagangan emisi saja. Tetapi
dalam Kyoto Protokol dan Sistem Perda- Lagi pula, pembagian jatah atau alokasi hak
Perdagangan kredit ber- gangan Emisi Uni Eropa menggabungkan dan resiko perdagangan emisi (karbon mis-
dasarkan proyek (trading in dua skema diatas, dan mencoba menjadikan alnya) yang tidak merata semakin menunda
project-based credits) kedua skema tersebut dapat dipertukarkan. perubahan mendasar dalam tubuh bisnis
Misalkan anda memiliki dua perusahaan Sistem semacam ini sangat rumit. Tidak dan sektor industri tersebut yang menjadi
yang sama, A dan B, masing-masing memi- hanya karena sulit menciptakan kredit yang faktor utama yang paling penting, dan dom-
liki emisi 100,000 ton karbondioksida ’dapat dipercaya’ dan menjadikan kredit inasi solusi dengan pendekatan pasar dapat
(CO2) per tahun. Pemerintah berniat me- tersebut sama dengan tunjangan. Peng- menggagalkan pendekatan politik lainnya.
mangkas emisi karbon sebesar 5%, dengan gabungan kedua pola tersebut juga merubah Jadi bila, industri dapat membayar mahal
begitu pemerintah memberikan tunjangan ekonomi. untuk meningkatkan produksi dan tidak
emisi hanya 95,000 ton. memotong emisi karbon mereka tetap saja
Misalnya, bayangkan perusahaan A dan terjadi pencemaran udara.
Pemerintah menyampaikan kepada peru- perusahaan B diatas dibiarkan menerapkan
sahaan jika mereka tidak mau memangkas 3 pilihan digabungkan: memangkas emisi Dalam sektor perkebunan, bila hutan tana-
emisi masing-masing 5000 ton, perusa- mereka sendiri, menjual tunjangan dengan man industri atau kelapa sawit skala besar
haan punya pilihan lain. Perusahaan terse- satu sama lain atau membeli kredit-kredit sudah masuk kedalam proyek menyerap
but bisa menanamkan modal diluar negeri dari luar negeri. Bagi perusahaan B, pilihan karbon dalam jumlah besar dapat dipertu-
dalam proyek-proyek yang dapat ‘mengu- terbaik adalah untuk membeli kredit dari karkan untuk kredit proyek-proyek yang
rangi’ emisi karbondioksida (CO2) sampai luar negeri sebesar US$ 20,000 daripada setara dengan pengurangan emisi dinega-
5000 ton ‘dibawah apa yang akan terjadi’. mengeluarkan biaya sebesar US$ 75,000 ra-negara maju, maka sektor dan industri
Proyek semacam ini bisa termasuk mena- untuk memangkas emisi perusahaan. Bagi minyak sawit mendapatkan peluang ke-
nam tanaman untuk menghasilkan bahan perusahaan A, pilihan terbaik adalah me- untungan semakin besar. Jadi perdagan-
bakar nabati (biofuel) sebagai bahan ba- motong emisi perusahaan sampai 10,000 gan karbon dibangun dalam sistem bahwa
kar; memasang mesin atau alat pada pabrik ton – tetapi hanya jika dapat dipastikan pengurangan emisi (gas rumah kaca) hanya
kimia untuk menghancurkan atau mengu- perusahaan B dapat menemukan pembeli bernilai pasar apabila penjual (emitter) dan
raikan gas rumah kaca; membakar methan yang akan membayar US$ 10 per ton un- pembeli berada dalam kesetaraan hubungan
dari tambang batu bara sehingga tidak ter- tuk tunjangan sebesar 5000 ton yang harus saling menguntungkan. Kalaupun skema ini
lepas ke atmosfir; atau membangun genera- telah tersedia. Lebih baik bagi perusahaan dilaksanakan dalam proyek kabupaten kon-
tor kincir-angin pembangkit listrik. Harga tidak bayar apa-apa, daripada membayar servasi dukungan Bank Dunia, tetap saja
kredit dari proyek-proyek semacam ini ada- US$ 20,000 untuk kredit karbon dari luar persoalan keadilan dan keamanan tenurial
lah US$ 4 per ton karena upah buruh murah, negeri. dan sumber kehidupan masyarakat belum
pabrik kotor, subsidi pemerintah dan Bank tentu terjamin.
Dunia juga mencakup biaya pembangunan Dagang Karbon – Bukan
proyek-proyek tersebut dan perhitungan Untuk Rakyat dan Keadilan Larry Lohmann, penulis buku Carbon
terhadap berapa besar karbon yang dapat Trading, memandang perdagangan karbon
proyek-proyek tersebut serap.
Iklim adalah jebakan kerangka-kerja kebijakan
Perdagangan karbon merupakan salah satu neoliberal gaya Amerika Serikat dalam ru-
ketentuan pasal 17 dari konvensi kerangka musan 3 startegi utama untuk menghindari
Dalam situasi tersebut lebih masuk akal bagi kerja perubahan iklim yang diwajibkan ke-
kedua perusahaan untuk membeli kredit pada negara anggota PBB untuk memang- tanggung jawab langsung dan nyata terh-
dari luar negeri daripada memangkas emisi kas emisi mereka. Turunan pelaksanaannya adap perubahan iklim dunia. Pertama strate-
perusahaan mereka. Perusahaan A mendap- adalah Protokol Kyoto. Jika sukses diber- gi yang berkerja membentuk atau menekan
atkan US$ 5000 dengan membeli kredit dari lakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan pemahaman tentang persoalan iklim sehing-
proyek-proyek diluar negeri dari pada me- mengurangi rata-rata cuaca global antara ga reaksi publik terhadap perubahan iklim
mangkas emisi mereka sendiri. Perusahaan 0,02°C dan 0,28°C pada tahun 2050 (Na- akan mendatangkan berkurangnya ancaman
ture, Oktober 2003). tekanan politik terhadap perusahaan. Kedua,

9
Edisi III/Mei ‘09-SW10
mendorong teknologi pemulihan-pemuli-
han sebagai cara untuk membatasi (bypass) INDIGENOUS PEOPLES, LOCAL COMMUNITIES AND NGOs OUTRAGED AT
THE REMOVAL OF RIGHTS FROM UNFCCC DECISION ON REDD
perdebatan dampak bahan bakar fosil untuk
mendorong inovasi atau penemuan yang We, the undersigned representatives of indigenous peoples, local communities and
dapat melayani sumber-sumber keuntungan non-governmental organizations monitoring the progress of negotiations in Poznan
are outraged that the United States, Canada, Australia and New Zealand opposed the
baru. Ketiga, mendorong ‘pemulihan pasar’ inclusion of recognition of the rights of indigenous peoples and local communities in
(market fix) yang mengamankan hak-hak a decision on REDD (Reduced Emissions from Deforestation and Forest Degradation)
kepemilikan (property rights) dari peng- drafted today by government delegates at the UN Climate Conference.
guna bahan bakar fosil negara-negara utara These four countries (often known as the ‘CANZUS Group’) want to include REDD
atas kemampuan dunia menyerap karbon in the future climate agreement, but they oppose protecting the rights of the indig-
sekaligus menciptakan peluang untuk keun- enous and forest peoples who will be directly affected by REDD measures. In discus-
sions today, these countries insisted that the word “rights” and references to the
tungan perusahaan melalui perdagangan. UN Declaration on the Rights of Indigenous Peoples be struck from the text.

This is totally unacceptable for indigenous peoples, local communities and support-
3. Skema REDD dan Implika- ing NGOs, as the forests which are being targeted for REDD are those which indig-
sinya terhadap Perkebunan enous peoples have sustained and protected for thousands of years. The rights of
forests peoples to continue playing this role and being rewarded for doing so has to
Kelapa Sawit? be recognized by the UNFCCC Parties. Any REDD mechanism that does not respect
Terkait perkebunan kelapa sawit, dan den- and protect the rights of indigenous peoples and local communities will fail.
gan mengandaikan target dan tujuan utama We therefore demand that an unequivocal reference to rights and to the UN Decla-
mengurangi kehilangan dan kerusakan hu- ration on the Rights of Indigenous Peoples be reinserted into the Draft COP14 Deci-
tan (deforestation and degradation), maka sion text on REDD.
akan dua skenario implikasi yang akan ter- Poznan, December 9, 2008
jadi dalam sektor dan bisnis perkebunan ke-
lapa sawit. Signatories: The Accra Caucus on Forests and Climate Change, Accion Ecologica,
Friends of the Earth International, Indigenous Peoples’ Forum on Climate Change,
Rainforest Foundation Norway, Rainforest Foundation UK, Tebtebba Foundation
Pertama, disinsentif terjadi sebagai sanksi
bagi perusahaan perkebunan yang tetap Sayang sekali, fakta menunjukan bahwa Semestinya, pemerintah Indonesia harus
melakukan ekspansi, konversi dan pembu- implementasi pilot project REDD merupak- lebih maju dalam mengembangkan me-
kaan lahan-lahan baru dikawasan izin loka- an tindakan diskriminasi positif (affirmative kanisme atau proyek implementasi prak-
si. Sampai sekarang belum terbukti bahwa actions) oleh Negara melalui departemen tis Human Rights Based Approaches dan
masih terjadi efektif tindakan pencabutan sektoral pemerintah yang akan memper- dikombinasikan dengan Human Needs
izin-izin perkebunan oleh pemerintah. parah ketimpangan dan kemerosotan struk- Based Approaches untuk penerapannya
tural karena tidak dibarengi upaya investasi nyata instrumen hukum internasional lain-
Kedua, insentif atau penghargaan bagi pe- keamanan dan keselamatan hak sipil dan nya dimana Indonesia adalah negara pihak
rusahaan yang tidak melakukan ekspansi, politik, sosial, ekonomi dan budaya rakyat yang terikat tanggung jawab hukum. Mis-
konversi dan aktifitas pembukaan lahan Indonesia. alnya konvensi hak sipil dan politik (sipol),
baru dikawasan hutan yang telah berstatus hak ekonomi, sosial dan budaya (ecosoc
izin lokasi. Maka pemerintah dipastikan 4. Kesimpulan dan rekomen- rights)! Atau pedoman praktis implementasi
akan memberikan penghargaan dalam ben- Rekomendasi Komite CERD, penghapusan
tuk pengalihan fungsi izin-izin lokasi terse-
dasi diskriminasi rasial terkait dengan rencana
Itulah sebabnya, REDD ada kecenderungan
but kepada perusahaan perkebunan kelapa pengembangan kelapa sawit sawit sepan-
menjadi proyek Relokasi Emisi dari De-
sawit sebagai legal holder (pemilik syah) jang perbatasan Kalimantan Barat dan Kali-
forestasi dan Degradasi (reducing emissions
atas izin lokasi tersebut. Implikasinya ada- mantan Timur dari sudah pandang deklarasi
from deforestation and degradation) hutan
lah dari 21 juta ha target penanaman kelapa PBB mengenai hak-hak masyarakat adat
sebagai pelarian atau melempar tanggung
sawit di Indonesia, 7.5 juta ha lahan yang te- (United Nations Declaration on the Rights
jawab Negara-negara industri kepada Neg-
lah tertanam sekarang tidak akan diperluas of Indigenous Peoples).
ara-negara hutan tropis berkembang (rain-
tetapi sisa sekitar 13 juta ha akan diserahkan
forest tropical developing countries) dan
pengusahaan dan pengusahaan REDD ke- Akhirnya, Negara Indonesia seharusnya
akhirnya bukan komitmen utuh pelaksanaan
pada kalangan swasta terutama perusahaan menjalankan mandat konstitusi terlebih
dan upaya mitigasi dan adaptasi dampak pe-
perkebunan besar yang telah menguasai dahulu sebelum berjibaku dengan REDD
rubahan iklim dalam sektor kehutanan.
izin-izin lokasi tersebut! dan memastikan hak konstitusi rakyat, sipil
dan politik, ekonomi, sosial dan budaya ter-
Sebenarnya PBB telah membuat Pedoman
Dengan begitu, setidak-tidaknya diperlukan penuhi secara objektif, efektif dan berkuali-
tindakan berani pemerintah untuk memasti- prinsip dalam implementasi REDD tetapi
tas terutama kelompok rentan khususnya
kan bahwa izin-izin lokasi tadi tidak masuk masih diuji keberlakuannya secara efektif
petani, buruh perkebunan dan masyarakat
dalam skema REDD. Atau skenario kedua, dan populis berbasis HAM dengan pene-
adat.
izin-izin yang berada dalam kawasan hutan kanan khusus persoalan masyarakat adat,
tersebut masuk dalam skema REDD dengan keadilan gender, keberlanjutan lingkungan,
Norman Jiwan, Kepala Departemen Inisi-
berbagai prasyarat-prasyarat utama berbasis pengelolaan berdasarkan hasil, dan pengem-
hak dan kebutuhan aktual masyarakat. atif Mitigasi Resiko Sosial dan Lingkungan,
bangan kapasitas.
Sawit Watch.

TandanSawit 10
Siaran Pers Perkumpulan Sawit Watch

Hentikan!
Penangkapan Aktifis yang
Menyuarakan Kepentingan Rakyat

Pada senin, 11 Mei 2009, sekitar pukul 11.00 Wita, dua aktifis Wahana Lingkungan Hidup Indo-
nesia (Walhi) yaitu Berry Nahdian Furqon dan Erwin Usman ditangkap dan ditahan oleh aparat
kepolisian wilayah kota besar Manado karena melakukan aksi damai bersama para nelayan tra-
disional Sulawesi Utara. Dalam aksi yang menyuarakan kepentingan rakyat, terutama kelom-
pok nelayan tradisional, para aktifis tersebut menuntut pemerintah agar memberantas kegiatan
illegal fishing, pencemaran laut dari limbah perusahaan pertambangan dan mencermati ulang
niat pemerintah yang ingin menetapkan kawasan konservasi laut demi kesejahteraan nelayan
tradisional.

Namun tuntutan itu malah ditanggapi dengan tindakan penangkapan dan pembubaran paksa
aksi damai oleh aparat kepolisian. Hal ini sengaja dilakukan agar pelaksanaan Kongres Kelau-
tan Dunia (World Ocean Conference) dan Coral Triangle Initiavtive (CTI) yang berlangsung
sejak 11-15 Mei 2009, bebas dari aksi protes dan seruan dari organisasi masyarakat sipil dan
nelayan tradisonal.

Atas tindakan represif dan berlebihan tersebut, Perkumpulan Sawit Watch menyatakan:

1. Pemerintah Indonesia selaku penyelenggara WOC dan CTI seharusnya menyediakan ruang
bagi banyak pihak, terutama organisasi masyarakat sipil dan nelayan tradisional, yang
berkepentingan menjaga kelestarian laut untuk terlibat dalam pertemuan tersebut.
2. Tindakan pemberhentian dan pembubaran paksa aksi damai tersebut memperlihatkan dengan
jelas kepada publik bahwa Pemerintah Indonesia masih anti kritik dan perbedaan pendapat.
Cermin demokrasi Indonesia yang belum mampu menghormati hak sipil dan politik warga
negara meski dijamin dalam konstitusi.
3. Menghimbau kepada aparat kepolisian dan institusi penegak hukum lainnya agar membebaskan
kedua aktifis tersebut dan pelaku aksi damai lainnya, serta menuntut agar di waktu yang akan
tindakan seperti ini tidak akan terjadi lagi.

Demikian pers ini dibuat untuk segera disiarkan dan disebarluaskan kepada publik.

Hormat Kami,

Jefri Gideon Saragih


(Departemen Kampanye dan Pendidikan Publik)

11
Edisi III/Mei ‘09-SW10
LAPORAN KHUSUS

LAHAN GAMBUT INDONESIA


DAN PENGEMBANGAN KEBUN SAWIT
Lahan Gambut • Fibrik: bahan vegetatif aslinya masih
dapat diidentifikasi atau sedikit menga-

M
enurut kamus besar Bahasa Indo-
lami dekomposisi
nesia, kata gambut berasal dari
• Hemik: apabila tingkat dekomposisinya
bahasa Banjar (bahasa sehari-hari sedang
penduduk Kalimantan Selatan). Gambut • Saprik:apabila bahan vegetasi aslinya
terbentuk dari hasil dekomposisi bahan-ba- mengalami tingkat dekomposisi lanjut/
han organik seperti dedaunan, ranting serta tinggi.
semak belukar yang berlangsung dalam
kecepatan yang lambat dan dalam keadaan Lahan gambut secara umum memiliki kadar
anaerob atau jenuh air. keasaman (pH) tinggi, unsur hara dan ke-
jenuhan basa (KB) yang rendah. Akibatnya
Berdasarkan ketebalannya, gambut dibeda- produksi tanaman pertanian atau perkebu-
kan menjadi empat tipe : nan di lahan gambut sangat rendah. Inilah
karakteristik gambut di Indonesia.
1. Gambut Dangkal, dengan ketebalan 0.5
- 1.0 m Manfaat Lahan Gambut
2. Gambut Sedang, memiliki ketebalan 1.0 Masyarakat yang tinggal di wilayah gambut
- 2.0 m secara turun-temurun memanfaatkan lahan- Abetnego Tarigan, Direktur
3. Gambut Dalam, dengan ketebalan 2.0 - nya untuk budidaya pertanian, peternakan Eksekutif Sawit Watch
3.0 m dan perikanan. Saat musim kemarau tiba, et dan kelapa. Saat musim penghujan tiba,
4. Gambut Sangat Dalam, yang memiliki penduduk di lahan gambut biasanya menan- penduduk lokal mulai membenihkan ikan
ketebalan melebihi 3.0 m am padi dan sayur-mayur serta lidah buaya. dalam keramba serta mengembangbiakkan
Di bagian gambut lainnya, juga dibudidaya- ternak seperti unggas-unggasan. Sebagian
Selanjutnya berdasarkan kematangannya, kan tanaman keras yang menjadi penghasi- lain tetap rajin memelihara kerbau atau
gambut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : lan utama masyarakat tempatan seperti kar- sapi yang dianggapnya sebagai simpanan
(tabungan).

Selain itu, menurut para pakar lingkungan,


lahan gambut sangat bermanfaat sebagai
daerah sumber air, resapan dan cadangan
air. Bahkan ketika pemanasan global dan pe-
rubahan iklim menjadi permasalahan dunia
saat ini, keberadaan lahan gambut semakin
penting karena ia mampu menahan gas-gas
rumah kaca (seperti karbon dan metan),
salah satu penyebab pemanasan global dan
perubahan iklim.

Dampak Konversi Lahan Gambut


jadi Perkebunan Sawit

Menurut lembaga Wetland International,


Luas rawa-gambut di pulau-pulau besar In-
donesia mencapai 26 juta ha. Diperkirakan
setiap tahunnya ada 200 – 300 ribu ha la-
han gambut dikonversi untuk pengemban-
Peta -1. Peta Kebun sawit di lahan gambut di Provinsi Riau gan usaha HTI (hutan tanaman industri),

TandanSawit 12
Indonesia tetap tak bergeming. Demi alasan
pertumbuhan ekonomi, pemerintah melalui
menteri pertanian bahkan memberikan lan-
dasan hukum bagi perusahaan dan banyak
pihak lainnya yang berminat membuka la-
han gambut di Indonesia. Peraturan baru
yang memicu kontroversi tersebut tertuang
dalam Peraturan Menteri Pertanian No.14/
Permentan/PL.110/2/2009 tentang Pedo-
man Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Bu-
didaya Kelapa Sawit.

Selain persoalan iklim, pembukaan kebun


sawit di lahan gambut juga dapat memicu
konflik sosial yang berkepanjangan antara
masyakarakat adat/ tempatan yang pro
maupun kontra terhadap keberadaan kebun
sawit(vertical), juga antara masyarakat adat/
tempatan dengan perusahaan sawit dan pe-
merintah lokal (horizontal). Konflik sosial
Peta -2. Peta Kebun sawit di lahan gambut di Provinsi Kalimantan Barat ini biasanya berawal dari sengketa lahan
perkebunan sawit skala besar dan budidaya asanya dilakukan dengan cara membangun yang berujung pada jatuhnya korban, baik
tanaman pangan oleh penduduk tempatan. kanal untuk mengeringkan air lalu mem- nyawa maupun harta.
Khusus untuk kebun sawit, berdasarkan bakar lahan. Tahapan selanjutnya adalah
penelitian pada tahun 2008, Sawit Watch menaburi lahan dengan kapur dolomite dan Telaah terhadap Perluasan Kebun
mendapati setidaknya 100 ribu ha lahan pupuk kimia demi kesuburan tanah. Akibat Sawit di Lahan Gambut
gambut dikonversi menjadi perkebunan konversi lahan gambut tersebut, menurut
sawit setiap tahunnya. Wetlands International, Indonesia melepas- Kebijakan pemerintah, salah satunya Pera-
kan 2 miliar ton karbon ke atmosfer setiap turan Menteri Pertanian No.14/Permentan/
Misalnya saja di Provinsi Riau, Sawit Watch tahunnya. Ini sebanding dengan 8 persen PL.110/2/2009 tentang Pedoman Pemanfaa-
mencatat 792.618, 08 hektar lahan gambut dari emisi karbon manusia secara global. tan Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa
dikonversi oleh 110 perusahaan menjadi Sungguh tidak mengherankan ketika Indo- Sawit, akan menyebabkan perampasan hutan
perkebunan kelapa sawit. Apabila dihitung nesia diletakkan pada urutan ke-3 negara gambut dan lahan gambut milik masyarakat
secara merata, setiap perusahaan sawit men- pembuang emisi karbon terbesar di dunia adat/ tempatan seluruh nusantara dan berpo-
gubah 7.205 ha lahan gambut mejadi kebun setelah Cina dan Amerika Serikat. tensi meningkatkan pemanasan global dan
sawit. (Lihat Peta - 1) perubahan iklim akibat emisi karbon yang
Meski telah diperingatkan dunia interna- terpapas oksigen lepas ke udara dari pem-
Di Provinsi Kalimantan Barat terdapat sional perihal dampak negatif dari pem- bukaan lahan gambut.
324.051 ha lahan gambut diubah menjadi bukaan lahan gambut terhadap perubahan Indonesia telah menanam 7.8 juta ha lahan
perkebunan sawit skala besar yang dimiliki iklim dan pemanasan global, pemerintah dengan sawit yang menghasilkan sekitar 19
oleh 133 perusahaan kelapa sawit. Keda-
laman lahan gambut yang dikonversi tadi
berkisar 50 – 400 cm. setiap perusahaan ra-
ta-rata mengelola 2.436 ha. Masih menurut
data Sawit Watch, PT Berkah Tanjung Mu-
lya merupakan perusahaan pemilik kebun
sawit paling luas di lahan gambut Kaliman-
tan Barat seluas 20.206 ha. (Lihat Peta - 2)

Di daerah lain, tepatnya di Kalimantan


Tengah, Sawit watch mendata 592.939 ha
lahan gambut diubah menjadi kebun sawit
skala besar oleh 178 perusahaan. Bila dihi-
tung secara merata, maka setiap perusahaan
mengonversi 3.331 ha lahan gambut yang
memiliki kedalaman 50 – 400 cm perkebu-
nan kelapa sawit. (Lihat Peta - 3)
Teknis pembukaan lahan gambut terutama
untuk membangun kebun sawit baru, bi- Peta-3. Peta Kebun sawit di lahan gambut di Provinsi Kalimantan Tengah

13
Edisi III/Mei ‘09-SW10
juta ton CPO. Bila dibandingkan dengan
produksi CPO Malaysia, Indonesia masih Contoh Kisah Nursiha ‘Potret Buram Kebun Sawit di Lahan
kalah meski luas kebun sawit Indonesia leb-
ih besar dibandingkan Malyasia. Jadi alasan
Gambut’
ekspansi kebun sawit sampai mengonversi
Menurut data Sawit Watch tahun 2007,
lahan gambut demi peningkatan produktifi- dari 513 konflik sosial yang muncul akibat
tas dan ekonomi sungguh sebuah argument ekspansi perkebunan sawit, terdapat 107
yang terasa dibuat-buat. kasus yang muncul akibat konversi lahan
gambut menjadi kebun sawit. Salah satu
Selain itu, pembangunan ekonomi yang he- kasus perkebunan sawit di lahan gambut
bat lewat pembangunan kebun sawit ini te- yang dianggap bisa menjadi pembelaja-
lah mengakibatkan 576 konflik sosial yang ran bagi banyak pihak adalah kisah duka
bermula dari konflik lahan di 16 propinsi Nursiha, anggota masyarakat adat Melayu
dari desa Rambai, kecamatan pangkalan
dari 23 propinsi yang mengembangkan ke-
Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
lapa sawit di Indonesia (Sawit Watch, Janu- Sumatra Selatan.
ari 2009).
Ketika itu, februari 2005, PT PERSADA
Emisi yang dihasilkan dari alih fungsi lahan SAWIT MAS (PSM) mendapat ijin lokasi
dalam sektor sawit diperkirakan telah men- untuk membangun kebun sawit di lahan
capai antara 3.1 dan 4.6 milliar ton CO2 gambut seluas 45 ribu ha dari Bupati ka-
– 46 sampai 68 kali pengurangan emisi bupaten Ogan Komering Ilir. Tanpa melakukan sosialisasi yang cukup, perusahaan mi-
karbon yang diharapkan Uni Eropa dengan lik Chandra Antonio Tan itu (tersangka kasus suap alih fungsi kawasan hutan untuk
menggunakan biofuels. Selain itu, produksi pelabuhan Tanjung Api-Api) langsung melakukan pembersihan lahan dan membangun
minyak sawit dari konversi lahan gambut kanal-kanal di lahan gambut milik masyarakat adat Melayu desa Rambai yang telah
lama ditinggali secara turun-temurun. Merasa haknya terampas, Nursiha (37 tahun)
tropis Indonesia, akan memerlukan 420
bersama sekelompok warga berulang kali menemui pihak PT PSM dan pemerintah ka-
tahun produksi biofuel untuk membayar bupaten bahkan pemerintah provinsi Sumatra Selatan agar tanah warga yang selama ini
kembali hutang karbon yang telah terpapas menjadi lahan sonor (persawaha/ padi), kebun karet dan tempat menggembalan ternak
oksigen akibat pembukaan lahan gambut sapi atau kerbau tidak diambil secara sepihak oleh perusahaan itu. Warga tempatan ini
(Oxfam, 2008). merasa lahan gambut mampu menghidupinya.

Rekomendasi untuk Lahan Gambut Namun tuntutan Nursiha dan warga Rambai itu bak angin lalu di telinga perusahaan
1. Pemerintah mesti segera meninjau Pera- dan pemerintah daerah. Alat-alat berat milik perusahaan tetap bekerja membersihkan
turan Menteri Pertanian No.14/Permen- lahan warga untuk ditanami kepala sawit. Sesekali terlihat satu-dua polisi kecamatan
tan/PL.110/2/2009; memberikan jaminan keamanan terhadap pekerja.
2. Pemerintah sebaiknya membuat mekan-
isme dan tindakan cermat yang menjamin Menyadari tuntutannya tak pernah ditanggapi, Nursiha bersama sebgain warga Rambai
hak dan kebutuhan serta kesejahteraan mulai diliputi rasa putus asa dan marah. Proses dialog yang awalnya tentram mulai
masyarakat adat/ tempatan yang tinggal berubah menjadi demonstrasi. Hingga suatu hari, di bulan Juni 2006, setelah setahun
di daerah lahan gambut. empat bulan merasa diperlakukan tidak adil dan semena-mena, puluhan warga desa
3. Pemerintah bersama para pemangku ke- melakukan unjuk rasa di depan basecamp PT PSM. Warga menuntut agar kegiatan
pentingan lainnya semestinya melaku- perusahaan di wilayah adat Melayu itu segera dihentikan.
kan tindakan segera dan efektif untuk
menyelesaikan semua konflik lahan dan Tiba-tiba aksi demonstrasi berubah anarkhis ketika sebagian warga merasa tidak puas
sumber daya alam yang sedang terjadi, dengan jawaban pimpinan basecamp yang plin-plan. Akibatnya 16 penduduk tempatan
terutama di lahan gambut, akibat perlua- dijadikan tersangka oleh kepolisian resor OKI dengan tuduhan melakukan pengrusakan
san kebun kelapa sawit. dan pembakaran aset perusahaan.
4. Pemerintah bekerja sama dengan para
pihak lainnya seharusnya menerapkan Tak lama setelah peristiwa itu, Ibu empat anak ini diperiksa di markas kepolisian dan
mekanisme resolusi konflik yang per- selanjutnya menjalani proses peradilan. Majelis hakim Pengadilan Negeri Kayu Agung
manen untuk mencegah eskalasi konflik memvonis Nursiha divonis 3 tahun penjara. Merasa diperlakukan tidak adil, melalui
sosial dan degradasi lingkungan hidup. kuasa hukumnya dari LBH Palembang, Nursiha mengajukan banding ke Pengadilan
Tinggi, Sumatra Selatan.
Dengan menerima dan melaksanakan reko-
mendasi ini, pemerintah Indonesia sesung- Di bulan februari 2008, pengadilan banding mengurangi masa hukuman Nursiha men-
guhnya telah melindungi hak-hak sipil dan jadi 1 tahun enam bulan penjara potong masa tahanan. Mendengar putusan tersebut,
politik, ekonomi, sosial dan budaya rakyat- kejaksaan negeri Kayu Agung menyatakan tidak puas dan mengajukan kasasi. Saat ini
nya sendiri. Juga menjaga keberlanjutan ling- Nursiha dan tim penasehat hukumnya sedang menanti putusan kasasi oleh Mahkamah
kungan untuk kepentingan umat manusia. Agung.

(Abetnego Tarigan dan Jefri Gideon Saragih) Derita Nursiha juga merupakan jeritan tak bertanggap dari jutaan masyarakat adat di In-
donesia yang tinggal di lahan gambut. Kedamaian dan kebersahajaan hidup masyarakat
adat/ tempatan ini mesti terampas akibat perluasan kebun sawit.

TandanSawit 14
BURUH KEBUN

Nasib Buruh Kebun :


Kemiskinan Ditengah Rimbunan Buah
Perkebunan Kelapa Sawit di Sumut
Pendahuluan Pada kesempatan Workshop Paralel yang
diselenggarakan oleh Sawit Watch ini–
Kehadiran Perkebunan Kami, Kelompok Pelita Sejahtera sebuah
Kelapa Sawit secara Ornop yang konsern pada pengorganisasian
dan advokasi buruh di Sumut akan me-
ekonomis telah memberi- maparkan kondisi riel kehidupan buruh di
kan harapan yang besar Sumut meliputi tiga aspek yaitu : perikatan
bagi para pemilik modal. kerja, pengupahan dan kecelakaan kerja.
Perluasan lahan perke- Bentuk Perikatan Kerja di Perkebunan
bunan kelapa sawit terus
meningkat. Perluasan Pola perikatan kerja yang longgar di perusa-
haan perkebunan bersumber dari rekruitmen
tanpa control, dimana warisan yang telah berurat-berakar sejak ja-
hutan, lahan pertanian, man kolonialisme. “Koeli kontrak” demiki-
bahkan pantai-pun diek- an pola perikatan kerja tempo dulu. Waktu
sploitasi menjadi lahan itu, buruh perkebunan didatangkan dari luar
perkebunan kelapa sawit. daerah terutama suku Jawa, secara lambat
laun “waktu” membaurkan mereka dengan
i Sumut sampai saat ini tercatat luas buruh dari lingkungan sekitar perkebunan

D seluruh perkebunan sekitar 967.000 diikat dalam “kontrak 3,5 tahun”.


ha (perkebunan kelapa sawit seki-
tar 600.000 ha, karet dll sekitar 367) (BPS, Lama kelamaan mereka dipaksa “betah”
Gindo Nadapdap, Direktur Ekse-
kutif KPS, Medan
demi efisiensi cost produksi dan optimal-
2006) dengan jumlah buruh sekitar 2 juta tinggal di emplasmen perkebunan tidak lain
isasi profit perusahaan. Tahun 1970, peng-
buruh berdasarkan asumsi bahwa lahan merupakan enclave yang membatasi mo-
gunaan BHL di perkebunan mulai marak,
seluas 100 ha dikerjakan oleh 22 buruh. bilitas sosial mereka. Setelah habis masa
dengan modus operansi “penangguhan
Dengan demikian jumlah buruh di perkebu- kontrak kenyataanya mereka cuma diberi
penggangkatan menjadi buruh SKU”, Catu
nan kelapa sawit di Sumatera Utara sekitar “makan”, tidak ada tabungan untuk modal
beralih ke pekerjaan lain, atau pulang ke 11 dikonversikan dengan “uang” lahirlah
1.320.000 buruh.
kampung halaman. Cara ditempuh memper- konsep upah minimum (UM) menjadi dasar
pengupahan untuk semua sektor produksi.
Perluasan lahan kelapa sawit dengan mo- tahankan kelangsungan hidupnya (Coping
Lahirlah pulalah Hubungan Industrial Pan-
bilisanb buruh sebegitu banyaknya telah Strategy) adalah menyetujui “rekruitmen”
casila (HIP) berbasis “kuli kontrak”.
mendorong peningkatan produksi CPO dari warisan melanjutkan “sistem kontrak”.
Sumut. Hal ini membawa keuntungan yang
Baru di era awal orde lama ada pemba- Perusahaan perkebunan mengambil keun-
besar bagi pemilik modal dan pemerintah.
haruan mendasar mengubah status “kuli tungan dengan minimalisasi buruh tetap
hanya untuk level managemen, sementara
Seharusnyalah kesejahteraan buruh menin- kontrak” menjadi buruh tetap atau dikenal
level buruh adalah optimalisasi BHL. Se-
gkat seiring dengan peningkatan produksi diperkebunan istilah “Buruh SKU (syarat
makin lengkap “penderitaan buruh” ketika
dan keuntungan perkebunan dari waktu kerja umum) lengkap dengan komponen
di era reformasi, dimana Negara turut mem-
ke waktu. Tetapi fakta-fakta menunjukkan penggajian upah pokok plus komponen
beri andil menyengsarakan warganya ketika
bahwa kesejahteraan buruh justeru menga- kesejahtera disebut “catu 11”.
melegalkan “perbudakan modern” melalui
lami penurunan kualitas dimana daya beli
Jaman “kesejahteraan buruh” tidak berlang- intsrumen Undang-Undang No 13 tahun
buruh semakin menurun dibandingkan upah
sung lama. Kembali awal tahun 1970 mulai 2003.
yang diterima setiap bulan.
ada pembatasan pengangkatan buruh SKU
15
Edisi III/Mei ‘09-SW10
Kini, hasil eksperimen ini membuktikan eka peroleh untuk sekedar makan sehari- Karakteristik Kecelakaan
bahwa pola perikatan kerja BHL saat ini, hari tidaklah cukup. “sementara binatang
yang dikategorikan ‘permanen”, “semi- peliharaan saja seperti “anjing” dikasih ma-
Kerja di Perkebunan
Isu Keselamatan dan kesehatan kerja (selan-
permanen” dan “bebas” dalam perburuhan kan yang cukup oleh “tuanya” berarti kami
jutnya disingkat K-3) merupakan masalah
kita. Pola perikatan kerja tersebut menjadi ini lebih rendah dari pada anjing” demikian
penting dalam dunia perburuhan. Selain
sentral bahkan menjadi variable pengaruh papar salah seorang buruh BHL lugas dan
sebagai hak dasar buruh, K-3 penting kar-
(indevendent variable) bagi rentetan sistem reflektif. Di tengah himpitan hidup, teruta-
ena pihak yang berkaitan dengan masalah
kerja, sistem penggajian, sistem penga- ma tekanan upah rendah, komunitas buruh
tersebut harus berusaha untuk mengurangi
wasan dan pemenuhan hak-hak kesejahter- umumnya, khususnya BHL juga “dipaksa”
kemungkinan resiko dan bahaya dalam bek-
aan sosial. Suatu kongklusi bahwa ternyata mengambil pilihan sulit terutama tidak
erja (aspek preventif), memungkinkan ter-
“perbudakan modern” dalam praktek di tersedianya norma-norma sosial menjaga
capainya pengobatan (aspek kuratif) dan
sublimasikan dalam pola perikatan kerja keseimbangan hidup mereka. Budaya ke-
pemulihan kesehatan (aspek rehabilitatif)
tersebut, dibungkus rapi dalam istilah terke- bun “hedonis” warisan sejarah masih ken-
bagi buruh khususnya mereka yang menga-
nal “Hubungan Industrial Pancasila”. tal seperti pusat-pusat hiburan komunitas
lami kecelakaan kerja.
kebun nyaris vulgar (keybord bongkar) se-
Pengupahan yang tidak adil bagai satu-satunya media mengekpresikan
Bagi buruh upah merupakan unsur funda- dan mengapresiasi diri ditengah rutinitas
Hal ini tercapai bila prinsip-prinsip ber-
mental. Upah satu-satunya sumber peng- kerja sehari-hari. Kondisi sosial memaksa
hubungan dengan hak dan kewajiban pe-
hasilan utama memenuhi kebutuhan hidup mereka menjadi “korban” budaya konsum-
merintah, pengusaha dan pihak buruh dit-
keluarganya. Besar kecilnya upah sangat erisme massa dalam bentuk kegandrungan
erapkan secara baik. Secara normatif, hal
menentukan kelangsungan hidup sekaligus memiliki hiburan visual ditengah keringnya
tersebut menyangkut aspek regulasi dan
ukuran kepuasan dan kesejahteraan mer- arena rekreasi, dan kreasi budaya (ketoprak,
pengawasan mempunyai kerangka yang ter-
eka. wayang ludruk).
perinci dalam perundang-undangan.

Tetapi realitasnya sepanjang sejarah tiada Dari aspek kesejahteraan sosial dampak ke-
Kebijakan relasi hubungan majikan-buruh
perubahan struktural sistem pengupahan hadiran perusahaan perkebunan juga tidak
yang jelas dalam bentuk peraturan-pera-
perkebunan. Dasar pengupahan tetap ber- menunjukkan perbaikan. Pada hal dalam
turan dan tugas-tugas operasional yang ter-
basis penghisapan karena polanya hampir berbagai kesempatan pemerintah sering
defenisikan serta otoritas dan kompetensi
sama dengan jaman ordonasi kuli berdasar- kali mengatasnamakan pengentasan pen-
kelembagaan pengawas yang bertujuan
kan jam kerja dan target kerja ditentukan gangguran dan kemiskinan untuk perluasan
mendukung upaya-upaya pengusaha dan
sepihak oleh perkebunan. perkebunan dengan cara mengundang in-
pekerja memperbaiki tingkat K-3.
vestasi asing.
Pada awal kemerdekaan Indonesia memi- Managemen perusahaan perkebunan yang
liki sejarah pengupahan buruh yang melind- Fakta-fakta di lapangan menunjukkan bah-
wa kehidupan buruh, terutama Buruh Har- berusaha keras mematuhi semua hukum,
ungi kehidupan buruh. Antara lain : Jami- peraturan dan kode etik yang relevan den-
ian Lepas dan komunitas perkebunan juga
nan kerja tetap dan pemberian upah kepada memburuk. Mereka tinggal di emplasmen gan K-3, mensosialisasikan, mengiden-
buruh berbasis kebutuhan pokok – dimana perkebunan dengan pondokan dan lingkun- tifikasi potensi bahaya dan pengaruhnya
pengusaha diwajibkan Catu-11 (terdiri dari gan nyaris kumuh, air minum yang tidak terhadap K-3 memastikan bahwa mereka
: beras, minyak makan, pakaian, ikan, susu, layak bagi kesehatan serta tidak dilengkapi berusaha mengurangi bahaya (resiko kerja),
dll) kepada buruh disamping upah nominal sanitasi, irigasi yang baik serta rata-rata yang terimplementasikan dalam kebijakan
dengan istilah “gaji besar” dan “gaji kecil”. tidak mempunyai MCK. Akses mendap- penanggulangan K-3 yang tersistematisir
Buruh melalui serikat buruh juga memiliki atkan pelayanan kesehatan dilingkungan dalam managemen perusahaan.
akses yang kuat terhadap penetapan upah pekerjaan mereka dan pelayanan kesehatan
di perburuhan melalui Dewan Perusahaan dari pemerintah juga tidak memadai. Akses
pendidikan bagi mereka dan anak-anak Buruh yang bekerjasama erat dengan pen-
dimana unsure buruh/serikat buruh diako- gusaha dan otoritas pengawas regulasi
mereka juga cukup mahal jika dibandingkan
modir di dalamnya. mempromosikan keselamatan kerja. Para
dengan besar upah mereka sebagai buruh.
buruh/ pekerja melalui wakil mereka mem-
Sejak Orde Baru perlindungan buruh terse- Tingginya tekanan upah yang rendah me- punyai hak dan tugas berperan serta dalam
but bergeser total. Pengupahan kembali ber- maksa mereka bekerja melebihi kemampuan semua hal yang terkait dengan K-3. Hal
basis penghisapan dengan “monoterisasi” rasional kerja manusia dengan merangkap tersebut mencakup hak untuk memperoleh
sistem pengupahan dalam bentuk konversi berbagai pekerjaan sampingan hanya un- informasi yang tepat dan menyeluruh dari
jaminan sosial seperti fasilitas perumahan tuk mempertahankan kehidupan “sekedar pengusaha tentang: resiko, memperhatikan
menjadi “uang kontrak” rumah. Sejak itu hi- makan” adalah suatu pandangan yang ironi tindakan dan kelalaian mereka di tempat
langnya perlindungan negara terhadap pen- ditengah luasnya perkebunan sawit, kualitas kerja, memelihara alat kerja dan pelind-
gupahan buruh berbasis kebutuhan pokok. rendeman minyak dan ditengah tumpukan
ung kerja, melaporkan bila buruh percaya
Besaran upah pun hanya untuk “tetap ber- “dollar” yang dihasilkan dari keringat mer-
eka. Itulah realitas perkebunan kita yang bahwa pelindung K-3 yang disediakan pe-
tahan hidup” bahkan untuk sekedar makan rusahaan tidak sesuai atau tidak cukup atau
tidak berdampak bagi kesejahteraan buruh
setiap bulannya. “upah kami untuk “taik” dan kesejahteraan komunitas masyarakat percaya bahwa pengusaha gagal memenuhi
aja tak cukup”. Artinya upah riel yang mer- sekitar. ketentuan hukum, aturan dan prosedur kode

TandanSawit 16
praktek K-3 dan membawa masalah ke ting- kotoran dan tatal (getah) bagi buruh bagian yang tidak cukup dan tidak memenuhi stan-
kat pengawas ketenagakerjaan atau badan panen dan pembersihan lahan.Terkena tete- dart keselamatan kerja. Sebagai contoh,
lain yang berkompeten. Serta pekerja mem- san gromoxone, roun-dup dan terhirup ra- kaca mata yang diberikan perusahaan tidak
punyai hak untuk pemeriksaan kesehatan cun pestisida, fungisida dan insektisida ter- menutup keseluruhan permukaan mata, dan
tanpa dipungut biaya dan penanggulangan utama pekerjaan yang berhubungan dengan kalau digunakan mudah terkena embun me-
apabila oleh kondisi tertentu dalam kerja penyemprotan. nyebabkan penglihatan kabur.
menyebabkan gangguan kesehatan dan atau
kecelakaan kerja. Bentuk kecelakaan kerja tersebut ber- Akibatnya rata-rata buruh tidak menggu-
dampak pada resiko cacad anggota tubuh nakan karena mengganggu proses kerja
Data dilapangan menunjukkan masalah seperti mata buta bagi pemanen buah sawit sementara target-target yang tinggi juga
K-3 sebagai isu perburuhan masih relevan dan penderes karet, cacad kelahiran teruta- menjadi salah satu pertimbangan buruh un-
dipersoalkan. Temuan di 5 perusahaan ma bagi wanita penyemprot, bahkan menu- tuk menggunakannya. Sementara upah ren-
perkebunan sawit dan Karet di Sumatera mui ajal ketika tertimpa tandan buah sawit dah yang diterima buruh seringkali menjadi
Utara antara lain; PT Lonsum Turangi Es- (TBS). kendala menyebabkan mereka bekerja tidak
tate, Sofindo Mata Pao, PTPN II Langkat memperdulikan aspek keselamatan kerja.
dan PT BSP dan PT Anglo Eastern Planta- Umumnya penyebab kecelakaan kerja Banyak buruh perkebunan bekerja tanpa
tion di Asahan menunjujukan bahwa dari karena tempat kerja yang tidak aman sep- memiliki alat kerja dan pelindung kerja
47 kasus kecelakaan, 32 korban (68,08%) erti lokasi yang tidak rata menyulitkan yang memadai.
dikategorikan sebagai kecelakaan ringan, memanen, lokasi kerja bersemak tempat
11 korban (23,40%) cacat total akibat kena bersemainya binatang berbisa, jalan licin Dari sisi ekonomi, buruh tidak mampu me-
tatal (getah), tertimpa buah sawit, ketimpa dan berlobang berpotensi buruh terpeleset nyediakan alat dan pelindung kerja karena
kotoran getah karet dan kotoran berondolan sewaktu proses kerja, serta budaya kerja upah rendah, membeli makanan bergizi
ke dalam mata menyebabkan kebutaan dan kurang beradap seperti alat pelindung kerja untuk mengganti sel-sel tubuh mereka
2 korban (4,25%) meninggal dunia karena tidak cukup atau tidak memenuhi standart yang keracunan karena upah yang mereka
sengatan listrik di area perbatasan kebun dan keselamatan kerja dan perilaku tidak meng- terima sangat tidak mencukupi untuk me-
tertimpa tandan buah segar (KPS, 2008). indahkan kerja yang benar terutama akibat menuhi kebutuhan minimum setiap hari.
minimnya sosialisasi dan pelatihan kerja Oleh karena itu, buruh kebun akan bekerja
Hal ini berarti bahwa sistem K-3 belum ber- bagi buruh perkebunan. sebanyak mungkin dengan melibatkan se-
jalan dengan baik. Pihak yang mempunyai Dengan demikian di sektor perkebunan, luruh anggota keluarga hanya untuk dapat
otoritas atas aspek regulasi dan pengawasan potensi kecelakaan kerja cukup tinggi. memenuhi kebutuhan makan dengan kuali-
belum menegakkan pengawasan dan sanksi Sayangnya masih kerap terjadi di lingkun- tas yang memprihatinkan, sementara beban
tegas terhadap pengusaha yang tidak mema- gan perkebunan yang tidak mengidenti- kerja memerlukan energi yang tinggi tidak
tuhi aturan-aturan, code etik yang berkaitan fikasi potensi resiko, penyebaran informasi sebanding dengan kualitas makanan yang
dengan K-3. Pada hal amanat UU No.1 Ta- yang cukup bagi buruh tentang resiko dan dikonsumsi setiap hari. Itulah realitas ke-
hun 1970 tentang Keselamatan Kerja sudah penanggulangan kecelakaan terutama pe- celakaan kerja yang tinggi di perkebunan
mengatur syarat-syarat pelaksanaan K-3 nyediaan P3K dan pondok berlindung ke- di tengah tumpukan dollar yang dihasilkan
berikut sanksi bagi perusahaan yang tidak tika cuaca buruk serta “pembiaran” buruh oleh buruh kita.
melaksanakanya. bekerja tanpa menggunakan peralatan per-
lengkapan kesehatan dan keselamatan kerja Penutup
Demikian juga pihak pengusaha belum (K3). Tidak ada antisipasi pencegahan kera- Dari paparan di atas tampak bahwa bagaima-
melihat K3 sebagai budaya kerja beradap. cunan dan perlindungan kesehatan buruh. na dinamika pergerakan modal (liberalisasi)
Sikap sebagian perusahaan masih memiliki mengkontruksi relasi kerja, dan peran Neg-
persepsi yang keliru tentang program K-3 Untuk mencegah kecelakaan kerja sehar- ara diminimalisir yang berakibat pada ket-
yakni semata-mata di lihat dalam perspektif usnya pihak perkebunan memberikan pen- erpurukan nasib buruh. Dengan demikian
biaya yang membebani perusahaan. didikan tentang bahaya, resiko dan dampak maka solusi ke depan adalah mengemba-
zat-zat kimia yang digunakan, melakukan likan kebijakan perburuhan berbasis kes-
Pada hal mengeluarkan biaya untuk sosial- pemerikasaan kesehatan buruh kepada dok- ejahteraan sebagaimana amanat UUD, 45
isasi dan pembelian alat-alat kerja, pelind- ter ahli, dan merotasi buruh yang bekerja di “jaminan pekerjaan”, “hidup layak” dan
ung kerja, pelatihan-pelatihan kerja menin- bagian yang berhubungan dengan bahan “kebebasan berorganisasi”. Tidak ada pili-
gkatkan keterampilan kerja dapat menekan kimia yang berbahaya. han lain bagi buruh, kecuali bangkit meng-
angka kecelakaan kerja yang berakibat pada konsolidasikan kekauatan kekuata serikat
berkurangnya biaya untuk penanggulangan Hal ini mengakibatkan banyak buruh kebun buruh. Dan mendorong pemerintah meng-
kecelakaan kerja. belum mengerti K-3 termasuk hak dan ke- kaji ulang peraturan perburuhan, penga-
wajiban perusahaan perkebunan, pemerintah wasan terhadap perusahaan perkebunan dan
Bentuk Kecelakaan kerja baik dalam bentuk pengetahuan dan kaitan- peran perusahaan mengimplementasikan
nya dengan operasi kerja mereka. Pada hal
Perkebunan K-3 berfungsi untuk melindungi dan men-
tanggung jawab sosialnya.
Bentuk kecelakaan kerja di perkebunan, jaga diri buruh tersebut agar terhindar dari
khususnya perkebunan sawit dan karet ada- (Gindo Nadapdap, Dir. Eksekutif KPS)
kecelakaan kerja yang merugikan mereka.
lah tertimpa pelepah dan buah, mata terkena Pemberiaan alat kerja dan pelindung kerja

17
Edisi III/Mei ‘09-SW10
KEBIJAKAN

Nuklir Jelas Bukan Jawaban


Bagi Masalah Energi dan Perubahan Iklim

Nuklir jelas bukan sumber pembengkakan biaya konstruksi. Semula KEDAULATAN ENERGI
energi berkelanjutan kar- biaya pembangunan diperkirakan mencapai
4 miliar USD, ternyata pada saat pelaksan-
ena uranium yang merupa- aannya dibutuhkan tambahan dana sebesar
Berpaling ke nuklir jelaslah bukan jawaban
bagi persoalan energi Indonesia. Sebaliknya,
kan bahan bakunya tidak 2,3 miliar USD. Berdasarkan kasus di atas, ia justru merupakan ancaman baru dalam
berlimpah. Dengan kapa- lembaga keuangan terkemuka AS, Moody's, membangun kedaulatan energi. Indonesia
sitas penggunaan energi memperkirakan biaya energi dari PLTN akan semakin mengalami ketergantungan
nuklir saat ini, diperkira- sebesar 7.500 USD/kW. dengan lingkar kapitalisme global di mana
kan uranium di dunia akan teknologi, sumber pembiayaan (utang luar
Selain membutuhkan dana konstruksi yang
habis dalam kurun waktu besar, persoalan lain yang kerap muncul
negeri) dan bahan baku energi sepenuhnya
dikendalikan oleh pihak asing. Pada saat
34 tahun ke depan. Niat dari PLTN adalah limbah radioaktif. Meski yang sama, sumber energi Indonesia terus
Indonesia untuk menghasil- telah menghabiskan dana penelitian trili- terkuras tanpa bisa dimanfaatkan untuk ke-
kan energi nuklir sebaiknya unan rupiah, hingga saat ini belum ada neg- makmuran rakyat.
ditinjau kembali. Selain ara yang mempunyai metode pembuangan
karena rentan terhadap ke- limbah radioaktif yang aman. Belum lagi Pemerintah Indonesia jelas keliru jika betul-
faktor bahaya radiasi dari reaktor tersebut
celakaan yang membinasa- terhadap masyarakat. Sebuah penelitian
betul memilih nuklir sebagai sumber energi.
Patut diingat bahwa ke-439 reaktor nuklir
kan, juga cadangan uranium resmi pemerintah Jerman menunjukkan, komersial yang saat ini beroperasi diseluruh
yang dimiliki negeri ini dalam keadaan normal, tingkat kanker dan dunia, hanya mampu memenuhi kebutuhan
sangat sedikit. Bila wacana leukemia pada balita yang tinggal di sekitar listrik dunia sebesar 15%. Apabila jadi di
pengembangan energi nuklir PLTN Jerman sangat menonjol, yaitu men- bangun di Indonesia, penggunaan energi
ini tetap dipaksakan men- galami peningkatan cukup signifikan dari nuklir pun hanya akan menggantikan 2%
54% menjadi 74%. Tentu saja, hal itu belum
jadi program kerja pemer- memperhitungkan bila terjadi kecelakaan
penggunaan energi lainnya. Tentu saja hal
ini tidak sebanding dengan biaya dan an-
intah, bisa dipastikan un- nuklir seperti yang pernah dialami AS dan caman (resiko) dari pembangunan PLTN
tuk memenuhi bahan baku Soviet. tersebut
uranium Indonesia mesti .
mengimpornya dari negara Dan jika dikaitkan dengan situasi global Oleh karena itu, demi kemaslahatan bangsa
Australia, Kanada, Kazakh- saat ini, persoalan perubahan iklim yang dan kedaulatan energi Indonesia, penulis
mengancam keberlangsungan kehidupan
stan, Namibia, Niger, Rusia, di bumi akibat pelepasan gas rumah kaca
menghimbau kepada pemerintah untuk:
pertama menghentikan rencana penggunaan
Brasil dan Uzbekistan. (GRK), nuklir juga tidak mampu memberi- nuklir sebagai sumber energy. Kedua men-
kan kontribusi berarti terhadap penguran- galihkan segala pembiayaan dan tenaga ahli

B
ercermin dari pembangunan PLTN gan emisi tersebut. Meski kapasitas reaktor di bidang nuklir untuk mengembangkan
terbaru di negara maju, seperti di nuklir ditingkatkan empat kali lipat (dari sumber energi yang benar-benar terbarukan
Finlandia dan Perancis, pemerintah 2.600 TWh/tahun menjadi 9.900 TWh/ta- dan berkelanjutan yang memang dimiliki
Indonesia mengklaim bahwa energi murah hun di tahun 2050), emisi GRK tereduksi dari Sabang hingga Merauke, seperti mikro-
bisa dihasilkan dari PLTN dengan biaya hanya akan berkurang 6%. Padahal untuk hidro, angin, tenaga surya, geothermal, dll.
1.500 USD/kW. Namun klaim pemerintah mencapai kapasitas itu pun nyaris mustahil,
tadi sangat wajar untuk diragukan. Ber- karena itu berarti, sejak saat ini hingga ta- oleh : Dian Abraham
dasarkan riset literature, disebutkan bah- hun 2050 harus dibangun 32 PLTN berka- (dikutip dari dokumentasi Kusnadi Wirasapu-
wa di Finlandia, misalnya, pembangunan pasitas 1.000 MW per tahun! Bandingkan tra).
PLTN Olkiluoto sejak tahun 2005 telah dengan AS yang saat ini “hanya” memiliki
dihentikan dalam 3 tahun terakhir akibat 103 PLTN.
TandanSawit 18
PETANI

DILEMA PETANI PLASMA


PTPN XIII DI SANGGAU
Profil Perusahaan untuk kebun sawit terdapat di Parindu dan
Kembayan. Dalam melakukan pembukaan
kebun PTP VII sistem yang di gunakan pe-
A. Sejarah Perusahaan rusahaan adalah inti, dimana masayarakat
tidak terlibat dalam aktivitas perusahaan
PT.Perkebunan Nusantara hanya menjadi penonton saja. Demi me-
XIII (Persero) disingkat menuhi tenaga kerja di daerah Meliau (ke-
bun pengembangan baru) dan Kembayan
PTPN XIII adalah perusa- didatangkan transmigran dari pulau Jawa.
haan Badan Usaha Milik Akibat program transmigran, dibuatlah satu
Negara (BUMN) yang didi- sistem perkebunan dengan pola PIR Trans
rikan tgl. 11 Maret 1996 sejak tahun 1987.
berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) No. 18 Melihat keistimewaan yang didapatkan para
transmigran, masyarakat lokal kemudian
tahun 1996. Akta pendirian menuntut hak-hak atas tanah yang diam-
perusahaan dibuat oleh no- bil oleh PTPN XIII. Perjuangan ini sam-
taris Harun Kamil, SH No.46 pai pada ditingkat nasioanal dengan men-
tanggal 11 Maret 1996 Dan emui fraksi golkar DPR-RI (memorandum
telah disahkan oleh Men- 12 november tahun 1989) dan kemudian
Jefri Gideon Saragih
teri Kehakiman R.I melalui melakukan tuntutan hukum (litigasi) yang
hingga saat ini belum tuntas. Setelah per-
keputusan No. C2-8341. PTPN XIII bergerak pada bidang usaha
juangan yang dilakukan masayarakat, pihak
agroindustri. Komoditas utama yang dikel-
IIT.01.01.TII.96 tahun 1996 ola PTPN 13 yaitu Kelapa Sawit dan Karet. manajemen PTP VII mulai menggunakan
serta dimasukkan dalam Arah pengembangan Kelapa Sawit dilaku- pola kemitraan dengan memberikan dan
LEMBAR BERITA NEGARA RI kan melalui usaha horisontal dan vertikal. mengembalikan kebun masyarakat dengan
No. 81. Pengembangan horisontal melalui perlua- pola plasma. Hingga saat ini ada 6 distrik
san areal terutama Kebun Plasma mengin- kebun yang dibangun didaerah Kabupaten
gat luas wilayah Kalimantan dengan iklim Sanggau yaitu Kebun Parindu, Kembayan,

P
ada awal operasinya (Maret s/d Juli
1996) Kantor Direksi PTPN XIII tropis sepanjang tahun masih terbuka un- Rimba Belian, Sungai Dekan, Gunung Mas,
menempati Kantor Eks. LO PTP 7. tuk memperluas areal perkebunan. Sedang dan Gunung Meliau. Sungguh aneh apabila
Karena gedung tersebut akan direhab maka pengembangan yang bersifat vertikal meru- perusahaan perkebunan yang beroperasi de-
Kantor Direksi berpindah sementara waktu pakan strategi membangun Down Stream jak tahun 1986 ini, baru memperoleh HGU
ke Kantor PT. POS Indonesia selama tahun Industry, di mana di dalamnya terdapat In- dari BPN pada tahun 2003.
1996 s/d 1998. Kemudian setelah pemban- dustri Fraksinasi, Refinery, Oleo Kimia,dan
gunan gedung Kantor Direksi yang baru industri Pemanfaatan Sisa olahan. Dari sisi manajemen, dalam upaya mewujud-
selesai maka hingga saat ini Kantor Direksi kan visinya PTPN XIII melakukan Program
PTPN 13 pindah ke Jalan Sultan Abdur- Kondisi Masyarakat Sanggau Transformasi Bisnis (PTB) yang dicanang-
kan sejak Mei 2001. Salah satu produk dari
rachman No. 11 Pontianak, Kalimantan-
Barat. PTPN 13 merupakan penggabungan
Pasca Keberadaan PTPN XIII PTB adalah Manajemen telah menetapkan
dari Proyek Pengembangan 8 (delapan) Eks Strategic Initiatives (SI) yang merupakan
PTPN XIII yang dulunya masih bernama terobosan fundamental dalam upaya men-
PTP yaitu PTP VI, VII, XII, XIII, XVIII,
PTP VII mulai masuk di daerah Ngabang ingkatkan pola kerja konvensional (Busi-
XXIV-V, XXVI DAN XXIX yang semuan-
dan Sanggau sejak tahun 1984. Khusus di ness as Usual) menjadi perusahaan berbasis
ya berlokasi di Kalimantan.
Sanggau, kecamatan yang mulai dibuka ilmu pengetahuan standar kelas dunia. Da-

19
Edisi III/Mei ‘09-SW10
Data Luas dari BAR Berita Negara RI tanggal 8 Oktober
Data Sertifikat HGU
no Lokasi/ Kebun Dinas Perkebunan 1996 No. 81
BPN Sanggau
Kalbar
1 Kembayan 5.413 Ha 4.439,9529 Ha C. Luasan
No. 75/Sanggau/ 2003

2 Meliau 9.531,25 Ha *) Sejak beroperasi dari tahun 1984, PTPN


XIII baru mendapat HGU pada tahuan 2003,
3 Tayan Hilir 18.479 Ha *) artinya hampir 20 tahun PTPN beroperasi
4 Sanggau Kapuas 1.615 Ha *) tanpa ada HGU.Hingga saat ini ada berapa
versi luasan yang ada berkaitan dengan ar-
5 Tayan Hulu *) 1. 80.03 Ha eal yang di kerjakan oleh PTPN XIII ini,
No. 74/Sanggau/ 2003 ada beberapa data yang di peroleh terjadi
2. 893.46 Ha perbedaan angka yaitu untuk areal kebun
No. 76/Sanggau/2003 kembayan saja Ada empat versi tentang
ket : *) = belum ada data HGU PTPN XIII Kebun Kembayan yaitu
versi bupati :1) 4,028,7 Ha, 2) HGU luas
lam proses Transformasi Bisnis, Strategic B. Landasan Hukum inti sebenarnya : 5,033,67 Ha 3) DMKB-2 :
Initiatives menjadi penting karena menjadi Landasan Hukum PT Perkebunan Nusantara 5,414 Ha 4) SK BPN 21 juli 2003 surat ukur
pijakan untuk melakukan lompatan bisnis XIII (Persero) disingkat PTPN XIII adalah 75/ sanggau/ 2003 luas lahan 4.439,9529
dalam keseluruhan operasional perusahaan. Suatu Badan Usaha Milik Negara yang Ha,
PTPN XIII berkantor pusat di Pontianak, didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 ber-
Kalimantan Barat, sampai dengan akhir ta- dasarkan Peraturan Pemerintah (PP)No. 18 D. Sistem Perusahaan
hun ini mempekerjakan karyawan tetap dan Tahun 1996 dan Akte Notaris Harun Kamil,
honorer sebanyak 13 ribuan orang. Dengan SH. No. 46 tanggal 11 Maret 1996, dan te-
dukungan ribuan karyawan tersebut, PTPN lah disyahkan oleh Menteri Kehakiman RI Pada saat masuknnya perusahaan PTP VII
13 telah menunjukkan pertumbuhan kinerja melalui Keputusan No. C2-8341.HT.01.01 di wilayah Prindu dan kembayan pola yang
yang konsisten. diterapkan oleh perusahaan adalah kebun
TH 96 tanggal 8 Agustus 1996 serta LEM- inti tanpa ada keterlibatanan masyarakat

Tabel Jenis/ pola yang di terapkan oleh perusahaan PTPN XIII


No. Pola Tahun Keterangan
1. Pola Inti 1984 Kebun Sawit seluruhnya digunakan oleh perusahaan (100 %) milik peru-
sahaan

2. Pola PIR tran 1987 Pengelolaan kebun sawit mendatangkan transmigarsi (program Pemerin-
tah) untuk di jadikan buruh di kebun sawit, dimana para transmigran mem-
peroleh kebun 1 kapling/ KK dan membayar kredit ke perusahaan

3. Pola KKPA 1999-2002 Kredit investasi dan/atau Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh bank ke-
(Kredit Koperasi Primer pada koperasi primer KUD untuk diteruskan kepada anggota-anggotanya
Anggota) (petani sawit) guna membiayai usaha produktif anggota koperasi. Namun
di lapangan pola ini banyak terjadi indikasai penyelewengan dana KKPA
oleh KUD dan Perusahaan

4. Pola Kemitraan/ PIR-Bun 1997-sekarang Masyarakat di bagikan kapling dengan menyerahkan tanah (sesuai kese-
pakatan luasan tanah yang akan di serahkan) dan akan memperoleh lahan 1
Kapling (2 Ha) kebun dan selanjutnya harus membayar kredit ke Bank.

TandanSawit 20
lokal. Untuk mendatangkan buruh dan gotanya. Kebun yang di bangun seharusnya pestisida dan obat-obatan tanaman, dan
pekerja di datangakan transmigran dari adalah murni milik petani yang dibangun di angkutan (truk), sampai saat ini pihak peru-
jawa sehingga dilakuakan pola PIR Trans. atas tanahnya sendiri, sementara perusahaan sahaan tidak pernah mengabulkan permint-
Hingga saat ini banyak kebun-kebun yang hanya pelaksa teknis untuk membangun ke- aan tersebut.
di peroleh di jual kemasyarakat lokal bah- bun. Semantara dana kredit langsung di aju-
kan ditinggalkan sama sekali. Namun set- kan oleh KUD ke BANK untuk membiayai IV. Gambaran Umum
elah ada tuntutan dari masyarakat lokal un- kebun petani. Namun dalam pelaksannanya
tuk di libatkan dalam perkebunan sawit dan pola KKPA di Kembayan terjadi penyele- A. Gambaran Umum Wilayah Sang-
menuntut hak-hak atas tanah yang dirampas wengan dana dan tumpang tindih lahan, gau
maka mulai di terapkan pola kemitraan dan dimana seharusnya pola KKPA mewajibkan
memberikan beberapa kebun inti untuk untuk membuka kebun baru, namun yang Kabupaten Sanggau merupakan salah satu
masyarakat. Pada tahun 1997 pihak PTPN ada saat ini kebun sawit yang ada adalah daerah yang terletak di tengah-tengah dan
XIII melakukan ekspansi dan pembukaan kebun sawit tahun tanam 1996. jadi po- berada dibagian utara Propinsi Kalimantan
kebun baru dengan pola plasma (Pir-Bun), tongan terhadap masyarakat dimulai tahun Barat dengan luas daerah 12,857,70 km2
dimana masyarakat menyerahkan lahan 7,5 1996 hingga kredit petani nantinya akan dengan kepadatan penduduk per km2 rata-
Ha dan akan mendapat kebun sawit 1 ka- lunas (perjanjian resminya 4 tahun) namun rata 29 jiwa.Dilihat dari letak geografisnya
pling ( 2 Ha). Namun masyarakat akan di petani tidak tahu kapan kebunnya akan lu- kabupaten sanggau terletak diantara 1 de-
bebankan dengan beban kredit ke Bank di- nas, karena dia juga tak tahu berapa jumlah rajat 10 menit LU dan 0 derajat 35 menit
mana perusahaan sebagai penjamin kredit total kredit yang mesti dia bayarkan. Sedan- LS. serta diantara 109 derajat 45 menit, 111
yang di potong dari hasil panen kebun gkan fungsi KUD hanya menjadi tempat derajat 11 menit Bujur Timur.
sawit, sementara angka kredit dan jangka pembayaran dan proses administratif belaka
waktu pembayaaran sering tidak jelas dan kebun-kebun milik petani plasma. Batas Wilayah Kabupaten Sanggau adalah :
transparan.
PTPN XIII masih mengontrol mekanisme 1. Sebelah Utara berbatasan dengan
Pola Pir-Bun ( Plasma) ini banyak menemui kerja KUD melalui orang-orang perusahaan Malaysia Timur ( Serawak )
kendala dimana pihak petani masih tergan- yang ditempatkan di KUD, yaitu asisten 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan
tung dengan KUD dan Perusahaan. Pada kebun, mandor I (pengawas kebun plas- Kabupaten Ketapang
tahun 2000 dilaksanakan program pembu- ma), kerani buah (penghitung TBS petani 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kab.
kaan kebun baru dengan pola KKPA. Pola plasma) dan pembantu mandor (mengawasi Sintang, dan Sekadau
KKPA ini seharusnya murni milik petani pekerjaan para staf KUD). Yang aneh, ke- 4. Sebelah Barat berbatsan dengan Kab.
melaui KUD pimer yang didirikan ang- tika petani melalui KUD meminta pupuk, Landak

Tabel Kasus Petani Sawit Di Sanggau


Pihak yang berseng-
keta
Lawan
Nama
No. Lokasi Komunitas Seng- Deskripsi Kasus
Kasus
keta
1 Kasus Rantau Dusun Rantau Masyarakat Perusahaan Masyarakat dusun rantau (103 KK) hingga saat ini belum mendapat
Kecamatan Dusun Rantau PTPN XIII Kapling dan mengklaim inti IV kembayan (243 Ha) untuk di jadikan
Kembayan plasma
2 Kasus desa Desa Bukong Masyarakat PTPN XIII Sejak tahun 1984 Masyarakat belum mem. Penduduk lokal kemudian
Bukong dan Sungai Desa Bukong menuntut kapling di daerah desa mereka sendiri, bukong bukan di tem-
Dekan Dan Sungai pat lain.
Dekan
3 Kasus Desa Desa Tanap Masyarakat PT. Ganda Kebun yang di terlantarkan
Tanap Kecamatan Desa Tanap Prima
Kembayan (Salim
Group)
4 Kasus Tan- Desa Tan- Masyarakat PT.Ganda Panen Massal
jung Pinang jung Pinang Tanjung Pinang Prima
Kecamatan
Kembayan
5 E k s p a n s i Desa Kampuh M a s y a r a k a t PT.MAS
PT.MAS K e c a m a t a n Desa Kampuh
Kembayan dan Ds. Pinsam

Kelompok 16 S e m b a w a n g 16 masyarakat PTPN XIII 16 Masyarakat yang sudah menyerahkan tanah namun belum mempero-
gantungan Bacong sembawang ba- lah kapling kebun sawit
cong

21
Edisi III/Mei ‘09-SW10
Kabupaten Sanggau merupakan daerah ter- gunakan amdal sehingga menyebabkan KUD dengan pendekatan proyek yang
luas dan berada diurutan ke 4 dari Kabu- pencemaran dan kerusaakan lingkun- tidak pernah dinikmati oleh petani.
paten / Kodya di Propinsi Kalimantan Ba- gan. 2. Perusahaan
rat. Kecamatan yang terluas di Kabupaten 5. erjadinya pergeseran nilai sosial-budaya • Pelanggaran perjanjian
Sanggau adalah : yang berdampak negatif terhadap ke- • Terlambat konversi
hidupan bermasyarakat. • Belum dikonversi
• Kecamatan Jangkan dengan luas 6. Konversi lahan plasma tidak sesuai • Tidak jelas status kebun plasma
1.589,20 km2 aturan awal, tidak adil, tidak transparan 3. Tidak transparant
• Kecamatan Meliau dengan luas 1.495,70 baik secara hukum adat, kesepakatan 4. Pembangunan/pengelolaan kebun
km2 awal dan aturan negara yang berlaku. plasma
7. Keberpihakan pemerintah terhadap peru-
sahaan yang cenderung sebagai alat dan
III. Konflik petani kelapa
IKLIM membela kepentingan perusahaan.
Kabupaten Sanggau beriklim tropis dengan 8. Pembangunan Infrastruktur jalan pen- sawit dengan perusahaan
ghubung menuju kebun plasma tidak
rata-rata curah hujan tertinggi mencapai 196
diperhatikan oleh perusahaan dan pe- yang ada di Kabupaten Sang-
mm terjadi pada bulan januari dan terendah merintah. gau
mencapai 54 mm terjadi pada bulan juli. 9. Perusahaan tidak menghormati, mema-
tuhi dan melecehkan hukum adat setem- A. Dalam perkembangan beberapa
Pada umumnya Kabupaten Sanggau meru- pat. konflik dan kasus-kasus petani ke-
pakan daerah dataran tinggi yang berbukit 10. Aparat keamanan cenderung men- lapa sawit yang berada di daerah
dan rawa-rawa yang dialiri oleh beberapa jadi alat perusahaan dan mengintimidasi
Sanggau antara lain : (lihat tabel
sungai seperti Sungai Kapuas, Sungai Se- petani.
kasus petani sawit di sanggau)
kayam.
b. Persoalan Petani
B. Modus Penganan Konflik
Adapun jenis tanah yang terdapat dikabu-
paten sanggau adalh jenis podsolik yang Ada dua persoalan objektif yang di hadapi a. Perusahaan
oleh petani yaitu persoalan internal yang di
hampir merata diseluruh kecamatan. • Memberikan janji-janji ke masyarakat
hadapai oleh petani sendiri dan persoalan • Mendatangkaan pihak kepolisian dan
TOPOGRAFI eksternal yang mempengaruhi petani seta- tentara
Jenis tanah yang terdapat di Kabuapten
lah meraka menjadi petani kelapa sawit. • Melakukan negoisasi/pertemuaan den-
gan masyarakat namun tidak pernah
Sanggau adalah jenis tanah podsolid merah
A. Management Kebun mengimplementasikannya.
kuning batuan dan padat yg hampir seluruh • Mengulur waktu dengan membuat kes-
Kecamatan dengan luas mencapai sekitar 1. Permodalan (dukungan dana: credit/ pakatan yang tidak pasti
576,910 ha bantuan) • Dalam melakukan sosialisasi menguana-
• Replanting kan pihak pemerintah dan menjanjikan
GEOLOGI • Mengembangkan usaha lain kesejahteraan, sementara pola yang dit-
Formasi geologi antara lainj adalah Formasi 2. Kemampuan / pengetahuan mengelo- erapkan tidak adil.
laan kebun rendah • Pendekatan elit ( tokoh masyarakat, ag-
kwartir, Kapur, Trias, Pistosen, Instruksif
3. Kebun yang diterima tidak layak amwan dan pemerintahan kecamatan
dan Plutonik Basa menengah, Intruksif Plu- dan desa)
4. Fasilitas kebun rusak
tonik Asam, Seksi Hablur Intruksif dan Plu- • Alat transportasi (truck) tidak pasti • Memanfaatakan orang-orang fokal di
tonik Lapisan Batu dan Permo Karbon. • Jalan koleksi/utama buruk masyarakat dengan menjadikannya se
A. Konflik dan persoalan yang 5. Organisasi KUD belum optimal • bagai karyawan tidak tetap (Humas)
dihadapi masyarakat dan Petani • Administrasi tidak transparant • b. Pemerintah
dalam pembangunan Perkebunan • Dikendalikan oleh kelompok tertentu • Memfasilitasi pertemuan dan negoisasi
Kelapa Sawit • Tidak berjalan dengan baik antara masyarakat dengan perusahaan
• Komunikasi antar pengurus dan ang- • Cenderung berpihak pada perusahaan
a. Masyarakat lokal gota • Tidak pernah bersikap tegas terhadap
konflik yang terjadi antara masyarakat
1. Pengadaan lahan perkebunan tidak mem- B. Tanggung Jawab Pihak Lain lokal dan perusahaan sawit.
perhatikan hak-hak dan tata cara/prose-
dur masyarakat adat sebagai pemilik atas 1. Pemerintah b. Masyarakat
hak tanah adat/ulayat. • Melakukan negosiasi dengan perusahaan
2. Pengalihan hak atas tanah untuk perke- • Berpihak kepada perusahaan bahkan dan pemerintah
bunan/lahan inti tidak ada ganti rugi, dan pihak pemerintah menjadi tim kampa- • Menutut penyelesaian persoalan tanah
derasa atas tanam tumbuh tidak jelas se- nye (satgas dan satlak) dalam pembu- dengan mengajukan surat tuntutan ke
hingga merugikan dan melecehkan hak kaaan lahan. pemerintah.
• Mendatangi / audensi pemerintah dan
dan keberadaan masyarkat adat. • Perhatian kepada petani rendah dan
3. Timbulnya konflik antar sesama ma- sangat jarang melakuakn pelatihan un-
DPR
yarakat, masyarakat dengan pemerintah • Mengklaim lahan dengan upacara adat
tuk mengembangkan kapsitas petani. (pomang)
dan masyarakat dengan perusahaan.
4. Proses pembangunan kebun tidak meng-
Pembinaan hanya di lakukan melaui • Panen massal

TandanSawit 22
• Mengorgnisir diri dengan membuat ser- sawit untuk melaksanakan prinsip-prinsip 4. Petani harus mempunyai pabrik pen-
ikat petani kepa sawit (SPKS) dasar yaitu keterbukaan dan dan keterliba- golahan sendiri sehingga tidak terikat
• Berdemonstrasi ke pemerintah dan pe- tan masyarakat dalam sistem dan pengelo- dengan perusahaan.
rusahaan menuntut lahan atau bagi hasil alan KUD, yang didalamnya ada kejelasan 5. Infrastruktur kebun diperbaiki untuk
yang adil. pembelian harga TBS (yang selalu dibeli menunjang lancarnya transportasi
perusahaan lebih rendah dari harga resmi pengangkut TBS milik petani
c. Kondisi masyarakat sebelum di surat kabar), jumlah potongan kredit 6. Pengorganisasian di tingkat petani da-
masuknya sawit. yang jelas, dan jangka waktu kredit pasti. lam memperjuangkan hak-hak petani
7. Petani dilibatkan dalam penentuan
harga TBS
A. Sebelum masuknya sawit
8. Pihak pemerintah hen-
1. Belum banyak konflik di masyar-
daknya menata kembali sistem
kat
pembangunan perkebunan
2. Ketersediana sumberadaya
skala besar yang berpihak dan
alam ( hutan) masih bisa di
mensejahterakan petani.
manfaatkan oleh masayrakat
lokal Perkebunan kelapa sawit 9. Menghapuskan
kredit kebun plasma sebagai
beban

hingga saat ini belum


3. Nilai-nilai budaya lokal masih
ganti rugi lahan inti yang dikel-
terjaga
ola perusahaan.
B. Setelah masuknya Peru- memberikan kontribusi 10. Mendesak pemerintah

yang nyata dalam


untuk berpihak kepada petani
sahaan dalam menyelesaikan konf-
1. Konflik meningkat di lik-konflik antara perusahaan
masyarakat menunjang perekonomian dengan petani dengan tidak
masyarakat lokal
2. Peningakatan ekkonomi han- menggunakan kekerasan dan
ya dirasakan segelintir orang, intimidasi.
perangkat desa dan pemangku
adat serta masyarakat pen- khususnya petani kebun 11. Dilakuakn audit indepen-
dent oleh lembaga negara atau
datang yang menjadi pekerja
atau bagian dari bisnis sawit. sawit. Pada saat masuk akuntan publik terhadap proses
dan biaya dalam pembangunan
3. hilangnya sumberdaya hutan (
Hewan, Tanaman Obat, Tem-
ke wilayah Sanggau, perkebunan. Khususnya pola

perusahaan banyak
KKPA yang bermasalah.
bawang) 12. Pihak LSM memfasilitasi
dan memedisiasi konflik antar
V. Kesimpulan mengumbar janji-janji petani dengan perusahaan.
kesejahteraan pada Ungkapan Terimakasih kepaa-
da para narasumber:
masyarakat sehingga
Perkebunan kelapa sawit hingga
saat ini belum memberikan kontri- a. Cion Alexander (Sekre-

masyarakat tertarik
taris Jenderal Serikat Petani
busi yang nyata dalam menunjang
Kelapa Sawit Kalimantan Ba-
perekonomiann masyarakat lokal
untuk menyerahkan
rat)
khususnya petani kebun sawit. b. Rio Rompas (Staf Khusus
tanahnya untuk
Pada saat masuk ke wilayah Sang- Sawit Watch bidang organisasi
gau, perusahaan banyak mengum- petani kelapa sawit)
bar janji-janji kesejahteraan pada
masyarakat sehingga masyarakat dijadikan kebun sawit. c. Para Koordinator Wilayah
dan Kecamatan SPKS KAL-
tertarik untuk menyerahkan tanah- BAR.
nya untuk di jadikan kebun sawit. d. Masyarakat Desa Sungai
Jamak, Kecamatan Tayan Hilir,
Namun ada juga tanah-tanah masyarakat Sanggau.
yang digusur secara paksa sehingga VI. e. Masyarakat Desa Ranto, Kecamatan
Rekomendasi Kembayan, Sanggau.
masyarakat tidak punya pilihan untuk meno-
lak. Apabila masyarakat menolak menyer- 1. Untuk memperoleh hasil maksimal
ahkan lahan maka mereka akan intimidasai petani perkebunan sawit harus ada
oleh pemerintah yang didukung militer dan peningakatan sumber daya manusia Penulis Laporan
polisi dengan tuduhan anti pembanguanan. petani dalam mengelola kebun. Jefri Gideon Saragih
Dalam perkembangannya setelah masyara- 2. Seharusnya tanah untuk perkebu- (Campaigner Sawit Watch)
kaat masuk atau dipaksa masuk menjadi nan sawit tidak cukup hanya dengan
petani, petani justru di jerat oleh perso- satu kapaliang (2 Ha) lahan/ kebun
alan-persoalan baru yang terkait dengan karena tidak akan mencukupi untuk
sistem perkebunan sawit yang memang menghidupi satu keluarga.
tidak berpihak terhadap masyarakat. Per- 3. Petani di berikan kebebasan dalam
soalan yang dialami oleh petani yang pal- menentukan penjualan TBS ke pabrik
ing umum adalah praktek penerapan kebun yang dianggapnya menguntungkan.

23
Edisi III/Mei ‘09-SW10

You might also like