You are on page 1of 3

Studi Stabilitas Stabilitas dilihat dengan menyimpan PLGA - CURC ( 20 mg ) dalam empat botol kaca disegel dan dipertahankan

pada 4 C untuk jangka waktu 6 bulan . Nanopartikel dilihat perubahan ukuran partikel , efisiensi enkapsulasi dan percent drug loadingnya sesuai dengan protokol. Nanopartikel adalah partikel yang memiliki satu dimensi yaitu kurang dari 100 nanometer. Bahan konvensional yang terbuat nanopartikel bisa di ubah ke banyak bentuk. Hal ini disebabkan karena nanopartikel memiliki luas permukaan per satuan berat lebih besar dari pada lebar partikel nya, hal ini menyebabkan mereka lebih reaktif terhadap beberapa molekul lain.Material nanopartikel adalah material-material buatan manusia yang berskala nano,yaitu lebih kecil dari 100 nm, termasuk di dalamnya adalah nanodot atau quantum dot,nanowire dan carbon nanotube (Park 2007). Material berukuran nanometer memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih unggul daripada material berukuran besar. Nanomaterial antara lain memiliki luas permukaan yang besar serta jumlah atom yang banyak di permukaan, sehingga memiliki energi permukaan dan tegangan permukaan yang tinggi. Sifat-sifat tersebut dapat diubah-ubah dengan mengatur ukuran material, komposisi kimiawi, memodifikasi permukaan, dan mengatur interaksi antarpartikel (Greco 2002). Dengan material berukuran nanometer, obatobatan yang sukar larut akan meningkat kelarutannya. Bioavailabilitas meningkat karena obat menjadi lebih mudah diserap, sehingga dapat menurunkan dosis dan meminimumkan efek samping (Musthaba et al. 2009).

Iradiasi Gamma Nanopartikel . Farmakope Eropa menyarankan untuk sterilisasi produk farmasi menggunakan irradiasi gamma. Studi untuk nanopartikel dilakukan oleh Steris Isomedix Services, IL , USA . Drug loaded nanoparticles diiradiasi dengan iradiasi gamma menggunakan 60Co sebagai sumber iradiasi. Dosis terbaik untuk dosis rendah adalah 16,8 kGy selama 241 menit, untuk dosis medium 25,3 kGy dalam waktu 179 menit atau 35,8 kGy selama 241 menit untuk dosis tinggi. Sampel non - iradiasi disimpan sebagai acuan untuk perbandingan lebih lanjut. Pada dosis medium 20, 25, 30 kGy, sinar gama dapat digunakan untuk sterilisasi alatalat kesehatan sekali pakai (seperti disposable syringe), makanan, kosmetik dan kemasan pharmaceutical. (WHITNEY et al., 2003). Telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa iradiasi merupakan proses yang mampu menginaktifasi berbagai tipe mikroorganisme dan spora bakteria yang umumnya sangat resisten terhadap berbagai cara sterilisasi (RUSSEL et al., 1999 dan DAUPHIN et al., 2008) Sinar Gamma termasuk gelombang elektromagnetik yang diperoleh dari peluruhan zat radioaktif yang dipancarkan dari atom dengan kecepatan tinggi karena adanya kelebihan energi. Radioaktivitasnya tidak terpengaruh oleh suhu, kelembaban, tekanan dan lain-lain tetapi terpengaruhi oleh keadaan inti-inti isotopnya. Radiasi sinar Gamma dapat dipancarkan

oleh Cobalt-60 dan Caesium 137 (Darjanto, 1995). Dwiatmoko (2000), iradiasi adalah sinar radiasi yang apabila mengenai bahan akan menyebabkan terjadinya penyerapan energi di dalam bahan tersebut dengan melalui berbagai macam proses atau interaksi. Jumlah energi radiasi yang diabsorbsi oleh suatu bahan tersebut dinyatakan dalam besaran dosis. Dosis serap (D) didefinisikan sebagai rata-rata energi yang diserap bahan per satuan massa bahan tersebut. Satuan yang digunakan saat ini adalah Gray (Gy) dimana 1 Gray (Gy) = 1 Joule/kg sehingga diperoleh hubungan bahwa 1 Gray (Gy) = 100 rad. Menurut Kume (2005), radiasi Sinar Gamma memiliki efektivitas yang berbeda dalam mematikan mikrob seiring dengan besaran dosis yang diberikaN. Semakin besar dosis yang diberikan maka daya mematikan mikrobnya semakin besar pula. Pengaruh iradiasi Sinar Gamma Co-60 terhadap mikroba terlihat jelas pada suatu populasi yaitu berkurangnya jumlah koloni yang terbentuk pada Nutrient Agar. Darjanto (1995), hal tersebut terjadi karena bakteri tersebut terbunuh, tidak aktif atau terhambat pertumbuhannya, sedangkan sel-sel yang masih hidup mungkin disebabkan oleh perbedaan atau perubahan sifat kepekaan atau daya tahan terhadap radiasi. Radiasi sinar Gamma atau elektron berenergi tinggi disebut juga radiasi pengion karena energi radiasi yang terserap oleh benda akan berinteraksi dengan benda tersebut dan menimbulkan efek biologi yang mengubah proses kehidupan normal dari sel hidup. Pada mikrob dapat berpengaruh terhadap DNA sehingga mikrob tidak dapat membelah diri akibat perubahan yang ditimbulkan oleh radiasi pengion (Hilmy,1980)

DAFTAR PUSTAKA Darjanto, L. D. 1995. Pengaruh Laju Dosis dan Dosis Iradiasi Gamma Cobalt-60 terhadap Jumlah Sel dan Harga D10 Salmonella spp pada Media NA dan BHI Agar [skripsi]. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Padjajaran. Bandung Dwiatmoko, J. B. C. 2000. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma (Co-60) terhadap Viabilitas Aspergillus sp. DUCC 001 M pada Medium PDA (Potato Dextrosa Agar) dan Produksi Selulasenya pada Medium Fermentasi Adaptif Campuran Jerami-Bekatul [skripsi]. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Diponegoro. Semarang Greco RS. 2002. Nanoscale Technology in Biological Systems. Florida: CRC Pr. Hilmy, N. 1980. Penetapan Dosis Sterilisasi dan Pasteurisasi Radiasi. Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi. Jakarta Kume, T. 2005. Radiation Sterilization of Carrier. FNCA Biofertilizer Project Technical meeting on Sterilization of Carrier by Irradiation. Tokyo M.A. DAUPHIN, L.A, B.R. NEWTON, M.V. RASMUSSEN, R.F. MEYER and M.D. BOWEN. 2008. Gamma irradiation can be used to inactivate Bacillus anthracis spores without compromising the sensitivity of diagnostic assay. Appl. Environ. Microbiol. 74: 4427-4433. Musthaba MS, Sanjula B, Sayeed A, Alka A, Javed A. 2009. Status of Novel Drug Delivery Technology for Phytotherapeutics. India: Hamdard University. Park B. 2007. Current and Future Application of nanotechnology. Di dalam: Hester RE, Harrison RM, editor. Nanotechnology: Consequences for Human Health and Environment. Vol 24. Cambridge: Royal Society of Chemistry Publishing. RUSSEL, A.D., W.B. HUGO and G.A.J. AYLIFE. 1999. Principles and Practice of Disinfection, Preservation and Sterilization. 3rd Blackwell Science, Inc. Malden. WHITNEY, E.A.S., M.E. BEATTY, T.H. TAYLOR, R. WEYANT, J. SOBEL, M.J. ARDUINO and D.A. ASHFORD. 2003. Inactivation of Bacillus anthracis spores. Emerg. Infect. Dis. 9: 623-627.

You might also like