You are on page 1of 51

Kabupaten Donggala

BAB II KONDISI, ANALISIS DAN PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH

2.1. Gambaran Umum dan Analisis Kondisi Daerah 2.1.1. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup 1. Kabupaten Donggala memiliki wilayah seluas 13.593,50 Km2 yang terdiri atas 10.471,71
Km2

luas daratan dan 3.121,79 Km2 luas

lautan, terbagi atas 21 Kecamatan yaitu : Kecamatan Kulawi, Kecamatan Kulawi Selatan, Kecamatan Pipikoro, Kecamatan Palolo, Kecamatan Dolo, Kecamatan Dolo Selatan, Kecamatan Rio Pakava, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Kecamatan Marawola, Kecamatan Tawaeli, Kecamatan Banawa, Kecamatan Sigi-Biromaru, Kecamatan Selatan, Sirenja, Sojol,

Kecamatan Labuan, Damsol,

Banawa

Kecamatan Kecamatan

Balaesang,

Kecamatan

Kecamatan Tana Mbulava, dan Kecamatan Tana Ntovea. Kabupaten ini memiliki 287 desa/kelurahan. 2. Kabupaten Donggala terletak antara 0o,30 Lintang Utara dan

2o,20 Lintang Selatan serta 119o,45-121o,45 Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tolitoli dan Kota Palu - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong, Kota Palu dan Kabupaten Sigi. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Utara Propinsi Sulawesi Barat, Kota Palu dan Kabupaten Sigi. - Sebelah Barat berbatasan Selat Makassar dan Sulawesi Barat.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

Kabupaten Donggala

Berdasarkan letak geografis, kondisi sosio-kultur, potensi sumberdaya alam dan infrastrukturnya, Kabupaten Donggala dapat dipetakan dalam tiga wilayah sebagai berikut : Pantai Barat, meliputi Kecamatan Labuan, Tana Ntovea, Sindue, Sindue Tombu Sabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Damsol, Sojol, Sojol Utara merupakan daerah pantai dan memiliki lahan yang relatif kurang subur. Potensi yang menonjol adalah perikanan, pertambangan, perdagangan, galian penunjang

industri. Wilayah ini memiliki potensi tambang yang cukup besar khususnya galian C dan emas. Banawa, meliputi Kecamatan Banawa, Banawa Selatan, Banawa Tengah, Rio Pakava, dan pinembani juga merupakan

daerah yang relatif subur. Khusus Kecamatan Banawa sebagai ibukota Kabupaten Donggala, infrastrukturnya sudah mulai tertata dengan baik sehingga dapat menunjang kegiatan pemerintah dan masyarakat. Jenjang pendidikan penduduk termasuk yang terbaik. Potensi pariwisata telah mulai tergarap dengan baik. Bagian

terbesar dari struktur ekonomi adalah pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. 3. Kondisi topografis Kabupaten Donggala sangat bervariasi dengan kelerengan yang beragam. Puncak tertinggi pada kawasan

tenggara kabupaten (Pegunungan Nokilalaki dengan ketinggian diatas 2.000 m dari permukaan laut). Sebaran permukiman khususnya desa dan kelurahan pada

kabupaten ini mengikuti kondisi topografis yang ada, dari 278 desa/kelurahan yang ada tercatat 206 desa yang berada pada daerah pedalaman, jumlah ini merupakan jumlah dominan. 135
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

Kabupaten Donggala

desa/kelurahan terletak pada ketinggian dibawah 500 m di atas permukaan laut (dpl). 81 desa terletak pada ketinggian diantara 500-700 m dpl, sedangkan sisanya sebanyak 62 desa/kelurahan berada pada ketinggian diatas 700 m dpl. 4. Secara topografi Kabupaten Donggala terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan, sehingga memiliki wilayah yang disebut sebagai Kabupaten bawah dan Kabupaten atas. Curah hujan tertinggi 6,5 mm dan terendah 0,66 mm dengan suhu udara berkisar antara 25,40 C sampai dengan 28,10 C, dengan

kelembaban udara tahunan rata-rata 77%. Kabupaten bawah merupakan pantai dan dataran rendah yang memiliki kemiringan antara 0% sampai 5%, sedangkan dibagian Selatan merupakan daerah dataran tinggi dengan kemiringan bervariari antara 5%40%. Wilayah Kabupaten Donggala berada pada ketinggian antara 0 mdpl sampai dengan 348 mdpl (di atas permukaan air laut). Tantangan yang dihadapi adalah menjaga keseimbangan

Kabupaten atas dan Kabupaten bawah dalam satu kesatuan ekologis. 5. Berdasarkan data iklim dari stasiun BPP Mantikole dan stasiun Meteorologi Bandara Mutiara Palu, data suhu udara, kelembaban udara dan lama penyinaran matahari dapat dijelaskan sebagai berikut : Jumlah bulan basah >200 mm kurang dari 3 bulan, sedangkan bulan kering <100 mm mendominasi wilayah. Curah hujan rata-rata tahunan bervariasi dan 451 mm hingga 1059 mm. Curah hujan rata-rata bulanan terendah adalah 33 mm (September dan Februari) dan tertinggi 90 mm (Juni). Berdasarkan tipe zone agroklimat, menurut Oldeman et al. (1977), Kabupaten Donggala

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

Kabupaten Donggala

termasuk tipe iklim E2 dan E3 dan E1, yaitu wilayah dengan jumlah bulan basah <3 bulan dan bulan kering 4 - 6 bulan. 6. Kabupaten Donggala dengan luas wilayah daratan 10.471,71 km 2 atau 1.047.171 Ha. Luas wilayah daratan tersebut memiliki potensi sumber daya lahan pertanian 394.199 Ha meliputi lahan sawah sebesar 33.959 Ha atau 8,61 % dari total lahan pertanian dengan pemanfaatannya seluas 32.783 Ha atau 96.54 %, lahan kering seluas 7.17%. 7. Penggunaan lahan di Kabupaten Donggala pada Tahun 2005 terdiri atas 21,397 Ha (2,08%) merupakan lahan untuk permukiman, lahan kering, 92.577 Ha (8,99%) berupa lahan sarana dan prasarana, 53,917 Ha (5,24%) lahan basah, 17,263 Ha (1,68%) perkebunan, dan sebagian besar yaitu 862.017 Ha (82,32%) berupa hutan, semak belukar, padang rumput, sungai dan danau. 8. Luas Panen Lahan Sawah Menurut Kecamatan yaitu ; Kecamatan Kulawi Selatan/Kulawi; 5.278 Ha, Pipikoro; 776 Ha, Palolo; 5.173 Ha, Dolo Selatan/Dolo; 5.463 774 Ha, Ha, Rio Pakava; Sigi 258 Ha, Marawola/Pinembani; Biromaru/ sedangkan atau 360.240 Ha atau 91,39 % dari total lahan

pertanian dengan pemanfaatannya mencapai 25.822 Ha

Gumbasa/Tanambulava; 9.689 Ha, Banawa/Banawa Selatan; 1.635 Ha, Labuan/ Tanantovea; 384 Ha, Sindue; 873 Ha, Sirenja; 1.123 Ha, Balaesang; 1.796 Ha, Damsol; 2.855 Ha, dan Sojol; 7.305 Ha. 9. Berdasarkan data yang ada, terlihat potensi lahan sawah yang dapat diolah yang terluas berada di Kecamatan Sigi Biromaru/Gumbasa/Tanambulava, yakni 9.689 Ha 258 Ha. 10. Dalam sepuluh tahun terakhir komoditas hasil produksi tanaman pertanian khususnya beras dan komoditas pertanian lainnya mengalami surplus atau imbangan produksi dan kebutuhan dan paling

sempit lahannya berada di Kecamatan Riopakava hanya seluas

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

Kabupaten Donggala

konsumsi masih lebih besar hasil produksi walaupun dari tahun ke tahun jumlah penduduk mengalami peningkatan tetapi diikuti pula dengan meningkatnya hasil produksi pertanian khususnya beras. 11. Populasi produksi ternak besar ( Sapi, Kerbau, Kuda) Tahun 2005 sebesar 39.401 ekor, mengalami penurunan 17,60 % dari Tahun 2004 sebesar 47.821 ekor. Jumlah populasi ternak kecil (Kambing dan Babi) mengalami peningkatan masing-masing dari 23.226 ekor kambing pada Tahun 2004 menjadi 33.008 ekor kambing pada Tahun 2005 atau meningkat sebesar 42 % dan ternak Babi dari sejumlah 20.252 ekor pada Tahun 2004 menjadi 23.089 ekor pada Tahun 2005 atau mengalami populasi peningkatan kecil sebesar 14 %. Sedangkan untuk ternak Domba, mengalami

penurunan jumlah populasi, yaitu dari 1.341 ekor pada Tahun 2004 menjadi 951 ekor pada Tahun 2005 atau mengalami penurunan jumlah populasi sebesar 29,1 %. 12. Kabupaten Donggala kaya akan sebaran berbagai jenis bahan galian, tidak hanya golongan C tetapi juga bahan galian golongan A dan B. Adapun sumber daya galian C di Kabupaten Donggala yang telah diinventarisasi adalah : o Pasir dan Batu (Sirtu) di Kabupaten Donggala tersebar pada beberapa wilayah yaitu : Sungai Labuan Sungai Toaya Sungai Wuno Sungai Nupabomba Sungai Pango dan Sungai Bai. Sungai Alindau Sungai Dampal Sungai Bou Sungai Tibo Sungai Sibado

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

10

Kabupaten Donggala

o o o

Lempung dijumpai di Desa Kabonga Besar, Desa Ganti, Maleni, Tanahmea dan di Desa Sibado. Granit tersebar hampir pada semua wilayah. Batu Gamping di Kabupaten Donggala Terdapat dibeberapa wilayah Kecamatan Banawa dan Kecamatan Sindue.

2.1.2. Demografi 1. Dari hasil Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2008 Jumlah penduduk Kabupaten Donggala sebesar 283.047 Jiwa yang terdiri atas jumlah penduduk laki-laki sebesar 140.769 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 142.278 jiwa. Jika melihat pertumbuhan penduduk dalam 10 tahun terakhir maka perhitungan pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun dapat dilakukan dua periode yakni periode 2000-2004 (sebelum/sesudah pemekaran dengan Kabupaten Parirgi Moutong) dengan dan periode 2005-2009 Sigi.) Pada (sebelum/sesudah periode 2000-2002 pemekaran Kabupaten

sebelum pemekaran dengan Kabupaten Parigi Moutong rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Donggala adalah sebesar 4,19% dan pada tahun 2003-2007 pasca pemekaran dengan kabupaten Parigi Moutong pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun sebesar 2,91%,. Selanjutnya periode 2008-2009 setelah pemekaran dengan Kabupaten Sigi pertumbuhan penduduk sebesar 1,73% % dan jika dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, ternyata Kecamatan Banawa merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi yaitu 262 jiwa/km, sedangkan Kecamatan Sojol Utara merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk terendah yaitu 28 jiwa/km. Banyaknya Rumah Tangga di Kabupaten Donggala sebelum pemekaran adalah : pada Tahun 2000 sebanyak 132.902 KK, pasca pemekaran dengan kabupaten Parigi Moutong menurun menjadi 106.129 KK pada Tahun 2004 dan menurun lagi pasca pemekaran dengan Kabupaten Sigi sebesar 59.233 pada akhir Tahun 2008. 2. Rasio jenis kelamin di Kabupaten Donggala Tahun 2005 adalah sebesar 101, yang berarti setiap 101 perempuan terdapat 100 lakiRencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

11

Kabupaten Donggala

laki atau jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dibanding jumlah penduduk perempuan. Kondisi ini sama dengan kondisi rasio jenis kelamin pada akhir Tahun 2008 namun Pada tingkat kecamatan, jumlah laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. 3. Jumlah pencari kerja di Kabupaten Donggala pada Tahun 2002 sebanyak 1.281 orang pada Tahun 2003 sebanyak 1.087 orang, pada Tahun 2004 sebanyak 3.995 orang, pada tahun 2005 sebanyak 13.074 orang, pada Tahun 2006 sebanyak 2.270 orang, pada Tahun 2007 sebanyak 3.193 dan pada Tahun 2008 (setelah dimekarkan) sebanyak 33.335 orang. Indeks Pembangunan Manusia pada Tahun 2002 adalah 62,39 dan meningkat menjadi 66,80 pada Tahun 2008. ini menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan dalam pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan pendapatan per kapita 2.1.3. Ekonomi dan Sumberdaya Alam 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah bruto seluruh sektor kegiatan ekonomi atau lapangan usaha yang terjadi di suatu daerah pada periode tertentu. PDRB merupakan salah satu ukuran untuk melihat kinerja atau perkembangan makro ekonomi suatu daerah. Pendekatan menggunakan PDRB ini merupakan model pendekatan yang berdasarkan pada analisis ekonomi. Data kemajuan atau perkembangan PDRB Kabupaten Donggala terbatas hanya pada ruang lingkup yang berdimensi ekonomi. Produk Domestik Regional Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Donggala dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dengan menggunakan harga berlaku, terlihat bahwa bila pada Tahun 1995 senilai Rp. 805.529.000.000,meningkat pada Tahun 2001 menjadi Rp

1.874.817.000.000,- Walaupun pada Tahun 2002 terjadi pemekaran kabupaten, namun PDRB ini tetap meningkat menjadi Rp

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

12

Kabupaten Donggala

2.073.763.000.000,- pada Tahun 2002, meningkat lagi menjadi Rp 2.412.330.000.000,- pada Tahun 2003. Pada Tahun 2004, PDRB Kabupaten Donggala sebesar Rp 2.768.610.000.000,- dan Tahun

2005 sebesar Rp. 3.224.568.000.000,2. Demikian pula terjadi peningkatan yang signifikan pada Produk Domestik Regional Bruto riil. Berdasarkan harga konstan Tahun 1993, pada Tahun 1999 PDRB Riil sebesar Rp 433.367.000.000,- pada Tahun 2000 mencapai Rp. 446.173.000.000,Tahun 2001 sebesar Rp

467.366.000.000,- meningkat menjadi Rp 496.790.000.000,- pada Tahun 2002. Dalam publikasi BPS Kabupaten Donggala Tahun 2005, telah menggunakan harga konstan Tahun 2000 untuk Tahun 20032005. Dengan menggunakan harga konstan tersebut, maka pada Tahun 2003 PDRB Kabupaten Donggala sebesar Rp

1.953.123.000.000,- meningkat menjadi Rp 2.090.355.000.000,- pada Tahun 2004 dan pada Tahun 2005, telah mencapai Rp. 2.240.776 . 000.000,3. Peranan sektoral yang paling besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Donggala berasal dari lapangan usaha pertanian, yang mencapai separuh dari keseluruhan PDRB, yaitu sebesar 50,34 persen pada Tahun 2005, keadaan ini menurun dari 55,50 persen pada 10 tahun sebelumnya. Peranan terbesar urutan kedua pada lapangan usaha Jasa-jasa yaitu sebesar 14,24 persen. Sedangkan peranan terbesar ketiga pada lapangan usaha Perdagangan, Hotel, dan

Restoran, yang mencapai 12,46 persen. Sekalipun peranan enam lapangan usaha yang lain tidak terlalu besar, yaitu kurang dari 10 persen pada masing-masing lapangan usaha, tetapi tidak dapat

diabaikan. Lapangan usaha Angkutan dan Komunikasi dan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

13

Kabupaten Donggala

Bangunan masih cukup besar peranannya, masing-masing 6,47 persen dan 6,76 persen. Sedangkan lapangan usaha yang lain peranannya di bawah 5 persen saja. Rinciannya adalah sebagai berikut : lapangan usaha Industri Pengolahan 4,35 persen; Lapangan usaha Penggalian 3,06 persen; Lapangan usaha Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 2,03 persen; serta Lapangan usaha Listrik dan Air Bersih sebesar 0,29 persen. Akan tetapi dibandingkan dengan lapangan usaha lain, lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan masih memiliki pertumbuhan terbesar. Lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan terbesar kedua adalah lapangan usaha bangunan yaitu sebesar 8,40 persen, disusul lapangan usaha jasa-jasa sebesar 8,14 persen, lapangan usaha listrik dan air bersih 8,06 persen, lapangan usaha angkutan dan komunikasi 7,93 persen, lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran 7,90 persen, lapangan usaha industri pengolahan 7,51 persen, sedangkan lapangan usaha

pertanian hanya mengalami pertumbuhan sebesar 6,43 persen, dan terakhir lapangan usaha penggalian tumbuh sebesar 5,93 persen. 4. Baik menggunakan harga konstan Tahun 1993 (Untuk data Tahun 2001-2002), maupun harga konstan Tahun 2000 (untuk data Tahun 2003-2005), perubahan perekonomian dalam bentuk Kabupaten peningkatan Donggala dari tahun mengalami ke tahun.

Pertumbuhan ekonomi pada Tahun 1999 mencapai 1,89%, Tahun 2000 sebesar 3,41%, pada Tahun 2001 mencapai 4,11 %, kemudian naik menjadi 6,12 % pada Tahun 2002. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada Tahun 2005 sebesar 7,20 % meningkat dibandingkan Tahun 2004 yang sebesar 7,03 % dan 6,05 % pada Tahun 2003. 5. Sektor/lapangan usaha dominan yang meningkat cukup pesat adalah Listrik dan Air Bersih, Pertanian, Industri Pengolahan dan Bangunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

14

Kabupaten Donggala

pada periode 1999-2001, Sektor Perdagangan, Hotel

&

Restoran,

Angkutan dan Komunikasi pada periode 2002-2004. Pada Tahun 2005, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, disusul lapangan usaha Bangunan, Jasa-jasa, Listrik dan Air Bersih, rata-rata tumbuh di atas 8 %. Lapangan usaha yang tumbuh sekitar 7 % adalah : Angkutan dan Komunikasi, Perdagangan, Hotel Industri Pengolahan. & Restoran, dan

Lapangan usaha Pertanian pada Tahun 2005

tumbuh sebesar 6,43 % dan yang paling rendah adalah lapangan usaha Penggalian. 6. PDRB Per kapita Kabupaten Donggala terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam 10 tahun terakhir, PDRB per kapita meningkat dari Rp 1.176.180 pada Tahun 1995; Rp 1.369.337 pada Tahun

1996;Rp 1.532.289 pada Tahun 1997, meningkat cukup pesat menjadi Rp 2.879.284 pada Tahun 1998; Rp 3.060.146 pada Tahun 1999; Rp 4.166.687 pada Tahun 2000; Rp 4.715.503 pada Tahun 2001; Rp 5.183.938 pada Tahun 2002; Rp 5.578.003 pada Tahun 2003. Berdasarkan data perkembangan PDRB pada Tahun 2005 atas dasar harga berlaku meningkat cukup tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kalau pada Tahun 2004 PDRB Per kapita Kabupaten Donggala sebesar Rp. 6.333.839, maka pada Tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 7.272.417. secara rata-rata selama 10 tahun terakhir, PDRB per kapita Kabupaten Donggala meningkat sebesar 19,98% per tahun.Tantangan yang dihadapi dalam bidang ekonomi adalah

persaingan usaha yang makin ketat seperti teknologi, permodalan dan kualitas sumber daya manusia. Tantangan lainnya adalah masih rentannya struktur ekonomi, kesempatan berusaha, ketimpangan pendapatan dan belum berkembangannya ekonomi kerakyatan, masih rendahnya investasi, serta masih belum memadahinya infra
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

15

Kabupaten Donggala

struktur ekonomi dan perdagangan. 7. Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik sebagaimana tersebut di atas memberikan pengaruh signifikan terhadap penerimaan

keuangan daerah. 8. Keberhasilan dan kelancaran roda pemerintahan suatu daerah, sangat ditunjang oleh sumber pembiayaan yang memadai, yaitu bersumber dari penerimaan daerah, dan selanjutnya direalisasikan untuk

berbagai kegiatan baik yang menyangkut kegiatan rutin maupun kegiatan pembangunan. Pada Tahun 2001, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Donggala sejumlah Rp 260.417.255,000, meningkat menjadi Rp 289.811.917 pada Tahun 2000. Pada Tahun 2005, APBD Kabupaten Donggala sebesar Rp 308.729.311.000, jumlah ini mengalami penurunan sebesar Rp. 1.588.016.000 atau 0,51 % dari Tahun 2004 sejumlah tahun Rp. 310.317.327.000. adalah dari Sumber dana

penerimaan

terbesar

2005

bagian

perimbangan sejumlah Rp. 279.690.003.000, kontribusi terhadap APBD sebesar 90,59%, pendapatan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah sejumlah Rp. 9.922.096.000, kontribusi terhadap APBD sebesar 3,21%, Lain-lain Pendapatan yang sah sejumlah Rp.

19.117.212.000, kontribusi terhadap APBD sebesar 6,19%. Realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) selama tahun 2005, sebesar Rp. 10.096.174.000, jumlah ini melampai target Rp.

1.856.304.000, dari tahun 2004 sejumlah Rp.8.239.870.000. 9. Jumlah penduduk miskin yang diperoleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan menggunakan Pendekatan Kebutuhan Dasar (Basic Need Approach). Melalui pendekatan ini kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan lain, kemiskinan dipandang sebagai dasar. Dengan kata dari sisi

ketidakmampuan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

16

Kabupaten Donggala

ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan maupun kebutuhan non-makanan yang bersifat mendasar. Miskin didefinisikan untuk orang-orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan setara 2.100 kalori. Batas kemiskinan yang digunakan untuk

mengukur tingkat kemiskinan yaitu indeks kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Indeks/P1) dan Indeks keparahan kemiskinan

(Distributional Sensitive Indeks/P2), di mana pada tahun 2003, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Donggala sebanyak 50.914 jiwa atau sebesar 46,16 % dari jumlah penduduk di Kabupaten Donggala dengan menggunakan indikator kemiskinan sebesar Rp. 115.647/Bln, Poverty Gap Indeks/P1 sebesar 4,93 % dan Distributional Sensitive Indeks/P2 sebesar 1,47 %. Jumlah keluarga miskin yang masih relatif cukup besar, mengidikasi masih adanya masalah kesejahtera dan kesenjangan sosial yang cukup serius. Selain itu dari gambaran keberhasilan yang dicapai tahun 2005 dilihat dari sisi sosial ekonomi bahwa sebagian besar masyarakat masih berada pada kategori usaha ekonomi skala kecil, sehingga sulit berkembang karena keterbatasan fasilitas di bidang permodalan, manajemen usaha dan pemasaran. Berkaitan dengan hal dimaksud maka upaya Penanggulangan

Kemiskinan dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat akan di fokuskan pada kegiatan perluasan akses

masyarakat miskin terhadap pendidikan, kesehatan, penyediaan infrastruktur dasar dan kesempatan memperoleh pekerjaan dan berusaha serta pemberdayaan masyarakat. 10. Beberapa masalah pokok yang perlu mendapat penanganan serius berkaitan dengan kemiskinan antara lain : oKerawanan Pangan dan kurangnya penanganan masalah gizi kurang dan rendahnya kemampuan daya beli masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

17

Kabupaten Donggala

oTerbatasnya akses atas kebutuhan dasar terutama pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar. oBelum maksimalnya implementasi pelaksanaan tersusunnya sistim perlindungan sosial yang memadai. oRendahnya perluasan kesempatan kerja dan berusaha. 11. Kesenjangan pembangunan antar wilayah tercermin melalui

perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat dan ekonomi antar wilayah. Kondisi ini terlihat dengan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur pelayanan pemerintah, ekonomi dan sosial budaya relatif masih terbatas sehingga beberapa masalah pokok yang menjadi perhatian utama antara lain : oTerbatasnya prasarana dan sarana penunjang ekonomi seperti transportasi, telekomunikasi, ketenaga listrik dan informasi. oRendahnya akses kepusat-pusat pertumbuhan ekonomi. oTingginya biaya produksi serta terbatasnya prasarana sosial seperti air bersih, air irigasi, kesehatan, pendidikan serta sarana

penyelenggaraan pemerintahan. oBelum optimalnya aksebilitas pembangunan antar wilayah. oBelum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat dalam pembangunan. oMasih adanya daerah-daerah terisolir yang belum terjangkau. oOlehnya strategi pembangunan yang akan dilakukan di melalui pada

pemerataan

pembangunan

antar

wilayah

fokuskan

pembangunan kota kecamatan dan desa, pembangunan wilayah perbatasan, wilayah terisolir dan termasuk pada wilayah tertinggal. 12. Kondisi lingkungan Kabupaten Donggala saat ini mengalami

penurunan kualitas yang cukup memprihatinkan. Kerusakan wilayah pantai berupa abrasi, sedimentasi, akresi, instrusi air dan rob.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

18

Kabupaten Donggala

Sementara kerusakan di wilayah atas dalam bentuk erosi, tanah longsor hal tersebut akibat adanya proses peralihan dari lahan pertanian menjadi non pertanian yang kurang terkendali. Pada sisi lain berkembangnya kegiatan industri, transportasi dan limbah domestik yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan

mengakibatkan terjadinya polusi baik, polusi air, udara dan tanah. Tantangan kedepan dalam penanganan masalah lingkungan adalah perkembangan perkotaan dihadapkan pada keterbatasan daya

dukung, komitmen yang kurang dalam penanganan lingkungan, kesadaran masyarakat yang rendah, serta konsitensi dalam

pengendalian pengembangan wilayah yang berkelanjutan. 13. Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber daya pembangunan yang berkelanjutan memerlukan perhatian utama akan kelestariaannya sementara ini, akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali, dilakukan secara besar-besaran tidak efisien berorientasi pada kepentingan jangka pendek, kurang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, akibatnya mempengaruhi cadangan sumber daya alam daerah. 14. Terkait dengan hal dimaksud, beberapa masalah pokok yang menjadi perhatian utama dalam upaya mengatasi kelestarian

sumberdaya alam antara lain : oMasih tingginya tingkat kerusakan lingkungan. oMasih rendahnya upaya pelestarian, rehabilitasi dan pemulihan

dampak kemungkinan terjadi bahaya bencana lingkungan.

oPengelolaan sumberdaya alam yang sering mengabaikan kajian analisis dampak lingkungan dan tidak terkendali. 15. Kondisi wilayah Kabupaten Donggala memiliki topografi yang terdiri

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

19

Kabupaten Donggala

dari wilayah pantai, dataran rendah, perbukitan dan pegunungan. Kondisi tersebut memungkinkan masyarakatnya melakukan berbagai aktivitas yang heterogen. Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya aktivitas ekonomi yang variatif, dari daerah hulu sampai hilir. Disamping itu luas wilayah Kabupaten Donggala masih memungkinkan untuk dioptimalkan bagi pemekaran baik dalam bentuk pemekaran kabupaten, kecamatan maupun pengembangan fungsi-fungsi perkotaan. 16. Kawasan Lindung di Kabupaten Donggala dikelompokkan dalam: Hutan Lindung dengan luas 224.206 Ha, Taman Nasional dengan luas 110.190 Ha, Cagar Alam dengan luas 44.150 Ha, Taman Hutan Raya dengan luas 230 Ha. Dengan demikian kawasan lindung di Kabupaten Donggala seluas 378.776 Ha atau 36.17% dari luas Kabupaten Donggala. 17. Pada tingkat rencana yang lebih tinggi (RTRW Propinsi Sulawesi Tengah) dan Peta paduserasi, kawasan hutan produksi terbatas telah di tetapkan dimaksud Ha, di wilayah Kabupaten Donggala. Kawasan-kawasan telah memenuhi kriteria teknis penetapan suatu kawasan

hutan produksi terbatas. Luas keseluruhan hutan produksi ini 322.740 Hal yang perlu ditekankan berkaitan dengan pemanfaatan kawasan hutan produksi terbatas agar memenuhi fungsi definitif kawasan hutan produksi terbatas dimana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam. 18. Sesuai dengan potensi yang dimiliki serta kriteria teknis penetapan suatu kawasan hutan produksi tetap, wilayah Kabupaten Donggala telah diarahkan kawasan hutan produksi tetap seluas 6.750 Ha, kawasan hutan konversi seluas 49.329 Ha, kawasan tanaman pangan lahan basah seluas 21.559 ha (gross area), kawasan tanaman pangan lahan kering saat ini ialah 129.164 Ha kawasan tanaman tahunan/perkebunan di Kabupaten Donggala yakni perkebunan rakyat seluas 93.843 ha. 19. Di Wilayah Kabupaten Donggala mengalir beberapa sungai yang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

20

Kabupaten Donggala

tergolong besar seperti Sungai Lariang, Sungai Miu Sebagai Daerah Hulu, dengan sendirinya merupakan daerah limpasan debit air dari sungai yang melintas dan tidak jarang mengakibatkan terjadinya banjir pada musim penghujan. Kondisi ini (banjir) diperparah oleh karaktersitik wilayah dimana perbandingan panjang sungai dan perbedaan ketinggian (kontur) sangat curam sehingga curah hujan yang terjadi di daerah hulu (daerah atas) akan sangat cepat mengalir ke daerah hilir (bawah). Secara umum banjir dan genangan air di wilayah Kabupaten Donggala dapat diklasifikasikan sebagai banjir kiriman, banjir lokal dan banjir pasang (rob). Penanganan banjir kiriman ini sangat dipengaruhi oleh belum optimalnya pengelolaan drainase, pola penataan dan pengelolaan kawasan wilayah sungai didaerah hulu dalam lingkup lintas wilayah. Penanganan banjir lokal lebih dipengaruhi oleh pola penataan dan pengelolaan kawasan dalam lingkup Wilayah Kabupaten Donggala. Sementara banjir pasang (rob), lebih membutuhkan penanganan pada kawasan pantai. Kondisi lahan di Dearah Aliran Sungai (DAS) yang tidak lagi mememuhi fungsi hidrologi secara memadai akibat adanya perubahan penggunaan lahan dengan terjadinya perubahan land cover yang memperbesar aliran permukaan (surface run off) baik di daerah hilir maupun hulu sungai akan mengakibatkan semakin besarnya debit banjir. Tantangan ke depan adalah pengelolaan drainase Kabupaten secara terpadu mancakup wilayah hulu dan hilir. Kesemuanya merupakan tantangan bagi pemerintah Kabupaten Donggala untuk mendapatkan penanganan di masa depan. 20. Kegempaan dan tsunami sebagai dua kejadian yang sangat berhubungan. Di satu pihak gempa yang terjadi baik di kontinen maupun di bawah laut ditimbulkan oleh proses tektonik maupun vulkanik, di pihak lain timbulnya gelombang tsunami dapat disebabkan oleh gempa bawah laut, longsoran dalam laut serta letusan gunung api bawah laut. Pulau Sulawesi khususnya kawasan lengan utara dan lengan timur bersama Laut Sulawesi, Selat Makasar

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

21

Kabupaten Donggala

dan Teluk Tomini termasuk dalam jalur rawan gempa circum pacific, sehingga seluruh kawasan tersebut dapat sering terjadi gempa. Pada Tahun 1927 dan 1938 tercatat pernah terjadi gempa tektonik yang menimbulkan tsunami, pada Tahun 1968 tercatat pernah terjadi peristiwa gempa tektonik di kawasan Teluk Tambu Kecamatan Balaesang sehingga menimbulkan gelombang tsunami yang menghantam desa-desa di kawasan pesisir Labean Tambu, demikian halnya pada Tahun 1986, terjadi gempa yang diikuti tsunami di pesisir Tonggolobibi. Di masa depan perlu adanya penyiapan masyarakat beserta infrastruktur bagi pengurangan dampak dari gempa dan tsunami tersebut. 21. Panjang pantai di wilayah Kabupaten Donggala kurang lebih 445 km memanjang dari arah selatan berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Utara Propinsi Sulawesi Barat sampai utara yang berbatasan dengan Kabupaten Toli-Toli Propinsi Sulawesi Tengah. Pesisir pantai Kabupaten Donggala memiliki sumberdaya hutan mangrove kurang lebih 1.526 Ha, padang lamun dan terumbu karang kurang lebih 148 ha. Potensi wilayah laut merupakan aset yang potensial dalam mendukung cakalang, perekonomian. lajang, Potensi perikanan penyu, laut antara lain: tuna, rumput laut, kerang-kerangan,

teripang, dan nener. 22. Potensi perikanan laut secara khusus terdapat di Kecamatan Balaesang, Sojol, Banawa, Sirenja, Damsol, Labuan dan Sindue. Nelayan di Kabupaten Donggala pada umumnya masih tergolong nelayan tradisional (usaha penangkapan ikan dengan perahu tanpa motor/masih menggunakan mesin ketinting) yang berjumlah 1.468 RTP, selain itu terdapat pula nelayan modern (nelayan komersial) yang bergerak dalam bidang usaha Pukat cincin ( Purse seine), Pancing Tonda (Troll Line), Bagan dan Payang yang berjumlah 425 RTP (Rumah Tangga Perikanan). 23. Untuk perikanan darat, dari total potensi lahan budidaya kolam seluas 1.831,2 ha, yang tersebar di hampir seluruh Kecamatan,

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

22

Kabupaten Donggala

kecuali Kecamatan Marawola dan Kecamatan Labuan, telah diolah seluas 681,4 Ha. Khusus perikanan budidaya air payau (tambak), dari total potensi lahan budidaya tambak seluas 3.483,0 ha, telah terolah seluas 1.168,5 ha. 24. Secara umum profil usaha budidaya perikanan darat di Kabupaten Donggala, masih diusahakan secara tradisional, baik pada usaha budidaya kolam maupun tambak yang secara keseluruhan dikelola oleh pembudidaya ikan sejumlah 2.261 RTP, di samping itu terdapat pula pembudidaya ikan yang telah mengarah kepada usaha yang semi intensif sebanyak 58 RTP. 25. Perkebunan sebagai komoditas utama di Kabupaten Donggala Tahun 2005 seluas 98.343.339 Ha, yang terdiri dari perkebunan kelapa 32.728,00 Ha, cengkeh 5.759,43 Ha, kopi 6.975,35 Ha, kakao 44.197,18 Ha, jambu mete 1.449,00 Ha, kelapa sawit 6.568,02 Ha, lada 343,41 Ha, vanili 300,00 Ha dan pala 23 Ha. Sementara kawasan hutan di Kabupaten Donggala tahun 2004 tercatat seluas 1.026.332,00 Ha, yang terdiri dari kawasan taman nasional, cagar alam dan Suaka marga satwa 135.736 Ha atau 13,23 %, Hutan lindung seluas 232.995 Ha atau 22,70 %, Hutan Produksi terbatas seluas 294.427 Ha atau 28,69 %, Hutan Produksi Tetap seluas 11.624 Ha atau 1,13 %, Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 33,296 Ha atau 3.24 % dan areal penggunaan lain-lain seluas 318.254 Ha atau 31,01%. Dari 1.026.332 Ha luas kawasan hutan, terdapat lahan kritis seluas 147.504,11 Ha, yang terletak dalam kawasan hutan seluas 48.078,82 Ha, dan di luar kawasan hutan seluas 99.425,29 Ha. 26. Potensi Pertambangan bahan galian yang ada cukup dapat diandalkan dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah maupun memacu proses pembangunan daerah yang bermanfaat bagi pengembangan wilayah dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari hasil inventarisasi yang dilakukan, potensi penambangan bahan galian golongan C mencapai lebih dari 8 jenis dan telah diketahui jumlah cadangannya. Bahan galian tersebut diantaranya

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

23

Kabupaten Donggala

Pasir dan batu, Andesit, Dasit, basalt, lempung, granit, dan batu gamping. Bahan galian yang dimiliki oleh Kabupaten Donggala adalah salah satu yang terbaik kualitasnya di Indonesia sehingga permintaan akan bahan galian C khususnya pasir dan batu (sirtu) cukup tinggi. 27. Tahun 2006, potensi Minyak dan Gas Bumi di blok Surumana telah mulai di eksplorasi oleh Exxon Mobil Oil, diharapkan dalam lima tahun ke depan proses eksploitasinya sudah dapat di mulai, sehingga berdampak positif terghadap peningkatan Pendapatn Asli Daerah dan bagi hasil sumberday alam. 28. Kegiatan perdagangan di Kabupaten Donggala terdiri dari beberapa komoditi seperti hasil pertanian, hasil hutan, hasil laut, peternakan, dan mineral hasil pertambangan umum. Perdagangan antar pulau dari Kabupaten Donggala ke berbagai wilayah cukup memberi makna terhadap perekonomian daerah. Secara umum terdapat 13 komoditas yang diperdagangkan, yaitu kopra, bungkil, coklat, cengkeh, jagung, kedelai, rotan, ebony, kayu gergajian, batu kerikil, pasir, hewan, dan hasil laut. 2.1.4 Sosial Budaya ,Politik dan Keamanan 1. Potensi sumberdaya manusia yang ada merupakan modal dasar pembangunan yang sangat penting dalam mewujudkan Donggala sebagai Kabupaten Yang Maju dan Kompetitif Melalui Pemberdayaan Sumberdaya Pembangunan Berkelanjutan. Dari jumlah penduduk yang ada sebesar 280.372 jiwa (sesuai data akhir Tahun 2008), 62.485 orang atau 22,28% merupakan Angkatan kerja produktif. 2. Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada tahun 2008 sebanyak 29.150 orang, sedangkan angkatan kerja yang menganggur sebanyak 33.335 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, pencari kerja yang terbanyak adalah mereka yang berpendidikan SMU sebesar 62,97%, diikuti yang berpendidikan sarjana sebanyak 23,56%, dan sarjana muda/diploma III sebanyak 10,57% sisanya yang berpendidikan SLTP sebanyak 2,66% dan SD sebanyak 0,24%.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

24

Kabupaten Donggala

3. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi masa depan bangsa dalam penyediaan sumber daya manusia berkualitas. Tingkat produktivitas dan kompetisi seseorang sangat ditentukan oleh kualitas manusia yang cerdas dan trampil yang diikuti rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif. Pada Tahun 2008 jumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 148 buah dengan murid sebanyak 4.873 orang, sedangkan jumlah guru sebanyak 636 orang dan rasio antara murid dan Guru TK Tahun 2008 di Kabupaten Donggala adalah 8. Perkembangan jumlah murid, lembaga, dan guru sekolah dasar ternyata dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. 4. Penduduk Kabupaten Donggala tergolong penduduk muda, berarti pada umumnya penduduknya masih berada pada usia sekolah. Dalam rangka mencerdaskan dan kehidupan bangsa sebagaimana memadai, belajar termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maka dibutuhkan terutama sarana dalam prasarana pendidikan yang rangka menyukseskan program wajib

pendidikan dasar 9 tahun. 5. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) terdapat 316 unit sekolah yang terdiri dari SDN Negeri 281 unit dengan jumlah murid 37.927 siswa dan jumlah guru 2.363 dengan rasio murid terhadap guru adalah 14 dan SD Swasta 35 unit jumlah murid .769 siswa dan guru 255 orang dengan ratio sebesar 12.Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) terdapat 281 unit sekolah dengan jumlah murid 37.927 siswa dan jumlah guru 2.363 dengan rasio murid terhadap guru adalah 14. Suatu hal yang menarik dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa adalah adanya peran serta pihak swasta. 6. Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdapat 66 sekolah yang terdiri dari SLTP/MTs negeri sebanyak 36 buah dan SLTP/MTs swasta sebanyak 28 buah. Jumlah Murid sebanyak 11.113 siswa, 976 masing-masing 9.003 bersekolah di SLTP/MTs Negeri dan 2.110 bersekolah di SLTP/MTs swasta dengan jumlah Guru sebanyak

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

25

Kabupaten Donggala

orang; 652 orang mengajar disekolah SLTP/MTs Negeri dan 324 orang mengajar disekolah SLTP/MTs swasta , sementara terhadap Guru sebesar 11. 7. Pada Tahun 2008 terdapat 21 unit Sekolah Menengah Umum yang terdiri dari 9 unit Sekolah (SMK) sebanyak 5 unit. Menengah Umum (SMU) Negeri, 12 unit Jumlah murid SMUN dan SMU Swasta Sekolah SMU swasta. Selain itu terdapat Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 3.834 dengan jumlah guru 325 orang dengan rasio sebesar 11, sedangkan SMK menampung sebanyak 1.268 orang siswa yang diasuh oleh 107 orang guru. Walaupun rasio ini relatif sudah memadai, namun persebarannya masih timpang , sehingga bisa menjadi agenda tersendiri bagi Pemerintah Daerah untuk memeratakan persebaran guru. 8. Angka Partisipasi Kasar (APK) pada Tahun 2008 untuk tingkat SD sebesar 98,51%, tingkat SMP sebesar 80,19% dan tingkat SM sebesar 56,67%. Sementara Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat SD 86,57%, untuk tingkat SMP sebesar 63,65%, untuk tingkat SM sebesar 39,91% ,untuk angka putus Sekolah tingkat SD/MI sebesar 0,28% dari jumlah total siswa KLS IV 5.355; tingkat SMP/MTs sebesar 1,49 % dari jumlah total siswa KLS III 3.875 orang; tingkat SMU/MA sebesar 1,22% dari jumlah total siswa KLS III 1.060 orang dan tingkat SMK sebesar 11% dari jumlah total siswa KLS III 427 orangmenjadi 2.756 orang pada Tahun 2005. Selanjutnya untuk angka melek huruf mencapai 99,45%, dengan rata-rata lamanya sekolah 6,6 tahun. 9. Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah banyak dilakukan oleh pemerintah kabupaten. 10. Pembangunan bidang kesehatan telah mengalami peningkatan yang cukup berarti yang diantaranya terlihat dari semakin meningkatnya jumlah sarana dan prasarana kesehatan. Pada tahun 2008 terdapat Rumah Sakit Umum Pemerintah sebanyak 1 unit; Rasio Murid

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

26

Kabupaten Donggala

Puskesmas 13 unit dengan ratio 1:21.000 penduduk, Puskesmas Pembantu 68 unit dengan ratio 1:4000 penduduk; Puskesmas Keliling 15 unit dengan ratio 1:19.000 penduduk; Polindes 50 Unit dengan ratio 1:5.500 penduduk; Posyandu 379 unit; Bidan 142 orang (berada didesa 86 orang); sementara keluarga miskin sebesar 129.089 jiwa (kuota 107.572 jiwa). Untuk kondisi tenaga kesehatan Dokter Spesialis 2 Orang; Dokter Umum 16 Orang (11 PTT), Dokter Gigi 3 Orang (2 PTT); Perawat 120 Orang; Perawat Gigi 7 Orang; Bidan 142 Orang (81 PTT); Apoteker dan farmasi 4 Orang; Gizi 4 Orang; Teknisi Medis 8 Orang; Sanitasi 26 Orang; Kesmas 6 Orang; Administrasi 26 Orang. 11. Kondisi masalah kesehatan di Kabupaten Donggala masih sangat besar di mana usia harapan hidup rata-rata 61 tahun. Penduduk yang diperkirakan tidak mencapai usia 40 tahun disebabkan lingkungan tidak higenis dan akses terhadap sarana kesehatan rendah sebesar 22,9 %,. Sementara itu tingkat kematian ibu per kelahiran hidup pada Tahun 2007 adalah 33 : 10.071.297/100.000 KH menurun menjadi 22 : 8.080.272/100.000 KH pada tahun 2008; tingkat kematian bayi per kelahiran hidup pada tahun 2007 sebesar 123 : 10.071.12,2/1000 KH menurun menjadi 82 : 8.080.10,1/1000 KH pada Tahun 2008. Demikian pula Status Gizi Balita; untuk Status Gizi Buruk pada tahun 2007 sebesar 5,97% menurun menjadi 1,04% pada tahun 2008, Status Gizi Kurang pada Tahun 2007 sebesar 18,42% menurun menjadi 6,13% pada tahun 2008; Status Gizi Baik sebesar 16,13% pada tahun 2007 meningkat menjadi 92.06% pada tahun 2008 dan Status Gizi Lebih sebesar 12,48% pada tahun 2007 menurun menjadi 0,77% pada tahun 2008. selain itu pada sisi lain pemerintah Kabupaten Donggala telah melakukan pembangunan sarana air bersih sehingga penduduk yang yang mempunyai akses terhadap air bersih khususnya dipedesaan mencapai 62,3 %, demikian pula penduduk mempunyai akses terhadap sarana kesehatan mencapai 60.40%,. Dengan berbagai program dan kegiatan pembangunan kesehatan, di masa depan berbagai indikator kesehatan ini akan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

27

Kabupaten Donggala

semakin membaik. 12. Pendekatan politik massa mengambang (floating mass) sebagai upaya untuk mengendalikan dinamika politik masyarakat demi pembangunan ekonomi pada masa lalu menjadikan pembangunan politik mengalami stagnasi. Pada sisi lain, dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah menurut Undang-Undang No.5/1974, otonomi tidak lebih sebagai kewajiban daripada hak, seleksi kepemimpinan lokal diformulasikan melalui pola yang sentralistik. taraf hidup dan derajat pendidikan masyarakat, Meningkatnya menimbulkan

tuntutan yang lebih besar dalam partisipasi politik, namun saluran yang tersedia tidak memadai. Terjadinya krisis ekonomi sejak awal Mei 1997 berlanjut menjadi krisis multidimensi secara akumulatif menimbulkan desakan kuat pada tuntutan reformasi. Reformasi politik nasional yang menemukan momentum di tahun 1998, secara monumental diwujudkan dalam pemilu tahun 1999 serta pemilu legislatif dan pemilu presiden/wakil presiden tahun 2004, melalui dua kali perubahan lima undang-undang politik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan juga terus dilakukan pembenahan ditandai dengan terbitnya UU.No. yang 22 Tahun 1999 serta berbagai dinamika Tahun peraturan politik dan pelaksanaan direvisi dibutuhkan. Tingginya No. 32

perlunya konsolidasi dan sinkronisasi ketentuan normatif maka dengan Undang-Undang 2004 tentang Pemerintahan Daerah untuk mengganti undang-undang sebelumya. Praktek politik selama sekitar lima tahun memperlihatkan betapa besarnya perubahan politik yang terjadi, partisipasi politik masyarakat yang lebih otonom, independen dan mandiri juga semakin meningkat dan meluas termasuk dalam kehidupan politik lokal. Hal ini ditandai dengan telah dilakukannya pemiilihan secara langsung kepala daerah yang akan menjadi agenda rutin lima tahunan. 13. Kabupaten Donggala memiliki beberapa jenis budaya lokal, yang dipengaruhi oleh latar belakang historis. Sebagai Kabupaten pesisir/pantai dan Kabupaten niaga yang cukup tua, budayanya telah

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

28

Kabupaten Donggala

mengalami akulturasi. Keragaman budaya itu menjadi kekayaan yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Tantangan budaya yang dihadapi adalah semakin besarnya pengaruh globalisasi yang berdampak pada perubahan budaya lokal, yang bila tidak diantisipasi dan dikendalikan tentunya akan berdampak pada nilai-nilai budaya lokal. 14. Potensi pariwisata Kabupaten Donggala dikembangkan atas dasar beberapa dimensi antara lain pengembangan nilai budaya yang sudah ada dalam masyarakat, pengembangan nilai ekonomi masyarakat dan mempertahankan karakteristik dasar dari masyarakat serta nilai adat istiadat dan agama. Khusus untuk wisata alam, Kabupaten Donggala telah memiliki berbagai obyek wisata yang cukup potensial untuk dikelola secara lebih intensif, antara lain:, Pantai Pasir Putih Tanjung Karang, Towale dan Pantai Enu, Obyek Wisata Danau Talaga, Obbyek Wisata Bahari Pulau Pasoso, Obyek Wisata Air Panas Tambu, berbagai atraksi seni budaya seperti Dande Ndate serta beberapa obyek wisata menarik lainnya. 15. Sarana Ibadah yang terdapat di Kabupaten Donggala sampai Tahun 2008, masing-masing 351 Masjid, 91 Mushollah, 2 Langgar, 109 Gereja, 102 Pura dan 1 Vihara. 2.1.5. Prasarana dan Sarana 1. Ketersediaan sarana dan prasarana fisik mempengaruhi tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Sarana dan prasarana itu diperlukan untuk membantu kelancaran proses produksi dan distribusi produk. Selain itu ketersediaan sarana dan prasarana juga merupakan bentuk pelayanan pemerintah daerah terhadap perkembangan dan kemajuan masyarakat Kabupaten Donggala. 2. Jumlah kantor Bank di Kabupaten Donggala pada Tahun 2003 sebanyak 14 kantor, terdiri dari 1 kantor cabang, 2 kantor cabang pembantu dan 11 kantor unit pembantu. Kondisi ini relatif tidak

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

29

Kabupaten Donggala

mengalami perubahan yang signifikan bila dibandingkan 10 tahun sebelumnya. Selain bank, koperasi juga menjadi sarana penting, jumlah koperasi pada Tahun 2003 sebanyak 142 koperasi dengan jumlah anggota 35.291 orang. Pada Tahun 2004, jumlah ini meningkat menjadi 149 buah koperasi primer. Industri yang ada di Kabupaten Donggala berjumlah 38 perusahaan dengan klasifikasi: 16 industri kecil, industri logam, mesin, elektronik dan Kimia (ILMK) 8

perusahaan, serta industri hasil pertanian dan kehutanan yang tersebar pada beberapa Kecamatan sebanyak 14 perusahaan. Kondisi ini memperlihatkan mulai tumbuhnya iklim investasi. Berdasarkan data jumlah penyerapan tenaga kerja sebagian besar bekerja di industri kecil sebanyak 97 orang, serta industri hasil pertanian dan kehutanan sebanyak 25 orang, sementara yang bekerja pada industri logam, mesin, elektronik dan kimia (ILMK) 171 orang. 3. Berdasarkan data Tahun 2005 dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Donggala, sebaran pasar di Kabupaten Donggala

sebagai penunjang sarana ekonomi sebanyak 74 buah yang tersebar di 19 Kecamatan, dua diantaranya tidak aktif atau terlalu jauh dari jangkauan. Dua kecamatan yang belum memiliki pasar adalah kecamatan Pipikoro dan Pinembani yang merupakan kecamatan pemekaran. 4. Kepemilikan pasar didominasi oleh Pemda sebanyak 38 buah, pasar desa (25 buah) pasar transmigrasi (2 buah) Satu buah pasar Inpres, sedangkan sisanya sisanya 8 buah memiliki status lain. 5. Perpindahan Ibu Kota Kabupaten Donggala dari Palu ke Donggala, pada prinsipnya adalah dalam rangka meningkatkan kinerja Aparatur Pemerintah Kabupaten Donggala, sekaligus memperpendek layanan publik. Pemerintah Daerah dituntut untuk menyediakan dan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

30

Kabupaten Donggala

melaksanakan

pembangunan

gedung

perkantoran

yakni

kantor

bupati, kantor bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah di kawasan perkantoran Kelurahan Gunung Bale serta sarana dan prasarana lainnya di Kabupaten Donggala. 6. Perkembangan setiap tahunnya tidak sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan oleh tidak tersedianya dana yang sesuai dengan

perencanaan awal melainkan perencanaan mengikuti dana yang dialokasikan setiap tahun sehingga dampak yang dirasakan adalah persentase pelaksanaan pembangunan tidak sesuai dengan

persentase dalam perencanaan. Hal ini sangat terlihat pada gedunggedung dan fasilitas umum lainnya yang membutuhkan alokasi dana yang besar. 7. Pembangunan Gedung Perkantoran lainnya yang dilaksanakan demi meningkatnya kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Donggala di Kawasan Perkantoran Kelurahan Gunung Bale sampai pada Tahun 2005, telah mencapai 30% dari jumlah gedung yang akan di bangun. 8. Dilain pihak khusus kegiatan Perencanaan Tata Ruang kecamatan dari Tahun 1999 s/d 2005 telah dilaksanakan di 19 kecamatan, namun yang telah dibuat dalam bentuk Perda dan dilaksanakan baru pada 13 kecamatan, sehingga pencapaian sasaran untuk perencanaan Tata Ruang 68,42% dari seluruh Ibukota Kecamatan yang berada di Kabupaten Donggala. Pada sisi lain pelaksanaan sosialisasi dan pembuatan papan informasi Tata Ruang Ibu Kota Kecamatan telah dilaksanakan di 19 kecamatan. 9. Kondisi Prasarana perhubungan jalan Tahun 2005 dapat digambarkan sebagai berikut: dari panjang jalan dengan permukaan aspal, baik jalan negara maupun jalan kabupaten sepanjang 1.800,32 km, yang terdiri dari jalan negara 364,27 km atau 20,23 %, jalan propinsi

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

31

Kabupaten Donggala

270,55 km atau 150,03%, sedangkan panjang jalan di Kabupaten Donggala telah mencapai 1.165,50 km atau 64,74%. Berdasarkan kondisi permukaan jalan dari panjang jalan 1.800,32 km tersebut

diatas jalan aspal 1.106,55 km atau 61,46%, kerikil sepanjang 326,51 km atau 18,14 %, dan tanah 140,54 km atau 7,81 %, sedangkan sisanya sepanjang 195,20 km atau 10,84 % belum tembus. Kondisi jalan yang ada saat ini di Kabupaten Donggala sebagian sudah rusak ringan yaitu 219,80 km atau 12,21 % kondisinya rusak dan 344,69 km atau 19,25 % kondisinya rusak berat. 10. Meningkatnya pengembangan dan konservasi sumberdaya air serta pengendalian/ pengelolaan air tanah untuk menjamin stabilitas persedian air dan pelestarian fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai sumber air, lebih diberdayakan dalam memenuhi kebutuhan air rumah tangga, energi dan pertanian, peningkatan penyediaan pengelolaan air bersih serta penanggulangan bahaya banjir,

pengamanan dan pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) secara konprehensif. Produksi pertanian tidak lepas dari upaya pembangunan pengairan berupa irigasi dan sarana serta prasarana penunjang lainnya, di Kabupaten Donggala sampai dengan akhir Tahun 2005 terdapat 30.714 Ha luas lahan potensial dan 20.315 Ha luas lahan fungsional dengan katagori luas irigasi tehnis (21 daerah irigasi)

termasuk irigasi Gumbasa terdapat 21.730,00 Ha luas areal lahan potensial dan 14.569,00 Ha luas lahan fungsional luas areal irigasi semi tehnis (16 daerah irigasi) terdapat 7.854,00 Ha luas areal lahan potensial dan 5.214,00 luas areal lahan fungsional dan luas areal irigasi sederhana (4 daerah irigasi) terdapat 1.130,00 Ha luas areal lahan potensial dan 647,00 luas areal lahan fungsional, juga terdapat irigasi desa (37 daerah irigasi) seluas 5.161,00 Ha areal lahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

32

Kabupaten Donggala

potensial dan 4.906,00 luas areal lahan fungsional yang kesemuanya itu memerlukan pengairan dan irigasi yang memadai. 11. Meningkatnya pembangunan irigasi tehnis, irigasi semi teknis dan irigasi sederhana untuk mendukung intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi usaha pertanian. Peningkatan pemeliharaan dan

rehabilitasi irigasi serta perluasan jaringan irigasi terutama jaringan tersier dan kuarter dengan mengaktifkan peran serta masyarakat petani pemakai air (P3A), di mana sampai tahun 2005 terdapat 207 kelompok, di mana yang aktif hanya 150 kelompok, kurang aktif 31 kelompok dan yang tidak aktif 26 kelompok. Idealnya dengan 42 daerah irigasi tehnis dan semi tehnis serta 37 daerah irigasi desa dibutuhkan 443 kelompok P3A berarti kekurangan sekitar 233 unit kelompok P3A. 12. Pemenuhan kebutuhan air bersih PDAM dengan tingkat cakupan pelayanan sebesar 95%. Diluar pelayanan PDAM pemenuhan kebutuhan air bersih dicukupi melalui pembuatan sumur dangkal maupun sumur dalam serta dari air permukaan (sungai, danau). Tantangan kedepan yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan air bersih adalah keterbatasan sumber-sumber air baku ( raw water). Tantangan lainnya adalah berkembangnya pemenuhan kebutuhan air bersih dengan pembangunan sumur dangkal dan sumur dalam yang tidak diimbangi oleh pasokan air (recharge) sehingga menyebabkan terjadinya penurunan tanah (land subsidence) serta intrusi air laut/asin. 13. Sistem transportasi wilayah di Kabupaten Donggala sangat terkait dengan hirarki kota yang mendukung hubungan inter-regional dan intra-regional, berdasarkan letak geografisnya hubungan interregional berkaitan dengan sarana transportasi laut. Di mana lintas kapal yang masuk dan keluar Kabupaten Donggala dilayani oleh dua pelabuhan yaitu pelabuhan Wani dan Ogoamas, sementara pelabuhan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

33

Kabupaten Donggala

Donggala

sebagai

pelabuhan

samudera

tidak

dapat

berfungsi

sebagaimana mestinya karena kondisinya yang tidak lagi memenuhi syarat untuk dioperasikan. Di samping itu pemerintah daerah sampai dengan Tahun 2005 telah mengoperasikan lima unit terminal angkutan yang berfungsi untuk melayani dan mengkoordinir arus penumpang dan barang antar wilayah. 14. Pembangunan dan rehabilitasi Drainase yang dilaksanakan dalam lima tahun terakhir yakni: dari Tahun 2000 sampai dengan 2005, mengalami peningkatan yang berarti, bila dilihat dengan asumsi bahwa setiap desa yang berada di Kabupaten Donggala harus mempunyai sistem drainase yang baik, seperti diketahui, sampai dengan akhir Tahun dilakukan di 19 desa, adalah 8 desa, Tahun 1999 pembangunan dan rehabilitasi drainase Tahun 2000 adalah 8 desa, tahun 2001 2002 adalah dua desa, Tahun 2003 adalah

tiga desa, Tahun 2004 adalah

9 desa dan Tahun 2005 adalah tiga

desa. Jumlah drainase terbangun di Kabupaten Donggala adalah 8.859,02 m yang tersebar pada 40 desa di Kabupaten Donggala. 15. Pembangunan dan perbaikan Jalan Lingkungan dilaksanakan dengan tujuan daerah Permukiman Masyarakat tertata dengan rapi dan bersih. Sejak Tahun 2000 s/d 2005 Perbaikan Jalan Lingkungan diutamakan pada daerah permukiman yang padat dan tidak teratur, sehingga pembangunan perbaikan jalan lingkungan tidak sepenuhnya ditangani oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala. Perkembangan Perbaikan Jalan Lingkungan dapat kita lihat sebagai berikut Tahun 1999 sebesar 1.958, Tahun 2001 sebesar 3.507 m, dan Tahun 2003 sebesar 1.012 m, dan Tahun 2005 sebesar 2.000 m. 16. Pembangunan dan rehabilitasi Air Bersih selama lima tahun telah dibangun dan direhabilitasi pada 159 desa di Kabupaten Donggala. Pembangunan dan Rehabilitasi Air Bersih setiap tahunnya meningkat sehingga dapat berfungsi dan dinikmati oleh 79.217 jiwa di Kabupaten Donggala. Dari Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2005,

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

34

Kabupaten Donggala

Pembangunan Air Bersih Kota Donggala sudah mencapai 80 %. Kegiatan Pembangunan Air Bersih Kota Donggala difokuskan pada Pembuatan Bak Penampungan air pada sumber dan jaringan transmisi (100%). Untuk memenuhi keperluan air bersih di ibukota kabupaten yang sesuai dengan standar kesehatan (higienis), saat ini pemerintah Kabupaten Donggala telah merintis penyediaan air bersih melalui sumber mata air Powelua yang mencapai 24 km dari sumber mata air dengan kemampuan produksi air sebesar 60 liter/detik. Selain itu, juga terdapat cadangan air bersih bagi ibukota kabupaten melalui Desa Loli Tasiburi dengan jarak dari ibukota kabupaten (Gunung Bale) 14 Km dan kemampuan produksi air bersih sekitar 25 liter/detik. Kapasitas produksi yang dicapai sebesar 4.738.327m3. Jumlah air yang disalurkan kepada pelanggan sebanyak 4.501.410m3, atau 94, 99 % dari total air yang diproduksi. Jumlah pelanggan yang dilayani oleh PDAM Donggala pada tahun 2003 sebanyak 9.895 yang terdiri dari pelanggan non-niaga 9.460 pelanggan atau 95,60 %, niaga 302 pelanggan atau 3,05 %, sosial 131 pelanggan atau 1,32 % dan industri 2 pelanggan atau 0,02 %. 17. Tenaga listrik di Kabupaten Donggala sampai saat ini masih dipasok dari PLTD Silae Kota Palu. Jumlah pelanggan PLN di daerah ini sebanyak 56.026 Rumah Tangga. Jumlah tenaga Hal listrik yang yang perlu terpakai/terjual sebanyak 203.309.771 Kwh.

diperhatikan untuk masa mendatang di Kabupaten Donggala adalah upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi apabila terjadi krisis listrik, oleh karena terjadi peningkatan jumlah penggunaan listrik baik rumah tangga maupun industri, sehingga pemerintah perlu melakukan terobosan dan kiat untuk menggaet investasi di bidang kelistrikan. 2.1.6. Pemerintahan 1. Salah satu potensi pembangunan dan sekaligus menjadi faktor strategis yang dimiliki adalah adanya pemerintahan (dalam arti luas)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

35

Kabupaten Donggala

yang mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Kondisi potensial ini dapat diperoleh karena Kabupaten Donggala memiliki institusi pemerintahan yang didukung dengan aparatur yang profesional, sistem/standar prosedur penyelesaian tugas yang tertata dengan baik, dan dilengkapi dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berbagai hasil penelitian dan pengembangan yang menunjang peningkatan kinerja pelayanan publik dalam rangka menciptakan tata pemerintahan yang baik ( good governance). Nilainilai kearifan sosial, budaya dan agama senantiasa mewarnai segala aktivitas warga kota, sehingga menciptakan suasana kehidupan warga Kabupaten yang kondusif dan merupakan modal dasar bagi terciptanya ketertiban dan keamanan. Hal tersebut menjamin

berlangsungnya kegiatan pembangunan kota. Selain itu kehidupan berpolitik yang demokratis dan adanya sistem penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM) ikut mendukung terciptanya suasana Kabupaten yang tertib dan aman tersebut. 2. Dimasa lalu, penempatan aparatur pemerintah sebagai salah satu pilar kekuasaan politik telah mendatangkan dilema ketika terjadi reformasi dan perubahan kekuasaan politik. Hal ini terjadi karena sudah sejak lama aparatur pemerintah berada dalam posisi yang tidak netral, kurang memiliki pola pengembangan karir yang jelas berbasis pada profesionalitas dan kompetensi. Dengan kata lain, telah terjadi perubahan normatif dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di satu pihak, realokasi dan redistribusi aparatur perlu menggunakan pertimbangan manajerial, di lain pihak sulit mengabaikan pertimbangan non manajerial (sosial, psikologis dan kemanusiaan). Bila semata menggunakan pertimbangan manajerial, maka akan terjadi rasionalisasi besar-besaran dan potensial menimbulkan gejolak sosial. Bila dominan dampak diwarnai inefisiensi pertimbangan serta non manajerial antara 36 menimbulkan ketidaksesuaian

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

Kabupaten Donggala

struktur

organisasi,

jumlah

aparatur

dan beban

kerja.

Kondisi

dilematis tersebut semakin nampak ketika daerah diberi kebebasan untuk menentukan jenis dan jumlah unit organisasi berdasarkan kemampuan, kebutuhan dan beban kerja sebagaimana dimaksud PP. No. 84 Tahun 2000. Secara faktual kombinasi pertimbangan sulit manajerial dan non manajerial dalam penempatan aparatur

dielakkan. Hal ini semakin mencolok ketika muncul PP. No. 8 Tahun 2003 sebagai revisi PP. No. 84 Tahun 2000 dimana di dalamnya memberi banyak pembatasan terhadap jumlah dan jenis unit organisasi, daerah mengalami kesulitan bahkan bereaksi melakukan protes, penundaan bahkan penolakan. Terjadinya perubahan dari UU. No. 22 Tahun 1999 ke UU. No. 32 Tahun 2004 membuka harapan baru bagi daerah dalam mengatasi situasi dilematis. 3. Pembangunan yang diselenggarakan sebelum era reformasi memiliki penekanan yang cukup besar pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat. Kondisi masa lalu masih menunjukkan adanya banyak kelemahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, misalnya diskriminasi layanan, dan keterbatasan cakupan layanan. Setelah era reformasi, penyelenggaraan pelayanan dasar semakin mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembangunan, seperti: pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, dan lain-lain. Untuk itu berbagai langkah perubahan harus dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan umum seperti pembentukan Unit Pelayanan Terpadu (UPT), aplikasi Standar Pelayanan Minimal melalui Bulan Layanan Publik dan ditingkatkan menjadi Tahun Peningkatan Pelayanan Publik; dimana disertai dengan pengadaan sarana pengaduan dan hot line service dengan memanfaatakan teknologi dan informasi. Tantangan utama yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Donggala terkait dengan pelayanan publik adalah semakin meningkatnya tuntutan publik akan sistem manajemen pemerintahan yang menekankan pada kualitas pelayanan publik, yang memperhatikan pengutamaan hak-hak publik melalui

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

37

Kabupaten Donggala

optimalisasi penggunaan teknologi dan informasi. 4. Telah terjadi perubahan yang sangat mendasar dalam peranan pemerintah (institusi birokrasi) dalam penyelenggaraan pembangunan, dari peran negara yang sangat dominan menjadi peran negara yang semakin berkurang; sejalan dengan semakin besarnya peran yang dimainkan oleh komponen masyarakat sipil dan swasta/pengusaha. ditentukan Pembentukan Penyelenggaraan oleh pemerintah pemerintahan birokrasi hal ini (dalam ini sangat keberhasilannya birokrasi institusi pemerintah. perangkat

pemerintah daerah), sebelum era otonomi daerah (Tahun 2001) sangat diwarnai dengan nuansa sentralistik (menekankan pada physical structure), dimana semuanya ditentukan oleh Pusat, setelah Tahun 2001 kelembagaan pemerintah daerah semakin memperhatikan nuansa lokal (menekankan pada logical structure). Tantangan ke depan terkait dengan aspek kelembagaan pemerintah ini adalah kelembagaan pemerintah daerah semakin dituntut untuk dapat memberikan kinerja yang terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik; yang dapat selalu mengantisipasi dan mengakomodasi dampak positif perubahan dari berbagai aspek, seperti desentralisasi, demokratisasi, globalisasi, teknologi dan informasi. 5. Dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di harapkan pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan pemerintah dan penyediaan pelayanan publik akan menjadi lebih sederhana dan cepat. kualitas Salah satu tujuan dari hal tersebut adalah meningkatnya pelayanan masyarakat, dalam berbagai kebutuhan,

ketertiban dan keamanan. 6. Beberapa hal masalah pokok dalam peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah yang menjadi fokus perhatian dalam pelaksanaan pembangunan saat ini antara lain : oBelum maksimalnya penyediaan prasarana dan sarana pemerintah seperti kantor (Dinas/Instansi, Camat dan Rumah Dinas Camat)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

38

Kabupaten Donggala

dan perlengkapan operasional. oProfesionalisme aparatur pemerintah relatif rendah seperti disiplin pegawai rendah dan sumber daya terampil relatif rendah. oBelum maksimalnya standar pelayanan minimal. 7. Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sejalan dengan perubahan peradaban dan budaya manusia, yang berdampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia, termasuk bagi pelaksanaan pembangunan daerah. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, telah banyak diaplikasikan hasil-hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, disertai dengan adanya berbagai penelitian dan pengembangan untuk mengatasi berbagai permasalahan strategis utama daerah yang secara terarah dalam dan ilmu berkelanjutan.Tantangan dihadapi

pengetahuan dan teknologi adalah semakin derasnya pengaruh arus globalisasi yang berdampak pada perubahan paradigma sistem dan mekanisme pemerintahan, institusi dan aparatur harus semakin tanggap dan mampu dalam menyiapkan dan mengaplikasi berbagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasil-hasil penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik. 8. Pembangunan bidang hukum telah berkembang begitu pesat, dimana dahulu hanya berperan sebagai alat kepentingan politik dalam penyelenggaraan pemerintahan menjadi semakin besar peranannya dalam pengaturan kehidupan bernegara dan bermasyarakat sejalan dengan berkembangnya dinamika penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik. Selama lima tahun terakhir (2000-2005) telah dihasilkan berbagai produk legislasi daerah (khususnya Perda) sebanyak 124 buah Perda yang berupa Perda baru maupun revisi atas Perda lama yang sudah tidak sesuai dengan kondisi dinamika penyelenggaraan pemerintahan. Berbagai permasalahan yang ditemukan selama ini terkait dengan aspek hukum adalah masih lemahnya kinerja penegakkan hukum daerah terhadap berbagai

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

39

Kabupaten Donggala

pelanggaran yang terjadi, masih perlu ditingkatkannya kualitas dan kuantitas produk hukum hukum daerah, serta belum berkembangnya pembangunan budaya/kesadaran masyarakat. Tantangan

hukum pada masa yang akan datang adalah jaminan akan kepastian, rasa keadilan dan perlindungan hukum. Hal ini sejalan dengan semakin besarnya tuntutan untuk membentuk tata peraturan daerah yang baik disertai dengan peningkatan kinerja lembaga dan aparatur hukum serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat. 9. Pada era masa lalu, penyelenggara pemerintahan (penguasa) menggunakan keamanan dan ketertiban masyarakat sebagai salah satu prasyarat utama (dikenal dengan istilah stabilitas) untuk keberhasilan pelaksanaan pembangunan; sebagai dampaknya, tingkat kriminalitas cenderung rendah. Pada era reformasi cenderung terjadi peningkatan gangguan kriminalitas karena besarnya dampak krisis multi dimensi berupa tingginya angka pengangguran, kemiskinan dan faktor ekonomi lainnya. 2.2. Prediksi Kondisi Umum Daerah.

1. Dalam perjalanan waktu 20 tahun yang akan datang, mau tak mau Kabupaten Donggala akan menghadapi persaingan dan

ketidakpastian global yang makin meningkat, jumlah penduduk yang makin banyak, dan dinamika masyarakat yang makin

beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Kabupaten Donggala, maka menjadi keniscayaan untuk diteruskannya berbagai hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai selama ini,

permasalahan yang sedang dihadapi dan tantangannya ke depan ke dalam suatu konsep pembangunan jangka panjang, yang mencakup berbagai aspek penting kehidupan rakyat, yang akan menuntun proses menuju tatanan kehidupan masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

40

Kabupaten Donggala

2. Penekanan akan perlunya pembangunan ekonomi untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat yang akan meningkat baik dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi dan stabilitas ekonomi dapat terjaga. Peningkatan kesejahteraan masyarakat secara nyata dapat ditunjukkan antara lain melalui peningkatan pendapatan perkapita sekitar sepuluh kali lipat dari keadaan saat ini, menurunnya secara drastis jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan, serta tersedianya lapangan kerja yang memadai bagi rakyat di Kabupaten Donggala. 3. Pertumbuhan berbagai ekonomi dan yang prasarana pesat mendorong penyediaan yang

sarana

perekonomian

penting

dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Secara bertahap, struktur ekonomi berubah dari yang semula didominasi oleh pertanian tradisional ke arah kegiatan ekonomi lebih modern dengan penggerak industri yang berbasis pertanian. Ekspor migas dan nonmigas yang menunjukkan peningkatan kemampuan untuk menghasilkan produk dan daya saing produk Kabupaten Donggala terhadap produk wilayah, bahkan negara lain meningkat pesat. 4. Penggunaan energi di Kabupaten Donggala meningkat cukup pesat sejalan dengan peningkatan ekonomi. Walaupun berbagai upaya restrukturisasi dan reformasi kelembagaan terus dilaksanakan, kenaikan konsumsi energi masih lebih tinggi dibandingkan dengan penyediannya. Meskipun mengalami pergeseran dari sumber energi yang berasal dari bahan bakar minyak ke gas alam dan batu bara, pola konsumsi energi masih menunjukkan ketergantungan pada sumber energi tak terbarukan. Dengan demikian, perlu upaya untuk mengembangkan sumber energi terbarukan (mikro hidro, biomassa, biogas, gambut, energi matahari, arus laut, dan tenaga angin)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

41

Kabupaten Donggala

sehingga di masa mendatang Kabupaten Donggala tidak akan mengalami kekurangan pasokan energi. 5. Kegiatan ekonomi yang meningkat akan membutuhkan penyediaan energi yang makin besar. Dalam kaitan itu, tantangan utama dalam pembangunan energi adalah meningkatkan kemampuan produksi minyak dan gas bumi pada blok Surumana yang sekaligus memperbesar penerimaan devisa; memperbanyak infrastruktur energi untuk memudahkan penyampaian energi kepada konsumen baik industri maupun rumah tangga; serta mengurangi secara signifikan ketergantungan terhadap minyak dan meningkatkan kontribusi energi terbarukan lainnya dalam penggunaan energi. 6. Pembangunan ketenagalistrikan yang telah dilakukan selama ini telah memberi sumbangan yang berarti dalam pembangunan di berbagai bidang. Namun sampai saat ini beberapa permasalahan pokok masih dihadapi. 7. Tantangan sektor ketenagalistrikan yang dihadapi meliputi luasnya wilayah Kabupaten Donggala dengan densitas penduduk yang bervariasi yang mempengaruhi tingkat kesulitan pengembangan sistem kelistrikan yang optimal; potensi cadangan energi primer yang cukup besar namun lokasinya sebagian besar jauh dari pusat beban dengan infrastruktur pendukung yang masih sangat terbatas; keterbatasan teknologi, sumberdaya budaya manusia, usaha di ilmu bidang pengetahuan dan

serta

ketenagalistrikan;

pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik yang cukup tinggi setiap tahun; daya beli masyarakat yang masih rendah dan relatif tidak merata. 8. Dalam era globalisasi, informasi mempunyai nilai ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan daya saing
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

42

Kabupaten Donggala

suatu bangsa sehingga mutlak diperlukan suatu kemampuan untuk mengakses informasi. Beberapa masalah yang dihadapi antara lain: terbatasnya ketersediaan infrastruktur telematika yang sampai saat ini penyediaan infrastruktur telematika belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat; tidak meratanya penyebaran infrastruktur telematika perkotaan; dengan konsentrasi yang lebih besar di daerah

terbatasnya

kemampuan

pembiayaan

penyedia

infrastruktur telematika dengan belum berkembangnya sumber pembiayaan telematika lain seperti untuk mendanai pembangunan infrastruktur pemerintah-

kerjasama

pemerintah-swasta,

masyarakat, serta swasta-masyarakat; dan kurang optimalnya pemanfataan dimanfaatkan telematika. infrastruktur dalam alternatif lainnya yang dapat layanan

mendorong

tingkat

penetrasi

Rendahnya

kemampuan

masyarakat

Kabupaten

Donggala untuk mengakses informasi pada akhirnya menimbulkan kesenjangan digital dengan wilayah lain. Dalam kaitan itu, perlu segera dilakukan berbagai perbaikan dan perubahan untuk

meningkatkan kesiapan dan kemampuan masyarakat di Kabupaten Donggala dalam menghadapi persaingan global yang makin ketat. 9. Beberapa kemajuan dicapai dalam pembangunan daerah Kabupaten Donggala. Dari sisi politis penerapan desentralisasi dan otonomi daerah, serta pemekaran kecamatan telah memberikan ruang gerak kepada masyarakat di daerah untuk mempercepat pembangunan daerah. Disamping itu kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Donggala telah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut antara lain tercermin dari meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB); berkurangnya

pengangguran; meningkatnya akses masyarakat kepada jaringan


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

43

Kabupaten Donggala

infrastruktur (khususnya transportasi dan telekomunikasi) maupun fasilitas pendidikan dan kesehatan. Namun demikian peningkatan kondisi sosial dan ekonomi tersebut relatif tidak merata dan sangat bervariasi antara wilayah yang satu dengan yang lain. 10. Selain itu kebijakan pembangunan nasional yang selama ini

kurang memberikan perhatian yang memadai pada kesenjangan juga menimbulkan beberapa ekses negatif terhadap pembangunan daerah, antara lain: menumpuknya kegiatan ekonomi di daerah tertentu saja, seperti terkonsentrasinya industri manufaktur di kotakota besar; terjadinya pertumbuhan kota yang kurang terkendali yang mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan perkotaan; melebarnya kesenjangan pembangunan antara daerah perkotaan dan perdesaan; meningkatnya kesenjangan pendapatan perkapita; masih banyaknya daerah-daerah miskin, tingginya pengangguran, serta rendah produktivitas; kurangnya keterkaitan kegiatan

pembangunan antar wilayah; kurang adanya keterkaitan kegiatan pembangunan konversi antara perkotaan ke dengan perdesaan; serta adanya kurang

lahan

pertanian

nonpertanian;

diperhatikannya pembangunan daerah perbatasan, pesisir, dan kepulauan. 11. Berbagai ekses sebuah negatif isu tersebut, permasalahan secara yang bersama-sama sentral bagi

membentuk

pembangunan daerah, yaitu tingginya kesenjangan pembangunan antar daerah daerah. perlu Pengurangan dilakukan kesenjangan hanya pembangunan untuk antar

tidak

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Donggala, tetapi juga untuk menjaga stabilitas, perstuan dan kesatuan. Tujuan penting dan mendasar yang akan dicapai untuk mengurangi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

44

Kabupaten Donggala

kesenjangan antar daerah adalah bukan untuk memeratakan pembangunan fisik di setiap daerah, tetapi yang paling utama adalah pengurangan kesenjangan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat antar daerah.
12.

Sementara itu, dari sisi eksternal secara pasti persaingan global

akan semakin kuat berpengaruh pada pembangunan pada masa yang akan datang. Perekonomian daerah akan menjadi lebih terbuka yang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan wilayah-wilayah di Kabupaten Donggala. Sejak Tahun 2003, AFTA telah diberlakukan secara bertahap di lingkup negara-negara ASEAN, dan perdagangan bebas akan berlangsung sepenuhnya mulai Tahun 2008. Selanjutnya mulai
Tahun 2010 perdagangan bebas di seluruh wilayah Asia Pasifik akan

dilaksanakan. Dalam kaitan itu, tantangan bagi daerah-daerah adalah menyiapkan diri menghadapi globalisasi perekonomian untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal sekaligus

mengurangi kerugian dari persaingan global melalui

pengelolaan

sumberdaya yang efisien dan efektif. Oleh karena itu identifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang dimiliki oleh masing-masing daerah sangat penting dilakukan berdasarkan

potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan agar setiap daerah dapat memanfaatkan keunggulan yang terdapat di masing-masing daerah; dan keunggulan yang tersebar di beberapa wilayah tersebut dimanfaatkan untuk membawa masyarakat Kabupaten Donggala secara keseluruhan menjadi bangsa yang maju, adil, dan makmur. 13. Sumberdaya alam memiliki peran ganda, yaitu sebagai modal

pembangunan dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan. Peranan sumber daya alam dapat dilihat dari sumbangannya
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

45

Kabupaten Donggala

terhadap PDRB dan kemampuannya menyerap tenaga kerja. Namun, di lain pihak keberlanjutan atas ketersediaannya sering diabaikan sehingga daya dukung lingkungan menurun dan

ketersediaan sumberdaya alam menipis. Bila hal ini tidak ditangani, maka dalam 20 tahun mendatang diperkirakan Kabupaten Donggala akan mengalami krisis air, krisis pangan, dan krisis energi. Ketiga ancaman krisis ini menjadi tantangan jangka panjang yang harus diantisipasi secara dini agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat dan bangsa. 14. Ancaman krisis air disebabkan oleh memburuknya kondisi hutan

akibat deforestasi yang meningkat pesat. Deforestasi ini disebabkan oleh peralihan fungsi kawasan hutan menjadi permukiman,

perkebunan, dan pertambangan; terjadinya kebakaran hutan; serta makin meningkatnya illegal logging. Berkurangnya kawasan hutan selanjutnya menyebabkan terganggunya kondisi tata air. Gejala ini terlihat dari berkurangnya ketersediaan air tanah, turunnya debit air waduk dan sungai pada musim kemarau yang mengancam pasokan air untuk pertanian, membesarnya aliran permukaan yang

mengakibatkan meningkatnya ancaman bencana banjir pada musim penghujan. Sementara itu, laju kebutuhan air terus bertambah diperkirakan rata-rata sebesar 10 persen per tahun. Berkurangnya luas hutan juga berdampak pada berkurangnya keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, yang mempunyai potensi untuk pengembangan jasa-jasa lingkungan dan diversifikasi pangan. 15. Ketersediaan pangan semakin terbatas yang disebabkan oleh

semakin meningkatnya konversi lahan sawah dan lahan pertanian produktif lainnya, rendahnya peningkatan produktivitas hasil

pertanian, buruknya kondisi jaringan irigasi dan prasarana irigasi di


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

46

Kabupaten Donggala

lahan produksi. Kondisi pasokan air bagi lahan beririgasi semakin terbatas karena menurunnya kemampuan penyediaan air di wadukwaduk yang menjadi andalan pasokan air. Sementara itu, daya saing produk pertanian dalam negeri masih rendah dibandingkan dengan produk luar negeri sehingga pasar produk pertanian dalam negeri dibanjiri dengan produk impor. Dilihat dari aspek konsumsi pangan, ketergantungan pada konsumsi beras masih tinggi

sehingga tekanan terhadap produksi padi semakin tinggi pula. Ke depan perlu didorong diversifikasi konsumsi pangan dengan mutu gizi yang semakin meningkat berbasiskan konsumsi pangan hewani, buah, dan sayuran. Ketahanan pangan di tingkat rumah tangga masih rentan yang disebabkan sistem distribusi yang kurang efisien untuk menjamin ketersediaan pangan antar waktu dan antar wilayah. 16. Kasus-kasus pencemaran lingkungan cenderung meningkat. Hal

ini disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk, perubahan gaya hidup yang konsumtif, serta rendahnya kesadaran masyarakat. Kemajuan transportasi dan industrialisasi yang tidak diiringi dengan penerapan teknologi bersih akan memberikan dampak negatif. Sungai-sungai tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga. Kondisi tanah semakin tercemar oleh bahan kimia baik dari sampah padat maupun pupuk. Masalah pencemaran ini disebabkan juga oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat dengan kualitas lingkungan yang baik. Kondisi di atas menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya ketidakseimbangan sistem lingkungan secara keseluruhan dalam menyangga kehidupan manusia, dan keberlanjutan pembangunan dalam jangka panjang. Selain itu, perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

47

Kabupaten Donggala

(global

warming)

akan

mempengaruhi

kondisi

lingkungan

di

Kabupaten Donggala. Oleh karena itu adaptasi terhadap perubahan iklim tersebut mutlak dilakukan, khususnya yang terkait dengan strategi pembangunan sektor kesehatan, pertanian, permukiman, dan tata ruang. 17. Selain tantangan krisis di atas, hal lain yang menjadi tantangan

ke depan adalah berkaitan dengan pengembangan nilai tambah sumber daya alam dan penggalian sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru agar memiliki daya saing global dalam jangka panjang. Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru yang mempunyai peluang untuk dikembangkan adalah sumber daya kelautan. Berbeda dengan sumber daya alam lain seperti pertanian, kehutanan, dan pertambangan yang dibatasi oleh wilayah

kedaulatan negara, bidang kelautan memungkinkan negara untuk memiliki hak pengelolaan di wilayah zona tambahan, yaitu Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) yang jaraknya sampai 200 mil dari laut. Bidang kelautan yang mencakup perhubungan laut, perikanan, pariwisata, pertambangan, industri maritim, bangunan laut, dan jasa kelautan; harus dipersiapkan sebagai tumpuan masa depan bangsa. Oleh karena itu dalam jangka panjang diperlukan arahan kebijakan yang mendukung bidang kelautan ini, baik dukungan keputusan politik maupun pemihakan yang nyata dari seluruh pemangku kepentingan. Mengingat besarnya cakupan bidang

kelautan dan prospek yang sangat luas maka kebijakan yang diperlukan tidak bersifat sektoral, namun multisektoral karena keterkaitan antar sektor yang sangat tinggi. 18. Kabupaten Donggala memiliki keanekaragaman hayati

(biodiversity). Ini merupakan aset potensial yang dapat menjadi


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

48

Kabupaten Donggala

bahan baku untuk pengembangan industri berbasis bioteknologi dan cadangan pangan di masa yang akan datang. Agar kekayaan keanekaragaman hayati ini dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat Kabupaten Donggala, perlu upaya khusus ke arah pematenan (Hak atas Kekayaan Intelektual/HAKI) sehingga

royaltinya dapat dinikmati baik oleh generasi sekarang maupun mendatang. Namun, terus pula waspada mengingat

keanekaragaman hayati Kabupaten Donggala juga terus mengalami kemerosotan karena cara-cara dan perilaku masyarakat dan budaya yang keragamannya juga sangat tinggi di Kabupaten Donggala. 19. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan subyek dan sekaligus

obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak kandungan hingg akhir hidup. Pembangunan SDM dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk. Kualitas SDM membaik yang antara lain ditandai dengan

meningkatnya status kesehatan dan taraf pendidikan masyarakat. Namun demikian, kualitas SDM Kabupaten Donggala dilihat dari Indeks Pembangunan Manuasia (IPM), masih rendah jika

dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Propinsi Sulawesi Tengah. Rendahnya kualitas SDM Kabupaten Donggala

menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing dalam berkompetisi dan merupakan tantangan besar yang harus dihadapi dalam 20 tahun mendatang. 20. Walaupun peningkatan status kesehatan yang dapat dilihat dari

usia harapan hidup meningkat dari tahun ke tahun, angka kematian bayi menurun dari tahun ke tahun, demikian halnya dengan angka kematian ibu, pun pula Angka kurang gizi pada balita juga mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Namun dalam 20 tahun
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

49

Kabupaten Donggala

mendatang, beberapa tantangan yang dihadapi adalah masih tingginya angka kematian bayi, balita, dan ibu melahirkan, serta tingginya proporsi balita kurang gizi. Kesenjangan status kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan antarwilayah, gender, dan kelompok pendapatan masih terjadi. Ketersediaan, keterjangkauan dan keamanan obat belum terjamin, sementara jumlah,

penyebaran, dan mutu tenaga kesehatan masih belum memadai. Dalam hal pembiayaan, sumber pembiayaan kesehatan masih sangat terbatas dan alokasi pembiayaan kesehatan belum optimal. 21. Sementara itu taraf pendidikan penduduk meningkat yang antara

lain diukur dengan meningkatnya angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas, demikian halnya dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah menamatkan pendidikan jenjang SMP/MTs ke atas mengalami peningkatan. Perbaikan tingkat

pendidikan tersebut didorong oleh meningkatnya angka partisipasi sekolah (APS) atau persentasi penduduk yang bersekolah pada semua kelompok usia. Namun demikian, kondisi tersebut belum memadai untuk menghadapi persaingan global. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi pembangunan pendidikan adalah

meningkatkan proporsi penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar ke jenjang-jenjang penduduk pendidikan buta yang lebih tinggi, dan

menurunkan

aksara.

Kesenjangan

tingkat

pendidikan yang cukup tinggi antar kelompok masyarakat termasuk antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk perkotaan dan perdesaan, antara penduduk di wilayah maju dan tertinggal, dan antar jenis kelamin yang harus dapat diturunkan secara signifikan. Tantangan lain yang dihadapi adalah

meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan sehingga dapat


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

50

Kabupaten Donggala

mendorong pembangunan nasional secara menyeluruh termasuk dalam mengembangkan kebanggaan kebangsaan, akhlak mulia, kemampuan untuk hidup dalam masyarakat yang multikultur serta daya saing yaitu memiliki etos kerja tinggi, produktif, kreatif dan inovatif. 22. Kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan berkembang

dengan baik. Demikian pula telah tumbuh kesadaran yang kuat di kalangan pemuka agama untuk membangun harmoni sosial dan hubungan intern dan antarumat beragama yang aman, damai, dan saling menghargai. Meskipun demikian, peningkatan kesadaran tersebut tidak sepenuhnya menjamin kualitas keimanan dan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku asusila, praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, penyalahgunaan narkoba, pornografi, pornoaksi, perjudian, tingginya angka perceraian kesenjangan dan antara

ketidakharmonisan ajaran agama

keluarga dengan

menunjukkan

pemahaman

dan

pengamalannya.

Selanjutnya upaya membangun kerukunan intern dan antarumat beragama juga belum berhasil dengan baik terutama di tingkat masyarakat. Ajaran-ajaran agama mengenai etos kerja,

penghargaan pada prestasi dan dorongan mencapai kemajuan belum bisa diwujudkan sebagai inspirasi yang mampu

menggerakkan masyarakat untuk membangun. Demikian pula pesan-pesan moral agama belum sepenuhnya dapat duwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, akhlak mulia belum terinternalisasi dalam setiap individu.
23.

Kesejahteraan

masyarakat

dipengaruhi

pula

oleh

jumlah

penduduk. Laju pertumbuhan penduduk cenderung menurun dari tahun ke tahun terutama disebabkan oleh penurunan tingkat
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

51

Kabupaten Donggala

kelahiran.

Menurut

Data

Registrasi

Penduduk

Tahun

2005,

penduduk Kabupaten Donggala berjumlah 480.289 jiwa. Sedangkan pola persebaran dan mobilitas penduduk hampir tidak berubah. 24. Dalam 20 tahun mendatang, tantangan dalam pengendalian

kuantitas dan laju pertumbuhan penduduk adalah menciptakan penduduk tumbuh seimbang sehingga terjadinya bonus demografi yang ditandai dengan penduduk usia produktif lebih besar dari penduduk usia non-produktif. Kondisi tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal yang ditunjukkan dengan tingginya tingkat tabungan masyarakat yang dapat diinvestasikan untuk peningkatan kualitas SDM dan meningkatkan daya saing. Tantangan lainnya berkaitan dengan persebaran dan mobilitas penduduk. Jumlah penduduk yang semakin besar mengakibatkan kepadatan penduduk yang terus meningkat, yang justru terjadi di daerah yang telah padat

penduduknya, terutama di pulau Jawa dan daerah perkotaan. Timpangnya persebaran dan kurang terarahnya mobilitas penduduk terkait erat dengan ketidakseimbangan persebaran sumber daya dan hasil pembangunan. administrasi Tantangan lainnya secara adalah nasional, belum yang

tertatanya

kependudukan

menyangkut data kuantitas, kualitas, dan mobilitas penduduk. 25. Kualitas tenaga kerja Kabupaten Donggala masih rendah yang

ditunjukkan oleh rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja. Sebagian besar tenaga kerja berpendidikan SD ke bawah. Angkatan kerja lulusan perguruan tinggi atau diploma ke atas relatif masih sedikit. Tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah,

berpengaruh pula pada rendahnya daya serap atau adaptabilitas masyarakat terhadap teknologi, dan berdampak pada kurang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

52

Kabupaten Donggala

berkembangnya

teknologi

sehingga

kurang

mendukung

pertumbuhan ekonomi. 26. Pemberdayaan perempuan telah menunjukkan peningkatan yang dengan program-program pembangunan yang makin

ditandai

responsif gender serta peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak. Demikian pula partisipasi pemuda dalam pembangunan makin membaik seiring dengan budaya olahraga yang makin meluas di masyarakat. Kesejahteraan sosial masyarakat telah meningkat dengan adanya pemberdayaan, pelayanan rehabilitasi,

perlindungan sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 27. Tantangan lain adalah berkaitan dengan peningkatan peran

perempuan dalam pembangunan dengan masih rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan, yang antara lain ditandai oleh rendahnya nilai IPG; tingginya tindak kekerasan terhadap perempuan; serta lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender di tingkat nasional dan daerah. Tantangan lainnya adalah masih rendahnya kesejahteraan dan perlindungan anak di berbagai bidang pembangunan, kurang optimalnya partisipasi pemuda dalam pembangunan, masih

rendahnya budaya dan prestasi olahraga, serta masih banyaknya permasalahan sosial akibat dari krisis, konflik sosial, bencana alam, dan gejala disintegrasi sosial. 28. Kebudayaan Kabupaten Donggala telah berkembang sepanjang

sejarah bangsa. Budaya masyarakat Kabupaten Donggala bersifat terbuka terhadap masuknya nilai positif budaya lain untuk

mewujudkan jatidiri dan meningkatkan harkat dan martabatnya. Nilai budaya masyarakat ini merupakan akar pandangan
53

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

Kabupaten Donggala

integralistik dan prinsip kekeluargaan sehingga sangat strategis untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia. 29. Lemahnya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman

yang ditandai dengan menguatnya orientasi kelompok, etnik, dan agama, berpotensi menimbulkan konflik sosial dan bahkan

disintegrasi bangsa. Masalah ini semakin serius dengan semakin terbatasnya ruang publik yang dapat digunakan dan dikelola bersama masyarakat multikultur untuk penyaluran aspirasi. Dewasa ini muncul kecenderungan pengalihan ruang publik ke ruang privat karena desakan ekonomi. 30. Manajemen pemerintahan saat itu lebih menitikberatkan pada

penyediaan pelayanan dasar kepada rakyat yang kondisinya sangat memprihatinkan. Oleh karena itu jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat masih sangat terbatas. Hak-hak masyarakat dalam pelayanan publik, belum dapat diberikan secara penuh karena tidak memiliki cukup sumberdaya yang memadai. 31. Saat ini, birokrasi belum banyak mengalami perubahan

mendasar. Banyak permasalahan yang dihadapi pada masa-masa sebelumnya, belum terselesaikan. Pemberian pelayanan publik yang bermutu dan penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur penyalahgunaan kekuasaan adalah sedikit dari sasaran

pembangunan yang belum dapat dicapai. Permasalahan ini makin meningkat kompleksitasnya dengan terjadinya perubahan besar terutama yang disebabkan oleh: desentralisasi, demokratisasi, globalisasi dan revolusi teknologi informasi. 32. Dengan dicanangkannya desentralisasi sejak Tahun 2001,

Kabupaten Donggala

telah meletakkan landasan bagi proses

kemandirian masyarakatnya sekaligus menghadapi tantangan untuk


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

54

Kabupaten Donggala

mendapatkan hasil seperti diamanatkan pada Pembukaan UUD 1945. Desentralisasi membawa tuntutan akan penyerahan

tanggung jawab, kewenangan dan pengambilan keputusan. Proses desentralisasi masih memerlukan banyak perbaikan untuk meredam dampak negatifnya akibat kurangnya pemahaman akan

desentralisasi itu sendiri. 33. Demokratisasi sebagai akibat dari pelaksanaan reformasi dan

desentralisasi juga mengalami perubahan yang signifikan. Proses demokratisasi yang dijalankan telah membuat rakyat Kabupaten Donggala semakin sadar akan hak dan tanggung jawabnya. Namun demikian, sebagai akibat dari tidak dipenuhinya hak dan tanggungjawab masyarakat pada masa yang lampau, masih terdapat permasalahan dalam pelaksanaan proses demokratisasi, utamanya adalah rendahnya tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi

masyarakat menjadi tema dalam penyelenggaraan pemerintahan pada saat ini. Tiadanya partisipasi masyarakat akan membuat aparatur negara tidak mampu menghasilkan kebijakan yang tepat dalam program-program pembangunan. Ketidaksiapan aparatur negara dalam mengantisipasi proses demokratisasi ini perlu

dicermati agar mampu menghasilkan kebijakan dan pelayanan yang dapat mememenuhi aspek-aspek transparansi, akuntabilitas dan kualitas yang prima dari kinerja organisasi publik. 34. Derasnya arus globalisasi membawa efek positif sekaligus Globalisasi membawa perubahan paradigma yang

negatif.

mendasar pada sistem dan mekanisme pemerintahan. Dalam kaitan dengan globalisasi telah terjadi revolusi teknologi dan informasi yang akan mempengaruhi terjadinya perubahan dalam bidang aparatur negara. Pemanfaatan TI dalam bentuk e-government, eRencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

55

Kabupaten Donggala

procurement,

e-business

dan

cyber

law

untuk

menghasilkan

pelayanan publik yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah, perlu untuk segera dibangun dan dilaksanakan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Donggala Tahun 2005-2025

56

You might also like