You are on page 1of 5

Generator DC Shunt

Nurul Dwi Setyo Pertiwi nurul_pertiwi03@yahoo.com


Jurusan Teknik Elektro Polines Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA
Intisari Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu: generator penguat terpisah, generator shunt, dan generator kompon. Komponen utama generator terdiri dari rotor ( bagian yang bergerak ),dan stator ( bagian yang diam ). prinsip kerja dari generator sendiri merupakan aplikasi dari hukum faraday Prinsip dasar generator DC menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Keywords Generator DC, karakteristik, DC Shunt, Prinsip Kerja.

Ilustrasi rangkaiannya adalah seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

I. PENDAHULUAN Generator arus searah (DC) adalah mesin yg mampu membangkitkan tegangan dan arus searah (DC) dimana inputnya adalah energy mekanis dari putaran penggerak mula (prime mover). Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker). Dalam kehidupan sehari - hari Generator DC berfungsi sebagai salah satu pembangkit arus searah di bengkel bengkel atau pabrik, sebagai pengisi accu pada perusahaan pengisi accu, sebagai pengisi accu mobil, bahkan dipusat pusat tenaga listrik berfungsi sebagai penguat maknit (exiciter ) pada generator utama. Mengingat pentingnya penggunaan generator arus searah ( DC ) dalam kehidupan sehari - hari maka dalam makalah ini penulis mencoba untuk menggambarkan mengenai dasar-dasar yang berhubungan mengenai generator arus searah ( DC ) Prinsip kerja dari generator DC sama dengan pada motor starter. Dalam hal ini, jika diberikan arus listrik maka akan berfungsi sebagai motor dan jika diputar oleh gaya luar maka akan berfungsi menjadi generator. Oleh karena itu, generator tipe ini sering juga disebut dinamo starter atau self starter dinamo. Terdapat dua jenis kumparan dalam stator, yaitu seri field coil (terhubung dengan terminal relay starter) dan shunt field coil (terhubung dengan regulator sistem pengisian).

Gambar 1.1 Rangkaian Sistem Pengisian Dengan Tipe Generator DC (dinamao starter)

Pada saat starter switch (saklar starter) dihubungkan, arus akan mengalir dari relay starter ke seri field coil terus ke armature coil dan berakhir ke massa. Motor akan berputar untuk memutarkan/menghidupkan mesin. Setelah mesin hidup, kontak pada relay starter diputuskan (starter switch tidak lagi ditekan), sehingga tidak ada lagi arus yang mengalir ke seri field coil. Akibatnya motor berubah fungsi menjadi generator karena armature coil saat ini menghasilkan arus listrik yang disalurkan ke regulator pengisian melewati shunt field coil. Sistem pengisian dengan generator DC tidak secara luas digunakan pada sepeda motor karena tidak dapat menghasilkan gaya putar/engkol yang tinggi serta agak kurang efisien sebagai fungsi generatornya. Salah satu contoh yang menggunakan tipe ini adalah mesin dua langkah (yamaha RD200). Dalam kenyataan jumlah penghantar sangat banyak, namun sikat tetap 2 buah, dengan banyaknya penghantar maka gelombang listrik yang dihasilkan menjadi lebih rapat, sehingga arus yang dihasilkan mendekati arus searah (DC).

II. KONSTRUKSI GENERATOR DC Secara umum generator DC dibuat dengan menggunakan dengan 4-kutub rotor magnet permanen, starter eksitasi, penyearah, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagianrotor.

III. PRINSIP KERJA GENERATOR DC Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara : 1. Menggunakan cincin seret 2. Menggunakan komulator Dengan cara pertama menghasilkan tegangan induksi bolak- balik. Sedangkan cara kedua menghasilkan tegangan DC. Proses pembangkitan tegangan-tegangan induksi tersebut seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Pembangkitan Tegangan Induksi Gambar 2.1 Konstruksi Generator DC

Generator DC terdapat dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipasrotordanporosrotor.

Gambar 3.2 Tegangan Rotor yang Dihasikan melalui cincin-seret

Gambar 2.2 Struktru Generator DC.

Bagian yang harus mendapat perhatian lebih untuk perawatan secara rutin adalah bagian pada sikat arang yang akan memendek dan harus selalu diganti secara periodic / berkala. Komutator harus selalu dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang dan kotoran-kotoran yag membekas pada komutator.

Dari gambar tegangan rotor diatas (Gambar 1) bisa dilihat bahwa, jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slipiring berupa dua cincin (disebut cincin-seret), maka yang dihasilkan adalah listrik AC berbentuk sinusoidal. Dan apabila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin (Gambar 2) dengan dua belahan, maka yg akan dihasilkan yaitu listrik DC dengan dua gelombang positif. Rotor dari generator DC akan menghasilkan suatu tegangn induksi yaitu, tegangan induksi bolak-balik. Komutator sendiri berfungsi sebagai penyearah tegangan AC. Besar tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC sebanding dengan banyaknya putaran dan besarnya suatu arus eksitasi (penguat medan). Teori yang mendasari terbentuknya GGL induksi pada generator ialah Percobaan Faraday. Percobaan Faraday membuktikan bahwa pada sebuah

kumparan akan dibangkitkan GGL Induksi apabila jumlah garis gaya yang diliputi oleh kumparan berubah-ubah. Terdapat 3 pokok yang terkait mengenai GGL Induksi, yaitu : 1. Adanya flux magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet. 2. Adanya kawat penghantar yang merupakan tempat terbentuknya EMF. 3. Adanya perubahan flux magnet yang melewati kawat penghantar listrik. Prinsip kerja generator DC menurut hukum Faraday :

( )

IV. KARAKTERISTIK GENERATOR DC Kecepatan mesin dc dioperasikan sebagai generator ditetapkan oleh penggerak utama. Untuk tujuan umum operasi, penggerak utama ini dilengkapi dengan pengatur kecepatan sehingga kecepatan generator yang konstan dalam kondisi seperti itu mengakibatkan kinerja pembangkit terutama berkait dengan hubungan antara tegangan eksitasi. Hubungan ini dapat menjadi yang terbaik guna dipamerkan secara grafis dengan cara yang kita kenal sebagai kurca karakteristik generator. Karakteristik menunjukan sekilas perilaku dari generator dalam kondisi yang berbeda. Karakteristik generator DC berikut ini adalah tiga karakteristik yang paling penting dari sebuah generator DC, seperti : a. Circuit Buka Karakteristik (OCC) Kurva ini menunjukan hubungan antara GGL yang dihasilkan tanpa beban (E0) dan arus medan (jika) pada kecepatan konstan. Hal ini juga dikenal sebagai karakteristik magnetic atau tanpa beban kurva saturasi. Bentuknya yang praktis sama untuk semua generator baik secara terpisah atau self-excited. Data untuk kurva OCC diperoleh secara eksperimental dengan mengoperasikan generator tanpa beban dan kecepatan konstan dan merekam perubahan tegangan terminal sebagai arus lapangan bervariasi. b. Internal atau Total Karakteristik (E / Ia) Kurva ini menunjukan hubungan antara GGL yang dihasilkan pada beban (E) dan arus armature (Ia). Apabila E emf kurang dari E0 karena efek demagnetizing reaksi angker. Oleh karena itu, kurva itu, kurva ini akan terletak dibawah karakteristik sirkuit terbuka (OCC). Karakteristik internal adalah kepentingan utama untuk designer. Hal ini karena voltmeter tidak dapat membaca emf yang dihasikan pada beban akibat penurunan tegangan resistansi armature. Karakteristik internal dapat diperoleh dari karakteristik eksternal jika resistansi berliku dikenal karena efek reaksi angker termasuk dalam kedua karakteristik. c. Pada Karakteristik Eksternal (V / IL) Kurva ini menunjukan hubungan antara tegangan terminal (V) dan arus beban (IL). Terminal tegangan V akan lebih kecil dari E karena drop tegangan disirkuit angker. Oleh karena itu, kurva ini akan terletak dibawah karakteristik internal. Karakteristik ini sangat penting dalam menentukan kesesuaian generator untuk tujuan tertentu. Hal ini dapat diperoleh dengan membuat pengukuran simultan dari tegangan terminal dan arus beban (dengan voltmeter dan ampermeter) dari generator yang dimuat.

e = - N d/ dt
Dimana : N = Jumlah Lilitan = Fluksi Magnet e = Tegangan Imbas, GGL

Dengan kata lain, apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluksi magnetic yang berubah-ubah, maka GGL akan dibangkitkan dalam konduktor itu. GGL dapat dibangkitkan dengan beberapa syarat, yaitu : 1. Mempunyai konduktor (hantaran kawat) 2. Mempunyai medan magnet 3. Terdapat gerak atau putaran dari konduktor dalam medan, atau terdapat fluksi yang berubah memtong konduktor tersebut.

Gambar 3.3 Prinsip Kerja Generator DC.

Keterangan Gambar 3.3 : 1. Pada gambar generator DC sederhana dengan penghantar kutub apabila rotor berputar maka pada penghantar akan timbul EMF. 2. Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga sisi A-B dan C-D terletak tegak lurus pada arah fluks magnet. 3. Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap sumbu putaran yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D. 4. GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sis CD besarnya sesuai dengan perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap detik sebesar :

Cara yang digunakan untuk membangkitkan medan magnet pada generator, yaitu dengan : 1. Dengan magnet permanen 2. Dengan magnet remanen Generator listrik dengan magnet permanen sering juga disebut magneto dynamo. Karena banyak kekurangan, maka sekarang ini jarang sekali yang memakai. Sedangkan generator dengan magnet remanen menggunakan medan magnet listrik, mempunyai kelebihankelebihan yaitu, Medan magnet yang dibangkitkan dapat diatur. Pada generator arus searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :

kecil. Hal ini bertujuan agar hambatan lilitan penguatnya (Rsh) besar.

Dimana : Ea = GGL yang dibangkitkan pada jangkar generator = Fluks per kutub z = Jumlah penghantar total n = Kecepatan putar e = Jumlah hubungan parallel
Gambar 4.1 Diagram Rangkaian Generator Shunt

V. JENIS-JENIS GENERATOR DC Berdasarkan rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker) terdapat tiga jenis generator, yaitu : 1. Generator Penguat Terpisah Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi satu dengan rotor. 2. Generator Seri Genertaor arus searah penguatan seri yaitu generator penguatan sendiri dimana kumparan penguat magnitnya dihubungkan seri dengan kumparan jangkar. 3. Generator Kompon Generator arus searah kompon adalah generator arus searah yang kumparan penguat magnitnya terdiri dari kumparan penguat shunt dan kumparan penguat seri. Karena ada dua kemungkinan cara meletakkan kumparan penguat serinya. 4. Generator Shunt Dalam makalah ini saya hanya membahas Generator Shunt, sesuai dengan judul makalah yang saya ambil. 1) Definisi Generator Shunt Adalah generator yang lilitan penguat magnitnya disambung parallel dengan lilitan jangkar. Jumlah lilitan penguat magnit banyak, namun luas penampang kawatnya

Pada gambar generator shunt 4.1, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang teerdapat pada medan magnet. Stator dan rotos berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya.

2) Karakteristik Generator Shunt

Gambar 4.2 Karakteristik Generator Shun

Generator shunt mempunyai karakteristik sama dengan gambar 4.2. Bahwa tegangan output akan turun lebih banyak dibandingkan output generator terpisah untuk kenaikan arus beban yang sama. Sebagai sumber tegangan, karakteristik ini tentu kurang baik, seharusnya generator-generator diatas mempunyai tegangan konstan. Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa magnetisasi tidak aka nada, atau jika rotor terhubung singkat maka tidak aka nada tegangan atau energy listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut. Sebagai sumber tegangan karakteristik dari generator penguat dan generator shunt tertentu, kurang baik, karena sebuah generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat diperbaiki pada generator kompon. 3) Generator Shunt Berpenguat Sendiri Disebut Generator DC dengan penguat sendiri yaitu karena apabila arus kemagnetan untuk kutub-kutub magnet berasal dari generator DC itu sendiri. Serta pengaruh nilai-nilai tegangan dan arus generator terhadap arus penguat tergantung cara bagaimana hubungan lilitan penguat magnet dengan lilitan jangkar. Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan : 1. Adanya sisa magnetic pada system penguat 2. Hubungan drai rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah medan yang terjadi, memperkuat medan yang sudah ada.

tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator kotor.

Gambar 4.3 Rangkaian Generator Shunt

Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya jika : a. Sisa magnetic tidak ada Contoh : pada mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetic adalah pada generator shunt dirubah menjadi generator berpenguatan bebas atau pada generator dipasang pada sumber arus searah dan dijalankan sebagai motor shunt dengan polaritas sikatsikat dan perputaran nominal. b. Hubungan medan terbalik Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga arus medan tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya dengan hubungan-hubungan perlu diubah dan diberi kembali sisa magnetic, seperti cara untuk memberikan sisa magnetik. c. Tahanan rangkaian penguat terlalu besar Hal ini terjadi pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan, hingga Rf tidak berhingga atau

VI. PENUTUP Generator ialah suatu mesin yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik. Pada Generator DC, fluksi medan dihasilkan oleh rangkaian medan yang terdapat pada generator itu sendiri. Sehingga arus kemagnitannya dipengaruhi oleh nilai-nilai tegangan dan arus yang terdapat pada generator. Dalam kehidupan sehari-hari Generator DC Shunt pun juga banyak dipakai dalam aplikasi beberapa alat yang digunakan oleh industri-industri dan perusahaan guna menunjang kualitas pada setiap barang yang diproduksi, seperti : 1. Untuk menghasilkan tenaga listrik untuk penerangan, operasi motor dan produksi panas 2. Untuk mwnghasilkan tenaga listrik untuk system kereta api 3. Untuk menghasilkan listrik guna mengisi bateerai stater listrik, dan menyalakan system pengapian, lampu dan barang-barang tambahan lainnya dalan kendaraan 4. Sebagai exciters untuk generartor sinkron guna memberikan arus DC ke kumparan lapangan 5. Untuk operasi kecepatan variable elevator dan peralatan industry 6. Untuk mesin-generator-motor yang digunakan dalam system diesel listrik lokomotif 7. Untuk menghasillkan listrik guna motor traksi DC dalam system mirip dengan system penggerak WardLeonard 8. Sebagai generator tachometer untuk memberikan kecepatan yang akurat menunjukan sinyal untuk tujuan pengendalian 9. Sebagai dinamometers untuk memberikan beban terkontrol untuk mesin pengujian dan motor 10. Untuk pengisian baterai dalam motor listrik mendorong kapal selam

VII. REFERENSI http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/generator-dc.html http://staff.ui.ac.id/internal/040603019/material/PresentasiTT LKelompok1.pdf http://lanavierdie89.wordpress.com/2012/05/06/makalahgenerator-dc/ http://www.scribd.com/doc/62001748/Makalah-Generator-DC

You might also like